Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

TUMBUH KEMBANG ANAK DI PUSKESMAS KUBUTAMBAHAN I


KABUPATEN BULELENG TANGGAL 4 OKTOBER 2019

OLEH :
LUH PUTU CANDRA KUSUMA WARDANI
17089014018

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
TUMBUH KEMBANG ANAK DI PUSKESMAS KUBUTAMBAHAN I
KABUPATEN BULELENG TANGGAL 4 OKTOBER 2019

A. Definisi
Pertumbuhan merupakan peningkatan jumlah dan ukuran sedangakan
perkembangan menitikberatkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dan
tingkat yang paling rendah dan kompleks melalui proses maurasi dan pembelajaran
(Whalex dan Wone, 2000).
Tumbuh kembang adalah suatu proses, dimana seseorang anak tidak hanya
tumbuh menjadi besar tetapi berkembang menjadi lebih terampil yang mencakup dua
eristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan.
Pertumbuhan (Growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalalm julmla
besar, ukuran/dimensi, tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur berat,
panjang, umur tulang dan keseimbangan elektrolit.Perkembangan (development)
adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tibuh yang lebih
kompleks, dalam pola teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil antara lain proses
pematangan termasuk perkembangan emosi, intelektual dan tingkah lau sebagai hasil
dengan lingkungan. Untuk terciptanya tumbuh kembang yang optimal tergantung
pada potensi biologis, psikosoisal dan perilaku yang merupakan proses yang unik dan
hasil akhir berbeda- beda yang member cirri tersendiri pada setiap anak.
B. Jenis Tumbuh Kembang
1. Tumbuh kembang fisis meliputi perubahan dalam bentuk besar dan fungsi
organisme individu.
2. Tumbuh kembang intelektual berkaitan dengan kepandaian berkomunikasi dan
kemampuan menangani materi yang bersifat abstrak dan simbolik seperti
berbicara,bermain,berhitung dan membaca.
3. Tumbuh kembang social emosional bergantung kemampuan bayi untuk
membentuk ikatan batin,berkasih sayang,menangani kegelisahan akibat suatu
frustasi dan mengelola rangsangan agresif.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
1. Faktor keturunan (herediter)
Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbang anak
melalui instruksi genetic dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan,
gangguan pertumbuhan selain disebabkan leh kelainan kromosom (contoh :
syndrome Down, Syndrom Turner) juga disebabkan oleh factor lingkungan yang
kurang memadai.
a. Seks: kecukupan dan perkembangan pada anak lai-laki berbeda
dengan perempuan
b. Ras: ras/suku nbangsa dapat mempengaruhi tumbang anak, beberapa
suku bangsa memiliki karakteristik.
2. Faktor lingkungan
a) Lingkungan internal
Intelegensi pada umumnya intelegensi tinggi, perkembangan lebih
baik dibandingkan jika intelegensi rendah.
b) Hormon
Ada 3 hormon yang mempengaruhi anak yaitu somatotropik untuk
pertumbuhan tinggi badan terutama pada masa kanak-kanak, hormone tiroid
menstimulasi pertumbuhan sel inerstitiil testis, memproduksi testosterone
dan ovarium, memproduksi estrogen yang mempengaruhi perkembangan
alat reproduksi
c) Emosi
Hubungan yang hangat dengan orang tua, saudara, teman sebaya
serta guru berpengaruh terhadap perkembangan emosi, social, intelektual
anak, cara anak berinteraksi dengan keluarga akan mempengaruhi interaksi
anak di luar rumah.
3. Lingkungan eksternal
a. Kebudayaan
b. Budaya keluarga/masyarakat mempengaruhi bagaimana anak
mempersepsikan dan memahami kesehatan berperilaku hidup sehat.
c. Status social ekonomi
d. Anak yang berbeda dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang social
ekonomi yang rendah serta banyak punya keterbatasan untuk memenuhi
kebutuhan primernya.
e. Nutrisi
f. Untuk tumbang anak secara optimal memerlukan nutrisi adekuat yang
didapat dari makanan bergizi.
g. Iklim/cuaca
h. Iklim tertentu dapat mempengaruhi status kesehatan anak.Olahraga/latihan
fisik
i. Olahraga berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan psikososial
anak.
j. Posisi anak dalam keluarga
Posisi anak sebagai anak tunggal, sulung, anak tengah, anak bungsu
akan mempengaruhi pola anak setelah diasuh dan dididik dalam keluarga.
D. Tahap-Tahap Tumbuh Kembang Anak
Proses tumbuh kembang dimulai sejak sel telur dibuahi dan akan berlangsung
sampai dewasa:
1. Tahap prenatal
a) Masa embrio : mulai konsepsi – 8 minggu
b) Masa tengah fetus : 9 minggu – 24 minggu
c) Masa fetus lanjut : 24 minggu – lahir
2. Tahap postnatal
a) Masa neonatal : lahir – 1 bulan
b) Masa bayi awal: 1 bulan – 1 tahun.
c) Masa bayi lanjut : 1 tahun – 2 tahun
3. Masa anak (wanita : 2-10 tahun, laki-laki : 2-12 tahun) :
a) Masa prasekolah : 2 – 6 tahun
b) Masa sekolah : wanita 6 – 10 tahun,laki-laki 6 – 12 tahun
4. Masa remaja (adolesen) : wanita 10-18 tahun, laki-laki 12-20 tahun
a) Pra pubertas : wanita 10-12 tahun,laki-laki 10-14 tahun
b) Pubertas : wanita 12-14 tahun,laki-laki 14-15 tahun
c) Post pubertas :wanita 14-18 tahun,laki-laki 16-20 tahun
E. Perkembangan Anak Balita
Periode penting dalam tumbang anak adalah masa balita. Perkembangan
kemampuan berbahasa, kreativitas, keadaan social emosional dan intelegensi
berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya.
Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa-masa
ini. Sehingga setiap kelainan/penyimpangan seksual apapun, apabila tidak terdeteksi
dan tidak ditangani dengan baik maka akan mengurangi kualitas perkembangan.
Krasenburg,dkk (1981) melalui DDST (Denver Development Screening
Test) mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai
perkembangan anak balita yaitu :
1. Personal social (kepribadian/tingkah laku social)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungan.
2. Fine Motor Adaptif (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk melakukan gerakan
yang melibatkan bagian tubuh dan dilakukan otot-otot kecil memerlukan
koordinasi yang cermat, misal: keterampilan menggambar.
3. Language (bahasa)
Kemampuan untuk member respon terhadap suara, mengikuti perintah
berbicara spontan.
4. Gross Motor (Motorik Kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Beberapa
“milestone” pokok yang harus diketahui dalam mengikuti taraf perkembangan
secara awal. Milestone adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai anak
umur tertentu, misalnya:
a. 4-6 minggu : tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2
minggu kemudian
b. 10-16 minggu : menegakkan kepala, tengkurap sendiri, menoleh ke
arah suara
c. 20 minggu : meraih benda yang didekatkan kepadanya
d. 26 minggu : dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan
lainnya
e. 9-10 bulan : menunjuk dengan jari telunjuk, memegang benda
dengan dengan jari telunjuk dan ibu jari
f. 13 bulan : berjalan tanpa bantuan, mengucapkan kata-kata tunggal
F. Masalah Masalah Pada Anak Prasekolah
1. Masalah kesehatan
Masalah kesehatan yang sering muncul pada anak prasekolah seperti; diare,
cacar air, difteri, dan campak.
2. Hubungan keluarga
Pada usia prasekolah biasanya anak merasa cemburu dengan kehadiran anggota
keluarga baru (adik). Anak merasa tidak diperhatikan lagi oleh orang tua
sehingga anak sering membuat olah untuk mendapatkan perhatian orang tua.
3. Bahaya fisik
1. Kecelakaan
Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang
menghasilkan ketrampilan tertentu. Meskipun tidak meninggalkan bekas
fisik namun kecelakaan dianggap sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap
hati-hati akan berbahaya bagi psikologisnya sehingga anak akan takut
terhadap kegiatan fisik. Jika hal ini terjadi bisa berkembang menjadi masa
malu.
2. Keracunan
Pada dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang dia
lihat tanpa mengetahui apakah itu berbahaya atau tidak.
4. Bahaya Psikologis
Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berprestasi.
Rasa bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih pemarah,
mengalami regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya
mengompol dan menghisap jempol.
5. Gangguan tidur
Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur
REM (rapid eye movement). Seorang anak yang mengalami mimpi buruk
biasanya akan benar-benar terbangun dan dapat mengingat kembalimimpinya
secara terperinci.
Mimpi buruk yang terjadi sewaktu-waktu adalah hal yang normal,
dan satu-satunya tindakan yang perlu dilakukan orang tua adalah menenangkan
anak. Tetapi mimpi buruk yang sering terjadi adalah abnormal dan bisa
menunjukkan masalah psikis.
Pengalamam yang menakutkan (termasuk cerita menakutkan atau
film tentang kekerasan di televisi) bisa menyebabkan terjadinya mimpi buruk.
Hal ini terutama sering ditemukan pada anak-anak yang berumur 3-4 tahun,
karena mereka belum bisa membedakan antara khayalan dan kenyataan.
Teror dimalam hari adalah suatu keadaan dimana sesaat setelah
tertidur anak setengah terbangun dengan kecemasan yang luar biasa. Anak tidak
dapat mengingat kembali apa yang telah dialaminya.
Tidur sambil berjalan adalah suatu keadaan dimana dalam keadaan
tertidur anak bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan-jalan. Teror dimalam
hari dan tidur sambil berjalan biasanya berlangsung selama tidur dalam (Non
REM) dan terjadi dalam 3 jam pertama setelah anak tertidur. Tiap episode
berlangsung dari beberapa detik sampai beberapa menit. Teror dimalam hari
sifatnya dramatis karena anak menjerit-jerit dan panik, keadaan ini paling
sering ditemukan pada anak yang berumur 3-8 tahun.
Untuk anak yang susah tidur bisa dilakukan beberapa tindakan berikut:
1. Ajak anak kembali ketempat tidurnya.
2. Berikan cerita yang pendek.
3. Tawari untuk ditemani oleh boneka atau selimut kesayangannya.
4. Gunakan lampu redup.
6. Masalah Pelatihan Buang Air (Toileting)
Pelatihan buang air besar biasanya mulai dilakukan pada saat anak
berumur 2-3 tahun, sedangkan pelatihan buang air kecil dilakukan pada umur 3-
4 tahun. Pada umur 5 tahun, kebanyakan anak sudah dapat melakukan buang air
sendiri; melepas pakaian dalamnya sendiri, membersihkan dan mengeringkan
penis, vulva maupun anusnya sendiri serta kembali memakai pakaian dalamnya
sendiri.
Tetapi sekitar 30% anak berusia 4 tahun dan 10% anak berusia 6 tahun
masih mengompol pada malam hari.
Cara terbaik untuk menghindari masalah pelatihan buang air (toilet
training) adalah dengan mengenali kesiapan anak. Adapun tanda dari kesiapan
anak adalah:
1. Selama beberapa jam pakaian dalamnya masih kering.
2. Anak menginginkan pakaian dalamnya diganti jika basah.
3. Anak menunjukkan ketertarikannya untuk duduk di atas Potty Chair (pispot
khusus untuk anak-anak) atau diatas toilet (jamban, kakus).
4. Anak mampu mengikuti petunjuk atau aturan lesan yang sederhana.
G. Jenis Jenis Perkembangan
1) Perkembangan minat Suatu reaksi rasa yang mendorong seseorang melakukan
aktifitas karena adanya hubungan dan partisipasi hingga menghasilkan
perubahan positif dari segi pemikiran, rohani, moral dan social.
Ada 2 faktor yang mempengaruhi minat seseorang yaitu:
a. Faktor dari dalam (intrinsik), yaitu sifat pembawaan, Minat dari
dalamterdiri dari tertarik atau rasa senang pada kegiatan, perhatian
terhadapsuatu kegiatan dan adanya aktivitas atau tindakan akibat rasa
senangmaupun perhatian.
b. Faktor dari luar (ekstrinsik), diantaranya keluarga, sekolah danmasyarakat
sekitar.
2) Perkembangan keterampilan motoric
Keterampilan motorik terjadi ketika otak, sistem saraf dan otot semua
bekerja sama untuk membuat gerakan-gerakan. Anak akan mengembangkan
keterampilan motorik halus dan kasar melalui kegiatan yang diarahkan atau
ketika bermain bebas. Meskipun setiap anak berbeda, ada periode tertentu yang
biasanya dicapai pada usia tertentu.
a. Perkembangan Usia Perkembangan setiap usia berbeda.
b. Tercapainya Kematangan Organ-organ Fisiologis Kematangan atau
maturity adalah kesiapan fungsi- fungsi baik fisik maupun psikis untuk
melakukan aktivitas tanpa memerlukan stimulus dari luar.
3. Perkembangan sosialisasi
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan
sosial. Dapat diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap
norma-norma kelompok, moral dan tradisi, meleburkan diri menjadi satu
kesatuan dan saling berkomunikasi, dan bekerja sama.
Faktor yang mempengaruhi:
a. Keluarga: Sikap dan perlakuan di dalam lingkup keluarga akan
mempengaruhi.
b. Gizi: kekurangan gizi akan mengganggu pertumbuhan dan akan
menghambat pertumbuhan yang lainnya.
c. Teman bermain atau Lingkungan: anak mudah untuk mengikuti dan meniru
orang lain.
4. Perkembangan Kognitif
Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk
menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau
peristiwa.
Kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan yang menandai seseorang
dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide belajar. Faktor
yang mempengaruhi:
a. Keturunan 
b. Lingkungan
c. Kematangan
d. Pembentukan 
e. Minat dan bakat
f. Kebebasan
5. Perkembangan Kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan temparmen
seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan tempramen itu akan terwujud dalam
tindakan seseorang jika di hadapan pada situasi tertentu. Kepribadian seseorang
tidak dapat diukur dengan angka tetapi dapat dilihat dan dirasakan dan
kepribadian tersebut realtif berbeda beda.Faktor yang mempengaruhi:
1. Genetik/Keturunan
2. Keadaan Keluarga
3. Lingkungan
H. Karakteristik Perkembangan
1. Perkembangan Fisik
Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan
sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode pranatal (dalam
kandungan). Berkaitan dengan perkembangan fisik ini Kuhlen dan Thompson
(Hurlock, 1956) mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi
empat aspek, yaitu:

a) Karakteristik perkembangan fisik pada masa kanak – kanak ( 0 – 5 tahun )


Perkembangan kemampuan fisik pada anak kecil ditandai dengan
mulai mampu melakukan bermacam macam gerakan dasar yang semakin
baik , yaitu gerakan gerakan berjalan, berlari, melompat dan meloncat,
berjingkrak, melempar, menangkap, yang berhubungan dengan kekuatan
yang lebih basar sebagai akibat pertumbuhan jaringan otot lebih besar.
Selain itu perkembangan juga ditandai dengan pertumbuhan panjang kaki
dan tangan secara proporsional. Perkembagan fisik pada masa anak juga
ditandai dengan koordinasi gerak dan keseimbanga berkembang dengan
baik.
b) Karakteristik perkembangan fisik pada masa anak (5-11)
Perkembangan:waktu reaksi lebih lambat dibanding masa kanak
kanak,koordinasi mata berkembang dengan baik ,masih belum
mengembangkan otot otot kecil, kesehatan umum relative tidak stabil dan
mudah sakit ,rentan dan daya tahan kurang
c) Usia 8-9 tahun
Terjadi perbaikan koordinasi tubuh,Ketahanan tubuh
bertambah,Anak laki laki cenderung aktifitas yang ada kontak fisik seperti
berkelahi dan bergulat,Koordinasi mata dan tangan lebih baik,Sistim
peredaran darah masih belum kuat,Koordinasi otot dan syaraf masih kurang
baik,Dari segi psiologi anak wanita lebih maju satu tahun dari lelaki
d) Usia 10-11 tahun
Kekuatan anak laki laki lebih kuat dari wanita,Kenaikan tekanan
darah dan metabolism yang tajam. Wanita mulai mengalami kematangan
seksual (12tahun), Lelaki hanya 5% yang mencapai kematangan seksual.
2. Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak
seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengn
kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun,
adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan
sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.
Jadi dapat disimpulkan pula bahwa perkembangan motorik berarti
perkembangan pengendalian gerakan jasmani melalui kegiatan pusat syaraf, urat
syaraf dan otot yang terkoordinasi. Pengendalian tersebut berasal dari
perkembangan refleksi dan kegiatan massa yang ada pada waktu lahir. Sebelum
perkembangan itu terjadi anak akan tetap tidak berdaya.
Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih
terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih cepat
dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga keseimbangan
badannya. Untuk memperhalus ketrampilan – ketrampilan motorik, anak – anak
terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam
bentuk permainan. Disamping itu, anak – anak juga melibatkan diri dalam
aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll.
a. Motorik Gerakan Kasar
Perkembangan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh seperti
berlari, berjinjit, melompat, bergantung, melempar, dan menangkap, serta
menjaga keseimbangan. Kegiatan ini diperlukan dalam meninkatkan
keterampilan koordinasi gerakan motorik kasar. Pada anak usia 4 tahun,
anak sangat mnyenangi kegiatan fisik yang mengandung bahaya, seperti
melompat dari tempat tinggi. Pada usia 5 atau 6 th keinginan untuk
melakukan kegiatan berbahaya bertambah, anak pada masa ini menyukai
kegiatan lomba seperti balapan sepeda, atau kegiatan lain yng mengandung
bahaya.
b. Perkembangan Gerakan Motorik Halus
Perkembangan motorik halus pada masa usia 6-7 tahun, koordinasi
gerakan berkembang secara pesat, pada masa ini anak sudah mampu
mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan
gerkan mata dengan tangan, lengan dan tubuh secara bersamaan, antara lain
dapat dilihat saat anak menulis dan menggambar.
Beberapa perkembangan motorik (kasar maupun halus) selama periode ini, antara
lain :
a). Anak Usia 5 Tahun
1. Mampu melompat dan menari
2. Menggambarkan orang yang terdiri dari kepala, lengan dan badan
3. Dapat menghitung jari – jarinya
4. Mendengar dan mengulang hal – hal penting dan mampu bercerita
5. Mempunyai minat terhadap kata-kata baru beserta artinya
6. Memprotes bila dilarang apa yang menjadi keinginannya
7. Mampu membedakan besar dan kecil
b). Anak Usia 6 Tahun
1. Ketangkasan meningkat
2. Melompat tali
3. Bermain sepeda
4. Mengetahui kanan dan kiri
5. Mungkin bertindak menentang dan tidak sopan
6. Mampu menguraikan objek-objek dengan gambar
c). Anak Usia 7 Tahun
1. Mulai membaca dengan lancar
2. Cemas terhadap kegagalan
3. Peningkatan minat pada bidang spiritual
4. Kadang Malu atau sedih
d). Anak Usia 8 – 9 Tahun
1. Kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat
2. Mampu menggunakan peralatan rumah tangga
3. Ketrampilan lebih individual
4. Ingin terlibat dalam sesuatu
5. Menyukai kelompok dan mode
6. Mencari teman secara aktif.
e). Anak usia 10 – 12 Tahun
1. Perubahan sifat berkaitan dengan berubahnya postur tubuh yang
berhubungan dengan pubertas mulai tampak
2. Mampu melakukan aktivitas rumah tangga, seperti mencuci, menjemur
pakaian sendiri, dll.
3. Adanya keinginan anak unuk menyenangkan dan membantu orang lain
4. Mulai tertarik dengan lawan jenis.
3. Perkembangan Intelektual
Piaget membangi empat tahapan perkembangan intelektual/ kognitif, yaitu
1) Tahap sensori motoris,
2) Tahap praoperasional,
3) Tahap operasional konkret dan
4) Tahap operasional formal.
I. Asuhan Keperawatan
1. Kecemasan orang tua berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memberi
perawatan pada perubahan yang akan terjadi pada status kesehatan anaknya.
2. Resiko cedera fisik pada anak b/d ketidakmampuan keluarga memodifikasi
lingkungan yang aman untuk anak prasekolah.
3. Resiko terjadinya gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
ketidakmampuan keluarga mengenali masalah nutrisi yang dibutuhkan pada
anak prasekolah.
J. Perencanaan asuhan keperawatan
Diagnosa Rencana asuhan keperawatan
No. Rasional
keperawatan NOC NIC
1. Kecemasan Tujuan umum: Anjurkan keluarga DDengan pengungkapan
orang tua Setelah diberikan untuk mengungkapkan apa yang dirasakan
berhubungan asuhan kecemasannya kepada perawat, dapat
dengan keperawatan mengurangi beban
ketidakmampua selama …x 24 yang dirasakan.
n keluarga jam diharapkan 1.
memberi kecemasan Anjurkan keluarga
2. Mekanisme koping
perawatan pada keluarga dapat untuk tetap
keluarga yang adekuat
perubahan yang berkurang mempertahankan
dapat mencegah
akan terjadi Tujuan khusus: mekanisme koping
trauma yang berlebih
pada status keluarga dalam
a. 1. Keluarga
kesehatan menghadapi masalah
mampu
anaknya.
mengenali
masalah 2. Anjurkan keluarga
3. Dengan cara mencegah
b. 2. Keluarga untuk mengurangi
dan tidak selalu
mampu stresor yang
memikirkan masalah
memutuskan menyebabkan
tindakan yang kecemasan
tepat untuk
mengatasi 4.   Pelayanan kesehatan
3. Anjurkan keluarga
kecemasan. merupakan salah
untuk meminta
satubentuk sumber
bantuan dari tenaga
daya yang ada di
kesehatan dalam
masyarakat.
upaya mengurangi
masalah kesehatan

2. Resiko cedera Setelah diberikan1. Anjurkan orang tua


fisik pada anak asuhan atau keluarga untuk
b/d keperawatan selalu mengawasi
ketidakmampua selama …x 24 kegiatan anak
n keluarga jam diharapkan khususnya bermain
memodifikasi Keluarga dapat yang dapat
lingkungan mengetahui membahayakan fisik.
yang aman berbagai resiko 2.
untuk anak yang 2.   Anjurkan keluarga
prasekolah. berhubungan untuk memberikan
dengan anak tempat tersendiri untuk
prasekolah bermain anak.
3.   Anjurkan keluarga
menjauhkan atau
menyimpan peralatan
yang dapat
membahayakan anak

4.   Anjurkan keluarga
membuat pembatas
atau pagar depan
rumah agar anak lebih
leluasa dalam bermain.

4.
3. Resiko Setelah diberikan Anjurkan keluarga Makanan tidak
terjadinya asuhan menyediakan makanan merupakan focus anak
gangguan keperawatan yang menarik namun melainkan bermain.
kebutuhan selama …x 24 memiliki kandungan
nutrisi kurang jam diharapkan gizi yang baik pada
2.  
dari kebutuhan Kebutuhan nutrisi anak.
tubuh b/d anak terpenuhi 2. 
ketidakmampua dengan kriteria Berikan lingkungan yang
Agar anak lebih
n keluarga khususnya terjadi nyaman dan menarik
meningkat nafsu
mengenali peningkatan berat pada saat anak makan.
makannya dan tidak
masalah nutrisi badan terfokus pada bermain.
yang 3.   Anjurkan untuk
dibutuhkan pada perhatikan waktu 3.Biasanya anak lebih
anak makan anak asyik bermain hingga
prasekolah. lupa makan.
4.  
4.   Anjurkan keluarga
Anak cenderung
agar anak mencoba
bosan dengan
makanan yang baru dan
makanan yang biasa ia
masih memenuhi gizi
makan.
seimbang

3.

K. Implementasi
Implementasi keperawatan disesuaikan dengan intervensi yang sudah ada
L. Evaluasi
Evaluasi dibuat dengan melihat perkembangan pasien dan menggunakan evaluasi
sumatif (SOAP)
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito,Lynda Juall.2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8.Jakarta:EGC


Soetjiningsih.1995.Tumbuh Kembang Anak.Jakarta :EGC
Adriana, D. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta: Salemba
Medika
Feiby, D.A. (2001). Tahap Perkembangan Anak Bayi Hingga Pra Sekolah. Jakarta: Dian
Rakyat
Hurlock, E. B. (2000). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
1998.Tumbuh Kembang Anak. EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai