Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 3 BAB 2

1. Ayat lain yang membuktikan bahwa hanya agama islam agama yang di ridhai
Allah SWT

‫يت لَ ُك ُم اإْل ِ ْساَل َم ِدينًا‬


ُ ‫ض‬ ُ ‫ت لَ ُك ْم ِدينَ ُك ْم َوأَ ْت َم ْم‬
ِ ‫ت َعلَ ْي ُك ْم نِ ْع َمتِي َو َر‬ ُ ‫ْاليَوْ َم أَ ْك َم ْل‬

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu” (QS. Al Ma’idah:

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,

‫ وقد> رضيه‬،‫ وقد> أتمه هللا عز ذكره فال ينقصه أبدًا‬،‫ فال يحتاجون إلى زيادة أبدًا‬،‫أنه قد أكمل لهم اإليمان‬
.‫هللا فال يَ ْسخَطه أبدًا‬

“Allah telah menyempurnakan islam, sehingga mereka (umat Islam) tidak perlu lagi
menambah ajaran Rasul –selamanya- dan Allah pun telah membuat ajaran Islam itu
sempurna sehingga jangan sampai dikurangi selamanya. Jika Allah telah ridho, maka
janganlah ada yang murka dengan ajaran Islam selamanya.

...‫إِ َّن ال ِّدينَ ِع ْن َد هَّللا ِ اإْل ِ ْساَل ُم‬

“Agama yang diterima di sisi Allah hanyalah Islam” (QS. Ali Imran: 19)

ِ ‫َو َم ْن يَ ْبت َِغ َغي َْر اإْل ِ ْساَل ِم ِدينًا فَلَ ْن يُ ْقبَ َل ِم ْنهُ َوه َُو فِي اآْل َ ِخ َر ِة ِمنَ ْال‬
َ‫خَاس ِرين‬

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi” (QS. Ali
Imran: 85).
2. Kaidah yang menjadi parameter keluarnya kadar iman

Hidup ini akan terasa nikmat bila seseorang mau bersyukur atas nikmat yang telah
diterima dengan mendayagunakan untuk kemaslahatan dirinya dan orang lain. Abu Al-Lais
al-Samarkandi dalam Tanbih al-Ghafilin menceritakan sebuah kisah yang menarik. Suatu
hari Abu al-Qasim bertanya kepada seorang hakim di daerah Samarkand:

“Apakah ada dosa yang bisa menghilangkan Keimanan seseorang? Kemudian hakim
tadi menjawab, ”Iya. kemudian ia melanjutkan jawabannya.

 Pertama, orang yang tidak bersyukur atas nikmat yang telah diberikan kepadanya
berupa keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya.
 Kedua, ia tak khawatir bila keimanannya hilang dari dirinya.
 Ketiga, ia menganiaya sesama muslim.

Ketiga hal diatas memang sangat menghawatirkan bagi setiap muslim, karena seseorang
tak mengetahui akhir ajalnya, apakah Khusnul Khatimah ( baik akhir hayatnya) atau su’ul
khatimah (jelek akhir hayatnya). Pastinya manusia seharusnya berusaha agar keimanannya
tak tercabut dari hatinya dengan mensyukuri nikmat itu dengan selalu memperbaharui
keimanannya dengan memperbanyak membaca kalimat thayyibah ( tahlil, tahmid, tasbih),
serta selalu berbuat baik kepada siapapun tanpa memandang ras maupun kasta manapun.
Ketika hal itu diamalkan niscaya Allah akan menuntun hidupnya dan selalu mendapatkan
rahmat-Nya.

3. Apakah benar iman, islam dan ikhsan tidak dapat dipisahkan?

Ya, karena ketignya saling terkait dan saling melengkapi satu sama lainnya. Iman
merupakan pokok dan dasar keisalaman yang kemudian terwujud lewat kelima ibadah yang
disebutkan dalam rukun islam. Adapun kelima ibadah dalam rukun islam tersebut harus
dilaksanakan dengan IHSAN. Iman, Islam dan Ihsan ini sering disebut sebagai RUKUN
AGAMA.
4. Contoh sunnah sebagai penjelas/perinci itu bagaimana?

Contoh sunnah sebagai penjelas yaitu seperti sunnah nabi dimana, nabi berperan besar
dalam memberikan pemahaman terhadap Al-Quran. Barangsiapa yang hendak menggali
samudra ilmu al-Qur’an, maka ia harus mengkaji dan mempelajari as-Sunnah sehingga ia
mampu menyingkap makna rahasia ayat secara benar. Allah berfirman:

"Dan Kami turunkan kepadamu al-Qur’an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia
apa yang telah diturunkan kepada mereka supaya mereka memikirkan.” (QS. an-Nahl [16]:
44)".

Dalam Qs an-nah tersebut sudah di jelaskan bahwasannya setiap penjelasan dan


sunnah2 yg di turunkan ole nabi benar adanya dan telah ada dan tertulis di dalam Al-Quran
baik dari proses manusia di ciptakan hingga akan datangnya hari akhir. Semua telah Allah
atur sedemikian rupa dan sebaik-baiknya.

5. Sebab-sebab Berkurangnya Iman

Sebab-sebab berkurangnya iman ada yang berasal dari dalam diri manusia sendiri
(faktor internal) dan ada yang berasal dari luar (faktor eksternal).

Faktor internal berkurangnya iman

Pertama: Kebodohan. Ini adalah sebab terbesar berkurangnya iman, sebagaimana ilmu
adalah sebab terbesar bertambahnya iman.

Kedua: Kelalaian, sikap berpaling dari kebenaran dan lupa. Tiga perkara ini adalah salah
satu sebab penting berkurangnya iman.

Ketiga: Perbuatan maksiat dan dosa. Jelas kemaksiatan dan dosa sangat merugikan dan
memiliki pengaruh jelek terhadap iman. Sebagaimana pelaksanaan perintah
Allah Ta’alamenambah iman, demikian juga pelanggaran atas larangan
Allah Ta’ala mengurangi iman. Namun tentunya dosa dan kemaksiatan bertingkat-tingkat
derajat, kerusakan dan kerugian yang ditimbulkannya, sebagaimana disampaikan oleh Ibnul
Qayyim rahimahullah  dalam ungkapan beliau, “Sudah pasti kekufuran, kefasikan dan
kemaksiatan bertingkat-tingkat sebagaimana iman dan amal shalih pun  bertingkat–
tingkat”.[4]
Keempat: Nafsu yang mengajak kepada keburukan (an-nafsu ammaratu  bissu’). Inilah
nafsu yang ada pada manusia dan tercela. Nafsu ini mengajak kepada keburukan dan
kebinasaan, sebagaimana Allah Ta’ala jelaskan dalam menceritakan istri al-Aziz ,

‫س أَل َ َّما َرةٌ بِالسُّو ِ>ء إِاَّل َما َر ِح َ>م َربِّي> إِ َّن َربِّي> َغفُو ٌ>ر َر ِحي ٌ>م‬ >ُ ‫َو َما> أُبَ ِّر‬
َ ‫ئ نَ ْف ِسي> إِ َّن النَّ ْف‬

“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu
selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.
Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (Qs Yusuf: 53)

Nafsu ini menyeret manusia kepada kemaksiatan dan kehancuran iman, sehingga wajib bagi
kita berlindung kepada Allah Ta’aladarinya dan berusaha bermuhasabah sebelum beramal
dan setelahnya.

Faktor eksternal berkurangnya iman

Pertama: Syeitan musuh abadi manusia yang merupakan satu sebab penting eksternal yang
mempengaruhi iman dan mengurangi kekokohannya.

Kedua: Dunia dan fitnah (godaan)nya.  Menyibukkan diri dengan dunia dan perhiasannya
termasuk sebab yang dapat mengurangi iman. Sebab semakin semangat manusia memiliki
dunia dan semakin menginginkannya, maka semakin memberatkan dirinya berbuat ketaatan
dan mencari kebahagianakherat, sebagaiman dituturkan Imam Ibnul Qayyim.

Ketiga: Teman bergaul yang jelek. Teman yang jelek dan jahat menjadi sesuatu yang
sangat berbahaya terhadap keimanan, akhlak dan agamanya. Karena itu Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam telah memperingatkan kita dari hal ini dalam sabda beliau,
6. Bagaimana ketika seseorang tidak melaksanakan dan tidak menjadikan kitab Al
Quran sebagai pedoman hidup?

Al Quran adalah kitab terakhir yg diturun oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad
saw untuk dijadikannya Al Quran sebagai pedoman hidup kita. Tentu saja dikatakan kafir jika
seseorang tidak menjadi kan Al Quran sebagai pedoman dalam hidupnya. Karena AlQuran
berisi aturan cara hidup yang baik, menjelaskan kebesarn Allah SWT bahkan semua yg
banyak tdak kita ketahui yg ada dimuka bumi ini. Jadi tidak ada alasan kalau seorang muslim
tidak menjadikan Al Quran sebagai pedoman hidup nya.

7. Sebutkan contoh ihsan dalam kehidupan sehari hari!

Seperti yang kita ketahui ihsan adalah beramal dimana kamu seakan akan melihat
Allah sebagaimana Allah melihat kamu. Jadi contoh beramal seperti yg kita ketahui yaitu
Shalat, membaca Al Quran, sedekah, berbakti kepada orang tua, dan ibadah ibadah yang
lainnya, hanya saja kita benar benar mengerjakannya seolah olah kita melihat Allah
sebagaimana Allah melihat kita. Ini salah satu faktor utama dalam menentukan diterima atau
ditolaknya suatu amal ibadah kita kepada Allah, karena ikhlas, tawaduk, dan khusyuk muncul
dari sikap ihsan dan beribadah kepada Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai