Anda di halaman 1dari 28

Sejarah Singkat PT.

Jamu Sido Muncul

            Perusahaan jamu SidoMuncul pada mulanya merupakan sebuah industri


rumah tangga yang dimulai pada tahun 1940 yang dikelola oleh Ibu Rahkmat Sulistio
dengan dibantu oleh tiga orang karyawan. Sido Muncul memulai usahanya di kota
Yogyakarta tentunya masih dikelola dengan cara yang sangat sederhana dan
trasisional.

            Memasuki dekade 1950an mulainya banyak perminatan jamu yang lebih


praktis dalam bentuk kemasan. Permintaan yang begitu banyak ini mendorong
pengelola jamu untuk membuat kemasan jamu dalam kemasan praktis yang
berbentuk serbuk. Pada tahun 1951 perusahaan jamu yang sangat sederhana ini
dipidahkan ke Semarang dikarenakan kependidahan tempat tinggal. Perusahaan
jamu yang dibaru tersbeut diberikan nama Sido Muncul yang memiliki makna
”Impian yang terwujud”. Perusahaan jamu tradisional ini pada walnya berlokasi di JL.
Mlaten Trenggulun dengan merek jamu Tolak Angin.
Prabik jamu Sido Muncul secara perlahan mulai diminai oleh maysyarakat sehingga
pada tahun 1984 mendahkan tempat produksi jamu ke lingkungan Industri Kecil di
Jl. Kaligawe, Semarang supaya dapat mengakomodir permintaan yang masyarakat
yang terus meningkatkan. Pada era tahun 1990an awal perusahaan jamu Sido
Muncul mulai menggunakan peralatan mesin modern dalam memproduksi jamu.
Pada dekade 1990an ini dimulailah produksi jamu secara modern dan pengelolaan
perusahaan secara profesional.

            Tahun 1997 Sido Muncul membangun pabrik baru di Klepu Ungaran dengan
lahan seluas 29 ha. Pabrik baru diresmikan oleh menteri Kesehatan yang waktu itu
dijabat oleh dr. Ahmad Sujudi pada tanggal 11 Nopember 2000. Pada saat
peresmian pabrik, SidoMuncul sekaligus menerima dua sertifikat yaitu Cara
Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang
Baik (CPOB) setara dengan farmasi, dan sertifikat inilah yang menjadikan PT.
SidoMuncul sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi. Lokasi pabrik
sendiri terdiri dari bangunan pabrik seluas 7 hektar, lahan Agrowisata ,1,5 hektar,
dan sisanya menjadi kawasan pendukung lingkungan pabrik.

            PT. Jamu Sido Muncul pada dekade tahun 2000an mulai mengembangkan
produknya yang tidak hanya semata-mata jamu tradisional saja tetapi mulai
merambah pada minuman berenerji seperti Kuku Bima, premen kesehatan Permen
Tolak Angin dan lain untuk mendongkrak volume penjualan. Saat ini PT Jamu Sido
Muncul menjadi perusahaan jamu tradisional yang kuat ditengah-tengah persaingan
yang makin kuat karena di Indonesia sendiri begitu banyak perusahaan yang
bergerak dibidang jamu tradisional seperti PT. Air Mancur yang juga memiliki posisi
yang kuat, PT. Deltomed Laboratories, PT. Jamu Cap Nyonya Meneer, Jamu Jago
dan lain lain.
Pabrik PT Jamu Sido Muncul

2. PROSES PRODUKSI
Proses produksi jamu di PT. Sido Muncul ini yang pertama adalah penerimaan
bahan baku, bahan baku yang datang segera dicek QC (Quality Control), setelah
terbukti memenuhi standar penerimaan dan standar penggunaan kemudian bahan
baku dimasukkan ke dalam gudang penyimpanan bahan baku. Bahan baku yang
akan dipakai diambil dari gudang penyimpanan bahan baku kemudian disortasi,
setelah disortasi kemudian bahan baku dicuci, dikeringkan, digiling, baru kemudian
dicampur (mixing).
Dalam proses pencampuran bahan ini kami tidak diperkenankan untuk melihatnya
karena merupakan rahasia perusahaan. Sesudah proses pencampuran selesai
kemudian hasilnya dialirkan melalui pipa-pipa untuk dilakukan proses pengemasan
primer (packaging primer) menggunakan mesin dua line dan delapan line. Kemudian
masuk ke proses pengemasan sekunder (packaging sekunder), disini produk yang
sudah jadi dicek kembali dengan cara uji sampel. Setelah selesai proses
pengemasan sekunder kemudian produk siap untuk didistribusikan.

HASIL PRODUKSI
Ø  Tipe serbuk : Kuku Bima, Kuku Bima Ginseng, Kuku Bima TL, Kuku Bima Plus
Ttribulus.
Ø  Tipe saset : Tolak Angin, Tolak Angin Ekstra Hangat
Ø  Tipe saset hisap : Tolak angin Permen
Ø  Tipe Fls : Tolak angin Anak, Tolak Angin Flu
Ø  Tipe Botol : Kuku Bima Ener-G

3. Strategi Integrated Marketing Communication


            PT. Jamu Sido Muncul sebagai perusahaan yang sudah mapan tentunya
memiliki strategi dalam memasarkan produk-produknya. Strategi pemasaran PT.
Sido Muncul dalam kegiatan pemasaran ditinjau dari sisi Integrated Marketing
Communication adalah:
a. Periklanan
            Iklan merupakan media informasi yang dibuat sedemikian rupa untuk
menarik minat khalayak. Dalam iklan diperlukan orisinal, karakteristik tertentu dan
persuasif sehingga para konsumen atau khalayak secara suka rela terdorong untuk
melakukan sesuatu tindakan sesuai dengan yang diinginkan pengiklan. Secara
umum Rhenald Kasali (1995:159) menjelaskan iklan biasanya dibangun atas empat
komponen, yaitu:
1) Aspek perilaku, merupakan tindakan-tindakan yang diharapkan pada
calon pembeli,
2) Sikap yang diharapkan, yang menyangkut sikap atau keistimewaan produk,
3) Kesadaran, dalam mengembangkan produk-produk baru di pasaran merebut
calon pembeli,
4) Positioning, sasaran konsumen.
Tetapi bila ditinjau secara isi berita jenis iklan dapat dibedakan menjaDi tiga yaitu
iklan yang bersifat informatif, persuasif dan pengingat (reminder).
Kegiatan periklanan bila dikaitkam dengan kasus Tolak Angin sebagai produk PT.
Jamu Sido Muncul dapat dianalaisa berdasarkan hal-hal di atas. Sangat jelas sekali
bahwa PT. Jamu Sido Muncul dalam memasarkan Tolak Angin menggunakan iklan
melalui media massa terutam di Televisi.
Iklan Tolak Angin sangat dikenal dengan taglinenya Orang Pintar Tolak Angin.
Dalam iklan tolak angin ini ingin mempengaruhi khalayak bahwa dalam memilih obat
masuk angin perlu minum Tolak Angin. Tagline ini diperkuat dengan visual orang-
orang yang sukses dan memiliki otak yang cukup terkenal seperti Ronald Kasali
seorang akademisi dan tokoh pemasaran, Lula Kamal, seorang artis dan dokter,
Agnes Monica yang dikenal orang masyarakat sebagai muda berbakat dan memiliki
prestasi akademik dan yang terakhir Anggito Abimanyu, seorang akademisi yang
gagal jadi menteri.
Iklan Tolak Angin saat ini tidak semata-mata bersifat persuasif semata tetapi di
dalam iklan Tolak Angin terdapat informasi-informasi yang menunujukkan bahwa
Tolak Angin peduli dengan budaya Indonesia. Hal ini cukup wajar karena secara
posisi jamu Tolak Angin sudah cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia karena
secara usia produk ini sudah lama, maka iklan-iklan Tolak Angin ini sebenarnya
lebih bersifat reminder (pengingat) kepada masyarakat. Iklan Tolak Angin bukan lagi
sebagai sarana utama untuk memasarkan produk tetapi menjadi pengingat dan
informasi apa saja yang dilakukan oleh Tolak Angin untuk menjaga loyalitas
konsumen. Iklan juga digunakan untuk memperkuat brand Tolak Angin, supaya
nama Tolak Angin ini melekat kuat di dalam benak khalayak.

b. Promosi Penjualan
            PT. Jamu Sido Muncul selain mengunakan medai iklan juga menggunakan
strategi Promosi Penjualan (Sales Promotion). Sales promotion yang merupakan
kegiatan untuk membujuk secara langsung yang menawarkan insentif atau nilai lebih
untuk suatu produk pada sales force, distributor atau konsumen langsung dengan
tujuan utama yaitu menciptakan penjualan yang segera. Promosi penjualan
digunakan untuk menjaring konsumen baru dan terciptanya penjualan yang
meningkat dalam waktu dekat. Salah satu bentuk promosi yang dilakukan oleh PT.
Sido Muncul dalam memasarkan Jamu Tolak Angin adalah dengan mengemas
Jamu Tolak Angin dengan permen Tolak Angin dalam satu paket. Keuntungan yang
di dapat adalah Jamu Tolak Angin dapat terjual dan sekaligus mengenalkan produk
baru PT. Sido Muncul. 
Bentuk lain promosi penjualan adalah sebagai Event Sponsorship. Dalam beberapa
event televisi Tolak Angin seringkali menjadi sposor utama seperti Realtiy Superstar
pada awal tahun 2000an di Indosiar dan sponsor acara musik Karnaval di SCTV.
Sebagai sponsor utama Tolak Angin mendapatkan banyak keuntungan, sebagai
mana dilansir dalam Malang Post dalam acara Karnaval SCTV di kota Malang pada
tanggal 15 Mei 2010 dapat mengadakan relaunching produk turunan Tolak Angin
yang diperuntukkan bagi anak-anak Selain itu keuntungan lain yang di dapatkan
oleh Tolak Angin adalah mereka dapat menjual secara langsung lewat stand-stand
yang disediakan di tempat acara berlangusng dengan memberikan doorprize dan
hadiah-hadiah menarik lainnya.

c. Public Relations
            Dalam pemasaran tentunya perlu dimbangi oleh reputasi perusahaan
maupun produk yang bagus. PT. Sido Muncul ternyata tidak melupakan hal ini, PT.
Sido Muncul PT. SidoMuncul. Membangun kawasan Argowisata dengan lahan
seluas 1,5 hektar dari lahan 7 hektar kawasan yang dimiliki oleh pabrik PT. Jamu
Sido Muncul., dan sisanya menjadi kawasan pendukung lingkungan pabrik. Pt. Jamu
Sido Muncul memberikan akses yang seluas-luasnya untuk kunjungan ke
lingkungan pabrik. Dalam kunjungan itu terdapat kegiatan-kegiatan edukasi tentang
jamu-jamuan dan tanaman herbal sehingga masyarakat dapat melihat kegiatan-
kegiatan yang ada di lingkungan pabrik. Masyarakat yang datang juga mendapatkan
manfaat tentang edukasi tanaman herbal yang berkahsiat bagi kesehatan.

Kegiatan Public Relations yang diadakan oleh Tolak Angin dalam hal ini tentunya
pihak PT. Sido Muncul adalah mengadakan kegiatan Mudik Gratis setiap tahun. PT.
Jamu Sido Muncul memfasilitasi para pemudik dengan memberikan pelayan
angkutan gratis untuk pulang kampung yang kebanyakan pesertanya adalah para
penjual jamu. Kegiatan ini secara jangka pendek memang tidak terlalu nampak
hasilnya tetapi dalam jangka panjang dapat membentuk loyalitas yang tinggi
konsumen.

d. Direct Selling
            Direct Selling merupakan a system of marketing by which organizations
communicate directly with target customers to generate a response or transaction.
Direct Selling ini dapat dilakukan melalui telemarketing, email dan lain-lain. Kegiatan
direct selling dalam kasus Tolak angina ini tidak terlalu nampak dipermukaan tetapi
strategi direct selling juga dilakukan oleh pihak Tolak Angin. Direct selling ini tidaklah
langsung dilakukan kepada konsumen tetapi lebih banyak ditujukan kepada
distributor sehingga distributor dapat menyalurkan produk Tolak Angin secara luas.
Tentanya direct selling yang dilakukan dipadukan dengan program-program yang
lain sepertinya insentif atau discount yang merupakan bagian dari sales promosi.

e. Personal Selling
            Pemasaran secara personal selling mencakup penjualan melalui orang ke
orang secara langsung. Kaitan dengan personal selling yang dilakukan dalam
proses pemasaran Tolak Angin tentunya sangat mempengaruhi volume penjualan.
Personal selling Tolak Angin ini dilakukan oleh para penjual pedagang eceran di
bus-bus. Selain dilakukan oleh pedagang pengecer personal selling ini juga
dipadukan dalam kegiatan marekting yang lain sebagai contoh pembukaan stan di
suatu event seperti ketika Tolak Angin menjadi seponsor utama Karnaval SCTV, PT
Sido Muncul membuka stand yang melayani penjualan langsung dan melalui SPG
yang mendatangi pengunjung acara dengan menawarkan produk Tolak Angin.
Personal selling ini sangat bagus untuk memberikan sebtuhan personal dalam
kegiatan marketing dan juga seller dapat memberikan penjelasan manfaat produk
kepada calon konsumen. 
Tentunya dalam kaca mata Integrated Communication Marketing pelaksanaan
kegiatan pemasaran yang di atas kadang-kadang dilakukan secara bersama-sama.
Seperti misalnya ketika Tolak Angin menjadi sponsorship suatu acar maka di tempat
tersebut dibuka stand untuk penjualan secara langsung, atau ketika direct marekting
dilakukan maka pihak Sido Muncul akan memberikan diskount-discount atau insetif
bagi para pengecer. Kegiatan Publik Relation yang diadakan seperti agrowisata di
kompleks pabrik Sido Muncul ada program lain seperti sales promosi dengan
menjual paket-paket jamu dengan harga yang lebih murah dan juga terdapat proses
personal selling.

4. Negara Tujuan Pemasaraan


Menjadi salah satu produsen jamu terbesar di Indonesia nampaknya belum cukup
memuaskan bagi PT Sido Muncul. Tahun ini, PT Sido Muncul akan merambah pasar
ekspor dengan menyasar negara-negara maju di Asia, Australia dan Eropa.

Irwan Hidayat, Direktur Utama Sido Muncul menjelaskan, ekspansi ke luar negeri ini
berdasarkan pengalaman pribadinya ketika berkunjung ke luar negeri. Menurutnya,
seringkali ada permintaan untuk memasarkan produknya ketika sedang berada di
luar negeri.

“Saya hanya ingin mengekspor ke negara yang lebih maju dari Indonesia dan tidak
ingin ke negara yang sama atau bahkan lebih mundur levelnya dari negara kita,”
ujarnya.

Sido Muncul akan mengandalkan produk Tolak Angin, minuman energi dan
beberapa produk kopi jamu lainnya. Dari situ, Irwan mengatakan, pasar dunia
diperkenalkan secara bertahap berbagai jenis jamu lainnnya buatan Sido Muncul.

Meski tidak mau menyebutkan target peroduksinya 2012 ini, Irwan yakin produksi
tahun ini akan naik sekitar 30% dari 2011 lalu, yang mampu memproduksi 350 juta
sachet jamu. Dari jumlah tersebut pun, pihaknya akan tetap mengutamakan
penjualan di dalam negeri.

Ditanya kemungkinan membangun pabrik di luar jawa, Irwan menegaskan, pihaknya


masih mengandalkan pabrik di Semarang, Jawa Tengah. “Untuk membangun pabrik
itu butuh laboratorium dan Sumber daya Manusia (SDM) yang kompeten dan itu
masih jarang,” jelasnya.

Seperti diberitakan KONTAN sebelumnya, Gabungan Pengusaha (GP) Jamu


Indonesia memprediksi penjualan jamu mencapai Rp 11 triliun-Rp 12 triliun. Target
ini meningkat 10%-20% dari penjualan 2010 yang sebesar Rp 10 triliun.
Untuk mencapai target ini, GP Jamu akan memacu ekspor. Menurut Charles
Saerang, Ketua Umum GP Jamu, nilai ekspor jamu tahun lalu mencapai Rp 1 triliun,
atau 10% dari total penjualan. Tahun 2011, GP Jamu menaksir nilai ekspor bisa
tumbuh 20% sehingga menyentuh Rp 1,2 triliun. Charles yakin GP Jamu akan
mencapai target tersebut.

Pasar jamu di luar negeri memang terbuka lebar. Setelah pasar Eropa dilanda
resesi, produsen jamu kini melirik China, Asia Tenggara, Rusia, dan Afrika Selatan.
“Thailand dan Kamboja prospeknya bagus. Kalau Afrika kami menawarkan produk
slimming tea soalnya warga Afrika gemar karbohidrat dan berpotensi terserang
kolesterol,” lanjut Charles.

Sementara itu, pasar China potensial karena Negeri Panda itu tidak memiliki
tanaman asli temulawak dan jahe. Beberapa produk jamu olahan yang menjadi
unggulan ekspor antara lain teh herbal, kopi jamu, dan aromatheraphy. Sementara
bahan baku unggulan jahe yang kerap diekspor terdiri dari temulawak, sambiloto,
pegagan, jahe, hingga kencur.
Tolak Angin ada di mana-mana.” Begitu bunyi iklan yang kerap muncul di layar kaca
berbagai stasiun TV swasta. Ada di Hong Kong, Australia, Belanda, bahkan Amerika
Serikat. Penjualan ekspor Tolak Angin memberi kontribusi 5 persen terhadap total
penjualan. Bagaimana kisah Tolak Angin menjadi merek yang mampu menembus
pasar global? Irwan Hidayat, Direktur Utama PT Sido Muncul, memaparkannya
kepada Niman Novi Dwi Arini dari SWA Online
Strategi yang kami pakai di Sido Muncul itu adalah dari kualitas produknya. Menurut
saya produk yang dicipatakan harus benar-benar bagus dan berkualitas. Lalu ketika
produk itu sudah dikenal dengan kualitasnya yang bagus maka di dalam negeri
sendiri produk itu akan digemari dan laku. Setelah itu baru bisa produk ini dibawa
keluar negeri tapi ini tentu tidak semua produk bisa seperti ini.
PT. SidoMuncul menembus pasar global

            Dalam dunia persaingan yang semakin meningkat, pemasaran produk smart


akan menjamin kelangsungan hidup di pasar. SidoMuncul memiliki nama yang
sangat baik dan setia di seluruh Indonesia dan di daerah, dengan pengabdian yang
sama untuk pemasaran smart diharapkan bahwa produk perusahaan akan
menemukan resepsi serupa di pasar dunia. Pemasaran dilakukan dengan kebijakan
dan penghormatan terhadap konsumen, seperti pelayanan yang sesuai, berkualitas
tinggi, dan terkenal produk herbalnya.

Jamu, Minuman Kesehatan, & Makanan Suplemen terkenal dan diandalkan di


banyak negara, termasuk Rusia & Eropa Timur Negara, Malaysia, Brunei,
Singapura, Swiss, Jepang, Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Oman, Qatar,
Bahrain , Aruba.
Pasar baru terus dibuka, termasuk prospek di Hongkong, Taiwan, Vietnam, Selandia
Baru, Australia, Perancis, dan Inggris.

Bagaimana PT.SidoMuncul menembus pasar dunia dengan melakukan pemasaran


global dengan tetap memperhatikan faktor lingkungan sosial budaya.

ANALISIS STUDI KASUS


PT.SidoMuncul telah berhasil menguasai pangsa pasar jamu di pasaran lokal,
domestik, nasional dan merambah pasarnya ke beberapa negara sehingga produk
jamu ini bisa diterima di negara lain, negara penerima produk SidoMuncul bisa
merasakan bahkan kebiasaan minum jamu bisa menyehatkan, padahal kebiasaan
ini merupakan budaya orang Indonesia dari sejak dulu, sehingga bisa menyesuaikan
dengan lingkungan sosial negara lain dalam membiasakan minum jamu. Jamu
sudah merupakan minuman Kesehatan dan makanan suplemen terkenal dan
diandalkan di banyak negara, termasuk Rusia & Eropa Timur Negara, Malaysia,
Brunei, Singapura, Swiss, Jepang, Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Oman,
Qatar, Bahrain , Aruba.

            Kalau kita simak dari beberapa tulisan yang meneliti tentang jamu ini, maka
akan lebih jelas lagi bahwa jamu merupakan produk asli lingkungan sosial budaya
asli Indonesia, seperti penyusun kutif dari salah sumber tulisan tentang jamu :

            Matriks BCG adalah perangkat strategi untuk memberi pedoman pada


keputusan alokasi sumber daya berdasarkan pangsa pasar. Matriks BCG
merupakan empat kelompok bisnis, yaitu :

1. Bintang (Star) mewakili peluang jangka panjang terbaik untuk pertumbuhan dan
profitabilitas bagi organisasi. Divisi dengan pangsa pasar relatif yang tinggi dan
tingkat pertumbuhan industri yang tinggi seharusnya menerima investasi yang besar
untuk mempertahankan dan memperkuat posisi dominan mereka. Kategori ini
adalah pemimpin pasar namun bukan berarti akan memberikan arus kas ositif bagi
perusahaan, karena harus mengeluarkan banyak uang untuk memenangkan pasar
dan mengantisipasi para pesaingnya.

2. Tanda tanya (Question Mark) memiliki posisi pangsa pasar relatif yang rendah,
tetapi mereka bersaing dalam industri ang bertumbuh pesat. Bisnis ini disebut tanda
tanya karena organisasi harus memutuskan apakah akan memperkuat divisi ini
dengan menjalankan strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, atau
pengembangan produk) atau menjualnya.

3. Sapi perah (Cash Cow) memiliki pangsa pasar relatif yang tinggi tetapi bersaing
dalam industri yang pertumbuhannya lambat. Disebut sapi perah karena
menghasilkan kas lebih dari yang dibutuhkanya, mereka seringkali diperah untuk
membiayai untuk membiayai sektor usaha yang lain. Banyak sapi perah saat ini
adalah bintang di masa lalu, divisi sapi perah harus dikelola unuk mempertahankan
posisi kuatnya selama mungkin.

4. Anjing (Dog) dari organisasi memiliki pangsa pasar relatif yang rendah dan
bersaing dalam industri yang pertumbuhannya rendah atau tidak tumbuh. Mereka
adalah anjing dalam portofolio perusahaan. Karena posisi internal dan eksternalnya
lemah, bisnis ini seringkali dilikuidasi, divestasi atau dipangkas dengan
retrenchment. Ketika sebuah divisi menjadi anjing, retrenchment dapat menjadi
strategi yang terbaik yang dapat dijalankan karena banyak anjing yang mencuat
kembali, setelah pemangkasan biaya dan aset besar-besaran, menjadi bisnis yang
mampu bertahan dan menguntungkan.
Analisis BCG Pada PT Sido Muncul

Lingkungan dimana perusahaan beroperasi berubah dengan cepat, baik politik,


sosial, ekonomi maupun tekhnologi. Perubahan lingkungan tersebut akan membuat
pelaku industri untuk mengevaluasi rencana bisnis dan menurut perusahaan untuk
mampu merencanakan bisnisnya dengan baik agar dapat bertahan, tumbuh dan
berkembang. Memasuki millenium ketiga, tantangan dan hambatan yang dihadapi
dunia industri semakin besar. Persaingan dunia industri di Indonesia semakin ketat,
sehingga setiap perusahaan diharuskan meningkatkan kemampuannya untuk
bersaing dalam perekonomian global.

Industri besar dan global mulai masuk ke berbagai industri makanan dan minuman,
sebagai contoh adalah Air Mancur dan Nyonya Meneer. Kondisi ini menuntut setiap
perusahaan untuk mengetahui posisinya dalam persaingan, sehingga perusahaan
dapat merencanakan strategi pemasarannya.

Tolak Angin adalah produk obat herbal yang berasal dari Indonesia. Obat
herbal ini dapat bermanfaat untuk meredakan masuk angin, badan terasa
dingin, perut mual dan tenggorokan kering. Tolak Angin yang memiliki
kemasan berwarna kuning dan berbentuk cair ini, diproduksi oleh PT
Indurstri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk. yang pada awalnya
merupakan industri rumahan yang kemudian berkembang secara perlahan
menjadi sebuah perusahaan yang besar dan terkenal hingga saat ini.

Tolak Angin sebagai obat herbal terstandar dan diproduksi di pabrik


berstandar GMP (Good Manufacturing Process) diresepkan untuk pertama
kali pada tahun 1930 dan mulai diproduksi dalam skala pabrik pada tahun
1951. Tolak Angin dinyatakan aman dikonsumsi dalam jangka panjang,
sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Dengan menggunakan tagline
“Orang Pintar Minumnya Tolak Angin” sebagai posisioning utamanya yang
mengubah persepsi masyarakat luas, yang sebelumnya mempersepsikan
jamu itu hanya dikonsumsi oleh masyarakat tradisonal, sehingga Tolak
Angin menjadi jamu itu layak dan baik dikonsumsi oleh orang modern serta
praktis, aman, terjangkau.

Kini, Tolak Angin adalah market leader dalam kategori produk jamu yang
terus berusaha direbut posisinya dari para pesaingnya. Siapa sangka Tolak
Angin yang merupakan produk berkualitas ini dan produk andalan
perusahaan Sido Muncul telah memasuki pasar global. Produk ini telah
menembus pasar ASEAN, Eropa, Amerika, Timur Tengah, dan Afrika.

Dalam pencapaiannya untuk menembus pasar internasional, ternyata tidak


semudah membalikkan telapak tangan, pasalnya respon pasar jamu masih
sangat negatif baik di Indonesia dan International. Akan tetapi, dengan
semangat tidak pantang menyerah dan juga berkat kerja keras tim di Sido
Muncul, jamu Tolak Angin menjadi idola di dalam dan luar negeri, dan
langkah Sido Muncul itu kemudian banyak diikuti oleh industri farmasi
Indonesia pada era 1990.

Membentuk suatu strategi tidaklah mudah, menurut Irwan Hidayat yang


merupakan pemilik perusahaan Sido Muncul ini, mengatakan bahwa “Jika
rasanya enak dan cara mengolahnya benar, secara logika pasti laku.
Ketika menemukan jamu itu dan waktunya tepat pasti jamu dapat menjadi
produk luar biasa seperti produk Tolak Angin. Pada Tahun 90-an mana ada
yang mau buat produk jamu masuk angin. Sekarang pabrik farmasi banyak
yang membuatnya.” Beliau menyimpulkan bahwa peningkatan kualitas dan
produk yang diciptakan harus benar-benar bagus merupakan strategi yang
tepat dalam menembus pasar internasional. Beliau juga menambahkan
ketika dalam diskusi di Jakarta, “Sekarang Anda bisa melihat semua jamu
diekspor ke mana-mana di seluruh penjuru dunia. Bahkan jamu sudah
diimpor oleh negara-negara maju dan mereka yang berpergian seperti
wisatawan banyak yang bawa Tolak Angin. Saya rasa masa depan industri
jamu akan bersinar.”

Walaupun perusahaan Sido Muncul pernah dituntun bahwa obat ini


mengandung bahan berbahaya oleh PT. Empire International di Los
Angeles pada awal April 2005, perusahaan Sido Muncul segera
menyelesaikan kesalahpahaman ini dan memberikan teguran kepada PT.
Empire karena hal tersebut sangat merugikan perusahaan Sido Muncul.
Hingga akhirnya pada 20 Juli 2015, PT. Empire meminta maaf dan
mencabut tuntutannya setelah melakukan penelitian terhadap obat herbal
Tolak Angin tersebut.
 

PT. Sido Muncul mempunyai banyak produk selain Tolak Angin, sehingga
mereka memiliki rencana dan target ke depannya yaitu akan terus
memperbaiki produk-produk yang sudah Sido Muncul punya, serta akan
terus improve dan perbaiki agar kualitas ke konsumen selalu terjaga
dengan baik. Hingga tahun 2004, penjualan ekspor Tolak Angin memberi
kontribusi 5 persen terhadap total penjualan. Perusahaan ini juga memiliki
rencana jangka panjang yaitu akan membuka toko, outlet di luar negeri.

Melihat rencana dan target yang kuat untuk dicapai, PT. Sido Muncul dapat
terus berkembang baik dalam negeri maupun luar negeri dengan
memberikan citra yang bagus kepada masyarakat. PT. Sido Muncul juga
perlu mempertahankan integritas resep, pengaturan proses produksi,
quality control serta perlunya menambah produk dengan deversifikasi agar
dapat semakin tinggi dalam produksi dan penjualan sampai kedepannya
nanti sehingga posisi sebagai market leader dalam perusahaan
memproduksi produk herbal tidak bergeser pada para pesaing yang ingin
merebut posisi tersebut.

THAL-SC

1. Pendahuluan

 Profil Perusahaan
 Sido Muncul Tbk bermula dari sebuah industri rumah tangga yang
dikelola oleh Ibu Rahmat Sulistio pada 1940 di Yogyakarta, dengan dibantu
oleh hanya 3 (tiga) orang karyawan. Banyaknya permintaan terhadap
kemasan jamu yang lebih praktis mendorong beliau memproduksi jamu
dalam bentuk serbuk. Seiring dengan kemajuan usaha, pengolahan jamu
Ibu Rahmat Sulistio dipindahkan dari Yogyakarta ke Semarang.

Pada tahun 1951 berdirilah perusahaan sederhana dengan nama Sido


Muncul yang memiliki arti “Impian yang Terwujud” dengan pabrik pertama
berlokasi di Jl. Mlaten Trenggulun, Semarang. Selanjutnya 1970, dibentuk
persekutuan komanditer dengan nama CV Industri Jamu & Farmasi Sido
Muncul. Kemudian pada 1975, bentuk usaha industri jamu tersebut
berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Industri Jamu Dan
Farmasi Sido Muncul, dimana seluruh usaha dan aset dari CV Industri
Jamu dan Farmasi Sido Muncul digabungkan ke dalam dan dilanjutkan
oleh perseroan terbatas tersebut. Adapun perusahaan saat ini menjadi
Induk dari tiga anak usaha  yaitu PT. Berlico Mulia Farma dibidang
farmasi, PT Muncul Mekar dibidang perdagangan, dan PT Semarang
Herbal Indo Plant dibidang pengolahan bahan-bahan herbal.

Memiliki visi Menjadi perusahaan obat herbal, makanan-minuman


kesehatan, dan pengolahan bahan baku herbal yang terkemuka dan
memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Perusahaan turut
andil dalam kompetisi secara global dengan memasarkan produk kepasar
Internasional. Mewujudkan hal tersebut saat ini Sido Muncul sedang
menyelesaikan pembangunan pabrik baru di Semarang dengan kapasitas
produksi sekitar 150 juta sachet per bulan yang ditargetkan rampung pada
tahun 2018 ini.

 Isu Perusahaan saat ini

Industri jamu dan obat tradisional telah mengalami perkembangan positif


dalam beberapa tahun terakhir. Menurut data Kementerian Perindustrian
(Kemenperin), industri jamu nasional pada 2017 tumbuh sebesar 10%
dibandingkan tahun 2016. Kecenderungan masyarakat untuk
menggunakan bahan alami (back to nature) dalam setiap aktivitas
kehidupan terutama yang menyangkut kesehatan terus meningkat dan
senantiasa menumbuhkan potensi berkembangnya usaha para pelaku
industri jamu dan obat tradisional.

Jika melihat dari aspek bahan baku, Indonesia memiliki keunggulan


dengan adanya keanekaragaman, sehingga sangat potensial untuk
dikembangkan baik di pasar lokal maupun global. Di Indonesia, terdapat
sekitar 30.000 jenis tanaman herbal, walaupun baru sekitar 350 jenis
tanaman yang sudah dimanfaatkan oleh industri. Untuk itu, inovasi dan
promosi berkelanjutan adalah dua hal krusial yang sangat perlu dijalankan
oleh industri jamu dan obat tradisional, salah satunya adalah dengan cara
bersinergi dalam kegiatan penelitian dan pengembangan dengan lembaga
riset dan perguruan tinggi. Hal ini bertujuan untuk menciptakan inovasi
produk sesuai kebutuhan pasar saat ini.

Hingga akhir tahun 2017, tercatat sekitar 986 industri jamu dan obat
tradisional yang terdiri dari 102 Industri Obat Tradisional (IOT) dan 884
sisanya terdiri dari gabungan Usaha Menengah Obat Tradisional (UMOT)
dan Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT) yang tersebar di wilayah
Indonesia terutama di Pulau Jawa. Industri jamu dan obat tradisional telah
menyerap lebih dari 15 juta tenaga kerja baik di segmen obat herbal
maupun segmen makanan, minuman, kosmetik, spa, dan aromaterapi.
Pemerintah terus berupaya membuka peluang perluasan pasar ekspor dan
kerja sama ekonomi bagi industri jamu nasional melalui pelaksanaan
skema perjanjian perdagangan bebas yang komprehensif. Berdasarkan,
Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) tahun 2015-2035,
industri jamu bersama industri kosmetik merupakan sektor prioritas
karena berperan besar sebagai salah satu penggerak utama perekonomian
nasional. Hingga saat ini, jamu telah merambah pasar ekspor ke Timur
Tengah, Hongkong, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Jepang, Korea
Selatan, Australia serta negara-negara Eropa dan Amerika. Produk yang
memberikan kontribusi penjualan ekspor paling banyak adalah jamu pegal
linu, masuk angin, pelangsing serta minuman kesehatan. Pangsa pasar
industri jamu nasional terhadap ekspor baru mencapai 15-20%. Sepanjang
tahun 2017, pasar industri jamu mencatat pertumbuhan sekitar 5%, cukup
jauh dari proyeksi Kemenperin yaitu 10%.

Sido Muncul Tbk, saat ini mendapatkan momentum untuk bertransformasi


menjadi perusahaan nasional kelas dunia. Sempat mengalami masa-masa
sulit ditahun 90an. perusahaan berhasil bangkit berkat upaya keras dari
seluruh stakeholder. Kini perusahaan yang telah terbuka ini (IPO pada
Desember 2013) terus melebarkan sayapnya baik dalam hal kapasitas
produksi hingga jangkauan penjualan. Dalam hal kapasitas produksi saat
ini perusahaan terus berekspansi yaitu dengan membangun 2 fasilitas
pabrik baru di daerah ugaran guna meningkatkan kapasitas dan kualitas
produksi. Sedangkan dalam hal jangkauan pemasaran produk. Sido muncul
juga saat ini semakin gencar untuk menjangkau seluruh Indonesia maupun
menjangkau pasar eksport. Kini produk-produk andalan Sido Muncul
seperti Kuku bima dan Tolak angin telah merambah pasar Afrika, Asia, dan
Eropa.

Di tengah situasi yang penuh tantangan, Sido Muncul dapat menjaga


momentum pertumbuhannya dengan membukukan penjualan sebesar
Rp2,57 triliun, naik 0,5% dari Rp2,56 triliun pada tahun 2016. Pendapatan
tersebut merupakan kontribusi dari penjualan produk segmen Jamu
Herbal dan Suplemen sebesar Rp1,69 triliun atau meningkat 11,3%
dibandingkan Rp1,52 triliun pada tahun 2016. Segmen makanan dan
minuman sebesar Rp794,97 miliar atau turun 17,5% dibandingkan
Rp963,20 miliar pada tahun 2016. Segmen farmasi yang menyumbang
Rp88,5 miliar, naik 11,0% dari Rp79,73 miliar pada tahun 2016. Segmen
Jamu Herbal dan Suplemen berkontribusi sebesar 66% dari total
pendapatan, sedangkan segmen makanan dan minuman dan segmen
farmasi masing-masing berkontribusi sebesar 31% dan 3%.

 Prospek Global dan pasar timur tengah

Tingkat pertumbuhan industri jamu dan obat tradisional atau herbal yang
cukup signifikan dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa prospek industri
ini sangat menjanjikan mengingat potensi pasar domestik yang belum
tergarap masih sangat besar. Industri ini tergolong sebagai industri
berbasis kearifan lokal karena berkaitan erat dengan kekayaan budaya asli
Indonesia dan berbahan baku yang berasal dari keanekaragaman hayati
tanah Indonesia. Indonesia dianugerahi banyak jenis tanaman berkhasiat
yang secara turun-temurun sudah digunakan baik dalam kehidupan sehari-
hari. Pemerintah juga sangat mendukung perkembangan industri jamu dan
obat tradisional yang berpotensi menjadi salah satu komoditas ekpor non-
migas unggulan di masa mendatang.

Perusahaan saat ini telah melengkapi pabriknya dengan berbagai fasilitas


pendukung yang memenuhi standar farmasi. Beberapa fasilitas tersebut
antara n17025, fasilitas produksi berstandardisasi CPOB dan CPOTB,
pengolahan air demineralisasi dan limbah, klinik holistic, serta lahan
agrowisata.

Perusahaan berkomitmen akan terus meningkatkan penjualan dengan


melakukan perluasan jaringan distribusi lokal, berinovasi mengembangkan
produk produk baru untuk meningkatkan penjualan. Sejauh ini perusahaan
telah memperkuat aktivitas ekspor, produk Sido Muncul telah merambah
15 negara (Malaysia, Brunei, Singapura, Filipina, Myanmar, Suriname,
Afrika Selatan, Nigeria, Australia, Belanda, serta negara-negara Eropa dan
Amerika), kontribusi pendapatan Perseroan dari aktivitas ekspor masih
perlu ditingkatkan[1]. Salah satu penyebabnya adalah karena Perseroan
tidak melakukan ekspor secara langsung.

Pasar timur tengah merupakan pasar dengan potensi yang besar. Ditopang
dengan kekuatan ekonomi negara-negara teluk, tingginya daya beli, dan
gaya hidup masyarakat yang semakin global. Disampin itu kedekatan
budaya, politik, dan ekonomi antara Indonesia dan dunia arab yang telah
terjalin sejak berabad lalu turut menjadi salah satu penguat mengapa pasar
ini menjadi strategis. Belum lagi dengan potensi besarnya arus manusia
khususnya umat islam yang melaksanakan ibadah (haji dan umroh) yang
berasal dari seluruh belahan dunia dan Dubai juga menjadi pusat bisnis
dan transit penerbangan internasional. Sejatinya produk dari sido muncul
seperti tolak angin cair telah beredar di beberapa negara timur tengah,
namun distribusinya masih melalui ritel yang tidak terafiliasi dengan
perusahaan sehingga volume penjualan dan pertumbuhan masih relatif
kecil.

Potensi besar akan tingkat penerimaan produk juga dapat ditopang oleh
besarnya jumlah ekspatriat asal Indonesia di walayah timur tengah. Baik
dari kalangan wisatawan (termasuk haji dan umroh), pekerja disektor
formal maupun non formal, hingga mahasiswa. Potensi ini tergambar pada
Arab saudi, Mesir, UEA, dan Qatar. Kedekatan kultural dan teologis juga
dapat menjadi penopang. Teori Country of Origin (CoO) menjadi relevan
untuk pasar ini.

Berlandaskan berbagai informasi diatas dan informasi yang kami himpun


lainnya, pada paper analisis kali ini akan berfokus pada ekspansi
perusahaan ke negara-negara timur tengah. Adapun sumber kajian teori
yang kami ambil mengacu pada buku Manajemen Pemasaran oleh Kotler
dan Keller (2009), Manajemen pemasaran global dari Keegan (2003), dan 
marketing strategic dari Cravens dan Piercy (2013), publikasi laporan, dan
riset-riset terkait lainnya.

2. Lingkungan Politik, Ekonomi, dan Regulasi Dalam


Pemasaran Global (Kajian awal pada Pasar Timur Tengah)

Setiap negara memiliki keunikan sistem hukum dan regulasi yang berbeda-
beda yang tentu mempengaruhi aktifitas dan operasi perusahaan global
termasuk kemampuan pemasar global untuk mengenali peluang yang ada.
Pemasar global harus harus dapat melihat rangkaian hambatan suatu
negara maupun kawasan. Dan tantangan lainnya adalah hukum dan
regulasi yang terkadang berubah-ubah. Semakin stabil suatu negara maka
akan semakin menarik bagi perusahaan baik untuk berinvestasi maupun
memasarkan produk mereka. Negara dengan resiko politik yang besar
tentu akan menjadikan berbagai hal menjadi lebih sulit untuk diprediksi.

Pada pasar Timur tengah, sangat penting bagi peneliti untuk mengetahui
bagaimana kondisi dan tingkat kestabilan politik negara tujuan. Seperti
yang kita ketahui stuasi geopolitik kawasan tersebut sangat beragam.
Terdapat negara dengan tingkat perekonomian yang baik dan politik yang
stabil seperti Arab Saudi, Bahrain, Qatar, dan Uni Emirat Arab, terdapat
pula negara yang tingkat perekonomian dan politiknya moderat seperti
Oman, Kuwait, palestina (tepi barat) dan yordania. Dan adapula yang
tingkat kestabilan politiknya buruk seperti Suriah, Tunisia, Libya, Irak,
Afganistan, dan Palestina (Jalur gaza).

Di kawasan Timur Tengah terdapat beberapa jenis kerjasama perdagangan


dan ekonomi antar negara-negara yang berada di kawasan tersebut, salah
satunya adalah Gulf Cooperation Council (GCC), yang merupakan custom
union. Custom union adalah blok perdagangan yang mengijinkan
perdagangan bebas diantara negara-negara yang tergabung dan
menyepakati adanya pemberian single tarif untuk barang-barang impor
yang masuk ke negara-negara tersebut.

Penting bagi perusahaan untuk melihat secara komperhensif aspek


perekonomian baik secara makro maupun mikro ekonomi. Dalam hal ini
kami menghimpun beberapa data ekonomi yang bersumber dari riset Bank
dunia dan rilisan data dari World Economic Forum Global Competitiveness
Index.

Figure 1[2] menunjukkan peringkat negara-negara arab dalam indeks


kompetitif global. Indeks daya saing global atau global competitiveness
index merupakan laporan atau rilisan tahunan yang dikeluarkan oleh
World Economic Forum yang memotret kemampuan negara-negara dalam
membentuk kemakmuran dan kesejahteraan warganya. Variabel yang
digunakan antara lain: Institusi, Infrastruktir, ekonomi, pendidikan,
kemudahan bisnis, teknologi, efisiensi pasar, dan inovasi.

Dari indeks tersebut kita dapat lihat UEA, Qatar, dan Arab saudi masuk
pada peringkat 40  besar negara-negara yang paling kompetitif. Diikuti
oleh Bahrain, kuwait, oman, dan Jordania. Dari indeks ini kita dapat lihat
dan mengambil kesimpulan awal bahwa kawasan timur tegah memiliki
tingkat daya saing yang beragam yang selanjutnya dapat menjadi
pertimbangan bagi perusahaan untuk beroperasi.

Data selanjutnya yang ditunjukan oleh Tabel 2[3] mengklasifikasi tingkat


perkembangan negara-negara timur tengah. Dapat dilihat bahwa Algeria
dan Kuwait diklasifikasikan pada tahap transformasi dari tahap 1 ke tahap
2, tahap dua (efficiency driven) terdiri atas Mesir, Jordania, Maroko, dan
Tunisia, tahap transformasi dari tahap 2 ke 3 disi oleh Lebanon, Qatar, dan
Arab Saudi, dan terakhir yaitu tahap 3 terdiri atas Bahrain, Qatar, dan
UEA. Klasifikasi ini dapat menjadi gambaran atau peta awal kearah mana
selanjutnya perusahaan akan beroperasi.

Sejatinya seluruh negara memiliki potensinya masing-masing, namun bagi


pemasar global tentu akan memilih negara dengan potensi terbesar dan
tingkat resiko yang paling kecil. Dalam hal ini kami menyarankan untuk
masuk pada pasar negara-negara dengan tingkat ekonomi dan politik yang
kuat dan stabil yang terklasifikasi pada tahap 3 dan transformasi menuju
tahap 3. Namun asumsi ini tidaklah dapat menjadi satu-satunya dasar
pengambilan keputusan dalam menentukan pasar yang hendak dimasuki.
Sebagai contoh Mesir meskipun tidak tergolong dalam high stage
country namun tidak bisa diabaikan pengaruh (strategis) dan pasarnya
yang begitu luas.

Atas dasar data awal yang kami himpun dari aspek Lingkungan Politik,
Hukum, Ekonomi, dan Regulasi diatas kami menyarankan bahwa untuk
tahap awal ekspansi ke timur tengah, perusahaan menargetkan pasar
negara-negara yang dinilai stabil baik secara politik maupun ekonomi dan
pada negara dengan pasar yang besar dan strategis, negara-negara tersebut
antara lain UEA, Arab Saudi, Bahrain, Qatar, dan Mesir.

3. Analisa Perusahaan
 Porter’s Five Force Competitive Strategy
Salah satu pendekatan untuk meningkatkan pengetahuan pada kompetisi
adalah melalui analisis industri. Industri dapat didefinisikan sebagai
kelompok perusahaan yang memproduksi produk yang mendekati produk
substitusi satu sama lain. Berdasarkan Michael E.Porter, terdapat lima hal
yang mendorong kompetisi industri.

 Ancaman Pendatang baru

Pesaing baru dalam industri membawa kapasitas baru, keinginan untuk


meningkatkan pangsa pasar dan posisi, dan seringkali pendekatan baru
untuk melayani kebutuhan pelanggan. Porter mendeskripsikan delapan
rintangan untuk memasuki pasar indsutri baru, diantaranya adalah skala
ekonomi, diferensiasi produk, kebutuhan modal, perubahan biaya, akses ke
saluran distribusi, peraturan pemerintah, perusahaan yang sudah berdiri,
dan respon kompetitor.

Industri jamu dan obat-obatan herbal sejatinya banyak mengandalkan


resep turun temurun disamping resep baru hasil penelitian dan
pengembangan. Pendatang baru dalam industri ini bisa dikatakan tidak
banyak dari dalam negeri. Namun produk herbal dari china dan kawasan
Asia lainnya bisa menjadi ancaman baru. Namun dari segi bisnis agaknya
masih sulit bagi pesaing baru untuk menggeser kompetensi yang dimiliki
oleh PT. Sido Muncul, Tbk.

 Ancaman Produk Pengganti

Dorongan kedua dalam kompetisi industri adalah ancaman dari produk


substitusi. Adanya produk substitusi atau pengganti dapat memberikan
batasan pada harga pasar di industri, harga yang tinggi dapat membuat
pembeli untuk mengubah pembeliannya ke produk pengganti.

Secara alami, produk herbal yang diproduksi oleh perusahaan merupakan


produk pengganti (subtitusi) dari obat-obatan dan suplemen konvensional
(farmasi). Sehingga ancaman dari produk pengganti sejatinya kembali lagi
pada produk-produk konvensional.

 Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok

Perusahaan saat ini telah menjadi perusahaan yang terintegrasi dari hulu
hingga hilir, sehingga memiliki daya tawar (bargaining power) yang cukup
tinggi dengan pemasok. Adapun ketika perusahaan berekspansi ke pasar
baru timur tengah. Mereka harus bisa berkolaborasi dengan jaringan
pemasok lokal sesuai dengan regulasi yang berlaku disana. Kekuatan dari
perusahaan adalah merek dan pasar. Seperti yang diketahui, jumlah
ekspatriat yang berasal dari Asia Tenggara khususnya dari Indonesia cukup
besar di jazirah arab, ini merupakan modal besar bagi perusahaan dalam
menekan pemasok lokal. Secara brand juga telah diketahui secara luas
masyarakat Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina).

 Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli

Ketika konsumen memiliki berbagai pilihan atau alternatif merek dan


produk maka daya tawar pembeli akan menjadi lebih tinggi. Tantangan
selanjutnya adalah terkait budaya masyarakat timur tengah yang bisa jadi
belum begitu familiar dengan produk olahan khas Indonesia.

 Kekuatan Pesaing

Persaingan di antara kompetitor merujuk pada aksi yang digunakan


perusahaan untuk meningkatkan posisi mereka dan memperoleh
keuntungan lebih baik dari yang lain. Persaingan ini dilakukan dalam
harga, kompetisi, iklan, product positioning, dan diferensiasi.

Pesaing yang mungkin akan dihadapi oleh perusahaan berasal dari daratan
Asia seperti China yang juga memiliki sejarah yang panjang terkait produk
herbal. Perusahaan Indonesia lain seperti PT. Air Mancur dan PT. Jamu
Jago juga mengincar pasar eksport yang salah satunya pasar timur tengah.
Kekuatan pesaing secara umum memiliki kesamaan dengan perusahaan
sehingga disini strategi diferensiasi harus leboh berperan.

 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah salah satu instrumen yang paling populer dalam
menganalisa berbagai faktor baik internal maupun eksternal perusahaan.
Instrumen ini diharapkan dapat memberikan gambaran besar terkait
kekuatan, kelemahan, peluang yang ada dan hambatan yang mungkin
muncul. Dari analisis ini selanjutnya menjadi landasan strategi perusahaan
selanjutnya. Dari berbagai informasi yang kami dapat, kami mencoba
untuk menyusun analisa menggunakan instrumen SWOT.

Strength

1. Keunggulan pada produk, pemimpin pasar produk jamu (herbal) di


Indonesia
2. Produk herbal alami, minim efek samping
3. Kekuatan brand
4. Pangsa pasar luas meluputi Asia Tenggara dan Afrika

Weakness

1. Pengembangan produk cenderung lambat, produk secara spesifik


belum populer di pasar timteng
2. Persepsi yang masih kurang baik dari masyarakat akan produk herbal
3. Terbatas pada dua brand utama saja (Tolak angin dan kuku bima
energi)
4. Belum memiliki channel khusus untuk pasar Timur Tengah

Opportunity

1. Perusahaan telah terintegrasi sehingga terbuka peluag untuk


pengembangan produk.
2. Telah teruji klinis akan khasiat dan keamanannya, dapat melakukan
pengujian lanjutan yang lebih komperhensif
3. Terbuka ruang untuk brand lainnya berkembang (Tolak angin anak,
tolak linu, dsb)
4. Pengalaman membuka pasar di Afrika dan Asia Tenggara, jika
mengalami kegagalan dapat mengalihkan penjualan ke kawasan lainnya

Threat

1. Pengembangan produk sulit diterima masyarakat


2. Biaya pengujian tinggi, dan hasil tidak diterima dengan baik oleh
konsumen
3. Brand lainnya sangat sulit untuk populer sebagaimana Tolak Angin
dan Kuku Bima.
4. Produk ditolak pasar. Biaya ekspansi membengkak akibat strategi
yang salah

Analisis SWOT yang kami susun berfokus pada empat pembahasan utama,
yaitu: terkait keunggulan produk, citra produk herbal dan gaya hidup sehat,
brand atau merek, dan pangsa pasar. Dari keempat tema tersebut kami ulas
secara ringkas terkait kekauatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang
ada pada industri dan pasar yang akan dihadapi.

Kotler dan Keller (2009) menyarankan bahwa perlu adanya analisis


lanjutan dalam menentukan strategi bisnis dan startegi pemasaran yang
komperhensif dapat berupa formulasi tujuan, formulasi strategis, formulasi
program, implementasi, dan umpan balik.
 

 Product Life Cycle (PLC)

Analisis terkait daur hidup produk sangat penting dalam menentukan


strategi pemasaran yang akan dilakukan. Strategi-strategi pemasaran akan
berubah atau berkembang sesuai dengan tahapan hidup produk. Produk
Sido Muncul merupakan produk konsumer dan obat-obatan yang memiliki
masa hidup cukup panjang (dimensi waktu). Metode PLC yang kami
gunakan diharapkan dapat memberi gambaran awal strategi pemasaran
yang akan digunakan pada pasar timur tengah.

Setidaknya ada empat hal yang mendasari pentingnya pemetaan siklus


hidup produk, antara lain: Produk mempunyai usia yang terbatas, setiap
tahap memiiki peluang, tantangan, dan masalah yang berbeda, terjadi
kenaikan atau penurunan pada berbagai siklus hidup produk, dan setiap
siklus memiliki startegi pemasaran yang berbeda.

1. Fase Pengenalan

Pada periode ini produk mulai diperkenalkan dan pertumbuhan penjualan


produk masih lambat. Biaya promosi cukup besar terkonsentrasi pada fase
ini. Produk herbal yang ditawarkan oleh perusahaan tergolong baru dipasar
timur tengah sehingga biaya periklanan guna memperkenalkan produk
cukup besar. Diharapkan pada fase ini perusahaan dapat menanamkan
pondasi yang kuat pada merek dibenak konsumen timur tengah.

2. Fase Pertumbuhan

Pada fase ini produk diharapkan telah diterima oleh konsumen. Ketika
profit telah tercetak perusahaan perlu untuk mengalokasikannya kembali
untuk kegiata promosi lanjutan. Pada fase ini juga menjadi momen bagi
perusahaan untuk menambah volume penjualan. Secara umum terdapat
dua kemungkinan pertumbuhan penjualan pada fase ini yaitu Rapid
growth atau slow growth. Penting bagi perusahaan untuk benar-benar
cermat dalam berstrategi pada fase ini agar dapat mencetak penjualan yang
optimal pada fase berikutnya, sehingga perlu untuk menjalankan strategi-
strategi yang sifatnya berkelanjutan.

3. Fase Kedewasaan
Fase ini ditandai dengan menurunnya atau stagnannya penjualan.
Diharapkan produk andalan yang akan dipasarkan seperti Tolak angin dan
kuku bima energy kemasan sachet telah terdistribusi secara luas dipasar
dan konsumen mengenal dan menjadi pilihan produk tersebut.

Produk yang ditawarkan merupakan produk konsumer (consumer goods)


khususnya produk herbal yang juga masih berkaitan dengan produk
farmasi. Sehingga idealnya fase ini merupakan fase terpanjang dari
keseluruhan daur hidup produk. Ketika konsumen telah tersegmentasi,
maka strategi promosipun perlu untuk kembali disesuaikan. Fase
kedewasaan dapat terbagi menjadi tiga subfase yang masing-masing
memerlukan startegi yang berbeda, antara lain : growth maturity, stable
maturity, dan decaying maturity.

4. Fase Penurunan

Fase ini ditandai dengan penurunan penjualan yang signifikan. Terdapat


beberapa faktor yang menyebabkan fase ini seperti perubahan selera
konsumen, produk subtitusi yang lebih handal, dan lain sebagainya.
Terlebih untuk produk konsumen diharapkan tidak segera memasuki fase
ini, diantaranya adalah dengan berstrategi dengan cermat terutama yang
berkaitan dengan inovasi (baik terkait produk, distribusi, hubungan
pelanggan, maupun promosi) pada fase sebelumnya. Namun  fase
penurunan adalah tidak bisa dihindari, sehingga yang perlu dilakukan
adalah memanajemennya dengan baik.

Terdapat tiga pola siklus atau daur hidup produk yang umum, yaitu Pola
pertumbuhan-penurunan-kedewasaan, pola siklus-daur ulang, dan pola
tumpukan kerang (scalloped paterns). Untuk produk sido muncul yang
tergolong sebagai produk konsumer-farmasi maka akan membentuk pola
siklus daur ulang. Dari pola ini dapat terlihat bahwa terdapat primary cycle
dimana perusahaan memulai promosi secara agresif, hingga penjualan
menurun dan kembali melakukan promosi lanjutan untuk memelihara
eksistensi produk di pasar.

 Perilaku konsumen

Pemasar perlu untuk memahami secara mendalam terkait ‘konsumen’ yang


akan mereka tuju. Salah satu cara untuk mengetahui hal tersebut adalah
dengan cara mengamati perilaku konsumennya. Perilaku konsumen
selanjutnya akan membentuk pola-pola yang dapat ditangkap oleh pemasar
untuk selanjutnya diproses menjadi startegi pemasaran. Perilaku ini
bukanlah hal yang acak dan tidak terukur namun dengan menggunakan
berbagai instrumen dalam pengujian variabel-variabel keperilakuan yan
telah luas berkembang maka pola-pola tersebut dapat secara efektif diukur
dan menjadi landasan dalam berstrategi.

Perilaku konsumen timur tegah tentu memiliki karakterisrik yang berbeda


dengan konsumen Indonesia. Sebagai contoh Arab saudi, Qatar, dan
Yordania secara politik mereka masih menganut sistem feodalisme dengan
bentuk negara kerajaan, perilaku konsumen negara-negara tersebut tentu
berbeda dengan Mesir yang telah menerapkan demokrasi, berbeda halnya
lagi dengan masyarakat UEA yang lebih cendrung terbuka dan kekuatan
politik tidak begitu ketat mengatur perilaku warganya.

The Middle East Consumer Trends Report yang dirilis oleh Crimson
Hexagon menyebutkan bahwa kecendrungan tren konsumen timur tengah
saat ini berpusat pada empat hal yaitu terkait sharing economy, Health
Revolution, Travel, dan Personal Finance[4]. Tren health revolution dapat
dimanfaatkan oleh perusahaan untuk masuk ke pasar. Selain dari aspek
kesehatan, produk ini juga telah memperoleh sertifikat halal dari MUI.
Sertifikat halal dari MUI sendiri telah memiliki reputasi yang baik dan
bahkan menjadi role model sertifikasi halal oleh banyak negara. Namun
agar lebih dapat meyakinkan konsumen lokal kami menyarankan juga
mendaftarkan sertifikasi halal pada lembaga halal lokal.

Produk Sido Muncul merupakan produk konsumer yang digunakan sehari-


hari, sehingga pembelian produk ini tergolong sebagai low involvement
atau keterlibatan rendah, Krugman’s theory of passive learning
menyebutkan bahwa konsumen produk keterlibatan rendah akan
mengalami pembelajaran yang pasif, artinya konsumen tidak mencari tahu
secara aktif terkait produk, sehingga perusahaanlah yang harus lebih aktif
dalam berpromosi seperti menggunakan strategi periklanan yang masif.

4. Strategi Penguatan ekuitas merek


 Promosi

Tujuan strategi promosi adalah untuk mengelola komunikatif organisasi,


inisiatif mengkoordinasikan dan mengintegrasikan periklanan,
personalisasi. promosi penjualan, pemasaran interaktif, pemasaran
langsung, dan pengikut publik.

Strategi promosi merupakan salah satu pendorong penjualan dari produk.


Penting bagi perusahaan untuk lebih cermat dalam menentukan strategi
promosinya terlebih ketika hendak memasuki pasar baru. Media promosi
mainstream yang selama ini digunakan perusahaan pada padar domestik
perlu untuk diadaptasi dengan lingkungan timur tengah. Strategi promosi
disesuikan dengan tahapan dari daur hidup produk yang dibahas pada poin
sebelumnya.

Komposisi Strategi Promosi antara lain: Pengiklanan, Personal Selling,


Sales Promotion, Direct Marketing (Pemasaran Langsung), Interactive/
Internet Marketing (Pemasaran Interaktif/melalui Internet), dan Public
Relations (Hubungan Masyarakat)[5].

1. Periklanan

Hal pertama yang menjadi pertimbangan dalam perencanan periklanan


adalah tujuan dari periklanan itu sendiri. Dalam hal ini perusahaan dapat
lebih berfokus pada pengenalan kebutuhan dan pengenalan merek. Setelah
mengetahui tujuan yang hendak dicapai selanjutnya adalah terkait strategi
kreatif. Strategi kreatif ditentukan oleh target pasar dan pemosisian yang
diinginkan untuk produk atau merek. Tujuan dari kreativitas ini adalah
untuk mengomunikasikan pemosisian yang dimaksud secara efektif kepada
pelanggan dan pihak lain yang mempengaruhi pembelian merek tertentu.
Pembuatan iklan sendiri dapat dilakukan melalui agensi lokal agar konten
dan konsep dapat sesuai dengan budaya yang berlaku disana.

2. Promosi Penjualan

Aktivitas promosi penjualan memberikan nilai lebih atau insentif bagi


pelanggan dan pelaku rantai nilai. Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk
mendorong penjualan. Berbagai aktivitas dapat menjadi bagian dari
program promosi, seperti pameran perdagangan baik yang diinisiasi oleh
asosiasi maupun oleh pemerintah, tampilan pembelian (point-of-purchase
displays), program pengakuan (misalnya penghargaan bagi pemasok
terbaik), display pada titik penjualan, dan sampel gratis. Program promosi
penjualan mencakup tiga kategori utama: insentif, penetapan harga
promosi, dan aktivitas yang memberikan informasi.

3. Strategi Digital

Saat ini strategi pemasaran berbasis digital menjadi pilihan utama. Strategi
ini juga dapat digunakan pada pasar timur tengah. Dalam pemilihan media
digital maka perusahaan perlu melakukan riset kembali untuk
menyesuaikan dengan budaya pop timur tengah. Strategi digital dapat di
tujukan untuk membentuk opini sosial, Sherif’s theory of social
judgement[6] juga menyebutkan bahwa penilaian sosial dapat menjadi
landasan bagi konsumen dalam pemilihan produk konsumer atau produk
sehari-hari. Selanjutnya perusahaan dapat bekerjasama dengan content
creator lokal dalam menyusun program pemasaran kreatif. Kontent digital
ini selanjutnya juga dapat ditempatkan dibeberapa fasilitas strategis seperti
bandara dan area komersil lainnya.

 Penentuan Harga

Penentuan hargan menjadi salah satu straetgi yang penting bagi


perusahaan terutama ketika hendak masuk ke pasar global khususnya
pasar bang baru. Regulasi terkait penetapan harga berbeda untuk tiap
negara. Jika di amerika Serikat lebih bebas dalam penetapannya, tidak
begitu dengan yang terjadi di Asia dan beberapa negara lainnya yang turut
diatur secara lebih ketat oleh pemerintahannya. Sehingga sangat penting
untuk perusahaan dapat mengetahui karakter dan peraturan yang berlaku
disuatu negara.

Cravens dan Piercy (2013) Menyatakan setidaknya terdapat tiga strategi


penentuan harga secara speseifik, antara lain :

1. Pendekatan berorientasi biaya

Harga break-even merupakan pendekatan berorientasi biaya yang mungkin


digunakan untuk menentukan harga. Harga terbentuk atas dasar biaya
yang dikeluarkan.

2. Pendekatan Berorientasi kompetisi

Metode harga ini menggunakan harga pesaing dalam menghitung harga


aktual termasuk pengaturan harga yang sama atau beberapa kenaikan yang
ditentukan diatas atau dibawah harga pesaing.

3. Pendekatan Berorientasi Permintaan

Konsumen menjadi referensi utama dalam kebijakan ini. Pendekatan ini


digunakan baik untuk produk konsumen dan produk untuk bisnis.
Informasi hubungan harga dan permintaan diperlukan dalam menuntun
keputusan harga berorientasi permintaan.

Dari ketiga pendekatan tersebut kami menyerankan untuk menggunakan


pendekatan berorientasi biaya. Ada pun pertimbangan dalam pemilihan
metode ini karena pasar Timur tengah merupakan pasar baru dimana
perusahaan harus lebih cermat dalam hal keseimbangan finansial terlebih
dahulu. Metode ini juga dipilih atas pertimbangan kompetitor yang belum
banyak pada pasar tersebut, meskipun tidak tertutup kemungkinan
perusahaan turut mempertimbagkan harga per satuan atau saset produk
sejenis atau yang mendekati produk dari sidomuncul agar tingkat
penerimaan produk bisa lebih optimal.

Selanjutnya, dalam stratgegi pemasaran gloabl khususnya dalam hal


manajemen harga, perusahaan juga turut mengatur segmentasi harga yang
dipilih. Harga dapat digunakan untuk menarik segmen pasar yang berbeda.
Perbedaan versi produk dasar yang sama mungkin ditawarkan pada harga
yang berbeda untuk merefleksikan perbedaan dalam bahan dan fitur
produk. Dalam hal ini perusahaan dapat menyasar negara Arab Saudi
dimana jamaah haji yang berasal dari Indonesia dan Asia Tenggara yang
telah mengenal produk menjadi target utama. Segmen ini juga diharapkan
meluas meliputi seluruh jamaah haji dan umroh yang berasal dari seluruh
dunia.

 Manajemen Rantai Pasokan

Rantai pasokan (atau jaringan) dapat diartikan sebagai konfigurasi saluran


distribusi yang menghubungkan anggota rantai pasokan dengan pengguna
akhir. Jaringan distribusi yang baik dapat menciptakan keunggulan
kompetitif yang kuat bagi sebuah organisasi. Saluran distribusi dapat
diartikan sebagai jaringan organisasi rantai nilai yang melakukan fungsi
yang menghubungkan barang dan jasa dengan pengguna akhir. Saluran
distribusi terdiri dari lembaga dan lembaga yang saling tergantung dan
saling terkait, berfungsi sebagai sistem maupun jaringan, bekerja sama
dalam usaha mereka untuk memproduksi dan mendistribusikan produk ke
pengguna akhir.

 Strategi Memasuki Pasar

Perusahaan memiliki berbagai pilihan dalam strategi ekspansi mereka ke


pasar luar negeri. Secara umum pilihan perusahaan adalah apakah akan
mengekspor atau memproduksi secara lokal. Jika sebuah perusahaan
memutuskan untuk mengambil sumber secara lokal, apakah dengan cara
membeli, membangun, atau menyewa pabriknya sendiri atau
menandatangani pabrikan kontrak lokal. Berbagai alternatif yang dimiliki
oleh PT. Sido Muncul Tbk, seperti strategi eksport, lisensi, waralaba, joint
venture, dan investasi langsung.

Masing-masing strategi tersebut diatas tentu memiliki kelebihan dan


kelemahannya sesuai dengan konteks dan implementasinya. Dari berbagai
pilihan strategi memasuki pasar yang ada, kami menawarkan dua strategi
yang dapat dipilih, diantaranya:

1. Strategi eksport

Strategi eksport kami rasa adalah pilihan yang utama mengingat kapasitas
produksi pabrik masih sangat mencukupi, disamping itu strategi ini juga
dikatakan adalah strategi paling konservatif (paling aman, beresiko
rendah-moderat). Perusahaan cukup membuka kantor
perwakilan/pemasaran di negara tujuan dan mengirimkan produk (dengan
versi pasar tujuan seperti label khusus produk tujuan timur tengah).

Produk-produk Sido Muncul sejatinya telah beredar secara retail dengan


kuantitas yang masih rendah. Kedepan perusahaan perlu untuk meng-
handle langsung pasar ini melalui kantor perwakilan. Saat ini perusahaan
telah membuka kantor perwakilan untuk pasar Filipina dan Nigeria.
Strategi serupa dapat digunakan untuk pasar Timur Tengah agar dapat
lebih berimpact dalam penetrasi pasar.

2. Joint Venture

Strategi selanjutnya yang kami tawarkan adalah strategi joint venture


dengan perusahaan sejenis. Budaya timur tengah juga cukup kaya akan
warisan obat-obatan herbal, industri herbalpun juga cukup berkembang
disana, namun tentu industri lokal memiliki karakteristik yang jauh
berbeda sehingga ini menjadi kesempatan untuk bermitra. Melalui strategi
ini perusahaan mendapatkan fasilitas pabrik dengan kapasitas yang
dikompromikan dan mendapat pengetahuan lokal dari perusahaan mitra.
Namun yang harus diperhatikan dalam strategi ini adalah terkait bahan
baku apakah dapat tersedia atau ketika bahan baku dibawa dari negara asal
(Bahan setengah jadi) apakah secara operasional tetap dapat menjadi
efesien.

Kedua startegi ini dipilih atas dasar pertimbangan resiko politik, akses
pasar, biaya faktor, biaya pengiriman, infrastuktur, pasar, dan produk.
Secara politik, negara yang kami sasar tidak mengalami kendala yang
berarti sejauh perusahaan berkomitmen pada regulasi yang ada, pun begitu
dengan akses pasar yang cukup terbuka. Strategi pertama yaitu strategi
eksport adalah yang menurut kami paling memungkinkan. Disamping
karena beresiko lebih kecil, strategi ini juga ideal untuk produk Sido
Muncul yang memerlukan bahan-bahan herbal lokal Indonesia yang
spesifik. Perlu kajian yang lebih komperhemsif apakah bahan-bahan yang
dibutuhkan dapat tersedia dengan kualitas dan kuantitas yang baik di
Timur tengah. Oleh sebab itu strategi eksportlah yang utama.
Dalam pemasaran global, masalah nilai pelanggan terkait erat dengan
keputusan sourcing. Jika pelanggan bersifat nasionalis, mereka dapat
memberikan nilai positif pada label “dibuat di negara asal”. Preferensi
semacam itu harus diidentifikasi menggunakan riset pasar dan
diperhitungkan secara matematis. Strategi kedua adalah berdasarkan
konsep ini. Dengan menggandeng perusahaan lokal diharapkan dapat
memberi nilai tambah yang positif bagi merek. Disamping itu perusahaan
juga dapat mengoptimalkan pengetahuan lokal (local knowledge) yang
dimiliki perusahaan lokal dalam implementasi strategi pemasaran produk.

5. Penutup

Melihat potensi pasar kawasan timur tengah yang begitu besar dan terbuka
baik dari segi populasi, ekonomi, dan sosial tentu menjadi dasar yang
relevan dengan produk yang akan di tawarkan oleh PT. Sido Muncul Tbk.
Jika melihat kembali aspek internal perusahaan, tentu sudah sangat
mumpuni untuk bersaing secara global khususnya pada pasar timur
tengah. Didukung dengan kualitas produk yang baik yang mampu menjadi
pilihan dan solusi bagi konsumen saat ini, kompetensi dan kapasitas
perusahaan yang tinggi, serta kekuatan merek yang mulai terlihat
dikawasan Asia Tenggara dan Afrika menjadi kekuatan utama perusahaan.

Pasar timur tengah merupakan pasar yang penuh tantangan dimana secara
kultural cukup berbeda dengan pasar yang selama ini dikuasai (captive
market). Oleh sebab itu penting untuk melakukan kajian dan analisis
secara komperhensif terkait pasar ini guna yang akan menjadi landasan
bagi startegi pemasaran yang akan dipilih. Isu politik dan ekonomi timur
tengah tidak bisa diabaikan oleh perusahaan terlebih jika itu terkait dengan
negara yang akan menjadi tujuan. Adapun negara yang kami sarankan
untuk menjadi tujuan adalah UEA, Arab Saudi, Bahrain, Qatar, dan Mesir.

Strategi promosi mainstream masih dapat dijalankan namun harus sesuai


dengan budaya timur tengah dan perilaku konsumen yang berlaku
disana. Health Revolution menjadi salah satu tren yang dapat
dimanfaatkan perusahaan dalam berstrategi. Perlu dilakukan berbagai
penyesuaian strategi promosi agar strategi yang dijalankan
dapat suitable dengan pasar sasaran. Dalam hal ini perusahaan dapat
menggandeng agensi lokal untuk mendapat strategi yang terbaik.

Strategi memasuki pasar yang kami tawarkan adalah startegi eksport


mengingat core produk begitu identik dengan unsur lokal khas Indonesia
yang sangat sulit apabila hendak berproduksi atau direplikasi di negara
timteng. Namun tidak tertutup kemungkinan untuk menjalankan starategi
joint venture dengan perusahaan lokal apabila permasalahan bahan baku
dan standart produk dapat diselesaikan.

Anda mungkin juga menyukai