Anda di halaman 1dari 4

Nama : Eri Kristian

NIM : 0120191059

Prodi : Pendidikan Agama Kristen

Tugas : Teologi PB II

Dosen Pengampu : Dr. Norhayati, M.Th.

Surat Filemon

A. Penulis

Penulis surat ini adalah Rasul Paulus (Filemon 1:1).1

B. Tema (Perdamaian)

C. Waktu dan Tempat Penulisan

Waktu dan tempat penulisan masih menjadi perdebatan, dari teks-teks yang telah tersedia
dapat disimpulkan bahwa surat Filemon dan surat Kolose dikirim dari tempat yang sama.
Telah tersedia tiga tempat yang kemungkinan adalah tempat penulisan Filemon yaitu Roma,
Kaisarea dan Efesus. Namun Paulus memandang dirinya sudah tua, suatu ungkapan yang
menunjuk kepada usianya yang lanjut dalam penjara di Roma, jika demikian, maka boleh
diterima bahwa surat ini ditulis di Roma sesudah Surat Filipi, sekitar tahun 61 M.2

D. Latar Belakang

Filemon ditulis pada waktu dan situasi yang sama dengan Efesus dan Kolose, Paulus
menulis surat ini di dalam penjara (Filemon 1:1-9). Onesimus, budak Filemon, seorang
pengusaha dari Kolose, telah melarikan sebagian harta majikannya ke Roma dan
menyembunyikan diri di tengah keramaian kota besar itu. Karena Paulus merasa bahwa ia
harus meluruskan kesalahan yang telah diperbuat Onesimus, ia mengirimnya kembali kepada
bekas majikannya dengan membawa surat ini, yang menghimbaunya untuk menerima dan
memaafkan Onesimus kembali. Paulus bersedia membayar kerugian materi yang disebabkan

1
Drs. M. E. Duyverman, Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1992) Cet. 1, hlm.
166.
2
Samuel Benyamin Hakh, Perjanjian Baru, Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok Teologi, (Bandung: Bina Media
Informasi, 2010) Cet. 1, hlm, 194.
oleh Onesimus (Filemon 18-19). Ia menambahkan harapannya bahwa dalam waktu dekat ini
ia dapat dibebaskan dan setelah itu ia merencanakan untuk mengunjungi gereja-gereja lagi.3

E. Tujuan

Paulus menyurati Filemon untuk mengurus persoalan khusus tentang hambanya


Onesimus yang telah melarikan diri. Menurut hukum Romawi, hamba yang melarikan diri
dihukum mati. Paulus menjadi perantara untuk Onesimus dengan Filemon dan memohon
supaya Onesimus diterima kembali secara ramah sebagai orang percaya dan sahabat Paulus,
dengan kasih yang sama sebagaimana dia akan menerima Paulus.

F. Ciri Khas Surat Filemon


1. Surat ini adalah yang terpendek diantara surat-surat Paulus.
2. Surat ini menjelaskan bagaimana Paulus dan gereja mula-mula menghadapi persoalan
perbudakan Roma. Dari pada menyerang langsung atau menimbulkan pemberontakan
bersenjata, Paulus mengemukakann prinsip Kristen yang menyingkirkan kekerasan
dari perbudakan Roma.
3. Surat ini memberikan pengertian unik ke dalam kehidupan Paulus, karena dia begitu
erat manunggal dengan seorang hamba Onesimus di sebut “buah hatiku” (Filemon
1:12).
G. Ringkasan Surat Filemon :
1. Filemon 1-3 : salam, ini menjelaskan bahwa Paulus menulis sebagai seorang hukuman
dan menyatakan kepada siapa surat ini ditujukan yaitu kepada Filemon, Apfia, dan
Arkhipus.
2. Filemon 4-7 : Doa dan Ucapan syukur, Paulus berdoa kepada Tuhan dan mengucap
syukur kepada Tuhan. Di dalam doanya inilah terkandung inti dari tema surat ini yaitu
kasih, keinginan dalam doa, pertemanan, dan persaudaraan. Doa paulus ini
menunjukkan sanjungan Paulus atas iman dan kemurahan hati dari Filemon.
3. Filemon 8-20 : Permohonan supaya Onesimus diterima kembali, Paulus
mengungkapkan maksudnya menulis surat ini yaitu bahwa beliau mau mengirim
kembali Onesimus, budak yang melarikan diri dari rumah Filemon dan meminta
Filemon untuk menerima kembali Onesimus. Paulus juga mau mengganti biaya
kerugian yang timbul dari dampak pelarian Onesimus.

3
Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 1997) cet. 4,hlm. 392-393.
4. Filemon 21-25 : Penutup, Paulus yakin bahwa himbaunnya dalam surat ini akan
dipenuhi oleh Filemon, Paulus menutup surat ini dengan menyampaikan salam
kepada Filemon.4

H. Pokok Teologis Surat Filemon


a. Kasih Melampaui semua Batas Status Sosial

Kasih (agape) dan iman (pistis) merupakan ciri dari sikap seorang Kristen dalam
hubungannya dengan semua orang percaya dengan Tuhan. Kasih ini disebut pertama
karena sangat penting dalam kaitannya dengan permohonan Paulus. Rupanya, dari
Onesimus atau orang Kristen lainnya, Paulus mendengar kisah Filemon yang
menyegarkan hati orang-orang Kristen. Berdasarkan apa yang ia dengar itu, Paulus dengan
sukacita menyampaikan permohonannya kepada Filemon.

Dasar dari permohonan Paulus ini adalah ‘kasih’ yang ada di antara mereka. Kasih
yang melampaui segala batas-batas status sosial. Oleh karena itu, sekalipun Onesimus
adalah seorang hamba, tetapi Paulus berharap bahwa oleh kasih itu, Onesimus diterima
kembali sebagai saudara. Paulus menyadari bahwa Onesimus telah menyebabkan
kehilangan pada tuannya, tetapi ia tetap mengharapkan agar Filemon tidak hilang
pengampunannya bagi Onesimus. Dalam ayat 18 dan 19, Paulus memakai istilah dari
dunia bisnis dalam hubungan dengan Filemon. “jika ia berhutang kepadamu,
tanggungkanlah semuanya itu kepadaku, aku akan membayarnya”. 5 Paulus melanjutkan
dengan berkata “Engkau berhutang padaku, yaitu dirimu sendiri”. Dengan ungkapan yang
terakhir ini, Paulus seakan-akan menempatkan Filemon pada pilihan untuk menerima
kembali Onesimus. Paulus mengharapkan agar Filemon menunjukkan kasih yang sama,
seperti yang ia tunjukkan kepada Paulus sendiri. Kasih itu ia harapkan di wujudkan
terhadap Onesimus dan semua anggota jemaat yang bersekutu dirumahnya.6

b. Semua Orang yang Percaya Kepada Kristus adalah “Saudara”

Menurut Paulus, semua orang yang percaya kepada Kristus adalah saudara (adelfos).
Entah itu tuan, entah ia orang merdeka, entah ia seorang hamba, mereka semua adalah satu
di dalam Tuhan. Paulus mengucap syukur atas kasih dan iman yang Filemon tunjukkan

4
Ralph P. Martin, Interpretation Ephesians, Colossians, and Philemon, (Atlanta: John Khox Press, 1991) hlm.
142-145
5
Alkitab
6
Samuel Benyamin Hakh, Perjanjian Baru, Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok Teologi, (Bandung: Bina Media
Informasi, 2010) Cet. 1, hlm, 195-196.
kepada Yesus dan semua orang kudus (ayat 5). Karena itu, ia berdoa agar persekutuan di
dalam iman tersebut turut mengerjakan pengetahuan yang baik di antara Paulus dan
Filemon untuk Kristus (ayat 6). Oleh karena itu Paulus memohon kepada Filemon untuk
menerima kembali Onesimus sebagai saudara. Paulus melihat perubahan dalam diri
Onesimus, sehingga dapat menjadi seorang yang berguna bagi tuannya Filemon dan bagi
Paulus sendiri (ay 11).

Dengan demikian, jelaslah bahwa Paulus tidak melakukan suatu revolusi pembebasan
para budak dalam surat-suratnya, tetapi menempatkan hubungan tuan dan hamba itu dalam
suatu status yang baru, yakni sebagai ‘saudara’ dalam Kristus.7

I. Alasan Paulus menulis Surat Filemon

Surat Filemon merupakan surat Paulus yang terpendek dan setelah salam pembuka, di
ayat ke 10 kita dapat melihat alasan utama ia menuliskannya. Alasannya adalah untuk
mengajukkan sebuah permintaan atau permohonan yang berkenan kepada Filemon. Dari ayat
16 dapat menarik kesimpulan bahwa Onesimus adalah budak kepunyaan Filemon, karena
alasan tertentu telah melarikan diri dari tuannya. Paulus berkata “mengenai anakku yang
kudapat selagi aku dalam penjara. Disanalah Onesimus menjadi seorang percaya. Onesimus
berada dalam perjalanan kembali kepada tuannya dan sekalipun tidak dinyatakan secara
langsung, mungkin Onesimus sendiri yang membawa surat ini kepada Filemon.

7
Ibid...... hlm 196-198

Anda mungkin juga menyukai