Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Syntax Transformation Vol. 1 No.

6, Agustus 2020
p-ISSN : 2721-3854 e-ISSN : 2721-2769 Sosial Sains

KOMPARASI IMPRESI PANDEMI COVID-19 TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL


PELAKU USAHA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT RAYKAT DAN SWASTA

Koko Setiawan
Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta, Indonesia
Email: kokosetiawan@akpy-stiper.ac.id

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Diterima 2 Agustus 2020 Tujuannya adalah, untuk mengetahui perbedaan perspektif
Diterima dalam bentuk revisi masyarakat, stigma, dan perilaku yang dilakukan masyarakat
15 Agustus 2020 dimasa pandemi Covid-19. Dengan pertimbangan 10 besar
Diterima dalam bentuk revisi provinsi dengan kelapa sawit terluas. Masing-masing provinsi
20 Agustus 2020 diambil sampel masyarakat dari lingkungan perkebunan kelapa
Kata kunci: sawit rakyat dan swasta. Penelitian merupakan penelitian
Komparas; Impresi; covid-19; deskriptif kuantitatif dengan total responden sebanyak 40
Masyarakat dan Perkebunan responden (20 dari perkebunan rakyat dan 20 dari perkebunan
Kelapa Sawit. swasta) dan semuanya merupakan pelaku usahatani kelapa
sawit. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
metode observasi disertai wawancara, dengan teknik
pengolahan data yang meliputi editing, koding, dan tabulasi
data. Data yang terkumpul selanjutnya disajikan dalam bentuk
tabel. Komparasi impresi Pandemi Covid-19 Terhadap
Kehidupan Sosial Pelaku Usaha Perkebunan Kelapa Sawit
Raykat dan Swasta dapat diamati dari perspektif dimulai dari
cara pandang, pola prilaku/sosial, dan respon emosi akibat
adanya pandemi. Selain itu stigma juga mempengaruhi
kehidupan sosial masyarakat, olehnya pendalaman sosial
menjadi penting untuk di gali dengan metode wawancara
dengan pendekatan emosional. Impresi terakhir yaitu dengan
mengetahui perubahan perilaku mulai dari aspek pendidikan,
sosial ekonomi, agama/adat, dan aspek politik. Hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa kehidupan sosial pelaku usaha
perkebunan kelapa sawit rakyat dan swasta telah mengalami
perubahan >70%, baik dari sisi cara pandang, perilaku sosial,
dan respon emosi terhadap adanya pandemi. Hanya saja
respon emosi masyarakat di perkebunan rakyat lebih tinggi
jika dibandingkan dengan masyarakat di perkebunan swasta.
Sedangkan terhadap stigma negatif kedua kelompok
masyarakat diketahui tidak terpengaruh. Namun impresi
terhadap perilaku masyarakat terhadap perubahan perilaku
pendidikan, agama/adat dan politik kedua kelompok
masyarakat menyatakan telah terjadi perubahan yang
drastis/nyata, namun pada aspek sosial&ekonomi sebesar
62.5% menyatakan tidak terjadi perubahan.

Pendahuluan Sejak diumumkan pertama kali di kota


Adanya pandemi Covid-19 telah wuhan, China pada akhir Desember 2019
merubah perilaku hidup masyarakat dunia, yang lalu saat ini Corona virus disease 2019
dan tidak terkecuali masyarakat di Indonesia. (Covid-19) telah menyebar ke lebih dari

278
Komparasi Impresi Pandemi Covid-19 Terhadap Kehidupan Sosial Pelaku Usaha Perkebunan
Kelapa Sawit Raykat Dan Swasta

seratus negara di dunia (Sarip et al., 2020). dengan infrastruktur akses internet yang baik
Hasil kajian yang dilakukan oleh Pusat (Sofiyudin & Nugroho, 2017).
Pemodelan Matematika memperkirakan Lingkungan perkebunan kelapa sawit
pandemi ini akan mencapai puncaknya pada rakyat yang multikultural dan berkembang
Maret-April 2020 dan baru akan berakhir dengan regulasi atau manajemen yang
pada akhir tahun 2020 atau awal tahun 2021 berbeda tentu akan berdampak pada pola fikir
(Nasution, 2020). dan daya tangkap yang berbeda pula dalam
Berbagai upaya dilakukan pemerintah menyikapi pandemi yang mana pandemi
dalam merespon penanggulangan penyebaran Covid-19 termasuk hal baru bagi masyarakat.
infeksi Covid-19, mulai dari pembentukan Oleh sebab itu, dengan permasalahan
tim gugus tugas percepatan penaggulangan, tersebut diatas, penulis ingin membandingkan
merealokasi berbagai anggaran, hingga adanya dampak pandemi Covid-19 terhadap
pembatasan sosial bersekala besar untuk kehidupan sosial masyarakat di lingkungan
daerah dengan zona merah. Hal tersebut perkebunan kelapa sawit raykat dan swasta
berakibat pada timbulnya kepanikan mulai dengan batasan hanya pada pelaku usaha
dari masyarakat perkotaan hingga pedesaan, perkebunan kelapa sawit saja. Tujuannya
dan tidak terkecuali masyarakat di lingkungan adalah, untuk mengetahui perbedaan
perkebunan kelapa sawit. perspektif masyarakat, stigma, dan perilaku
Secara umum masyarakat dilingkungan yang dilakukan masyarakat dimasa pandemi
perkebunan kelapa sawit rakyat merupakan Covid-19.
masyarakat multikultural. Masyarakat
multikultural adalah masyarakat yang Metode Penelitian
tersusun atas kebergaman dan berbagai Dengan pertimbangan 10 besar
macam budaya termasuk kepentingan dan provinsi dengan kelapa sawit terluas maka
kebiasaan yang berbeda (Nurhayati & dipilih sampel dari 10 provinsi di indonesia
Agustina, 2020). Hal tersebut terbentuk yaitu Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan
umumnya dikarenakan daerah-daerah dengan Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan,
pembangunan kelapa sawit di Indonesia Kalimantan Selatan, Bangka Belitung,
merupakan program kemitraan Perkebunan Bengkulu, Kalimantan Timur dan Aceh.
Inti Rakyat (PIR) maupun transmigrasi sejak Masing-masing provinsi diambil sampel
era orde baru, sehingga masyarakat yang masyarakat dari lingkungan perkebunan
terbentukpun menjadi heterogen. kelapa sawit rakyat dan swasta.
(Saputra, 2020) Menyampaikan dalam Penelitian ini dilakukan pada tanggal
tulisannya tingginya laju infeksi dan adanya 01juni-02 juli 2020 dan dilakukan dengan
korban meninggal dunia akibat virus corona mempertimbangkan protokol pencegahan
yang marak diliput media masa (Cetak, Covid-19 sesuai anjuran pemerintah.
elektronik, dan media sosial/online) baik dari Penelitian merupakan penelitian deskriptif
berita terverifikasi maupun berita hoax kuantitatif dengan total responden sebanyak
menyebabkan kepanikan yang semakin tinggi 40 responden dan semuanya merupakan
sehingga antusiasme masyarakat untuk pelaku usahatani kelapa sawit. Metode
menggali informasi mengenai Covid-19 pengumpulan data yang digunakan adalah
meningkat. Namun masyarakat di ‘pedesaan’ metode observasi disertai wawancara, dengan
/lingkungan perkebunan kelapa sawit teknik pengolahan data yang meliputi editing,
umumnya memiliki keterbatasan informasi koding, dan tabulasi data. Data yang
jika dibandingkan dengan masyarakat yang terkumpul selanjutnya disajikan dalam bentuk
tinggal di daerah perkotaan ataupun daerah tabel.

Syntax Transformation, Vol. 1 No. 6, Agustus 2020 279


Koko Setiawan

Hasil dan Pembahasan Adanya respon yang beragam oleh


1. Komparasi Terhadap Perspektif masyarakat dalam mempersepsi dan mengolah
Perspektif atau persepsi merupakan informasi yang ada, umumnya berawal dari
pengalaman tentang objek maupun peristiwa sebuah proses keyakinan yang ketika
yang dapat terhubung dengan menyimpulkan memperoleh informasi baru, maka otak akan
informasi dan menafsirkan pesan (Putri, merangsang dengan beragam pertanyaan? Apa
2020). Perspektif merupakan proses dampaknya, bagaimana cirinya, kenapa dapat
penjelasan rangsangan yang diterima terjadi dan sebagainya. Semua informasi baik
seseorang berdasarkan anggapan baik/buruk, positif maupun negatif akan d proses dan
puas dan tidak puas, manfaat dan tidak dikelola dalam otak sehingga muncul respon
bermanfaat dan seterusnya. kognitif berupa simpulan yang digunakan
Dalam hal ini peneliti menggali untuk memahami dunia sosial (Agung, 2020).
perspektif dua kelompok masyarakat yang Dimungkinkan adanya perbedaan berprilaku
berbeda berdasarkan munculnya perasaan terjadi karena adanya perbedaan akumulasi
akibat dari keinginan, harapan, termasuk informasi mengenai Covid-19 yang mana di
kepuasan yang dirasakan selama menghadapi lingkungan perkebunan rakyat diketahui
pandemi Covid-19 dengan merespon emosi masih minim dalam hal insfrastruktur jaringan
dan mendalami setiap respon yang internet dan sekalipun ada pelaku usaha yang
dikemukakan responden. rata-rata usia >50 tahun masih lemah dalam
mengoprasikan gadget. Pada kenyataannya
terdapat korelasi yang positif antara kelompok
masyarakat dengan akses internet yang baik
dengan yang tidak. Hal tersebut diungkapkan
(Saputra, 2020) dalam tulisanya bahwa
pengguna internet cenderung lebih mudah
terpapar informasi hoax yang sengaja di
manfaatkan oleh pihak/individu tertentu untuk
Dalam tabel 1 dapat diketahui bahwa
dapat mengubah atau mempengaruhi
adanya pandemi Covid-19 tidak merubah cara
opini/perspektif publik. Pihak tertentu sengaja
pandang masyarakat pelaku usaha perkebunan
merekayasa kebohongan guna menimbulkan
kelapa sawit rakyat dan swasta sebanyak 20-
kecemasan, kegelisahan, mengadu domba,
23%, hal tersebut secara umum diungkapkan
bahkan untuk mencari keuntungan termasuk
bahwa kehidupan akan senantiasa memiliki
hanya sekedar mencari sensasi
permasalahan dan akan berakhir pada
Tabel 1 juga menjawab bagaimana
kematian atau dalam kata yang lebih
respon emosi masyarakat pelaku usaha
sederhana 20-23% masyarakat tersebut pasrah
perkebunan kelapa sawit rakyat dan swasta,
terhadap takdir yang membentuk perspektif
yang mana 27.5% masyarakat di perkebunan
biasa saja terhadap adanya wabah penyakit.
rakyat justru tidak menunjukan respon
Perbedaan signifikan terjadi pada pola
emosional yang berlebih, sedangkan di
berprilaku/berinteraksi pada masyarakat di
lingkungan perkebunan swasta persentasenya
perkebunan rakyat yang masih sama seperti
lebih kecil yakni 17.5%. Hal tersebut
sebelum adanya pandemi sebanyak 22.5%.
dimungkinkan karena adanya manajemen
Sedangkan masyarakat di lingkungan
kebun di perkebunan swasta dalam
perkebunan swasta sepenuhnya telah
penanganan dan edukasi terhadap
melakukan perubahan perilaku dan
masyarakatnya membentuk kesiapan akan
berinteraksi sosial.
segala kemungkinan yang terjadi, sehingga
tingkat kepercaaan diri masyarakat masih

280 Syntax Transformation, Vol. 1 No. 6, Agustus 2020


Komparasi Impresi Pandemi Covid-19 Terhadap Kehidupan Sosial Pelaku Usaha Perkebunan
Kelapa Sawit Raykat Dan Swasta

sangat tinggi. Meski demikian, sebagian besar


masyarakat di kedua kelompok mengalami
perubahan emosional yakni sebesar 72.5-
82.5% dengan mengatakan telah mengalami
gejala kecemasan, mempengaruhi kualitas
tidur dan gejala depresi dengan tidak mau lagi
melihat berita/membicarakan terkait Covid- Berdasarkan hasil penelitian diketahui
19. bahwa masyarakat dilingkungan perkebunan
Menurut (Wheaton et al., 2012) kelapa sawit rakyat tidak sepenuhnya tahu dan
perubahan emosi merupakan respon yang memahami istilah-istilah yang terkait dengan
wajar dan biasa ketika menghadapi situasi Covid-19. Sebaliknya pada masyarakat di
yang genting seperti adanya pandemi ini. perkebunan swasta sepenuhnya tahu dan
Sementara menurut (Huang et al., 2020) hal memahami istilah pada Covid-19. Hal tersebut
tersebut merupakan bentuk mekanisme dikarenaan adanya upaya-upaya oleh
pertahanan diri atau tanda bahwa ada ancaman manajemen perkebunan didalam
yang akan dihadapi. Namun jika kondisi ini menyampaikan pesan-pesan kesehatan kunci
berlebih atau berlangsung lama, maka akan dalam menghadapi pandemi dan adanya
dapat mempengaruhi kondisi psikologis poster-poster dan himbauan yang dipasang
individu, seperti mengalami depresi/gangguan hampir disetiap tempat umum dan perumahan.
jiwa (Asih & Pratiwi, 2010). Hal yang sama sebenarnya juga dilakukan
pada kelompok masyarakat di perkebunan
2. Komparasi Impresi Terhadap Stigma rakyat, namun tingkat kemasifanya masih
Menurut (Arboleda-Florez, 2002), kurang tinggi.
stigma merupakan gambaran dari keadaan Dari 40 responden yang tersebar di 10
ataupun kondisi yang berkaitan dengan sudut provinsi dan 20 kelompok masyarakat (10
pandang atas sesuatu yang dianggap bernilai kelompok masyarakat di lingkungan
kurang baik atau negatif. perkebunan rakyat & 10 kelompok
Stigma juga dipahami sebagai masyarakat di lingkungan perkebunan swasta)
konstruksi sosial dengan memberikan ciri diketahui terdapat 7 lingkungan yang
yang membedakan aib sosial melekat pada warganya tersemat istilah Covid-19. 5 di
orang lain sehingga dapat mengidentifikasi lingkungan perkebunan rakyat dan 2 di
dan dan mengengevaluasi termasuk lingkungan perkebunan swasta yang
mengingat orang lain dengan lebih cepat. seluruhnya dinyatakan Orang Dalam Pantauan
Stigma dalam penelitian ini penulis mencoba (ODP). Diketahui bahwa meskipun terdapat
mendalami responden dengan istilah yang perbedaan pemahaman mengenai istilah pada
resmi digunakan pemerintah dalam Covid-19, ternyata kedua kelompok
menganalisis pasien terkait dengan Covid-19, masyarakat di lingkungan perkebunan kelapa
yaitu: sawit tidak satupun yang memiliki pemikiran/
• Orang Dalam Pantauan (ODP) keinginan untuk mengusir, mengucilkan
• Pasien Dalam Pengawasan (PDP) atau maupun menolak warganya yang tersemat
suspek salah satu istilah tersebut.
• Orang Tanpa Gejala (OTG) Disampaikan bahwa rasa khawatir dan
• Positif Covid-19 takut tertular itu ada, namun masih pada taraf
yang wajar dan tidak berlebihan. Keyakinan
masyarakat adalah bahwa selama proses
karantina mandiri dilakukan maka penularan

Syntax Transformation, Vol. 1 No. 6, Agustus 2020 281


Koko Setiawan

dapat dihindari. Perbedaan yang mencolok pelaku usaha perkebunan kelapa sawit yang
adalah, Tokoh agama dan aparatur desa semula dominan belajar diruang kelas telah
(Rt/Rw/Kepala Desa) memegang peran berubah menjadi belajar dirumah masing-
penting didalam kelompok masyarakat di masing secara online (daring). Pembelajaran
perkebunan rakyat. Sedangkan di perkebunan online yang menuntut dukungan perangkat
swasta manager/administratif dan staff/asisten Mobile seperti gadget,tablet/laptop untuk
menjadi kunci dalam mengendalikan stigma mengakses internet dianggap masyarakat telah
yang beredar di masyarakat. membebani karena kurangnya sarana dan
prasarana di kelompok masyarakat khususnya
3. Komparasi Impresi Terhadap Perilaku perkebunan rakyat selain juga secara tidak
Pandemi Covid-19 secara signifikan langsung mengajarkan anak-anak untuk
telah mengubah kehidupan masyarakat dunia semakin sering menggunakan gawai.
hanya dalam waktu bulan, termasuk perilaku Pada masyarakat dilingkungan
masyarakat di perkebunan kelapa sawit rakyat perkebunan swasta yang sebagian besar lebih
dan swasta yang berubah drastis sebagai baik infrastruktur jaringan internetnya justru
akibat dari penyesuaian terhadap pandemi. juga merasa terkendala dalam hal penambahan
Perubahan ini terjadi pada level kelompok biaya kebutuhan rumah tangga akibat
untuk lingkungan perkebunan rakyat dan level kebutuhan pulsa/paket internet. Jika ini terjadi
organisasi atau perusahaan untuk lingkungan berkepanjangan maka akan semakin
perkebunan swasta. Aspek yang terkena imbas menambah beban hidup rumah tangga (Sarip
diantaranya; sosial & ekonomi, agama, et al., 2020). Dalam tulisan (Putri, 2020) juga
pendidikan, dan politik. mengatakan bahwa, kendala umum dalam
pembelajaran daring di Indonesia yaitu
adanya keterbatasan kuota, tugas rumah yang
menumpuk, kurangnya penguasaan teknologi,
dan tidak stabilnya jaringan.
Aspek prilaku sosial&ekonomi dapat
dilihat pada tabel 3, bahwa 62.5% kelompok
Perubahan tersebut menyebabkan masyarakat di lingkungan perkebunan kelapa
ketidaknyamanan dan timbulnya gejolak pada sawit swasta tidak mengalami perubahan yang
masyarakat. Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa signifikan. Hal tersebut dimungkinkan karena
adanya Covid-19 telah ‘mengacaukan’ atau secara umum masyarakatnya merupakan
dalam bahasa umum telah mengubah perilaku kariawan perusahaan baik tetap maupun
pada aspek pendidikan. Nadiem makarim borong yang tidak terdampak akan gaji
selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bulanan yang diterima. Hanya disampaikan
(Mendikbud) telah menerbitkan Surat Edaran bahwa kegiatan dalam pekerjaan mulai dari
Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan apel pagi sampai dengan apel sore
Pendidikan Dalam Masa Darurat Covid-19, diberlakukan penggunaan masker, cuci tangan
yang terdapat 6 (enam) point penting yakni; 1) dan jaga jarak saja. Sedangkan pada
Pelaksanaan ujian nasional, 2) Proses belajar masyarakat di perkebunan rakyat diketahui
di rumah, 3) Ujian sekolah, 4) kenaikan kelas, persentasenya lebih kecil, yaitu 35%.
5) penerimaan peserta didik baru, 6) Dana Dimungkinkan karena perekonomian
BOS. Kebijakan baru terkait pendidikan masyarakat di perkebunan rakyat tidak
sebagai implikasi adanya pandemi telah sepenuhnya bergantung pada penghasilan
menghasilkan era baru sistem pembelajaran dalam bidang kelapa sawit saja, sehingga
bagi masyarakat di lingkungan perkebunan secara perekonomian dirasakan terjadi
kelapa sawit rakyat dan swasta. Anak-anak perbedaan. Selain itu fluktuasi harga TBS di

282 Syntax Transformation, Vol. 1 No. 6, Agustus 2020


Komparasi Impresi Pandemi Covid-19 Terhadap Kehidupan Sosial Pelaku Usaha Perkebunan
Kelapa Sawit Raykat Dan Swasta

tinggkat petani yang tinggi juga menyebabkan menyebabkan respon emosi masyarakat di
pendapatan masyarakat menurun (Sitorus, perkebunan rakyat lebih tinggi jika
2012). Selain itu, lingkungan perkebunan dibandingkan dengan masyarakat di
rakyat adalah lingkungan desa yang mana perkebunan swasta. Meskipun demikian
secara organisasi kekuasaan tingkat lokal ternyata respon masyarakat dikedua
memiliki wewenang tertentu yang sering kelompok terhadap stigma negatif dari istilah-
dilibatkan dalam banyak kegiatan istilah yang digunakan dalam menganalisis
kemasyarakatan yang sumberdanyanya adalah pasien Covid-19 sama-sama tidak
dari iuran warganya, seperti; penyemprotan mengemuka atau dengan kata lain masyarakat
disinfektan, pembuatan gardu satu pintu telah teredukasi dengan baik. Sedangkan
disetiap Rt/Rw dan lain sebagainya sehingga impresi terhadap perilaku masyarakat
hal tersebut dianggap semakin membebani terhadap perubahan perilaku pendidikan,
(Sarip et al., 2020). agama/adat dan politik kedua kelompok
Terhadap agama, adat istiadat dan masyarakat menyatakan telah terjadi
politik, kedua kelompok masyarakat perubahan yang drastis/nyata, namun pada
menyatakan telah terjadi perubahan secara aspek sosial&ekonomi sebesar 62.5%
drastis. Kegiatan keagamaan yang dihentikan masyarakat di lingkungan perkebunan swasta
dilakukan secara berjamaah/dengan menyatakan tidak terjadi perbedaan.
berkumpul, beberapa wilayah masih
dilakukan namun dengan adanya BIBLIOGRAFI
pemeliharaan insfrastruktur yang ketat, seperti
tidak lagi menggunakan ambal, dengan Agung, I. M. (2020). Memahami Pandemi
Covid-19 Dalam Perspektif Psikologi
penyemprotan disinfektan secara berkala dan
Sosial. Psikobuletin:Buletin Ilmiah
dibuatnya bilik disinfektan hingga keran Psikologi, 1(2), 68–84.
khusus untuk cuci tangan. Kegiatan sakral
yang d awasi dengan ketat seperti pernikahan, Huang, L., Xu, F. M., & Liu, H. R. (2020).
kenduri/yasinan/tahlil dan sejenisnya yang Emotional responses and coping
hanya boleh dihadiri dengan jumlah terbatas. strategies of nurses and nursing college
Berdasarkan penelitian yang dilakukan students during COVID-19 outbreak.
MedRxiv, 2020.03.05.20031898.
(Shodiqin et al., 2020) dikatakan bahwa
pembatasan sisial masyarakat yang Nasution, L. (2020). Hak Kesehatan
menyangkut kegiatan keagamaan dan adat Masyarakat dan Hak Permintaan
istiadat secara umum hanya dapat berlangsung Pertanggungjawaban Terhadap
dalam waktu yang relatif singkat, hal tersebut Lambannya Penanganan Pandemi
dikarenakan kultur masyarakat di Indonesia Global. Jurnal Adalah : Buletin Hukum
yang religius. Dan Keadilan, 4, 19–28.

Nurhayati, I., & Agustina, L. (2020).


Kesimpulan Masyarakat Multikultural: Konsepsi,
Covid-19 telah merubah kehidupan Ciri dan Faktor Pembentuknya. 14(1),
sosial pelaku usaha/masyarakat dilingkungan 17–26.
perkebunan kelapa sawit rakyat dan swasta.
Rata-rata >70% masyarakat dikedua Putri, E.-M. (2020). Learning From Home
dalam Perspektif Persepsi Mahasiswa
kelompok mengalami perubahan perspektif
Era Pandemi Covid-19. 17–24.
berupa ditandai dengan berubahnya cara
pikir/cara pandang, perilaku sosial dan dan Saputra, D. (2020). Fenomena Informasi
adanya respon emosi. Perbedaanya adalah Palsu ( Hoax ) Pada Media Sosial di
rendahnya insfrastruktur jaringan internet Tengah Pandemi Covid-19 dalam

Syntax Transformation, Vol. 1 No. 6, Agustus 2020 283


Koko Setiawan

Perspektif Islam Devid Saputra. 2(1), 1– Sofiyudin, A., & Nugroho, R. A. (2017).
10. Cyber Village Implementation in
Realizing Internet-Based Information
Sarip, Syarifudin, A., & Muaz, A. (2020). and Communication Technology
Dampak Covid-19 Terhadap Literacy Communities in Mountainous
Perekonomian Masyarakat Dan Areas (Case Study in Campurejo
Pembangunan Desa. 21(1), 1–9. Village, Tretep District, Temanggung
Regency, Central Java). Journal of
Shodiqin, A., Aziz, R., Dewi, R., & Fitriani, Chemical Information and Modeling,
P. D. (2020). Model Pemberdayaan 1(3), 1–5.
Jamaah Masjid Menghadapi Dampak
Coronavirus Disease 2019 (Covid 19). Wheaton, M. G., Abramowitz, J. S., Berman,
2019(Covid 19), 882–887. N. C., Fabricant, L. E., & Olatunji, B. O.
(2012). Psychological predictors of
Sitorus, R. R. (2012). Analisis Integrasi anxiety in response to the H1N1 (swine
Harga Tbs Dinas Perkebunan Dan flu) pandemic. Cognitive Therapy and
Harga Pembelian Tbs Petani. 20(1), 1– Research, 36(3), 210–218.
58.

284 Syntax Transformation, Vol. 1 No. 6, Agustus 2020

Anda mungkin juga menyukai