Anda di halaman 1dari 2

Ev : Filemon 1:8-17 Minggu, 17 Set.

Trinitatis
“HIDUP SEBAGAI KELUARGA ALLAH (mangolu songon ripe ni Tuhan I)”
Pendahuluan
Perikop ini menceritakan perjuangan Rasul Paulus untuk memperdamaikan kembali
antara Filemon dan Onesimus. Tulisan ini disampaikan oleh Paulus kepada Filemon ketika
masih dalam penahaannya di Roma ay 1 dan 9. Sejarah singkat, Filemon adalah seorang tuan
tanah yang berkebangsaan Yunani dan juga anggota Jemaat di Kolose Filemon juga memiliki
banyak budak/pekerja pada saat itu salah satunya ialah Onesimus. Dalam perikop ini
menceritakan Onesimus telah melarikan diri dari rumah Filemon, tanpa sengaja Onesimus
bertemu dengan Paulus di Roma. Dalam pertemuan itu Paulus dan onesimus memiliki hubungan
yang akrab sehingga Rasul Paulus berhasil membawa Onesimus dalam Kristus telihat Onesimus
menerima pertobatannya. Ketika Onesimus sudah mengalami perubahan yang signifikan maka
Paulus meminta kepada Onesimus agar dia kembali kepada tuanya (Filemon) agar stigma negtif
yang terlanjur melekat dapat dipulihkan.
Isi
Ayt 8-14 ada himbaun Paulus kepada Filemon di dalam kasih. Agar Filemon mau
menerima kembali Onesimus yang telah melarikan dirinya dengan kelemah-lembutan, penuh
kasih dan pengampunan. Penerimaan yang dimaksudkan Paulus kepada Filemon Onesimus
diterima bukan menjadi seorang budak lagi melainkan saudara dalam Kristus. Sebab pada zaman
itu jika dia budak maka hidup matinya bisa ditangan seseorang yang memperkerjakan. Itu
sebabnya Paulus memohon Filemon agar Onesimus menjadi Saudara dalam Kristus disini juga
Paulus menekankan agar penerimaannya seutuhnya Sukarela bukan paksaan segala kekurangan
atau kelebihan Onesimus, oleh karena itu Rasul Paulus menginginkan agar Filemon dapat
menerimanya ajakan ini juga menyampaikan kepada Filemon agar mampu menerima orang lain
apa adanya.
Ayt 15-16 ajakan ini juga kembali ditekankan agar Filemon memperlakukan Onesimus
sebagai pribadi yang berharga dimatanya. Sehingga hubungan antara Filemon dan Onesimus
menjadi saudara tidak seperti budak atau tuan. Kepergian Onesimus merupakan rencana Allah
yang tidak bisa diselami manusia sebab dengan kejadian ini Onesimus menngalami suatu
perubahan yang begitu dahsyat. Paulus menyampaikan bahwa Kasih yang tulus akan membuat
seseorang berharga dan bangga dengan dirinya sendiri. Ay 17, setiap kesalahan apapun Rasul
Paulus menyampaikan “tanggungkanlah semuanya itu kepadaku atau biarlah saya yang
menanggung semua itu”. Pesan yang ingin disampaikan dalam stetment Rasul Paulus ini adalah
kasih yang sejati harus terlihat dalam perbuatan.
Kesimpulan
1. Dari perikop ini mengajarkan kepada kita Kasih Allah tidak memandang pandang bulu
kepada setiap orang. Sebagus apapun status sosialnya, sekaya apapun hartanya, sepintar
apapun intelektualnya dimata Tuhan itu semua sama, sebab kita semua adalah ciptaan
Tuhan.
2. Manusia memiliki masa dimana pernah melakukan kesalahan seperti yang pernah
dilakukan Onesimus, kesalahan bisa dibentuk jika mau menerima kebenaran yang
berasala dari Allah dan mau dibentuk melalui kebenaran Firman Tuhan.
3. Untuk membuat sebuah hubungan yang tidak baik, maka komunikasi merupakan jalan
satu-satunya dengan menyampaikan pesan yang membangun satu dengan yang lain dan
mampu mengakui kesalahan anatar satu dengan yang lain. Yang pada intinya keterbukaan
hati mau dibentuk oleh firman Tuhan. Sehingga hubungan yang dahulu rengak bisa
dibangun dengan merendahkan diri di hadapan Tuhan.

3pFhEAseEgjtM9Y pas jurnal

Anda mungkin juga menyukai