Anda di halaman 1dari 64

STUDI BENTUK, MAKNA DAN PENERAPAN MOTIF

RAGAM HIAS ANGKOLA MANDAILING DI MASJID


AGUNG SYAHRUN NUR KABUPATEN TAPANULI SELATAN

PROPOSAL

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan


Mengadakan Seminar Proposal

Oleh:

YUSUF EFENDI LUBIS


NIM. 2182151004

JURUSAN SENI RUPA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kabupaten Tapanuli Selatan adalah suatu daerah yang masih memiliki

ragam hias dalam jumlah dan jenis yang relatif banyak dibandingkan dengan

daerah lain. Melihat kondisi yang ada di daerah Tapanuli Selatan khususnya di

Sipirok banyak dijumpai bangunan-bangunan yang mengadopsi bentuk-bentuk

bangunan tradisional, serta penerapan ragam hias pada bidang tertentu sebagai

dekorasi bangunan tersebut.

Pada awalnya penerapan ragam hias Angkola Mandailing ditempatkan

para pembuat di berbagai bangunan seperti: Bagas Godang di Huta Muara Tais,

Bagas Godang di Huta Godang Mandailing, Bagas Godang di Pakantan dan

hiasan ragam hias pada tutup Ari kantor Bupati.

Bentuk motif ragam hias yang terdapat pada rumah adat terdiri dari

beberapa bagian motif ragam hias tercipta dan diciptakan yang didukung adanya

pengaruh dari bentuk di alam seperti Binatang, Tumbuh-tumbuhan dan Alam.

Contohnya seperti motif ragam hias: Bintang Natoras, Rudang, Burangir (Atopik)

dan Bindu.

Masyarakat yang masih bertempat tinggal di kabupaten Tapanuli Selatan,

Sipirok tidak lagi sepenuhnya memberikan perhatian terhadap pelestarian rumah

adat. Sehingga keadaan ragam hias tersebut mengalami kerusakan. Jika dilihat

1
2

pada saat ini dikatakan hampir hilang, tetapi penerapan ragam hias tetap banyak di

sekitar tempat tinggal masyarakat Tapanuli Selatan. Peninggalan-peninggalan

yang asli dapat dijumpai pada desa Muara Tais, Batang Angkola, Mandailing Julu

dan Mandailing Godang, sedangkan di desa-desa lain sudah pada rusak karena

tidak dirawat lagi.

Seperti halnya di daerah-daerah lain di Sumatera Utara Rumah Adat

sebagai sumber utama ragam hias lebih banyak yang rusak dan hilang karena

tidak dirawat. Kebudayaan yang bersifat tradisional telah mulai tersisih akibat

pengaruh zaman modern, terlebih karena dianggap kurang praktis.

Pemerintah dan masyarakat Tapanuli Selatan berusaha mempertahankan

budaya Tapanuli Selatan sehingga pada saat ini telah menerapkan berbagai jenis

motif ragam hias, salah satunya pada Masjid Agung Syahrun Nur kabupaten

Tapanuli Selatan. Hal ini memperlihatkan bahwa pemerintah kebudayaan

Tapanuli Selatan ingin mengangkat kembali dan melestarikan seni budaya

Tapanuli Selatan khususnya ragam hias Angkola Mandailing.

Masjid Agung Syahrun Nur meruprakan ikon baru di Kabupaten Tapanuli

Selatan yang bergaya unik dan spesial. Keunikannya antara lain bergaya

Arsitektur Timur Tengah ditambah dengan perpaduan unsur lokal ragam hias

Angkola Mandailing, yang di resmikan oleh Bupati Tapanuli Selatan H. Syahrul

M. Pasaribu pada Jumat 22 Januari 2021. Adapun Penerapan motif ragam hias

Angkola Mandailing dibagain dinding-dinding masjid. Terutama pada bagian

Menara, bagian atas pintu masuk masjid, pada bagian jendela masjid, kemudian
3

ada pada bagian dinding-dinding masjid dan pada 8 gapura untuk masuk ke

masjid.

Berdasarkan observasi yang peneliti amati pada Masjid Agung Syahrun

Nur Kabupaten Tapanuli Selatan, tentang penenerapan perpaduan gaya modern

dengan gaya etnik secara visual belum memenuhi standar bentuk, makna dan

penerapan motif ragam hias Angkola Mandailing, misalnya publik masih belum

mengetahui jenis-jenis motif baru yang terdapat di bagian dinding masjid tersebut.

Adapun bentuk motif ragam hias yang di terapkan terlalu minim makna dan

penerapan motif ragam hias Angkola Mandailing mengalami perubahan yang

mengandung makna simbol-simbol keislaman yang memiliki makna yang sangat

religius serta nilai budaya itu sendiri dengan berbagai jenis bentuk, makna dan

penerapannya.

Pentingnya dilakukan penelitian ini agar masyarakat lebih paham

mengenai motif-motif ragam hias Angkola Mandailing yang ada. Karena setiap

motif ragam hias Angkola Mandailing memiliki makna tersendiri dalam tiap

bentuknya.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka peneliti

mengangkat judul penelitian ini sebagai, “STUDI BENTUK, MAKNA DAN

PENERAPAN MOTIF RAGAM HIAS ANGKOLA MANDAILING DI

MASJID AGUNG SYAHRUN NUR KABUPATEN TAPANULI

SELATAN”.
4

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan yang sudah dikemukakan di bagian latar belakang

masalah, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Ragam hias Angkola Mandailing apa saja yang diterapkan pada Masjid

Agung Syahrun Nur Kabupaten Tapanuli Selatan.

2. Dimana saja motif ragam hias Angkola Mandailing yang diterapkan pada

Masjid Agung Syahrun Nur Kabupaten Tapanuli Selatan.

3. Apakah ada perubahan bentuk, makna pada motif ragam hias Angkola

Mandailing yang diterapkan pada Masjid Agung Syahrun Nur Kabupaten

Tapanuli Selatan.

4. Bagaimana bentuk motif ragam hias Angkola Mandailing yang diterapkan

pada Masjid Agung Syahrun Nur Kabupaten Tapanuli Selatan.

5. Makna motif ragam hias Angkola Mandailing apa saja yang diterapkan

pada Masjid Agung Syahrun Nur Kabupaten Tapanuli Selatan.

C. Batasan Masalah

Sesuai uraian pada identifikasi permasalahan di atas, maka penelitian perlu

dibatasi agar fokus pada masalah penelitian yaitu pada masalah:

1. Bentuk motif ragam hias Angkola Mandailing pada masjid Agung

Syahrun Nur Kabupaten Tapanuli Selatan.


5

2. Makna yang terkandung pada motif ragam hias Angkola Mandailing di

Masjid Agung Syahrun Nur Kabupaten Tapanuli Selatan.

3. Penerapan motif ragam hias Angkola Mandailing pada masjid Agung

Syahrun Nur Kabupaten Tapanuli Selatan.

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan hasil dari identifikasi permasalahan serta batasan

permasalahan di atas, sehingga untuk perumusan permasalahannya dalam

penelitian ini menjadi:

1. Bagaimana Bentuk motif ragam hias Angkola Mandailing di Masjid

Agung Syahrun Nur Kabupaten Tapanuli Selatan ?

2. Bagaimana Makna yang terkandung dalam motif-motif ragam hias

Angkola Mandailing di Masjid Agung Syahrun Nur Kabupaten Tapanuli

Selatan ?

3. Dimana saja Penerapan motif ragam hias Angkola Mandailing pada

Masjid Agung Syahrun Nur Kabupaten Tapanuli Selatan ?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai perumusan permasalahan penelitian diatas, sehingga untuk tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimanakah Bentuk motif ragam hias Angkola

Mandailing yang diterapkan di Masjid Agung Syahrun Nur Kabupaten

Tapanuli Selatan.
6

2. Untuk mengetahui Makna yang terkandung pada motif ragam hias

Angkola Mandailing di Masjid Agung Syahrun Nur Kabupaten Tapanuli

Selatan.

3. Untuk mengetahui dimana saja Penerapan motif ragam hias Angkola

Mandailing pada Masjid Agung Syahrun Nur Kabupaten Tapanuli Selatan.

F. Manfaat Penelitian

Dari kajian-kajian penelitian ini pastinya memiliki manfaat untuk penulis

maupun membaca, Adapun manfaat dari penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Memberi sumbangsih tambahan ilmu pengetahuan serta bahan referensi

yang berguna bagi lembaga pendidikan atau dunia akademis tentang motif

ragam hias Angkola Mandailing.

2. Diharapkan dengan penelitian ini mampu lebih memperkenalkan motif

ragam hias Angkola Mandailing khususnya yang diterapkan di masjid

Agung Syahrun Nur Kabupaten Tapanuli Selatan.

3. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah setempat guna pelestarian motif

ragam hias Angkola Mandailing.

4. Sebagai dokumentasi ragam hias Angkola Mandailing yang pernah

diterapkan pada masjid Agung Syahrun Nur Kabupaten Tapanuli Selatan.

5. Sebagai masukan bagi mahasiswa dalam melakukan pengkajian terhadap

penerapan ragam hias Angkola Mandailing.


7

6. Untuk sebagai sumber informasi dan bahan pengenalan bagi masyarakat

sekitar dan masyarakat luas khususnya generasi muda tentang pentingnya

pelestarian budayanya sendiri terutama pada ragam hias.

7. Sebagai salah satu rujukan peneliti lain yang relevan dengan penelitian ini.
BAB iII

KAJIAN iPUSTAKA

A. Kerangka iTeori

Sugiyono i(2016:81) imenjelaskan ibahwa i“teori iadalah ialur ilogika iatau

ipenalaran iyang imerupakan iseperangkat ikonsep, idefinisi idan iproporsi iyang

idisusun isecara isistematis”. iDengan iadanya ipendapat itersebut, imaka idalam

ipenelitian iini ipeneliti iharus imembuat isuatu ikerangka iteori iberdasarkan ikajian

idari iberbagai ikepustakaan iyang iberhubungan idengan imasalah iyang iakan

iditeliti, isehingga ipenelitian iini imenghasilkan ikesimpulan iberdasarkan itujuan

iyang iingin idicapai.

1. Pengertian iStudi, iBentuk, iMakna idan iPenerapan

a. Definisi iStudi

Kamus iBesar iBahasa iIndonesia imendefinisikan ipengertian istudi iadalah

ipenelitian iilmiah, ikajian, itelaah idengan imenggunakan ipendekatan iuntuk

ipenelitian igejala isosial idengan imenganalisis isuatu ikasus isecara imendalam idan

iutuh. i iSedangkan imenurut iLongman i“ istudi iis ia ipiece iof iwork ithat iis idone ito

ifind iout imore iabout iparticular isubject iof iproblem, iand ithat iusually iwritten iin

ia ireport” i( iLongman,2009:1012). iAdalah isebuah ipekerjaan iyang idilakukan

iuntuk imengetahui ilebih ilanjut itentang itopik itertentu iatau imasalah idan ibiasanya

iditulis idalam isebuah ilaporan.

8
9

Istilah istudi idalam ikamus iOxford i(1991) idimaknai isebagai iantara ilain:

iproces iof ilearning isomething, ibook, iresulting ifrom iresearch; igive itime iand

iattention ito ilearning isomething; iexamine icarefully; iyang idapat iditerjemahkan

ike idalam ibahasa iIndonesia isebagai iserangkaian ikegiatan imempelajari isesuatu,

imemeriksa idengan iseksama. i

Berdasarkan ipengertian idan imakna ikamus idi iatas idapat idiambil

ikesimpulan ibahwa istudi imerupakan iserangkaian ikegiatan imempelajari isesuatu

iyang idilakukan isecara isungguh-sungguh idengan ipenuh iperhatian iterhadap

ifenomena iaktual iyang imenjadi ifokus iperhatian.

b. Definisi iBentuk

Menurut iMesra i(2013 i: i10) ibahwa ibentuk iadalah iistilah iyang igampang

idikacauan idengan iraut, idalam ibahasa iInggris ibentuk imerupakan ifrom, ibentuk

imerupakan ikeseluruhan isebuah irancangan, ibentuk iterdiri idari iunsur igaris,

ibidang, iukuran, iwarna idan isebagainya. i

Menurut iKartika i(2017 i: i77)


Menjelaskan i“Kata ibentuk idalam iseni irupa isebagai iwujud iyang iterdapat
idi ialam idan iyang itampak inyata. iSebagai iunsur iseni irupa, ibentuk ihadir
isebagai imanifestasi ifisik idan iobjek iyang idijiwai iyang idisebut ijuga
isebagai isosok i(dalam ibahasa iInggris idisebut ifrom). iMisalnya imembuat
ibentuk imanusia iatau ibinatang”.

Menurut iSembiring i i(2008: i27-28) ibentuk iadalah igambar i(figure) idapat

iberupa idua idimensi iatau itiga idimensi isemua ibenda ialam iatau ibuatan imanusia
10

imemiliki ibentuk iseperti ibulat, ipersegi, isegitiga, iornamental iatau iteratur. iSebuah

ibentuk iakan iberbeda isifatnya iapabila idi iberwarna igelap iatau iterang.

Dari ipendapat idi iatas idapat idisimpulkan ibahwa ibentuk imerupakan isalah

isatu iwujud ikarya iyang imemiliki idimensi iyang iterdiri idari i2 idimensi iyang

idapat idilihat idari isatu iarah ipandangan imata isaja i iyang ikarena ibentuknya ihanya

imemiliki iukuran ipanjang idan ilebar, iserta i3 idimensi iyang imemiliki iukuran

ipanjang, ilebar idan iruang iyang idapat idilihat idari isegala iarah. iMotif iragam ihias

iMandailing ipada imasjid iAgung iSyahrun iNur ikabupaten iTapanuli iSelatan

imerupakan isalah isatu iwujud ikarya i2 idimensi iyang idapat idilihat idari isatu iarah

ipandangan imata isaja, ikarena ibentuknya ihanya imemiliki iukuran ipanjang idan

ilebar. iBentuknya ijuga itidak idapat idipisahkan idari iperkataan igaris, ikarena igaris

ilah iyang imenjadi ititik iacuan imenciptakan ibentuk iragam ihias itersebut. i

c. Definisi iMakna i(Arti)

Menurut iTarigan ipembagian imakna iatau imeading iatas idua ibagian iyaitu

imakna ilinguistik idan imakna isosial. iSelanjutnya imembagi imakna ilinguistik

imenjadi idua iyaitu imakna ileksikal idan imakna istruktural i( iTarigan i1985 i: i11).

Makna iadalah iapa iyang ikita iimpikan iatau iapa iyang ikita imaksudkan.
iUllman idalam ibuku iMansoer iPateda i“semantik ileksikal” imengatakan, i“ada
ihubungan iantara inama idan ipengertian; iapabila iseseorang imembayangkan isuatu
ibenda iia iakan isegera imengatakan ibenda itersebut”. iIstilah ihubungan itimbal
ibalik iantara ibunyi idan ipengertian, idan iinilah imakna ikata itersebut i( iPateda,
i1990 i: i45)
11

Aspek imakna imenurut i(Pateda, i1990 i: i59-53) idapat idibedakan iatas.

1) Pengertian i(Sense)
Aspek imakna ipengertian idisebut ijuga itema, iyang imelibatkan iidea
iatau ipesan iyang idimaksud. iAdapun iyang ikita ibicarakan iselalu
imengandung itema iatau iide iuntuk imembicarakan isesuatu iatau
imenjadi itopik ipembicaraan.

2) Perasaan i(Felling) i
Aspek imakna iperasaan iberhubungan idengan isikap ipembicara idengan
isituasi ipembicaraan i(sedih, ipanas, idingin, igembira idan ijengkel).
iKehidupan isehari-hari iselamanya iakan iberhubungan idengan irasa
idan iperasaan. iAspek imakna iyang idisebut iperasaan iberhubungan
idengan isikap ipembicara iterhadap iApa iyang isedang idibicarakan.

3) Nada i(Tone)
Aspek imakna inada iadalah isikap ipembicara ikepada ikawan ibicara.
iAspek imakna inada imelibatkan ipembicara iuntuk imemilih ikata-kata
iyang isesuai idengan ikeadaan ilawan ibicara iatau ipembicara isendiri.
iAspek imakna inada iberhubungan iantara ipembicara idengan
ipendengar iyang iakan imenentukan isikap iyang iakan itercermin idari
ileksem-leksem iyang idigunakan.

4) Tujuan i(Intension)
Aspek imakna itujuan iadalah imaksud itertentu ibaik idisadari imaupun
itidak, iakibat iusaha idari ipeningkatan. iAspek imakna iini imelibatkan
iklasifikasi ipernyataan iyang ibersifat ideklaratif, ipersuasif, iimperatif,
inaratif, ipolitis idan ipendidikan.

Saragih i(2017:6) iDalam ibuku iJenis iMotif idan iNilai iFilosofis iOrnamen

iTradisional iSumatera iUtara imenjelaskan i:

“Mulanya iornamen ilahir imerupakan iungkapan imakna isimbolis


ipada imasyarakat itertentu, idan ikini ilebih ibanyak iberfungsi isebagai
ihiasan isaja. iAda ijuga ikelahiran iornamen idi isamping imempunyai imakna
isimbolis ijuga imengandung inilai iestetis, itujuannya iuntuk imemperindah
ibidang iatau ipermukaan. iPenggunaan iornamen ipada isuatu ibenda iatau
ibidang itidak isemata-mata iuntuk imenampilkan ibentuk iyang ilebih iindah
idari ibentuk iatau ibenda iaslinya, itetapi ikadang-kadang ilebih idari iitu,
iyakni iingin imewujudkan iatau imengutarakan imaksud imaksud itertentu
ikepada iorang ilain. iBentuk iungkapan-ungkapan iitu idigambarkan ilewat
imotif-motif itertentu iyang imempunyai imakna isebagai isimbol: ikesucian,
ikerinduan, ipengorbanan, istatus iatau ipenghormatan ikepada ileluhur. iOleh
12

ikarena iitu ibenda-benda iyang idihias idengan imakna isimbolis idan


iditempatkan itidak ipada isembarangan itempat iatau ibidang”.

Berdasarkan ipendapat idi iatas idapat idisimpulkan ibahwa imakna iatau

iyang isering idisebut iarti iialah iapa iyang ikita iartikan iatau idimaksudkan ioleh ikita,

ihubungan iantara ikata, ikonsep/gagasan idan ihal/benda/objek iyang idirujuk .

iMakna iyang iterkandung idalam i iragam ihias iatau iornamen ijuga idiartikan

isebagai isimbol iyang imengandung inilai iestetis idan iungkapan-ungkapan ilewat

imotif-motif itersebut.

d. Definisi iPenerapan

Menurut iKamus iBesar iBahasa iIndonesia i(2008 i: i1506), iPengertian

ipenerapan iadalah iproses iperbuatan imenerapkan, imengenakan idan

imempraktekkan. iPenerapan ijuga imerupakan ikegiatan imenggunakan isesuatu

iuntuk imemperoleh ihasil iyang idiinginkan. iSelain iitu ipenerapan ijuga ibisa

idiletakkan ipada ikegunaan ipraktis iyang ibermanfaat idalam ikehidupan isehari-

hari. iSedangkan ipenerapan iragam ihias imerupakan idekorasi iyang idigunakan

iuntuk imemperindah ibagian idari isebuah ibangunan iatau iobjek. iJadi ipenerapan

iyang idimaksud idalam ipenelitian iini iadalah imenempatkan iatau imenggunakan

iragam ihias iatau ihiasan ipada imasjid.

Menurut iKamus iBesar iBahasa iIndonesia i(2003 i: i807) imenyatakan

ibahwa, i“penerapan iadalah i(1) iproses, icara, iperbuatan, imenerapkan; i(2)

ipemasangan, ipemanfaatan ibihalal imempraktekkan”.


13

Berdasarkan ipengertian itersebut idapat idisimpulkan ibahwa ipenerapan

idapat idikatakan isesuatu iyang idipakai iuntuk imemperindah iatau imerubah

isesuatu ibentuk imenjadi isesuatu ibentuk ibaru. iPenerapan iini isebenarnya iperlu

imendapat ipertimbangan-pertimbangan iagar itercapai ipenyesuaian-penyesuaian

idan ipenampilan isuatu iobjek. iPerlu ipemahaman iyang ijelas itentang ipenerapan

iagar idapat imempunyai ipersepsi iyang isama, isehingga ilebih imengarah imakna

isebenarnya. iDapat idikatakan ijuga ipenerapan iadalah isuatu itindakan ipelaksanaan

ipemanfaatan iketerampilan idan isuatu ipengetahuan ibaru iuntuk isuatu ikegunaan

idan itujuan ikhusus.

2. Pengertian iRagam iHias

Menurut iSirait i(1980:6) idalam ibukunya iyang iberjudul iLaporan

iPenelitian iPengumpulan idan iDokumentasi iOrnamen iTradisional idi iSumatera

iUtara imenyatakan ipengertian iragam ihias isebagai iberikut i: iIstilah iragam ihias

iberasal idari idua iperkataan iragam idan ihias iyang iberpadu imenjadi isatu

ipengertian ipola. iDalam ibahasa iIngris idisebut iornament idan idalam ibahasa

iBelanda idikatakan iSiermotieven.

Mayer i(1957:VII) idalam ibukunya iyang iberjudul iHandbook iOf


iOrnament imenyebutkan i: i“The iternt i‘ornament’, iin iits ilimited isense, iincludes
isuch iof ithe iElements iof iDecoration ias iare iadapted, ior ideveloped, ifrom iNatural
ifoliage. iTheses idiffer ifrom ithe iGeometrical ielements, iin ias imuch ias ithey iare
iorganic ii.e. ipossessing istems, ileaves, iflowers i& ic., iwhilw ithe ilatter iare
iinorganic”.

Istilah iornamen idalam iarti iterbatas imengandung iunsur-unsur idari ihiasan

iyang idigubah iatau idikembangkan idari imotif idaun-daun ialam, ibentuk igeometris
14

idan ibentuk-bentuk ibinatang. i iDalam ikesenian iprimitif, ikepandaian ihias-

menghias isering ilebih idipentingkan idari ipada icara-cara iberkesenian ikemudian.

Gustami i(1980:4) iSeni iOrnamen iIndonesia imengemukakan ibahwa:


i“Ornamen iadalah ikomponen iproduk iseni iyang iditambah ikan iatau
isengaja idibuat iuntuk itujuan isebagai ihiasan. iDisamping itugasnya
imenghiasi iyang iimplisit imenyangkut isegi-segi ikeindahan, imisalnya
iuntuk imenambah iindahnya isesuatu ibarang isehingga ilebih ibagus idan
imenarik, iakibatnya imempengaruhi ipula idalam isegi ipenghargaannya
ibaik idari isegi ispiritual imaupun isegi imaterial/finansialnya. iDi isamping
iitu idi idalam iornamen isering iditemukan ipula inilai inilai isimbolik iatau
imaksud-maksud itertentu iyang iada ihubungannya idengan ipandangan
ihidup i(filsafat ihidup) idari imanusia iatau imasyarakat ipenciptanya
isehingga ibenda ibenda iyang idikenai ioleh isesuatu iornamen iakan
imempunyai iarti ilebih ijauh, idengan idisertai iharapan-harapan iyang
itertentu ipula”.

Menurut iSoepratno i( i1997:11) iragam ihias iatau iornamen iberasal idari

ibahasa iYunani iyaitu idari ikata i“Ornare” iyang iartinya ihiasan iatau iperhiasan.

iSunaryo i(2011:3) iornamen imerupakan ipenerapan ihiasan ipada isuatu iproduk.

iBentuk-bentuk ihiasan iyang imenjadi iornamen itersebut ifungsi iutamanya iadalah

iuntuk imemperindah ibenda iproduk iatau ibarang iyang idihiasi. iBenda itersebut

imungkin isudah iindah, itetapi isetelah iditambah iornamen iatau iragam ihias

ipadanya idiharapkan imenjadikannya isemakin iindah.

Dari ibeberapa ipenjelasan idiatas idapat idisimpulkan ibahwa iornamen iatau

iragam ihias iadalah isuatu iusaha iuntuk imenghiasi isuatu ikarya iseni ibaik

ibangunan, ialat imusik, ipakaian, iperalatan idapur idan isebagainya idengan itujuan

iuntuk imenghias iatau imemperindah isuatu ibenda iatau iproduk itersebut imenjadi

ilebih iindah. iRagam ihias ijuga idiciptakan iuntuk imenyampaikan imakna idan iciri

ikhas ibudaya idari isuatu idaerah iterhadap imasyarakat isetempat. i


15

3. Motif iRagam iHias

Menurut iSunaryo i(2009: i14) imotif imerupakan iunsur ipokok isebuah

iornamen. iMelalui imotif, itema iatau iide idasar isebuah iornamen idapat idikenali

isebab iperwujudan imotif iumumnya imerupakan igubahan iatas ibentuk-bentuk idi

ialam iatau isebagi irepresentasi ialam iyang ikasatmata, ikarena iitu ibersifat

iimajinatif, ibahkan ikarena itidak idapat idikenali ikembali, igubahan-gubahan

isesuatu imotif ikemudian idisebut ibentuk iabstrak.

Ornamen isering ijuga idisebut iragam ihias imerupakan isuatu igambar


iberbentuk ipola ipola iyang idibuat iuntuk imemperindah isuatu ibenda.
iBiasanya iornamen iini iberasal idari ibentuk-bentuk ibenda ibaik ibenda imati
imaupun ibenda ihidup iseperti itumbuhan, ihewan, imanusia, iawan,
imatahari idan ilain isebagainya i(Purnama iSari iSiregar idalam iJurnal iSeni
iRupa ivol.8 iNo. i1. i2019).

Ragam ihias idapat idibedakan imenjadi i6 ijenis imotif isebagaimana

idiklasifikasikan ioleh i iSirait idalam ilaporan ipenelitiannya i yaitu: ipola ibentuk

imanusia, ipola ibentuk ihewan, ipola ibentuk iraksasa, ipola ibentuk itumbuh-

tumbuhan, ipola ibentuk igeometris idan ipola ibentuk icosmos iatau ialam i(Sirait,

i1984:6).

Adapun imacam-macam imotif iyang imembentuk ipola isehingga imenjadi

iragam ihias iantara ilain isebagai iberikut:

a. Motif iberbentuk iManusia

Sunaryo i(2011:37) imengemukakan i“dikatakan ipola ihias imanusia ikarena

idalam ipembuatan iragam ihias imengacu ipada ifigur imanusia”. iOrnamen

iNusantara idengan imotif ihias imanusia itelah iada isejak ikebudayaan iprasejarah
16

imenggambarkan imotif ihias imanusia idapat idalam ibentuk isosok imanusia

iseutuhnya iatau ibentuk isebagian isaja”.

Gambar i2.1 iMotif iberbentuk iManusia


(Sumber: ihttps://senirupaunimed.wordpress.com)

b. Motif iberbentuk iHewan

Sunaryo i(2011:65) imengemukakan i“pola ihias iini idi idalam ipembuatannya

imengacu ipada ibentuk ihewan”. iMotif ihewan idengan iberbagai ijenis idan

iragamnya isangat ibanyak iterdapat ipada iornamen iNusantara. iJenis ibinatang i yang

idijadikan iobjek igubahan iantara ilain i: iburung, isinga, iular, ikera idan igajah.

Gambar i2.2 iMotif iberbentuk iHewan


(Sumber: ihttps://senirupaunimed.wordpress.com)

c. Motif iberbentuk iRaksasa

Motif iraksasa iadalah isuatu imotif iyang idiambil idari ihewan iatau imanusia

iyang iberukuran ibesar, iakan itetapi ipada imotif iraksasa iini ipada iumumnya ihanya
17

ibagian itertentu isaja iyang idiambil imenjadi imotif iornamen, iseperti ihalnya

isebagian ikepala isaja iatau itelinga idan ihidung.

Gambar i2.3 iMotif iberbentuk iRaksasa


(Sumber: ihttps://senirupaunimed.wordpress.com)

d. Motif iberbentuk iTumbuh-tumbuhan

Sunaryo i(2010:153) iMengemukakan i“pola ihias iini idi idalamnya imembuat

ibersumber ipada ibentuk itumbuh-tumbuhan”. iMotif itumbuhan iyang imerupakan

ihasil igubahan isedemikian irupa ijarang idapat idikenali idari ijenis idan ibentuk

itumbuhan isebenarnya iyang idiubah ikarena itelah idiubah idan ijauh idari ibentuk

iaslinya.

Gambar i2.4 iMotif iberbentuk iTumbuh-tumbuhan


(Sumber: ihttps://senirupaunimed.wordpress.com)
18

e. Motif iGeometris i

Sunaryo i(2011:19) iMengemukakan i“pola ihias iini idalam ipembuatannya

imengacu ipada ibentuk iilmu iukur iseperti: igaris ilurus, igaris ilengkung, ilingkaran,

isegitiga, isegi iempat”. iRagam ihias iini ipada imulanya idibuat idengan

imenggunakan iguratan-guratan imengikuti ibentuk ibenda iyang idihias, idalam

iperkembangannya imotif iini ibisa iditerapkan ipada iberbagai itempat idan iberbagai

iteknik.

Gambar i2.1 iMotif iGeometris


(Sumber: ihttps://senirupaunimed.wordpress.com)

f. Bentuk iKosmos iatau iAlam

Sunaryo i(2011:171) imengatakan i: i“motif ihias ibentuk ialam idiciptakan

idengan imengambil iinspirasi idari ialam, imisalnya ibenda-benda ilangit iseperti

imatahari, ibulan, ibintang idan iawan, ikemudian iapi, iair, igunung, iperbukitan idan

ibebatuan”.
19

Gambar i2.1 iMotif iBentuk iKosmos iatau iAlam


(Sumber: ihttps://senirupaunimed.wordpress.com)
Penyusunan imotif idilakukan idengan imenggambarkan imotif isecara

iberulang-ulang, ijalin-menjalin, iberderet, iselang iseling iatau ivariasi isatu imotif

idengan imotif ilainnya.

Hal-hal iyang iterkait idengan ipembuatan ipola iadalah:

a. Simetris iyaitu ipola iyang idibuat iantara ibagian ikanan idan ikiri iatau

iatas idan ibawah iadalah isama.

b. Asimetris iyaitu ipola iyang idibuat iantara ibagian-bagiannya i(kanan

ikiri, iatas ibawah) itidak isama.

c. Pengulangan iyaitu ipola iyang idibuat idengan ipengulangan imotif-

motif.

d. Bebas iatau ikreasi iyaitu ipola iyang idibuat isecara ibebas idan

ibervariasi.

Pola imemiliki ifungsi isebagai iarahan idalam imembuat isuatu iperwujudan

ibentuk iartinya isebagai ipegangan idalam ipembuatan iagar itidak imenyimpang idari

ibentuk iataupun imotif iyang idikehendaki, isehingga ihasil ikarya isesuai idengan iide

iyang idiungkapkan.

4. Jenis-jenis iRagam iHias

Menurut iDaulat iSaragih i(2017:7) ibahwa ikedudukan iornamen idilihat idari

ifungsinya idapat idibagi iatas itiga ijenis iantara ilain:


20

a. Ornamen iAktif i(Konstruktif) i

Ornamen iini imerupakan ibentuk ihiasan iyang itidak idapat idipisahkan idari

ibentuk ihiasan iyang itidak idapat idipisahkan idari ibentuk/ ibangunan iutama idari

isuatu ikonstruksi. iKarena iapabila idihilangkan iakan imerusak ikonstruksi

ibentuk/bangunan itersebut. iMisalnya ibentuk itiang iyang imenggunakan iornamen

itertentu, iselain imempunyai ifungsi ihiasan ijuga isebagai ipenyangga iatap

ibangunan.

b. Hiasan iPasif i(Non-Konstruksional)

Bentuk ihiasan ilepas idari ibentuk iatau ibangunan iutama iyang idihiasi,

iapabila idibuang ibegitu isaja itidak iakan imempengaruhi ibentuk/bangunan

itersebut.

c. Hiasan iTeknik

Bentuk ihiasan idisesuaikan idengan ifungsinya, iseperti ipetunjuk iarah imata

iangin, itutup iwadah, ipalang ipintu idan isebagainya.

5. Ragam iHias iTradisional iAngkola iMandailing

a. Nama iMotif, iPola idan iDasar iIde iMotif iOrnamen iAngkola-

Mandailing i

Hasil ipenelitian iyang idilakukan ioleh iDaulat iSaragi iberhasil

idiinventarisir isebanyak i36 ijenis imotif iornamen iMandailing iyang idapat


21

idimasukkan imenjadi i5 ipola iyaitu: i1) iPola iTumbuhan i(Flora); i2) iPola iHewan

i(Fauna); i3) iPola iCosmos; iDan i5) iPola iEtnis. i(Saragih, i2017:105)

Ornamen iadalah idasar iide iatau iinspirasi iawal isehingga imenjadi imotif

iornamen. iOrnamen imeniru ibentuk isuatu itumbuhan, itapi ipada ipenerapannya

imengikuti ibentuk igeometris. iSecara iumum iwarna imotif iornamen iMandailing

imenggambarkan ilegalitas iadat idan ikekuasaan iraja isecara ipolitis imaupun

iteritorial. iMotif ibinatang imasih ipercaya iberfungsi isebagai ipenangkal iajian idari

iluar ikampung.

Tabel i2.1

Nama iMotif, iPola idan iDasar iIde iMotif iOrnamen iAngkola iMandailing

No Nama iMotif Pola iOrnamen Dasar iIde iOrnamen

1. Bona iBulu Geometris Pohon iBambu

2. Bondul iNa iOpat Geometris Lantai iRumah

3. Panji-Panji Geometris Bendera

4. Raga-Raga Geometris Keranjang

5. Suncang iDuri Geometris Duri iIkan

6. Jagar-jagar Geometris Putik iKepala

7. Sipatomu-tomu Geometris Berhadapan

8. Bindu Geometris Rebung i(tunas ibambu)

9. Bintang ina iToras Geometris Kelopak iBunga

10. Burangir i(Aropik) Geometris Daun iSirih


22

11. Rudang Geometris Bunga iKelapa

12. Bindu iMatogu Geometris Segi itiga

13. Timbangan Teknis Timbangan

14. Podang Teknis Pedang

15. Gancip Teknis Tang i(alat ipenjepit)

16. Tagan Teknis Tumbuk iSirih

17. Takar Teknis Batok iKelapa

18. Pinggan Teknis Piring iKeramik

19. Loting iPakpak Teknis Pemantik iApi

20. Horis Teknis Keris

21. Lading i(upak) Teknis Parang

22. Mata ini iAri Kosmos Matahari

23. Gimbang Kosmos Mata iAngin

24. Gunung Kosmos Gunung

25. Bulan Kosmos Bulan

26. Bintang Kosmos Bintang

27. Alaman ina iBolak Kosmos Halaman iRumah

28. Parbincar iMata ini iAri Kosmos Matahari iTerbit

29. Ulok iSibaganding iTua Hewan Ular

30. Manuk ina iBontar Hewan Ayam iPutih

31. Barapati Hewan Burung iMerpati

32. Hala Hewan Kalajengking


23

33. Lipan Hewan Kelabang

34. Tanduk ini iHorbo Hewan Tanduk iKerbau

35. Bunga iTeratai Tumbuhan Bunga iTeratai

36. Gumbot Tumbuhan Daun idan ibunga

igambang

(Sumber: iDaulat, i2017:107)

b. Motif idan inilai ifilosofis iOrnamen iAngkola iMandailing

1) Bona iBulu i(Pohon iBambu)

Bona iBulu imerupakan isuatu isebutan iatau ipemberitahuan ikepada isetiap

iorang idari idesa ilain ibahwa idesa itersebut itelah iberdiri isendiri idengan iperangkat

ipemerintahannya imemiliki ipemimpin idisebut iNamora iNatoras, irakyat, idatu,

isibaso, iulu ibalang iyang ibertugas imengamankan idesa. i

Jadi iBona iBulu idisimbolkan idengan isusunan ibatang ibambu iyang ikuat

idan irapi, iyang imemiliki imakna isuatu ipemerintahan iyang ikuat, itertib idan irapi. i

iTertib isecara ihukum iadat isebagai ialat idasar ihukum ipemerintah idesa itersebut

i(Daulat, i2017: i108)


24

Gambar i2.1 iOrnamen iBona iBulu


(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)

2) Bondul iNa iOpat

Bandul iNa iOpat iartinya ilantai idengan iempat isudut i(bandul i= ilantai,

iOpat= iempat), iruang itengah idari isopo iGodang i yang idipergunakan iuntuk

itempat isidang isuatu iperkara iatau iputusan iseadil-adilnya isecara iadat ioleh itokoh-

tokoh iadat i(Daulat, i2017 i: i109).

Dari ipegertian idiatas idapat idisimpulkan imakna idari iBandul iNa iOpat:

iSetiap iperkara iadat iakan idiselesaikan idi iSopo iGodang i(Balai iSidang iAdat)

ioleh iNamora iNatoras, idan ikeputusan iyang idiambil iharus iadil isehingga itidak

imerugikan ipara ipihak iyang iberperkara.

Gambar i2.2 iOrnamen iBandul iNa iOpat


(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)

3) Panji-Panji
25

Panji-panji iartinya ibendera, idibuat iberbentuk ibendera-bendera ikecil

iberwarna-warni. iJika ibendera-bendera ikecil iini idipajang iatau idigantungkan idi

isekitar idesa ihal iini imengandung imakna ipemberitahuan ikepada isemua iorang

ibahwa idesa itersebut itelah imemiliki itata ihukum iadat, idengan iberarti

imenjunjung itinggi itata ikrama, isopan isantun idan iberbudi ibahasa iyang ibaik.

Gambar i2.3 iOrnamen iPanji-panji


(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)
4) Raga-Raga

Raga-raga iadalah iberupa ibilah ibambu iyang idisusun ibersilang imenjadi

ipagar iatau ibentuk ikeranjang. iMerupakan isuatu isimbol itelah iterjalinnya isuatu

ihubungan ikekeluargaan idan ifamili ikarena ihubungan iperkawinan iantara

ibeberapa iwarga isehingga iterjadilah itutur iadat iyang isimpang isiur i(Daulat, i2017

i: i110).

Gambar i2.4 iOrnamen iRaga-raga


26

(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)

5) Suncang iDuri

Suncang iDuri iartinyausunan iduri iikan iyang isaling iberlawanan iarah.

iMakna idari imotif iini iadalah iapabila iseseorang itamu i(orang idari iluar ikampung)

idatang idan ilangsung iduduk idi isopo igodang, iharus idiberi imakan idan iminum

i(Daulat, i2017 i: i110).

Gambar i2.5 iOrnamen iSuncang iDuri


(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)

6) Jagar-jagar

Jagar-jagar iadalah isebutan iuntuk ibutik ikelapa iyang imasih ikecil. iBentuk

iornamen iini iseperti ibentuk ihuruf iX iyang idisusun iberulang. iMakna idari

iornamen iini imerupakan isuatu isimbol iyang imenandakan isuatu ikampung itelah

imemiliki ilembaga iadat iyang ikuat i(Daulat, i2017 i: i111).

Gambar i2.6 iOrnamen iJagar-jagar


27

(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)

7) Sipatomu-tomu

Sipatomu-tomu iartinya iyang idi ipertemukan ihingga imenjadikan isuatu

iikatan iyang ikuat. iSimbol iseorang iraja iyang imampu imenjalin isuatu iikatan idari

iberbagai ilatar ibelakang idan iperbedaan irakyatnya i(Daulat, i2017 i: i111).

Dapat idisimpulkan ibahwa iraja iberkewajiban imenjaga idan imemelihara

iketertiban idalam imasyarakat iagar imereka idapat ihidup iaman idan idamai iserta

isaling imenghormati iantar isesama idemi itegaknya ihukum idan iadat.

Gambar i2.7 iOrnamen iSipatomu-tomu


(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)

8) Bindu

Bindu iartinya ipucuk irebung iatau itunas ibambu iyang imasih imuda. iMakna

idari imonif iini iadalah itatanan ikehidupan isosial imasyarakat idalam isatu ikampung

idi iMandailing iberlandaskan idalihan inatolu, iyang iterdiri idari iMora, ikahanggi,

ianak iboru i(Daulat, i2017 i: i112).


28

Gambar i2.8 iOrnamen iBindu


(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)

9) Bintang ina iToras

Bintang ina iToras iartinya ibintang iyang idituakan iatau iseorang itokoh

iyang idituakan. iMotif iini idisimpulkan ibahwa ididalam isuatu ikampung isudah iada

iyang idituakan, iorang iyang iditokohkan iyaitu iorang iyang ipertama ikali

imendirikan ikampung idan isebagai itempat ibertanya idan itempat iperlindungan

iadat idan ihukum i(Daulat, i2017 i: i112).

Gambar i2.9 iOrnamen iBintang ina iToras


(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)

10) Burangir i(Aropik) i

Burangir iartinya idaun isirih, imerupakan idaun iyang idianggap imemiliki

iperanan ipenting idalam ikehidupan imasyarakat iMandailing iatau idaerah iTapanuli

iSelatan ilainnya. iMotif iini imemiliki imakna ibahwa iseorang iraja isebagai itempat

imeminta ipendapat iyang iberhubungan idengan ipekerjaan iadat i(Daulat, i2017 i:

i113).
29

Gambar i2.10 iOrnamen iBurangir


(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)

11) iRudang

Rudang iadalah isebutan iuntuk ibunga ikelapa iyang imasih ikecil iyang

iterdapat idalam itajuknya. iRudang imerupakan isimbol ikebesaran isuatu ikampung,

isering ijuga idibuat isebagai isimbol iadanya ipesta idengan iharapan itajuk imenjadi

iputik idan iputik iakan imenjadi ibuah ikelapa iyang ibanyak imanfaatnya i(Daulat,

i2017 i: i113).

Gambar i2.11 iOrnamen iRudang


(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)

12) iTimbangan

Timbangan isama idengan itimbangan ibiasanya i(alat imenimbang) imakna

idari itimbangan iini iadalah imerupakan ilambang ikeadilan idan ikebenaran.

iTimbangan iberfungsi iuntuk imenimbang iperkara isiapa iyang ibenar idan isiapa
30

iyang isalah. iPerkara idiputuskan ipemangku iadat idan ihukuman iyang idijatuhkan

iadalah ihukuman isecara iadat. i(Daulat, i2017 i: i114).

Gambar i2.12 iOrnamen iTimbangan


(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)

13) Podang

Podang iartinya ipedang iyang iberfungsi isebagai isenjata idalam imembela

idiri idan imenegakkan ikebenaran. iPedang isebagai isimbol ibahwa idi idesa itersebut

itelah iberlaku ihukum iadat iyang iadil idan ibenar. i(Daulat, i2017 i: i114).

Gambar i2.13 iOrnamen iPodang


(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)
14) Gancip

Gancip iadalah isejenis ialat ipenjepit iyang idapat imemotong iatau isejenis

itang ipemotong. iBanjir isebagai isimbol itegaknya ikebenaran idan ikebenaran iyang
31

itidak idapat ilagi iberubah-ubah iseperti ifungsi itang iuntuk imenjepit isesuatu iyang

itidak idapat ilagi iberubah. i(Daulat, i2017 i: i115).

Gambar i2.14 iOrnamen iGancip


(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)

15) Tagan

Tagan iadalah ialat iyang idigunakan ipara iorangtua iuntuk imenumbuk idaun

isirih iyang itelah idilengkapi iramuannya. iTagan imerupakan isuatu isimbol

ikebaikan iadat-istiadat idi ikampung iyang iterpelihara idengan ibaik i(Daulat, i2017 i:

i115).

Gambar i2.15 iOrnamen iTagan


(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)

16) Takar
32

Takar iartinya itempurung ikelapa, imakna idari imotif iini iadalah iapabila

iseseorang iyang isudah ihidupnya idatang ikepada iraja, iwajib iditolong idemikian

ijuga iseluruh iwarga iyang imengetahui iwajib imembantu imeringankan ihidupnya.

i(Daulat, i2017 i: i120).

Gambar i2.16 iOrnamen iTakar


(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)

17) Pinggan

Pinggan iadalah isebutan iuntuk ipiring ibesar iyang iterbuat idari ibahan

ikeramik. iPinggan imerupakan isimbol isiap imemberikan ibantuan iatau

ipertolongan ikepada isetiap iorang iyang imemerlukannya, ibaik ibagi iorang

ipendatang imaupun iorang iyang iberada idi ikampung itersebut i(Daulat, i2017 i:

i120).

Gambar i2.17 iOrnamen iPinggan


(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)
33

18) Loting iPakpak

Loting iPakpak iadalah ialat ipemantik iapi iyang iterbuat idari ibesi imakna

imotif iini iadalah isetiap iorang iharus iberusaha idan ibekerja iuntuk idapat

imemenuhi ikebutuhan ihidupnya. i(Daulat, i2017 i: i121).

Gambar i2.18 iOrnamen iLoting iPakpak


(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)

19) Horis

Horis iadalah isebutan iuntuk iKeris. iKeris iadalah ilambang ikesejahteraan,

ikeselamatan idan ikedamaian. iSeperti ipepatah iMandailing iHoras iTondi

iMadingin, iPir iTondi iMatogu, iartinya ikeselamatan idan isalam isejahtera isampai

iumur itua. i(Daulat, i2017 i: i122).

Gambar i2.15 iOrnamen iHoris


(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)
34

20) Lading i(upak)

Landing iartinya iparang, isebagai ialat iatau isenjata imencari inafkah idalam

isetiap ipekerjaan iatau imasuk ihutan. iMakna isimbol iyang idikandungnya iadalah

isetiap irumah iyang idikenakan iparang imerupakan isuatu isimbol ibahwa ipemilik

irumah iadalah ipekerja iyang itangguh i(Daulat, i2017 i: i118).

Gambar i2.20 iOrnamen iLanding(Upak)


(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)

21) Mata ini iAri

Mata ini iAri iartinya iadalah imatahari. iMelambangkan iseorang iraja idalam

isetiap ikampung iyang imenjadi ipelindung iserta imenyenangkan ihati

imasyarakatnya isehingga iakan imenjadikan imasyarakatnya imerasa ibahagia idan

iaman itentram ihidupnya. i(Daulat, i2017 i: i116).

Gambar i2.21 iOrnamen iMata ini iAri


(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)
35

22) Gimbang

Gimbang iadalah igambaran imata iangin, ibentuknya i4 itombak iyang isaling

ibersilangan isehingga imemiliki i8 iarah. iGimbang isebagai isimbol iseorang iraja

iyang imemiliki, isawah iyang iluas iserta ibanyak. iSiapa isaja ipenduduk imaupun

iorang ilain imembutuhkan ibahan imakanan iraja isiap imembantu i(Daulat, i2017 i:

i124).

Gambar i2.22 iOrnamen iGimbang


(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)

23) Gunung

Gunung iadalah isuatu isimbol ipemberitahuan ikepada isetiap iorang ibahwa

ikampung itersebut itelah imemiliki itanah ipertanian i(sawah, iladang idan ikebun)

iyang idapat idikerjakan ipenduduk iuntuk ikesejahteraannya. i(Daulat, i2017 i: i124)


36

Gambar i2.23 iOrnamen iGunung


(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)

24) Bulan

Bulan imerupakan isuatu isimbol ipernyataan ibahwa idi ikampung iitu itelah

iada iseorang iDatu i(ahli itenung) i yang imeramal ihari ibaik idan iburuk iuntuk

imemulai isuatu ikegiatan iseperti imemulai iusaha iatau ipekerjaan, iperang, iusaha

ipertanian iatau iturun isawah isifatnya imengerti imembaca ihari-hari i(Daulat, i2017

i: i116).

Gambar i2.24 iOrnamen iBulan


(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)

25) Bintang

Bintang iadalah isuatu isimbol ipernyataan ibahwa idi ikampung iitu itelah iada

iseorang iyang idirajakan, ibiasanya iadalah ipendiri ikampung. i(Daulat, i2017 i:

i117).
37

Gambar i2.25 iOrnamen iBintang


(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)

26) Alaman ina iBolak

Alaman ina iBolak iadalah ihalaman iluas, iyang imemiliki imakna isimbol

ikekuasaan iraja, isimbol iperdamaian idan iketentraman, itidak iboleh iada

iperkelahian iatau ipertengkaran ikalau isudah imasuk ipada iAlaman ina iBolak

i(Daulat, i2017 i: i117).

Gambar i2.26 iAlaman ina iBolak


(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)

27) Parbincar iMata ini iAri

Parbincar iMata ini iAri iartinya iadalah iterbitnya imatahari isuatu isimbol

isetiap ikali ikeputusan isidang iadat iyang itelah iditentukan itidak idapat idisangkal

idan idibatalkan. iHasil isidang iadat itersebut itelah imerupakan isuatu ikeputusan
38

iyang isudah ipasti ioleh iraja iadat idan iraja ipanusunan ibulung idan itidak iboleh

idilangkahi i(Daulat, i2017 i: i125).

Gambar i2.27 iParbincar iMata ini


(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)

28) Ulok iSibaganding iTua

Ulok iSibaganding iTua iadalah isebutan iseekor iular iyang imembawa itua

iatau iberkah, iulok imemiliki imakna iyaitu isuatu isimbol ikemuliaan idan ikebesaran

iseorang iraja, iSimbol iseorang iraja iyang imenjadi ipelindung ikeselamatan idan

ikesejahteraan ilahir ibatin iwarnanya i(Daulat, i2017 i: i118).

Gambar i2.28 iOrnamen iUlok iSibaganding iTua


(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)

29) Manuk ina iBontar


39

Manuk ina iBontar iartinya iayam iberwarna iputih. iAyam iputih iadalah

isimbol ipelepasan ihak iseseorang iwarga idesa, idilepaskannya iseekor iayam

iberwarna iputih iartinya ilepas ilah isudah ihak-hak iseorang iwarga iatau idiusir idari

ikampung. i(Daulat, i2017 i: i119).

Gambar i2.29 iOrnamen iManuk ina iBontar


(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)

30) Barapati

Barapati iartinya iadalah iburung imerpati, iartinya imenggambarkan

ikehidupan imanusia isehari-hari idalam imencari inafkah iyang idilambangkan

isebagai iseekor iburung i(Daulat, i2017 i: i119).

Gambar i2.30 iOrnamen iBarapati


(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)
40

31) Hala

Hala iartinya iadalah ikalajengking ikalajengking isuatu isimbol ikekuatan

ihukum itentang ihasil imusyawarah iyang itelah idiputuskan iorang ibanyak itidak

ibisa idibantah iatau idibatalkan i(Daulat, i2017 i: i121).

Gambar i2.31 iOrnamen iHala


(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)

32) Lipan

Lipan isama iartinya idengan ibinatang ilipan, ibinatang iberbisa idan

imemiliki ibanyak ikaki. iLipan isebagai isimbol ikekuatan ihukum iadat iyang itelah

idiputuskan isecara imusyawarah. iBinatang iini ijuga imerupakan isimbol itolak

iwabah iatau ipenyakit imenular isupaya itidak imasuk ike idesa i(Daulat, i2017 i:

i122).

Gambar i2.32 iOrnamen iLipan


(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)
41

33) Tanduk ini iHorbo

Tanduk ini iHorbo iartinya itanduk ikerbau iyang ilengkap idengan ikepalanya

iatau iKepala ikerbau idengan itanduknya. iKerbau iadalah isimbol ipelaksanaan

ipesta iadat iyang itelah isempurna, imelibatkan iseluruh ikomponen iadat i(Daulat,

i2017 i: i123).

Gambar i2.33 iTanduk ini iHorbo


(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)

34) Bunga iTeratai

Bunga iteratai iadalah isejenis ibunga iyang itumbuh idi ipermukaan iair.

iBunga iteratai iadalah isimbol ikeindahan, imengandung imakna ibahwa idi

ikampung iitu itelah iada ipersatuan imuda-mudi iatau idisebut idengan inaposo

ibulung iartinya idaun imuda isebagai isebutan ikepada ipemuda ipemudi. i(Daulat,

i2017 i: i123).
42

Gambar i2.34 iBunga iTeratai


(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)

35) Bintang iDohot iTolu iLingkaran

Bintang idohot itolu ilingkaran, iartinya ibintang idan i3 ilingkaran iterletak idi

ipuncak iatap ibangunan. iBentuk iini imengandung imakna ibahwa iraja iadat iyang

imempunyai ikekuasaan itertinggi iyang iberhak imembuka idan imenutup isetiap

isidang iadat iatau ikegiatan iadat. i(Daulat, i2017 i: i125).

Gambar i2.35 iOrnamen iBintang iDohot iTolu iLingkaran


(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)

36) Gumbot

Gumbot iadalah isejenis itumbuhan iyang imemiliki idaun ilebar idengan

iwarna idaunnya ibola iatas iwarna ihijau isedangkan ibagian ibawah iberwarna iputih.

iGumbot imerupakan isimbol iseorang iraja iyang imemiliki ikarakter iyang ipatut

iditiru idan idigugu. i(Daulat, i2017 i: i125).


43

Gambar i2.36 iOrnamen iGumbot


(Sumber: ihttps://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)

6. Masjid i

a. Pengertian iMasjid i

Perkataan i“masjid” idapat idiartikan isebagai itempat idimana isaja iuntuk

ibersembahyang iorang imuslim. iOleh ikarena iitu, ibangunan idibuat ikhusus iuntuk

isalat idisebut imasjid iyang iartinya: itempat iuntuk isujud i(Sumalyo, i2006:1).

Masjid isebagai isuatu ibangunan imerupakan iruang iyang iberfungsi isebagai

ipenampungan ikegiatan ipelaksanaan iajaran iagama iIslam isehingga iterdapatlah

ikaitan iyang ierat iantara iseluruh ikegiatan ikeagamaan idengan imasjid i(Rochym,

i1983:15). iMasjid isebagai isuatu ibangunan itentunya imerupakan iarsip ivisual idari

igambaran ikehidupan imanusia iyang imelahirkannya i yang isesuai idengan

izamannya. iSebagai iaspek ikultural iyang imelengkapi iperwujudan idari isegala

ikegiatan imanusia itersebut idengan ipenuh igaya idan ikebesaran i(Rochym,

i1983:16).
44

Perkembangan imasjid imerupakan ibukti ibahwa imasjid imengalami

ievolusi ibergerak imaju ikearah ikesempurnaan iyang iterus imeningkat, ibaik

iditinjau idari isegi ibangunan imaupun isebagai isarana ipelaksanaan iajaran iIslam.

iKebutuhan imasjid iyang isemakin ibertambah iterwujud isebagai itempat idan

iruang, isehingga iterbentuk ipenambahan-penambahan ibagian iyang imerupakan

ikelengkapan idari ibangunan imasjid imengikuti ifungsi iyang isebelumnya isudah

iada. iKebiasaan idan ikebudayaan idaerah ikhas imerupakan iunsur iyang

imempengaruhi iperwujudan imasjid iyang imempunyai iciri ikhas ikhusus i(Kusuma,

i2017:18). i

Masjid idi iIndonesia iada iyang iberciri iarsitektur ietnik iada ipula iyang

imengambil iciri idari iperadaban iluar iseperti igaya iIndia, iTimur iTengah, ibahkan

iCina i(Afrilliani, i2015:12). iSedangkan imenurut iKusuma i(2017:18) iTradisi idan

ikebudayaan idaerah i yang ikhas imerupakan iunsur ikomponen iyang imempengaruhi

iperwujudan imasjid iyang imemiliki iciri ikhas iunik. i

Dari ibeberapa isudut ipandang idi iatas, imaka idapat idirangkum ibahwa

imasjid idibangun iuntuk imemenuhi ikeperluan iibadah iIslam, ifungsi idan iperannya

iditentukan ioleh ilingkungan, itempat idan ijamaah idi imana imasjid ididirikan.

iSecara iprinsip, imasjid iadalah itempat imembina iumat. iUntuk iitu imasjid iharus

idilengkapi idengan ifasilitas isesuai idengan iwaktu idan itempat imasjid idibangun.

iBerbagai ielemen imasjid iseperti ibentuk, ibahan idan iragam ihias iatau iornamennya

iberkembang idan iberfariasi imenurut izaman idengan ibudaya imasyarakat idi imana

imasjid ididirikan. i
45

Kehadiran imasjid idalam idesain iIndonesia imenunjukkan iciri ikhas idaerah

iyang imerupakan icontoh idari ikomponen ipercampuran iyang iberbeda, ikhususnya

ikomponen itradisi idaerah i(tradisional), ikomponen ilokalistik idan ikomponen

iIslam iitu isendiri. iSejak iawal, iunsur itradisional idaerah i yang ikhas imendominasi

iperwujudan imasjid. iPengaruh idari iluar ikemudian isemakin imengendurnya

ipenguasaan iterhadap igaya iadat i(tradisional), isebagai ikontribusi igaya istruktural

iIslam idengan ibentuknya iyang ikhas.

b. Komponen iMasjid

1) Ruang iuntuk iSalat iBersama i

2) Ruangan iWanita i

3) Mimbar i

4) Mihrab i

5) Ruang iSuci/Wudu i

6) Minaret i

7) Ruangan ilain i(Ruang iperpustakaan, iRuang ipengajian ianak-anak,

iRuang ikesenian, iRuang ikuliah iatau ipendidikan iatau ipertemuan

idan ilainnya. i

Ruangan-ruangan itersebut idapat idisatukan idengan ibangunan imasjid iatau

ijuga idapat idipisahkan ipada ibangunan ilain iyang iada ihubungannya idengan

imasjid i(satu ikompleks idengan imasjid) i(Wiroprawiro, i1986:169)

7. Ragam iHias iIslam


46

Menurut iSitumorang i(1993:104-107), iseni ihias iatau iseni iornamen iIslam

iberkembang isejak izaman iDinasti iUmmayah iyang imemerintah isejak i622-750 iM

idengan ipusat ipemerintahannya idi iDamaskus i(Syria) ibanyak imemberi iandil

isebagai ipengembang iseni irupa iIslam. i

Pendapat iserupa ijuga idiungkapkan ioleh iRochym i(1983:29), ibahwa itata

ihias iornamentik imerupakan ikelengkapan ipenampilan ibangunan iyang ipenting

iartinya. iPada ibangunan-bangunan idari iarsitektur iIslam ikhususnya imasjid ipada

isaat iitu iratarata imenampilkan itata ihias iornamentik iberupa ihiasan iatau iukiran

idengan imotif iArabik, iberupa ikarangan iornamen idengan icorak ialamiah.

Ornamen iatau idekorasi ididalam iIslam iialah isesuatu iyang iterpenting,

iterutama isebagai ibahan idekoratif iuntuk isetiap imasjid iatau ibangunan ilainnya.

iPola ihias iyang isering idigunakan idalam iseni irupa iIslam ibiasanya iterdiri idari

ipola ihias ipoligonal iserta ipola ihias igeometris, idan ipola ihias idibuat ididalam

ibentuk iornamen.

Wiryoprawiro i(1986: i170) imenyatakan ikita ibisa imendekorasi imasjid

idan imembuatnya isemakin iindah, idikarenakan iAllah imenyenangi idengan

ikeindahan. iDekorasi-dekorasi iyang idiperkaya iatau idiproduksi ioleh ikultur

iIslam. iTetapi ijika idipilah-pilah, ipada iumumnya ihanya iada ibeberapa ijenis

ihiasan iislami, iyaitu: ihuruf ikaligrafi, ipola igeometris, iRub iAl-Hizb idan ipola

itumbuhan.

Penciptaan ikarya iumumnya iterdapat itujuan ikhusus ipembentukannya idan

iterdapat iketerkaitannya. iDekorasi iatau ihiasan imerupakan ibagian ipokok ididalam


47

ipenciptaan ikarya, isebab idekorasi itidak ihanya imerupakan isalah isatu ijenis

idekorasi, itetapi ijuga imempunyai inilai iguna idan iarti. iSunaryo i(2011:4)

imenyampaikan itiga inilai iguna iornamen iyang imerupakan: iFungsi iestetika imurni

, ifungsi isimbolik idan isebagai idekorasi isimbolis.

Oloan iSitumorang i(1993:7) imengatakan ibahwa: i

Islam isebagai iagama iyang ihak idan ibenar iserta itelah imemberi ijalan iyang
ilurus iterhadap ihidup idan ikehidupan imanusia, itelah imeluas idan
iberkembang ike isegala ipenjuru ibumi iini. iTumbuh idan iberkembangnya
ikesenian iIslam idi isetiap idaerah iatau itempat iyang itelah imenjadi idaerah
ikekuasaan iIslam, iditentukan ipula ioleh ikadar ikesenian iyang itelah ilebih
idahulu iada idi idaerah itersebut. iUnsur-unsur ikebudayaan idan ikesenian
isetempat iakan imengalami ipencampurbauran idengan ipengaruh iIslam;
idengan iketentuan iunsur-unsur ihasil ikesenian isetempat iyang itidak icocok
iatau iyang ibertentangan idengan ihukum iIslam iakan idisingkirkan idan
ihasil-hasil iseni iyang itidak ibertentangan iitu iakan iditerima idan idijadikan
isebagai idasar ipengembangan ikesenian iIslam idi idaerah iitu, isehingga
iakan imembentuk ikesenian ibaru idengan iidentitas iyang ibaru idan icorak
ibaru iyang ibernafaskan iIslam. iMaka imunculah icorak ikesenian iIslam
isetempat iyang imasing-masing idaerah imemiliki iidentitas itersendiri
idalam ipengembangannya.

Dari iberbagai ipendapat idiatas idapat idisimpulkan ibahwa ikeindahan iatau

ibagaimana imembuat icantik/indah iatau isempurna idan ipengalaman ikeindahan

imenjadi iperhatian iutama ipada iunsur iestetika iyang iada idalam iornamen iatau

iragam ihias. iOrnamen iatau iragam ihias ijuga imemiliki itiga ifungsi, iyaitu: ifungsi

iestetik, ifungsi isimbolisme iragam ihias idan isebagai iragam ihias isimbolis. iSetiap

imasing-masing ifungsi idari iragam ihias itersebut imengambil iperan ipenting idalam

ipenyampaian ikeseluruhan ifungsi iyang iterkandung idalam isetiap ikeindahan

iornamen iatau iragam ihias.

ii
48

B. Penelitian iRelevan

Hasil ipenelitian iyang irelevan idalam ipenelitian iini iyaitu ipenelitian iyang

idilakukan ioleh iAhmad iTaufik iHasibuan idari iFakultas iBahasa iDan iSeni

iUniversitas iNegeri iMedan idengan ijudul i“Penerapan iOrnamen iTradisional

iMandailing iPada iRumah iAdat iDitinjau iDari iBentuk, iWarna iDan iTata iLetak” i i

i i i i i i(Skripsi, i2020) idi imana ihasil ipenelitiannya iini iadalah isemua iornamen iatau

iragam ihias itradisional iMandailing iyang iditerapkan ipada irumah iadat

iMandailing idi idesa iPidoli iDolok ikecamatan iPanyabungan. iData ipenelitian

idiperoleh idengan iteknik itotal isampling, iyaitu imenentukan isampel idengan

imengambil iseluruh ianggota ipopulasi iyang iberjumlah i i15 iornamen iyang

iberbeda ipada isetiap isudut irumah iadat i(Bagas iGodang) ipada iTutup iAri iKecil

i(atap irumah), iTutup iAri iBesar i(atap irumah). iMetode ipenelitian iyang idigunakan

iadalah imetode ideskriptif idengan ipendekatan ikualitatif iyaitu iuntuk imencapai

itujuan iyang ilebih iterarah idan imemecahkan isuatu imasalah.

Dalam ipenelitian iini ipenulis iakan imenelusuri iberbagai ifakta idengan

iinterpretasi iyang isesuai idengan ikondisi iyang iberlangsung. ipelaksanaan

ipenelitian ideskriptif ikualitatif itidak iterbatas idengan ipengumpulan idan

ipenyusunan idata, itetapi imeliputi ianalisis idan iinterpretasi idata-data.


49

C. Kerangka iKonseptual

Kerangka ikonseptual iadalah ipenelitian isecara ioperasional idari iobjek

iyang imenjadi ipengamatan ipeneliti. iRagam ihias iatau iornamen iadalah ibentuk

ikarya iseni iyang iditambahkan iatau idi isengaja idibuat ipada isuatu ibangunan iagar

ibangun iitu ibertambah iindah ijuga iakan imeningkatkan ipenghargaan idalam isegi

ispiritual imaupun imaterial. iOleh ikarena iitu iyang imenjadi ikerangka ikonseptual

idalam ipenelitian iini isetiap iragam ihias itradisional iAngkola iMandailing iyang

iditerapkan ipada imasjid iAgung iSyahrun iNur ikabupaten iTapanuli iSelatan,

idengan imengetahui ibentuk, imakna idan ipenerapan imorif iragam ihias iAngkola

iMandailing.

Dalam ipenelitian iini, ipenulis imenggunakan imetode ipenelitian ideskriptif

ikualitatif, imaka iperlu iadanya ianalisis idan isumber ipenjelasan itentang ijenis

iragam ihias, ibentuk, imakna idan ipenerapan imotif iragam ihias iAngkola

iMandailing ipada imasjid iAgung iSyahrun iNur ikabupaten iTapanuli iSelatan.

iMaka iuntuk imemperoleh iinformasi imengenai iragam ihias iyang iditerapkan

idalam ipenelitian iini. iData ipenelitian idiperoleh idengan istudi ipustaka, iobservasi,

idokumentasi idan iwawancara ike ilokasi ipenelitian idi iJalan iRi iNabolak, iSipirok,

iKabupaten iTapanuli iSelatan, iSumatera iUtara i22742. iData-data iyang

idikumpulkan idianalisis idengan imelakukan ipenyajian idata, iproduksi idan

iakhirnya iditarik ikesimpulan.. iBerikut iini ibagan ikerangka ikonseptual


50

Masjid i i i i i i i i i i i i i i i i i
iAgung iSyahrun iNur

Ragam iHias iAngkola


iMandailing

Bentuk i Makna Penerapan

Pengamatan

Hasil iPenelitian

Tabel i2.1 iBagan iKerangka iKonseptual i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i


i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i(Sumber: iYusuf iEfendi iLubis, i2021)
51
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di masjid Agung Syahrun Nur, yang berada

di Jalan Ri Nabolak, Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara 2274.

Denah Lokasi Penelitian


(Sumber : Desain Yusuf Efendi Lubis)

49
50

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan setelah proposal disetujui.

Namun sebelum penelitian ini dilakukan peneliti sudah melakukan tinjauan

lapangan atau observasi ke tempat penelitian. Adapun kegiatan dan waktu

penelitian yang sudah di rancang tiap Minggunya yaitu: Kegiatan pertama

Observasi ke lokasi di Jalan Ri Nabolak, Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan,

Sumatera Utara 22742 dengan waktu dua minggu Observasi di bulan Oktober

minggu ke satu dan dua. Kegiatan kedua yaitu Pengumpulan data dengan studi

pustaka, dokumentasi dan wawancara dengan waktu tiga minggu, Kegiatan ketiga

yaitu Analisis data dengan waktu tiga minggu dan Kegiatan ke empat yaitu

Penyusunan laporan penelitian dengan waktu penyusunan empat minggu. Waktu

penelitian akan dijelaskan lebih detail seperti pada tabel berikut ini.

Tabel. 3.1 Waktu Penelitian

Minggu/Bulan/Tahun
No Kegiatan
Oktober November Desember Januari
2021 2021 2021 2022
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

1 Observasi

2 Pengumpulan
Data
3 Analisis Data

4 Penyusunan
Laporan
Penelitian
51

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Sugiyono (2016:117) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas objek/subyek yang memiliki karakteristik dan kualitas tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sugiyono juga menuliskan populasi bukan orang, tetapi juga objek dan benda-

benda alam lainnya. Populasi bukan juga sekedar jumlah yang ada pada objek

ataupun subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat

yang dimiliki oleh objek atau subjek itu. Sedangkan menurut Arikunto

(2013:173). Dalam bukunya prosedur Penelitian mengatakan: Populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian.

Dari pengertian populasi di atas, maka populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh motif ragam hias Angkola Mandailing yang diterapkan pada

masjid Agung Syahrul Nur kabupaten Tapanuli Selatan, berjumlah 4 motif ragam

hias.

2. Sampel

Arikunto (2013:174) Sampel adalah bagian atau wakil populasi yang akan

mau diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk

menggeneralisasikan dari hasil penelitian sampel.

Sugiyono (2016:118) menyebutkan bahwa Sampel merupakan bagian dari

karakteristik dan jumlah yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan menurut
52

Sugito (2016:53) dalam bukunya "sampel adalah sebagian populasi yang diteliti

atau wakil dari populasi.

Dari penjelasan di atas maka penelitian memakai total sampling yang di

mana sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh ragam hias

Angkola Mandailing yang diterapkan pada masjid Agung Syahrul kabupaten

Tapanuli Selatan, yang berjumlah 4 motif ragam hias.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk, makna dan Penerapan

motif ragam hias Angkola Mandailing di masjid Agung Syahrun Nur Kabupaten

Tapanuli Selatan. Sesuai dengan penelitian, maka metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Yang mana deskriptif

merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta kejadian atau masalah-masalah yang sedang

berlangsung atau sedang dihadapi (Sugito dkk, 2017:15) dan kualitatif merupakan

penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan gejala atau masalah yang

hendak dipecahkan disampaikan secara real (natural/apa adanya) menggunakan

kata-kata atau kalimat (Margono dalam Sugito dkk, 2017:23)

Pada penelitian ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, laporan

dan melakukan studi pada situasi yang dialami. Dalam hal ini penulis akan

mendeskripsikan berdasarkan tinjauan penulis dan hasil dari data-data yang

dikumpulkan, lalu ditarik kesimpulan sebagai hasil dari penelitian.


53

D. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2016:102) instrumen penelitian adalah suatu alat yang

digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, cara spesifik

semua fenomena ini disebut variabel penelitian.

Instrumen merupakan alat untuk mendapatkan data selama proses

penelitian. Di dalam penelitian ini instrumen atau alat pengumpul data yang

peneliti gunakan adalah sebagai berikut:

1. Catatan report

Catatan ini dilakukan setiap studi pustaka yang dilakukan. Setiap temuan

yang mendukung pengamatan dari studi pustaka yang dilakukan akan dicetak

sesuai dengan kategori mengenai bentuk makna dan penempatan motif ragam hias

2. Lembar penelitian

Gambar penelitian berupa format penelitian indikator kualitatif yang

kemudian ditabulasikan dalam bentuk rekapitulasi penelitian motif ragam hias

berdasarkan kajian estetika dan simbolis ragam hias

3. Kamera

Kamera digunakan dalam tubuh melalui penelitian ini harus bersifat

konkrit, yang berisi dokumentasi dalam bentuk visual yaitu foto atau gambar yang

berhubungan dengan penelitian.


54

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2016:224) Teknik pengumpulan data merupakan

langkah terpenting dalam penelitian, mengingat tujuan utama dalam penelitian

adalah untuk mendapatkan informasi atau data. Tanpa mengetahui teknik

pengumpulan data, buku penelitian tidak akan mendapatkan informasi atau data

yang memenuhi pedoman data yang ditetapkan.

Untuk memperoleh data seperti informasi yang dibutuhkan digunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi

Teknik observasi pada penelitian ini merupakan mengadakan berbagai

pengamatan langsung pada objek penelitian terhadap seluruh untuk karya motif

ragam hias Mandailing pada masjid Agung Syahrun Nur kabupaten Tapanuli

Selatan. Teknik pengumpulan data ini akan bertujuan untuk memperoleh data

guna menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian ini. Observasi adalah

metode pengamatan dan pencatatan secara sistematis mengenai gejala-gejala yang

akan diteliti. Dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan observasi secara

langsung. Maksudnya ialah peneliti mengetahui lokasi kemudian untuk

mendapatkan sampel dan populasi.

2. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai prosedur dalam pengumpulan suatu

informasi atau data, apabila peneliti ingin melaksanakan sebuah studi


55

pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang akan diteliti, dan selanjutnya

apabila peneliti ingin mengetahui lebih banyak responden luar dan dalam dan

jumlah responden sedikit.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yang dimaksud dengan dokumentasi berupa pengumpulan

bentuk-bentuk karya motif ragam hias Mandailing yang ada pada masjid Agung

Syahrun Nur Kabupaten Tapanuli Selatan, dengan menggunakan alat berupa

kamera untuk memperoleh data yang diinginkan, untuk data visual berupa foto

atau gambar yang berhubungan dengan penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini, teknik analisis data digunakan merupakan dilakukan

secara deskriptif, yaitu dengan mendeskripsikan atau menjelaskan sejelas-jelasnya

mengenai suatu objek yang diteliti dan seberapa pencapaian hasil karya yang

menerapkan unsur-unsur seni pada pada bentuk makna dan penempatan motif

ragam hias Mandailing di masjid Agung Syahrun Nur Kabupaten Tapanuli

Selatan.

Penelitian ini menerapkan metode penelitian deskriptif kualitatif ialah

mengajarkan perbandingan antara teori dengan data yang akan diperoleh melalui

pengumpulan data dari lapangan. Anak empat unsur utama dalam proses analisis

data pada penelitian kualitatif ialah:


56

1. Tabulasi data

Dalam hal ini, suatu peneliti akan menyajikan data dalam bentuk tabel

sebagai memilah-milah gambar beserta makna yang terkandung didalamnya untuk

memudahkan pengamatan atau evaluasi.

2. Reduksi data

Dalam hal ini, peneliti akan menganalisis suatu data dengan

memperpendek, mempertegas, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting

untuk mengatur data sehingga dapat ditarik kesimpulan.

3. Sajian data

Dalam hal ini, peneliti akan menyusun informasi yang akan

memungkinkan data dapat ditarik kesimpulan penelitian, penyajian data dalam

bentuk skema, matriks, gambar, kerja, jaringan dalam tabel akan lebih banyak

membantu untuk menganalisis guna dalam mendapatkan gambaran-gambaran

yang jelas dan memudahkan dalam menyusun suatu kesimpulan penelitian. Pada

dasarnya, suatu sajian data dirancang untuk menggambarkan suatu informasi

secara lebih sistematik dan mudah dilihat serta dipahami dalam bentuk sajian

keseluruhan sajiannya.

4. Menarik kesimpulan atau verifikasi

Dalam kesimpulan akhir pada penelitian kualitatif ini tidak akan ditahan,

kecuali setelah proses pengumpulan informasi atau data berakhir. Kesimpulan

yang dibuat perlu diklarifikasi dengan cara melihat dan mempertanyakan kembali.
57

Maka sejak awal telah dimulai kegiatan analisis pada penelitian ini,

merumuskan serta menjelaskan permasalahan pada penelitian. Maka adapun

langkah-langkah penelitiannya ialah:

1. Menyusun kegiatan dalam jadwal penelitian.

2. Observasi motif ragam hias Mandailing pada masjid Agung Syahrun Nur

Kabupaten Tapanuli Selatan.

3. Mendokumentasikan motif ragam hias Mandailing pada masjid Agung

Syahrun Nur Kabupaten Tapanuli Selatan.

4. Menganalisis bentuk, makna dan penerapan motif ragam hias

Mandailing pada masjid Agung Syahrun Nur Kabupaten Tapanuli

Selatan.

5. Dari data yang sudah terkumpul kemudian data akan ditarik kesimpulan

secara umum sebagai temuan dalam penelitian.


58

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Lingga. 2017. Pengantar Sejarah dan Konsep Estetika. Bandung: PT.
Kanisius Yogyakarta
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT. Rineka Cipta

Atik, J. 2010. Ornamen Bangunan Makam dan Masjid Mantingan Jepara.


Skripsi. Jurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri
Semarang.
Bainuri, Ratih. 2012. Masjid Raya Al Ma’shun Medan (Sebuah Tinjauan
Arsitektur Dan Ornamental). Medan: Casa Mesra Publisher
Caco, Alimuddin. 2019. Pengembangan Desain Ornamen Berbasisi Kearifan
Lokal Pada Elemen Estetis Eksterior Masjid Imaduddin Tancung
Kabupaten Wajo. Makassar: Fakultas Seni Dan Desain Universitas Negeri
Makassar
Dorno, Jeksi. 2014. Bentuk dan Makna Simbolik Ornamen Ukir Pada Interior
Masjid Gedhe Yogyakarta. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Seni
Kerajinan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta
Ensiklopedia Nasional Indonesia. 1988
Harahap, Nuriah. 2020. Analisis Bentuk Ragam Hias, Fungsi dan Makna Ulos
Batak dalam Adat Masyarakat Mandailing Sumatera Utara. Artikel.
Padang: Program Studi Pendidikan Seni Rupa Jurusan Seni Rupa Fakultas
Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Padang
Hardianti, Lisa. 2019. Kajian Bentuk, Makna Dan Fungsi Ornamen Pura Giri
Natha Kota Makassar. Makassar: Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar
Idrus, Yenni dan Riny Arviana. 2017. Desain Ragam Hias Berbantuan. Bandung
Coreldraw: ITB Press
KKBI. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Gitamedia Press.

Kusuma, Kurnia Budiarti. 2017. Ornamen Islam pada Arsitektur Masjid Kampus
UGM. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Latifah, Ima Siti dan Cherry Darmawan. 2021.“Penerapan Ornamen Motif
Kaligrafi Khuffi Pada Masjid Jami Al-Irsyad”. Bandung: Jurnal
Mahasiswa Fakultas Desain Universitas Komputer Indonesia. Vol. 01 No
01 Hal. 61-69
59

Martono. 2009.“Mengenal Estetika Rupa dalam Pandangan Islam. Yogyakarta:


Jurnal Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta. Volume
7. No.1

Mayer, Ralp, 1943. A Dictionary Of Art Terms And Teghniques. New York
Y.Growell Company.
Mesra. 2014. Menggambar Bentuk I. Medan: Unimed Press.
Meyer, Franz Sales. 1957. Handbook Of Ornament. Carlshure:Ddover
Publisher
Prayogi,Rendy. 2020. “Analisis Ornamen Pada Bagunan Masjid Al Osmani
Medan”. Medan : Jurnal Proporsi Fakultas Seni dan Desain Universitas
Potensi Utama. Vol. 5 No. 2 Hal. 217-226
Rahyuningsih, Sri; dan Suci Paresti. 2017, Seni Budaya Paket B Tingkatan III
Modul Tema 2 : Simbol Kearifan Lokal: Ragam Hias pada Media Kertas.
Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan-
Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini
Saragi, Daulat Dan Dermawan Sembering. 2014. Estetika (Tinjauan Seni Dan
Keindahan). Fakultas Bahasa dan Seni : Unimed Press. Universitas Negeri
Medan
Saragi, Daulat. 2017.Jenis Motif & Nilai Filosofis Ornamen Tradisional
Sumatera Utara. Jogjakarta: Thafa Media Yogyakarta
Sembiring, Dermawan. 2014. Wawasan seni. Fakultas Bahasa dan Seni : Unimed
Press. Universitas Negeri Medan

Simon, Howard. 1996. Teknik Menggambar. Semarang: Dahara Prize Semarang


Sirait, Baginda. 1967/1980. Laporan Penelitian Pengumpulan Dan Dokumentasi
Ornamen Tradisional Di Sumatera Utara. Medan : Pemerintah Daerah
Tingkat I Provinsi Sumatera
Sugito, dkk. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Seni Rupa. Fakultas Bahasa
dan Seni. Universitas Negeri Medan

__________. 2018. Evaluasi Hasil Belajar Seni Rupa. Medan: Unimed Press
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian (Pendekatan, Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung: Alfabeta
Sundari, Sri dan Yulimarni. 2020. Estetik Ornamen Masjid di Kota Padang.
Jurnal Seni Desain dan Budaya. Padangpanjang: Program Studi Kriya
Seni, FSRD ISI Padangpanjang. Vol. 5 No. 1
Suryajaya, Martin. 2016. Sejarah Estetika: Era Klasik Sampai Kontemporer.
Jakarta: Gang Kabel dan Indie Book Corner
60

Triyanto. 2013. Apresiasi Seni Rupa: Semiotika Matahari Dalam Lukisan


Affandi. Medan:Unimed Press
Wong, Wucius. 1986. Beberapa Asa Merancang Dwimatra. Bndung: Institut
Teknologi Bndung

(Sumber: https://www.google.com/search?q=ornamen+mandailing&safe)

(Sumber: www.apakabarsidimpuan.com/bolang-ornamen-tradisional-

mandailing/)

Anda mungkin juga menyukai