Anda di halaman 1dari 5

Judul Penulis / Tahun Tujuan Metode Hasil dan Pembahasan Keluaran / Kesimpulan

1. Data input : Jenis dan jumlah 1. Goal and scope : mengetahui besar dampak dari produksi biji
Penentuan
bahan baku, energi, dan limbah. kakao kering dan melingkupi pengangkutan hingga sortasi biji
Tingkat Eko-
2. Tahapan LCA : kakao kering hingga pengolahan limbahnya
efisiensi Proses
Menentukan eco-costs a. Goal and scope 2. LCI : input data jenis dan besar bahan baku(buah kakao dan
Produksi Biji
Nisa, F., A. T. dan tingkat eko-efisiensi b. LCI air), energi (listrik, bahan bakar dan energi matahari) dan
Kakao
S. Haji, B. produk biji kakao kering c. LCIA limbah (kulit buah kakao) serta data emisi yang belum tersedia. Peningkatan eko-efisiensi
Menggunakan
Suharto, dan S. serta memberikan 3. Data output : Besar dampak 3. LCIA : didapatkan nilai eco-costs dari proses produksi. Nilai diperoleh dari keuntungan
Life Cycle
Widyotomo / rekomendasi dalam (nilai Eco-costs produk). eco-costs dari proses produksi biji kakao setelah dilakukan penjualan pupuk kompos.
Assessment Pada
2015 upaya meningkatkan nilai 4. Analisis data (EEI dan EER) pengomposan sebesar Rp. 610,133.00 dan sebelum dilakukan
Unit Produksi di
eko-efisiensi. 5. Pengolahan data menggunakan proses pengomposan sebesar Rp. 459,841.00.
Pusat Penelitian
Simapro 4. EEI dan EER : Eko-efisiensi dari produk biji kakao
Kopi dan
meningkat dari sebelum dilakukan pengomposan sebesar
Kakao Indonesia
75.9% menjadi 76.2%.
1. Definisi tujuan dan ruang lingkup : Batasan sistem teknis
terdiri dari beberapa komponen yang ditinjau didalam produksi
semen dari persiapan bahan baku sampai dengan produk hasil
berupa semen serbaguna. Beberapa alternatif rekomendasi
2. Analisis Inventori perbaikan :
a. Data Input terdiri dari: kebutuhan bahan baku, 1. Alat transportasi pengangkut
energi/kelistrikan, air, dan alat transportasi yang pasir silika diganti dengan
digunakan. kereta api untuk mereduksi
b. Bahan Baku utama dalam proses pembuatan semen hanya pencemaran terhadap
ada 2 yaitu batu kapur dan tanah liat lingkungan.
c. Data output berupa produk semen dan emisi yang 2. Secara bertahap dilakukan
1. Tahapan LCA
dilepaskan terhadap lingkungan disetiap prosesnya. substitusi batubara dengan
Life Cycle a. Definisi tujuan dan ruang
3. Penilaian dampak : biomassa. Penggunaan bahan
Assessment lingkup
a. Characterization : Penilaian besarnya substansi yang bakar 50% batubara dan 50%
Pabrik Semen b. Analisis inventori
Harjanto, T. R., Mengevaluasi dampak berkontribusi pada kategori impact didalam produksi biomassa adalah yang paling
PT Holcim c. Penilaian dampak
M. Fahrurrozi, lingkungan penggunaan semen berdasarkan faktor karakterisasinya memungkinkan.
Indonesia Tbk. d. Interpretasi
dan I. M. bahan bakar batubara dan b. Damage : Menunjukkan kategori kerusakan oleh kegiatan 3. Pengembangan biomassa
Pabrik Cilacap: 2. Menggunakan pendekatan cradle to
Bendiyasa / bahan bakar biomassa produksi semen miscanthus giganteus sebagai
Komparasi antara gate
2012 pada industri semen. c. Single score : Skala kontribusi urutan nilai tertinggi yang bahan susbstitusi batubara
Bahan Bakar 3. Data langsung di lapangan dan
berpengaruh pada produksi semen terhadap faktor perlu dilakukan kerena
Batubara dengan interview
kerusakan. Kontribusi terbesar berpengaruh terhadap efek miscanthus memiliki potensi
Biomassa 4. Data penelitian, studi literatur
global warming, respiratory inorganic, dan non renewable sebagai tanaman khusus
5. Software Simapro
energy/resources. bahan bakar non tanaman
4. Interpretasi : pangan, sehingga harga akan
a. Analisis kontribusi : Mengetahui proses atau tahap didalam cenderung stabil.
jejaring proses produksi semen yang memiliki kontribusi 4. Melakukan penghijauan dan
paling dominan. revegetasi di daerah pantai,
b. Analisis perbaikan : Permasalahan utama yang menjadi sebagai investasi biomassa
perhatian untuk direkomendasikan perbaikan lingkungan dan mengurangi pencemaran
adalah penggunaan batubara pada pyroprocessing dan lingkungan.
distillate fuel oil sebagai bahan bakar alat-alat transportasi.
5. Terdapat beberapa rekomendasi perbaikan untuk mengurangi
dampak lingkungan.
Penilaian Daur Parameswari, P. 1. Mengidentifikasi dan 1. Tahapan LCA : 1. Goal and scope : Alternatif perbaikan :
Hidup (Life Cycle P., M. Yani, dan menganalisis input a. Goal and scope : tujuan dari a. Goal : Menganalisis daur hidup produk garam kina selama 1. Alternatif 1 : Pemanfaatan
Assesment) A. Ismayana / output berdasarkan kajian LCA serta menentukan proses pengolahan dengan metode penilaian daur hidup ampas kina menjadi briket
batasan atau ruang lingkup
dalam pelaksanaan LCA.
b. LCI : satu set data dan
perhitungan aliran bahan dan
produk, di antaranya identifikasi input (resources) dan
energi yang mengkuantifikasi
output (emisi dan produk) berdasarkan data inventori di
input dan output dari daur hidup
pabrik garam kina.
garam kina (Data sekunder
b. Scope : Budidaya tanaman kina dari kebun, transportasi,
berupa data kebutuhan energi,
hingga proses produksi garam kina di pabrik.
bahan baku, dan limbah yang
data inventori dari 2. LCI : Data input dan output mulai dari budidaya hingga proses
dihasilkan). (menurunkan emisi GRK
produk kina. produksi garam kina.
c. LCIA : Penilaian dampak sebesar 0.0725 ton CO2-
2. Menganalisis potensi 3. LCIA : Minyak residu menyumbangkan emisi tertinggi,
lingkungan dilakukan sesuai eq/ton garam kina)
dampak lingkungan karena merupakan sumber energi penggerak mesin-mesin.
Produk Kina Di dengan goal and scope 2. Alternatif 2 : Penggantian
berupa gas rumah kaca Peringkat rata-rata sumber GRK dari yang tebesar di PT SIL
PT Sinkona 2019. definition yang telah ditentukan. minyak residu dengan solar
(GRK). adalah, minyak residu, listrik, pembakaran plastik, solar,
Indonesia Lestari d. Interpretation : (menurunkan dampak GRK
3. Menganalisis alternatif ampas kina, pupuk, limbah cair, dan serasah.
a. Identifikasi isu penting : sebesar 6.3518 ton CO2-
perbaikan dalam upaya 4. Interpretation :
untuk melihat konsistensi eq/ton garam kina).
penurunan dampak a. Alternatif 1 : Pemanfaatan ampas kina menjadi briket
dalam invetarisasi input,
lingkungan. (menurunkan emisi GRK sebesar 0.0725 ton CO2-eq/ton
output, dan penilaian
garam kina)
dampak lingkungan.
b. Alternatif 2 : Penggantian minyak residu dengan solar
b. Evaluasi
(menurunkan dampak GRK sebesar 6.3518 ton CO2-eq/ton
c. Data wawancara langsung
garam kina).
dengan karyawan pabrik,
dokumen perusahaan selain
itu juga data dari penelitian
sebelumnya yang relevan.

Analisis Emisi Kartika, U. D., 1. Menganalisis potensi 1. Perhitungan Emisi menggunakan 1. Goal and Scope : menganalisis kegiatan yang menghasilkan Hanya hasil perhitungan emisi
Gas Rumah Kaca W. D. Nugraha, emisi gas rumah kaca tahapan LCA emisi primer (kegiatan pembakaran, transport internal dan dan perhitungan penyerapan
Produksi Karet dan M. yang dihasilkan pada 2. Perhitungan penyerapan karbon kegiatan proses (pemakaian pupuk, perawatan, penggunaan karbon. Tidak ada alternatif
Dengan Hadiwidodo / sistem eksisting dengan penginderaan jauh bahan kimia)) dan emisi sekunder (pemakaian listrik atau rekomendasi untuk mengurangi
Metode LCA 2017 produksi karet di PT. proses pemanasan) yang berasal dari perkebunan karet dan dampak lingkungan sesuai
(Life Cycle Perkebunan Nusantara Pabrik Pengolahan sehingga menghasilkan karet bertipe RSS dengan metode LCA.
Assessment) Dan IX Ngobo berdasarkan dan cutting.
Perhitungan pemodelan LCA. 2. LCI :
Penyerapan 2. Menghitung jumlah a. Emisi aktivitas perkebunan karet pada tahun 2015 adalah
Karbon PT. potensi penyerapan sebesar 2,99 ton eq/ton lateks, sementara pada tahun 2016
Perkebunan karbon yang sebesar 1,29 ton eq/ton lateks.
Nusantara IX dihasilkan pada PT. b. Emisi aktivitas pabrik pengolahan pada tahun 2015 adalah
Ngobo Perkebunan Nusantara sebesar 4,90 ton eq/ton lateks, sementara pada tahun 2016
IX Ngobo. sebesar 3,94 ton eq/ton lateks.
3. LCIA :
a. Emisi terbanyak dihasilkan dari kegiatan pemakaian urea
dan pemakaian pestisida pada aktivitas perkebunan karet,
yaitu berjumlah 1,287 ton CO2 eq/ton fresh lateks dan
0,353 ton CO2 eq/ton fresh lateks pada 2016.
b. Pada aktivitas pabrik pengolahan, terlihat pemakaian kayu
sebagai bahan bakar dan penghasilan air buanagn sebagai
pemegang emisi terbesar, dengan nilai masing – masing
2016 ton CO2 eq/ton fresh lateks dan 0,879 ton CO2 eq/ton
fresh lateks pada tahun 2016.
4. Interpretation : Emisi pabrik pengolahan lebih besar daripada
emisi perkebunan, dengan jumlah 6,64 ton CO2 eq/ton fresh
lateks (prosesntase 42,9 %) untuk emisi perkebunan dan emisi
pabrik pengolahan sebesar 8,84 ton CO2 eq/ton fresh lateks
(prosentase 57%).
5. Hasil perhitungan penyerapan karbon : Potensi penyerapan
karbon adalah sebesar 31,52 ton CO2 eqivalen per hektar per
tahun atau 145,72 ton CO2 eq per tahun fresh lateks.
1. Goal and scope :
a. Goal : untuk identifikasi terhadap dampak lingkungan
potensial dan environmental hotspot dari operasi pabrik
pupuk urea.
b. Scope : Batasan sistem meliputi hulu (penggunaan material
dasar, dan air), proses produksi (proses produksi ammonia, Dari hasil kajian dampak daur
dan proses produksi urea), dan hilir (distribusi, pemakaian, hidup maka
Kajian Daur Melakukan identifikasi 1. Tahapan LCA
dan pembuangan sisa karung). peningkatan kinerja lingkungan
Hidup (Life Cycle J. S. Adiansyah, dampak potensial a. Definisi tujuan dan ruang
2. Analisis Inventori : Data pemakaian gas alam, air, listrik atau perbaikan
Assessment) N. P. Ningrum, lingkungan lingkup
(PLN), bahan kimia (katalis), dan transportasi. berkelanjutan yang dapat
dalam Produksi D. Pratiwi, dan dan environmental hotspot b. Analisis inventori
3. Penilaian Dampak : dilakukan oleh PT Pupuk
Pupuk Hadiyanto / dari proses produksi c. Penilaian dampak
a. Proses produksi ammonia memberikan kontribusi Kujang adalah melakukan audit
Urea: Studi Kasus 2019 pupuk urea di PT Pupuk d. Interpretasi
dampak yang lebih besar dibandingkan dengan dua energi, dan
PT Pupuk Kujang Kujang Cikampek 2. Software pendukung : Simapro
proses lainnya yaitu proses produksi urea, dan manajemen pengelolaan
distribusi penggunaan katalis.
b. Sumber utama penghasil dampak disebabkan oleh
penggunaan gas alam, katalis molybdenum,
penggunaan listrik dari Perusahaan Listrik Negara
(PLN), penggunaan polypropylene dalam material
karung, dan transportasi.
1. Data primer : Hasil wawancara 1. Goal and Scope
1. Memberikan
pabrik pakan terkait bahan baku Goal : Memberikan petunjuk kepada orang Departemen
petunjuk kepada
yang digunakan untuk memproduksi Perikanan Indonesia tentang bagaimana produksi ikan dapat Bahan pakan dari tumbuhan air
orang Departemen
Evaluation of pakan dan asal-usulnya. ditingkatkan secara berkelanjutan. mungkin memiliki potensi
Perikanan Indonesia
Different 2. Data sekunder : Literatur terkait Scope : Seluruh rantai produksi yang sangat besar di Indonesia,
Henriksson, P. J. tentang bagaimana
Aquaculture Feed pakan dan peternakan 2. LCI : bahan pakan (termasuk emisi), bahan bakar yang mengingat garis pantainya yang
G., C. V. produksi ikan dapat
Ingredients in 3. Tahapan LCA : digunakan, listrik yang digunakan, transportasi, produksi luas. Alga dapat membantu
Mohan, dan M. ditingkatkan secara
Indonesia Using a. Goal and scope pupuk, produksi mineral (misalnya batu kapur) dan aliran menggantikan bahan pakan yang
J. Philips / 2017 berkelanjutan.
Life Cycle b. LCI inventaris lain yang terkait dengan rantai produksi. berasal dari hewani, karena alga
2. Menetapkan tolok
Assessment c. LCIA 3. LCIA : Kategori dampak terdiri atas pemanasan global, kaya akan protein dan
ukur bahan baku
d. Interpretation Eutrofikasi, pengasaman (asidifikasi), penguunaan lahan, dan karbohidrat.
aquafeed dengan
konsumsi air bersih. Bahan dari minyak kedelai memiliki
menggunakan LCA.
dampak lingkungan terbesar daripada bahan lain.
Analisis Siklus Setiawan, H. / 1. Mengetahui siklus 1. Data primer : Data yg diperoleh 1. Goal and scope : Mengetahui besar dampak dari produksi biji 1. Siklus hidup produksi kopi
Hidup Produksi 2018 hidup produksi kopi di langsung dari lapangan (data proses kopi dari perawatan hingga penjualan. saat ini masih berfokus pada
Kopi Untuk Desa Tening pada saat produksi kopi, alat perawatan, biaya 2. LCI : Kebutuhan data yang digunakan besar bahan baku (kopi peningkatan kuantitas jumlah
Meningkatkan ini. upah pekerja, jenis kopi, dan air), energi (listrik, bahan bakar, energy matahari) dan panen untuk memenuhi
Economic 2. Meningkatkan penggunaan pupuk, dan limbah limbah (kulit kopi). kebutuhan finansial.
Sustainability economic produksi) 3. LCIA : 2. Tingkat Usahatani yang
Masyarakat Desa sustainability 2. Data sekunder : data yang diperoleh a. Characterisation : penilaian besarnya subtansi yang dilakukan cukup
Tening, Kab. masyarakat Desa dari dokumen atau catatan berkontribusi pada katagori dampak. menguntungkan dilihat dari
hasil R/C Ratio yang dicapai
hingga 1,47.
3. Faktor penyebab harga kopi
masih cukup rendah karena
jenis pemetikan yang
dilakukan belum sesuai dari
pemerintah yaitu pemetikan
merah
4. alternatif perbaikannya
adalah:
b. Normalization : penilaian dengan membandingkan hasil a. Alternatif pertama yaitu
dari impact category indicator dengan buku acuan atau dengan mengadakan
nilai normal. peningkatan sumber daya
perusahaan (geografi wilayah, c. Weighting : proses mengkalikan impact category indicator manusia (SDM) dengan
demografi desa). dengan weighting score dan diakumulasikan sebagai total cara penyuluhan agar para
Tening melalui
3. Tahapan LCA score. petani desa Tening
Temanggung perbaikan proses
4. Software pendukung : Simapro d. Single score : proses yang memperlihatkan produksi yang mengerti teknik dan
produksi paska panen.
5. Analisis Life Cycle Costing mempunyai dampak terhadap lingkungan. proses prapanen yang baik
6. Analisis statistic 4. Interpretation : Diusulkan beberapa alternatif strategi dan benar sesuai standard
perbaikan proses paska panen, diantaranya 1) pemisahan buah umum.
kopi sesuai tingkat kematangannya, 2) penggunaan pupuk b. Alternatif kedua yaitu
organik yang dibuat dari limbah kulit kopi dan kotoran ternak. dengan mengadakan
pemanfaatan limbah kulit
kopi yang selama ini
belum dimanfaatkan
secara efisien
c. Alternatif ketiga yaitu
dengan penginkatan
kualitas buah kopi dengan
pengingkatan perawatan
secara intensif sebelum
masa panen datang.
Penerapan Life Fitriani, E. / 1. Mengidentifikasi 1. Data : Literatur, observasi lapang, 1. Goal and Scope : 1. Daur hidup proses produksi
Cycle Assessment 2019 dampak proses wawancara. a. Goal : menentukan, menganalisis dampak lingkungan yang keripik sanjai yaitu perolehan
(LCA) produksi IKM keripik 2. Tahapan LCA timbul pada setiap tahapan daur hidup produksi keripik bahan baku, pengkuliti
Pada Industri sanjai rasa tawar 3. Software pendukung : Simapro sanjai tawar serta memberikan usulan perbaikan produk. singkong, pencucian,
Kecil Menengah dengan menggunakan b. Scope : penggorengan dan
Keripik Sanjai Di metode Life Cycle - Kajian LCA dilakukan terhadap energi dan emisi yang pengemasan keripik sanjai.
Bukittinggi Assessment (LCA). dihasilkan dalam tahapan daur hidup Keripik Sanjai 2. Dampak yang ditimbulkan
2. Menentukan dampak - Penilaian dampak lingkungan hanya dilakukan pada dalam proses produksi keripik
lingkungan yang proses pencucian, pemotongan dan penggorengan sanjai dilihat dari limbah
dihasilkan dari proses keripik sanjai. pencucian singkong dan
produksi IKM keripik - Limbah padat yang dihasilkan tidak dilakukan analisis energi atau daya listrik yang
sanjai rasa tawar. karena limbah yang dihasilkan dijual untuk pakan digunakan karena komponen
3. Mengintrepretasikan ternak. yang digunakan dalam proses
hasil penilaian dampak 2. LCI : Data input dan output tiap proses produksi pencucian dan pemotongan.
yang didapat dari a. Pengupasan (Singkong : 300 kg / 227,67 kg dan 72,33) 3. Senyawa yang paling banyak
proses produksi IKM b. Pencucian (Singkong : 227,67 kg; listrik 1,125 kwh / dihasilkan pada proses
keripik sanjai rasa bising) pencucian dan pemotongan
tawar. c. Pemotongan (Singkong : 227,67 kg / 219,67 kg dan 8 kg; keripik sanjai yaitu CO2
listrik 0,75 kwh / emisi)
d. Penggorengan (Singkong : 219,67 kg / 169,33 kg ; minyak
kelapa 18 kg dan gas)
e. Pengemasan
3. LCIA :
a. Klasifikasi dampak : global warming, ozone depletation,
dan human toxicity air.
b. Penilaian dampak :
- Characterisation : Mengukur seberapa besar dampak
proses produksi pada setiap kategori dampak.
- Normalization : Membandingkan indikator dampak
dengan antara kategori dampak.
- Weighting score : memberikan bobot terhadap kategori
dampak yang berbeda senyawa ini berperan dalam
- Single score : hasil dari weighting score yang pemanasan global.
berdasarkan proses kegiatan 4. Terdapat beberapa upaya
4. Interpretasi : perbaikan untuk mengurangi
a. Analisis kontribusi : menunjukkan kategori dampak yang emisi.
memberikan kontribusi paling besar terhadap lingkungan.
Pencucian berdampak besar pada global warming,
Pemotongan berdampak besar pada ozon depletation, dan
penggorengan berdampak besar pada humat toxicity air.
b. Analisis komparasi : Membandingkan antar proses
produksi, sehingga bisa diketahui proses produksi yang
menghasilkan dampak paling besar, yaitu pencucian dan
penggorengan.
c. Upaya perbaikan :
- Memperkecil pemakaian air dan menurunkan daya
pompa air (penurunan 7%)
- Menurunkan pemakaian minyak dan gas (penurunan
2%)

Anda mungkin juga menyukai