Anda di halaman 1dari 11

MOMEN INERSIA

Jika ρ : jarak tegak lurus dA ke sumbu inersia maka momen inersia di definisikan
sebagai :

I = ∫ ρ dA 2

Dari definisi ini maka menunjukkan bahwa luas dibagi menjadi elemen kecil (dA) dan
masing-masing luas dikalikan dengan kuadrat lengan momennya (ρ) terhadap
sumbu acuan.

(i) momen inersia terhadap sumbu x :


I x = ∫ y 2 dA

(ii) momen inersia terhadap sumbu y :


I y = ∫ x 2 dA

• Bandingkan dengan :
Q x = ∫ y dA
Q y = ∫ x dA
momen pertama, pada saat mencari titik berat.

Maka
I x = ∫ y 2 dA
I y = ∫ x 2 dA
momen kedua, (second moment of area)

Jadi : momen inersia = momen kedua suatu bidang.

Satuan momen inersia adalah :


I : (mm4) / cm4 atau m4, tergantung satuan dasar yang digunakan.

53
Momen inersia polar / kutub
Momen inersia luas relative terhadap garis atau sumbu tegak lurus bidang luas
disebut dengan momen inersia polar / kutub dengan simbul (Jo)
I = ∫ r 2 dA
I x = ∫ y 2 dA
I y = ∫ x 2 dA

∫ + = ∫ + ∫ dA
2 2 2 2
Jo = IX + Iy = ( x y ) dA x dA y

Jari-jari Girasi
Tinjau suatu bidang A yang bermomen inersia IX terhadap sumbu x. Agar bidang A
yang berkonsentrasi mempunyai momen inersia terhadap sumbu x, maka harus
diberikan jarak (k) dari sumbu x yang didefinisikan melalui hubungan :
IX
IX = kX2 A → kX =
A
kX : jari-jari girasi terhadap sumbu x.
Catatan :
untuk mendapatkan momen maka gaya x jarak jari-jari girasi (k) adalah jarak momen.
IX
kX = → I X = kX A
2

A
Iy
ky = → I y = ky A
2

A
Io
ko = → jo = ko A
2

A
ko2 = kX2 + ky2 → Jo = kX + ky

Beberapa posisi k :

54
Contoh :
Tentukan jari-jari girasi (kX) dari persegi panjang seperti pada gambar :
2
IX 1
3 bh h2
= = =
2
kx
A bh 3
h2 h
kX = =
3 3

Teorema Sumbu Sejajar


(i) Tinjau momen inersia (I) suatu bidang yang luasnya A terhadap sumbu A – A‛.
jika jarak antara sumbu referensi A – A’ ke dA adalah y.
Maka :
I = ∫ y 2 dA

(ii) Tarik sumbu ke II yaitu B – B’ yang melewati titik berat C pada bidang sejajar
dengan A - A’ sumbu B – B’ yang melewati C disebut dengan : Sumbu Titik
Berat. Jika jarak B – B’ ke dA adalah y’, maka jarak elemen dA ke B–B’ dapat
ditulis :

y = y’ + d ,

dengan d adalah : jarak A-A’ ke B-B’

Dengan substitusi y = y’ + d ke I = ∫ y 2 dA maka dapat diperoleh :


I = ∫ y 2 dA
= ∫ ( y1 + d ) 2 dA
I = ∫ y1 2 dA + 2d ∫ y1dA + dA ∫ dA
I II III

55
Dari integral di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
a) Integral I :

∫y
'2
dA = menyatakan IX yaitu momen inersia terhadap sumbu titik berat B-B’.

b) Integral II :
2d ∫ y1dA = 0, karena ∫ y dA = A . y
1
dimana y menyatakan jarak dan
sumbu acuan B-B’ ke titik berat. Karena titik berat C berada pada sumbu B-B’
maka y = 0, maka hasil integrasi = 0

c) d 2 ∫ dA = Ad 2

∫ (y + d ) 2 dA
1
Maka integral I = dapat ditulis sebagai :
2
IX = IX + Ad yang merupakan teorema sumbu sejajar.

IX = IX + Ad2 dengan A : luas dan d : jarak sumbu AA’ – BB’

Artinya :
untuk setiap luas momen inersia terhadap setiap sumbu pada bidang luas, sama
dengan momen inersia terhadap sumbu sejajar titik berat, ditambah terminologi
perpindahan yang terdapat perkalian luas dengan kuadrat jarak antara kedua sumbu.

Dengan menggunakan hubungan dan cara yang sama dapat diambil :


(i) AkX2 = A⎯kX2 + Ad2
kX2 =⎯kX2 + d2 (jari-jari girasi)
(ii) Momen inesia polar :
J =⎯J + Ad2
Contoh soal :
1) Tentukan momen inesia segitiga terhadap alasanya.

I X = ∫ y 2 dA
dIX = y2 dA
∴ I X = ∫ y 2 dA
dengan dA = l dy

untuk menentukan l, lihat segitiga sebangun (sama) :

56
l h−y
=
b h
⎛h−y⎞
l = b⎜ ⎟
⎝ h ⎠
∴ dA = l dy
⎛h−y⎞
dA = b ⎜ ⎟ dy
⎝ h ⎠
• Batas integral : y = 0 ke y = h
∴ I X = ∫ y 2 dA

⎛h−y⎞
h
= ∫ y 2 b⎜ ⎟ dy
o ⎝ h ⎠
h
b
=
ho∫ (h y 2 − y 3 ) dy
h
b ⎡ y3 y 4 ⎤
= ⎢h − ⎥
h⎣ 3 4 ⎦o
b ⎡⎛ h 3 h 4 ⎞ ⎤
= ⎢⎜⎜ h . − ⎟⎟ − (o)⎥
h ⎣⎝ 3 4 ⎠ ⎦
b ⎡ h 4 h 4 ⎤ b ⎡ 4h 4 − 3h 4 ⎤
= ⎢ − ⎥= ⎢ ⎥
h⎣ 3 4 ⎦ h⎣ 12 ⎦
b h4 bh 3
Ix = =
h 12 12
2. Tentukan momen inersia polar (Jo) terhadap titik berat suatu bidang lingkaran
dengan integrasi langsung. Kemudian dengan menggunakan hasil Jo, tentukan
momen inersia bidang lingkaran terhadap diameter

dJo = u2 dA
dA = 2π u du
r

∫ d Jo = ∫ dA
μ 2
Jo =
o
Batas integral adalah (o - r)
r

∫μ (2π μ dμ)
2
Jo =
o

57
r r
μ ⎛ 4

= 2π ∫ μ dμ = 2π ⎜⎜ ⎟⎟
3

o ⎝ 4 ⎠o
⎛ r4 ⎞
= 2π ⎜⎜ − 0 ⎟⎟
⎝4 ⎠
π 4
∴ Jo = r
2
Momen kelembaman terhadap diameter :
IX = Iy karena bidang lingkaran simetri.
Jo = IX + Iy
Jo = 2 IX
π
r4 = 2IX
r
momen inesia terhadap diameter.
π
IX = Iy = r4
4
3. Tentukan momen inersia segi empat dengan dasar b dan tinggi h terhadap :
a) sumbu titik berat
b) sumbu berimpit dengan dasar

• dA = b dy
• I = ∫ y 2 dA
• A = b .h
h
• d =
2
maka :
h h
− 2 2

a) I x = ∫ y dA = ∫ ( y .b) d
2 2
y
−h 2 −h 2
h
⎡ y3 ⎤
2
⎡ ( h2 ) 3 (− h2 ) 3 ⎤
⎯IX = b ⎢ ⎥ =b⎢ − ⎥
⎣ 3 ⎦ −h 2 ⎣ 3 3 ⎦

⎡ h8 − h8 ⎤ ⎡h3 h3 ⎤
3 3

⎯IX = b ⎢ − ⎥ = b⎢ + ⎥
⎢⎣ 3 3 ⎥⎦ ⎣ 24 24 ⎦
− 2h 3 bh 3
Ix = b =
24 12

58
b) Teorema sumbu sejajar :
2
bh 3 ⎛h⎞
IX = ⎯IX + Ad 2
= + b .h. ⎜ ⎟
12 ⎝2⎠
bh 3 bh 3 bh 3
IX = + =
12 4 3
4. Tentukan IX dan IX dari segitiga berikut.

Jawab :
b
(i) dA = x dy , x = (h − y)
h
b
dA = ( h − y)
h

IX = momen inersia terhadap sumbu x (berimpit dengan b)


2⎛ b ⎞
h h

= ∫ y x dy = ∫ y ⎜ (h − y) ⎟ dy
2
IX
o o ⎝h ⎠
h
b
= ∫
h o
(hy 2 − y 3 ) dy

h
b ⎡h y3 y4 ⎤ bh 3
IX = ⎢ − ⎥ =
h ⎣ 3 4 ⎦o 12

(ii) momen inersia sumbu titik berat (sumbu Xo)


IX = ⎯IX + Ad2
bh 3
= I X + ( 12 . b . h ) ( 13 h ) 2
12
bh 3 ⎛ bh ⎞ ⎛ h ⎞
2
bh 3
= I X + ⎜ ⎟ ⎜⎜ ⎟⎟ = I X +
12 ⎝ 2 ⎠⎝ 9 ⎠ 18
bh 3
IX =
36

59
Momen Inersia Bidang Komposit

60
Contoh :
1. Tentukan momen kelembaman (inersia) bidang yang dihitami/diarsir terhadap
sumbu x.

Jawab :
• Penyelesaian dengan cara mengurangi persegi empat dengan setengah
lingkaran.
• I : persegi empat-
I : setengah lingkaran dihitung

Sehingga :

(i) IX untuk persegi empat.


I X = 13 b h 3 = 13 ( 240) (120) 3 = 138,2 .10 6 mm 4

(ii) IX untuk setengah lingkaran :


• I X = I A A1 =
1
8 π r 4 = 18 π (90) 4 = 25,76 .10 6 mm 4
• A = 12 π r 2 = 12 π (90) 2 = 12,72 .10 3 mm 2
• Jarak a (jarak titik pusat ke sumbu A – A1)
4 r 4 (90)
a= = = 38,2 mm
3π 3π
b = 120 – a = 120 – 38,2 = 81,8 mm.

• ⎯IX = dengan menggunakan teorema sumbu sejajar.


IA A’ = momen inersia titik berat
IA A’ = ⎯IX + A a2
25,76 . 106 = IX + (12,72 . 103) (38,2)2
⎯IX = 7,2 x 106 mm4

2. Tentukan momen inersia terhadap sumbu titik berat X dan Y dari penampang
balok flens lebar berikut :

61
Jawab :
Momen inersia komposit adalah : jumlah momen inersia dari berbagai luas bagian,
semua momen inersia diberikan terhadap sumbu inersia sama sebelum
ditambahkan.

Dari soal di atas terhadap sumbu Xo, membagi luas menjadi :


• Segiempat : 200 x 300 mm dikurangi dengan segiempat kecil : 90 x 260 mm.
• Sumbu masing-masing titik berat berimpit dengan Xo, sehingga ditambah
dengan rumus perpindahan.
− bh 3
Ix =
12

• Segi empat 200 x 300 mm



bh 3 200 (260)3 4
I x1 = = = 450 x 106 mm
12 12

• Dua segi empat 90 x 260 mm


− ⎡ 90 (260)3 ⎤ 4
I x 2 = 2⎢ ⎥ = 263,6 x 106 mm
⎣ 12 ⎦

• Momen inersia total :


⎯Ixtotal = ⎯Ix1 – ⎯Ix2 = 186,4 x 106 mm4

Terhadap sumbu Yo :

bh 3
Iy =
12

• Segi empat 20 x 260 mm


− bh 3 260 (20)3
I y1 = = = 0,173 x 106 mm4
12 12

• Dua segi empat 20 x 200 mm


− ⎡ 20 (200)3 ⎤ 4
I y 2 = 2⎢ ⎥ = 26,67 x 106 mm
⎣ 12 ⎦

62
• Momen inersia total :
⎯Iytotal = ⎯Iy1 + ⎯Iy2 = 26,84 x 106 mm4

Soal latihan :
1. Tentukan momen inersia penampang T yang diperlihatkan pada gambar berikut
terhadap sumbu Xo titik beratnya. Cari terlebih dahulu besar⎯y.
(jawab : ⎯y = 87,5 mm dan ⎯Ix = 113,5 x 106 mm4)

2. Tentukan momen inersia luas seperti pada gambar terhadap sumbu titik beratnya.
(jawab : ⎯y = 202 mm, ⎯Ix = 260 x 106 mm4,⎯Iy = 260 x 106 mm4)

3. Potongan penampang yang diperlihatkan pada gambar berikut merupakan suatu


batang struktur yang dikenal dengan penampang Z. Tentukan harga ⎯Ix dan ⎯Iy.
(jawab : ⎯Ix = 17,55 x 106 mm4,⎯Iy = 691 x 106 mm4, luas = 5800 mm2)

63

Anda mungkin juga menyukai