Anda di halaman 1dari 7

UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Dosen Pengampu : Dra. Sumaryati T, M. Pd


Matakuliah : Filsafat dan Sejarah Pemikiran MIPA

Disusun Oleh:

Nama : Eka Safitri


NPM : 20207270189
Kelas : Ekstensi A MIPA 1B
Absen: 10

PROGRAM PASCASARJANA
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
JAKARTA
2020
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
FAKULTAS PASCASARJANA
SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER
GASAL TH. AKADEMIK 2020/2021
Program Studi : PENDIDIKAN MIPA
Mata Kuliah : Filsafat dan Sejarah Pemikiran MIPA
Kelas/Semester : 1b / 1
Hari / Tanggal : Sabtu, 31 Oktober 2020
Dikumpulka 2x24 Jam
Waktu :
n via email (2hari)
Dra. Sumaryati T, sumaryatitjitrosumarto@gmail.co
Dosen / Email : M.Pd. / m
  Sifat Ujian : Take Home 79

1. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa
yang kita belum tahu.
Coba anda jelaskan dengan contoh yang berkaitan dengan bidang MIPA
sesuai dengan pernyataan di atas.

Jawaban :

Filsafat pada hakikatnya berkaitan dengan cara mencari kebenaran yang


menjadi pemicu manusia berpikir, melakukan pengamatan dan berbagai
penelitian. Berfilsafat dapat diartikan melakukan kegiatan berpikir secara
menyeluruh, mendasar, dan spekulatif.

Filsafat merupakan ilmu pertama yang berusaha menjelaskan unsur-unsur yang


terlibat dalam penelitian ilmiah yaitu: prosedur-prosedur pengamatan, pola-
pola argumentasi, metode penyajian dan penghitungan, asumsi-asumsi
metafisika dan seterusnya. Kemudian mengevaluasi dasar-dasar validitasnya
berdasarkan sudut pandang logika formal, dan metodologi praktis.

Dengan berfilsafat seseorang akan terdorong untuk memahami kekuatan serta


keterbatasan metode, logika dan lain-lain serta akan lebih mudah untuk
menangkap ide dan konsep untuk kemudian diwujudkan dalam bentuk teori,
jasa atau produk yang dapat dihasilkan. Pada saat ini manfaat dari berfilsafat
yaitu dihasilkannya karya ilmiah seperti pembuatan, Karya ilmiah, jurnal,
skripsi, tesis, dan disertasi.

Page | 2 EKA SAFITRI-20207270189-EKSTENSI A KELAS 1B


2. Berilah contoh tentang teori kebenaran bila diterapkan dalam bidang MIPA.
Jawaban :
Kebenaran intelektual yang ada pada ilmu bukanlah suatu efek dari
keterlibatan ilmu dengan bidang-bidang kehidupan, kebenaran merupakan ciri
asli dari ilmu itu sendiri. Sesuatu dapat dikatakan kebenaran jika disandingkan
dengan standar-standar yang absolut. Contohnya adalah hukum gravitasi, jika
tidak ada yang absolut maka bisa saja sewaktu-waktu manusia di bumi akan
terlempar ke luar angkasa karena ketidak absolutan dari gravitasi itu sendiri,
maka dari sini kita dapat percaya bahwa hukum gravitasi itu adalah sebuah
kebenaran.
Berbagai teori kebenaran yang tumbuh dan berkembang dalam

tradisi filsafat diantaranya :


a. Teori korespondensi adalah teori kebenaran yang didasarkan pada fakta
obyektif sebagai dasar kebenarannya. Teori ini menyatakan bahwa sebuah
pernyataan dianggap benar hanya jika pernyataan tersebut berhubungan
dengan fakta obyektif yang ada sebagai contohnya sebuah pernyataan “di
luar terjadi hujan” dianggap benar jika terdapat fakta obyektif di luar sana
benar-benar terjadi hujan. Peristiwa turunnya air dari angkasa harus bisa
ditangkap oleh panca indera. Jika tidak bisa ditangkap oleh panca indera,
maka peristiwa hujan itu bukan merupakan fakta, melainkan hanya
peristwa delusif yang hanya berada dalam imajinasi si pemberi pernyataan.
b. Teori Koherensi
Pembuktian secara berulang-ulang pada teori korespondensi pada
akhirnya akan melahirkan sebuah aksioma atau postulat yang pada
umumnya berwujud sebagai kebenaran umum (general truth). Matahari
terbit dari arah timur. Pernyataan tersebut merupakan sebuah kebenaran
umum karena sudah diyakini benar. Kita tidak perlu menunggu hingga esok
pagi untuk membuktikan secara factual bahwa matahari benar-benar
terbit dari ufuk timur.

Page | 3 EKA SAFITRI-20207270189-EKSTENSI A KELAS 1B


c. Teori pragmatis berbeda dengan dua teori sebelumnya dalam menentukan
dasar kebenaran. Teori pragmatis meletakkan dasar kebenarannya pada
manfaat praktis dalam memecahkan persoalan kehidupan. Tidak hanya
berlaku pada dunia empiris, teori pragmatisme lebih lanjut juga bisa
diterapkan berkaitan dengan obyek pengetahuan metafisik.
d. Teori kebenaran performatif muncul dari konsepsi J. L. Austin yang
membedakan antara ujaran konstatif dan ujaran performatif. Menurut
tokoh filsafat analitika Bahasa dari Inggris ini, pengujian kebenaran (truth-
evaluable) secara faktual seperti yang dapat diterapkan dalam teori
korespondensi hanya bisa diterapkan pada ujaran konstatif Contoh yang
paling umum dari jenis kebenaran performative adalah penentuan awal
bulan Ramadan. Awal masuknya bulan Ramadan ditentukan melalui fakta
munculnya hilal (bulan muda) yang merupakan awal pergantian bulan yang
sekaligus menjadi pertanda dimulainya ibadah puasa bagi umat muslim.
Kendati kemunculan hilal merupakan fakta obyektif dijadikan sebagai dasar
kebenaran penentuan awal Ramadan (sebagaimana pembuktian pada teori
korespondensi), terdapat keterbatasan akses bagi orang awam untuk
membuktikan melalui pencerapan inderawi. Jatuhnya awal Ramadan tidak
dibuktikan oleh masyarakat dengan menyaksikan langsung fakta
kemunculan hilal, tetapi melalui pernyataan Menteri Agama yang dianggap
memiliki otoritas untuk menentukan awal Ramadhan.

3. Dalam mengembangkan Asumsi, maka harus diperhatikan beberapa hal.


Jelaskan dengan contoh.
Jawaban :
Dalam pengembangan asumsi harus diperhatikan beberapa hal. Pertama asumsi
harus relevan dengan bidang dan tujuan pengkajian disiplin keilmuan. Artinya,
asumsi harus merupakan dasar dari pengkajian teoretis. Kedua, asumsi harus
disimpulkan dari keadaan sebagaimana adanya, bukan bagaimana keadaan

Page | 4 EKA SAFITRI-20207270189-EKSTENSI A KELAS 1B


yang seharusnya. Asumsi yang pertama adalah asumsi yang mendasari telaahan
ilmiah sedangkan asumsi yang kedua adalah asumsi yang mendasari telaahan
moral.
Dalam ilmu pengetahuan menentukan asumsi dari keberadaan suatu objek
penelitian dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian oleh peneliti itu sendiri,
karena asumsi akan dapat memberi arah dan landasan bagi kegiatan
penelaahan.
Dalam suatu ilmu dapat terjadi beberapa asumsi. Begitu pula seorang ilmuwan
yang ingin melakukan sebuah penelitian, tentunya dapat menggunakan
beberapa asumsi dalam bidang ilmunya. Hal ini dikarenakan semakin banyak
asumsi, semakin sempit pula ruang gerak penelitian, dan akan semakin mudah
dalam pengambilan kesimpulan.
Pengembangan beberapa asumsi sebelum melakukan penelitian juga harus
diperhatikan secara tepat. Hal ini dikarenakan kesalahan dalam menetapkan
asumsi akan beresiko pada hasil penelitian yang didapatkan. Dengan kata lain,
asumsi yang benar akan menjembatani tujuan penelitian sampai penarikan
simpulan dari hasil pengujian hipotesis.

4. Metode ilmiah mencoba menggabungkan cara berpikir deduktif dan cara


berpikir induktif dalam membangun tubuh pengetahuannya. Jelaskan
maksud kalimat tersebut diatas.
Jawaban :

Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum
ditarik kesimpulan yang bersifat khusus, selain itu metode deduksi ialah cara
penanganan terhadap sesuatu objek tertentu dengan jalan menarik
kesimpulan mengenai hal-hal yang bersifat umum. Logika deduktif adalah
suatu ragam logika yang mempelajari asas-asas penalaran yang bersifat
deduktif, yakni suatu penalaran yang menurunkan suatu kesimpulan sebagai
kemestian dari pangkal pikirnya sehingga bersifat betul menurut bentuk saja.

Page | 5 EKA SAFITRI-20207270189-EKSTENSI A KELAS 1B


Penarikan kesimpulan secara deduktif yang sah pada suatu penalaran deduktif
selalu merupakan akibat yang bersifat keharusan dari pertnyaan-pertanyaan
yang lebih dahulu diajukan. Berpikir deduktif memberikan sifat yang rasional
kepada pengetahuan ilmiah dan bersifat konsisten dengan pengetahuan yang
telah dikumpulkan sebelumnya. Secara sistematis dan kumulatif pengetahuan
ilmiah disusun setahap demi setahap dengan menyusun argumentasi
mengenai sesuatu yang baru berdasarkan pengetahuan yang telah ada.
Dengan demikian maka ilmu merupakan tubuh pengetahuan yang tersusun
dan terorganisasikan dengan baik, secara konsisten dan koheren maka ilmu
mencoba memberikan penjelasan yang rasional kepada objek yang berada
dalam fokus penelahaan.

Penalaran induktif adalah cara berfikir untuk menarik kesimpulan dari


pengamatan terhadap hal yang bersifat partikular kedalam gejala-gejala yang
bersifat umum atau universal. Sehingga dapat dikatakan bahwa penalaran ini
bertolak dari kenyataan yang bersifat terbatas dan khusus lalu diakhiri dengan
statemen yang bersifat komplek dan umum. Generalisasi adalah salah satu ciri
yang paling khas dalam metode induksi. Hanya saja, generalisasi di sini tidak
berarti dengan mudahnya suatu proposisi yang diangkat dari suatu individu
dibawa untuk digeneralisasikan terhadap suatu komunitas yang lebih luas.
Justru, melalui metode ini, diberikan suatu kemungkinan untuk disimpulkan.
Dalam artian, bahwa ada kemungkinan kesimpulan itu benar tapi tidak berarti
bahwa itu pasti benar, sehingga akhirnya lahirlah probabilitas.

5. Matematika merupakan bahasa artifisial yang dikembangkan untuk


menjawab kekurangan bahasa verbal yang bersifat alamiah. Berikan contoh
konkrit dari pernyataan tersebut.
Jawaban:

Matematika adalah Bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari


pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat

Page | 6 EKA SAFITRI-20207270189-EKSTENSI A KELAS 1B


artifisial yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan padanya.
Tanpa itu matematika hanya merupakan kumpulan rumus-rumus yang mati.
Matematika mempunyai kelebihan lain dibandingkan dengan Bahasa verbal.
Bahasa verbal hanya mampu mengemukakan pernyataan yang bersifat
kualitatif.untuk mengatasai masalah ini matematika mengembangkan konsep
pengukuran. Matematika mengembangkan Bahasa numerik yang
memungkinkan kita untuk melakukan pengukuran secara kuantitatif.

Dengan bahas verbal bila kita membandingkan dua obyek yang berlainan
umpamanya gajah dan semut, maka kita hanya bisa mengatakan gajah lebih
besar dari semut. Jika kita ingin menelusuri lebih lanjut berapa besar gajah
dibandingkan dengan semut maka kira mengalami kesukaran dalam
mengemukakan hubungan itu. Kemudian jika sekiranya kita ingin mengetahui
secara eksak berapa besar gajah bila dibandingkan dengan semir maka Bahasa
verbal kita tidak dapat mengatakan apa-apa. Sedangkan dalam Bahasa
matematika terdapat sekumpulan lambang atau simbol dan kata ( baik kata
dalam bentuk lambing, misalnya “≥” yang melambangkan kata “lebih besar
atau sama dengan”, maupun kata yang diadopsi dari bahasa biasa seperti
“fungsi”, yang dalam matematika menyatakan suatu hubungan dengan aturan
tertentu, antara unsur-unsur dalam dua buah himpunan)

==== SELAMAT MENGERJAKAN ====

Page | 7 EKA SAFITRI-20207270189-EKSTENSI A KELAS 1B

Anda mungkin juga menyukai