Anda di halaman 1dari 6

J. Tek.Ling Vol.8 No.2 Hal.

91-96 Jakarta, Mei 2007 ISSN 1441-318

PENURUNAN KADAR COD AIR LIMBAH INDUSTRI


PERMEN DENGAN MENGGUNAKAN REAKTOR
LUMPUR AKTIF

Titiresmi
Peneliti di Balai Teknologi Lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Abstract

Pollution in the rivers is generally caused by domestic and industrial waste.


Some treatments to solve it can be done individually or collectively. The
effort can be physical, chemical, or biological treatments chosen by its
form, character, kind, quality, quantity. PT Van Melle Indonesia is a candy
company which produces a high biological waste with COD concentration
10000-30000 mg/litre. This paper reports activated sludge reactor
performance to decrease the waste’s organic content. The reactor is a
biological waste water treatment, as a sequence of earlier anaerob process
which still has a high COD (700-4000 mg/litre). A continued reactor
operation done with retention time variation 24 hours, 18 hours, 12 hours,
and 6 hours show reduced COD varied 80-90%. The highest efficiency
was 97.59% from the 24 hours retention time, and the lowest efficiency
was 89.5% from the 6 hours retention time.
Keywords: activated sludge reactor, candy industry wastewater

I. PENDAHULUAN dari ROS dipindahkan ke unit ini,


kemudian ditambahkan gula kristal
1.1 Latar Belakang (refined sugar) dan dipanaskan menjadi
cairan gula
PT Van Melle Indonesia merupakan
perusahaan mitra asing dan pemegang 3. AWM (Automatic Weighting Machine),
lisensi dari PT Van Melle Holland yang pada unit ini cairan gula ditambah
berpusat di Brenda, Belanda. Produksi yang cairan glukosa dan semua bahan-bahan
dihasilkan industri adalah permen dengan yang diperlukan sesuai dengan jenis
berbagai jenis nama dan rasa seperti mint, permen yang akan dibuat. Pengukuran
buah-buahan dan coklat. Proses produksi dan prosentase bahan dilakukan secara
PT Van Melle Indonesia terdiri atas otomatis dan diaduk menjadi adonan
beberapa tahap yaitu: permen. Dari AWM khusus untuk jenis
permen A dibagi menjadi eksterior
1. ROS (Rework of Sugar) merupakan alat cooker (pembuatan permen bagian
untuk mendaur ulang permen yang luar) dan interior cooker (pembuatan
kurang sempurna (tidak lulus quality) permen bagian dalam)
menjadi cairan gula dengan cara 4. Polling, adalah pengadukan dengan
pemanasan tujuan membuat permen menjadi
2. Sugar Disolver, cairan gula yang berasal kenyal dan homogen

Penurunan Kadar COD... J.Tek.Ling. 8 (2): 91-96 91


5. Forming, penambahan rasa dan warna terbanyak berasal dari pencucian. Semua
sesuai jenis permen limbah cair yang berasal dari pabrik akan
6. Coating 1, adalah alat pelapisan masuk ke saluran drainase yang berada di
eksterior tahap pertama dalam pabrik dan dialirkan secara gravitasi
ke IPAL. Karena bahan baku utamanya
7. Dying Room, setelah melewati coating
adalah gula, maka kandungan bahan
1 permen yang sudah jadi didiamkan
organik dari limbah sangat tinggi dengan
dalam satu ruangan selama 24 jam
kadar COD rata-rata 10.000-30.000 mg/ liter
dengan suhu 30-40oC
dan debit sekitar 50-70 m3 / hari. Limbah
8. Coating 2, pelapisan eksterior tahap domestik berasal dari toilet dengan debit 50
kedua agar lapisan lebih sempurna m3 /hari dikumpulkan dalam septik tank.
9. Calibration dan Sortilation, pada bagian Limbah padatnya diendapkan dan limbah
ini dilakukan pemilahan permen sesuai cairnya disalurkan melalui pipa yang
dengan standard. Permen yang ditanam di dalam tanah dan secara gravitasi
kwalitasnya kurang baik dikembalikan dialirkan menuju bak aerasi.
ke ROS
10. Packing, adalah proses pengepakan Untuk mengatasi limbah tersebut
dan siap untuk dipasarkan. diperlukan unit pengolah limbah yang
mempunyai efektifitas tinggi dalam
1.2 Sumber limbah penguraian bahan organik. Proses
pengolahannya merupakan gabungan
5. Forming, penambahan rasa dan warna sistem anaerob dan aerob. Dalam
sesuai jenis permen percobaan ini digunakan unit pengolah air
6. Coating 1, adalah alat pelapisan limbah secara biologis dengan
eksterior tahap pertama menggunakan sistem lumpur aktif (activated
7. Dying Room, setelah melewati coating sludge), yang merupakan pengolahan
1 permen yang sudah jadi didiamkan lanjutan dari proses anaerob sebelumnya.
dalam satu ruangan selama 24 jam Effluen dari proses anaerob mengandung
dengan suhu 30-40oC bahan organik yang masih tinggi yaitu antara
700-4.000 mg/liter. Penggunaan reaktor
8. Coating 2, pelapisan eksterior tahap
lumpur aktif bertujuan untuk memperbesar
kedua agar lapisan lebih sempurna
kontak antara mikroorganisme dengan
9. Calibration dan Sortilation, pada bagian substrat yang dipakai. Kelebihan reaktor
ini dilakukan pemilahan permen sesuai dengan pertumbuhan tersuspensi ini bila
dengan standard. Permen yang dibandingkan dengan reaktor yang melekat
kwalitasnya kurang baik dikembalikan yaitu:
ke ROS
a. kontrol biomassa lebih fleksibel,
10. Packing, adalah proses pengepakan
b. laju transfer oksigen dan substrat lebih
dan siap untuk dipasarkan.
tinggi,
1.2 Sumber limbah c. laju pembebanan organik lebih tinggi
sehingga mengurangi luas lahan yang
Dalam pembuatan permen tidak diperlukan,
menggunakan air, tetapi menggunakan
d. stabilitas proses lebih tinggi,
cairan gula, dan limbah yang dihasilkan tidak
banyak. Limbah berasal dari tumpahan e. kwantitas effluen lebih tinggi dan,
gula, kebocoran alat, atau tumpahan pada f. tidak berbau(1).
saat penuangan. Sumber limbah cair Kelemahan reaktor ini adalah :

92 Titiresmi. 2007
a. sering terjadinya sludge bulking limbah.
b. kebutuhan oksigen yang cukup besar. 6. Pengambilan sampel dan analisis air
limbah hasil pengolahan
1.3 Tujuan 7. Pengolahan data dan analisis hasil
penelitian
Tujuan dari percobaan ini untuk
mengetahui kemampuan reaktor lumpur aktif 2. METODOLOGI
(activated sludge) skala laboratorium dalam
menyisihkan kadar COD dengan variasi 2.1 Lokasi
waktu tinggal (24 jam; 18 jam; 12 jam dan 6
jam) pada air limbah industri permen yang Percobaan dilaksanakan di
sebelumnya telah melalui proses Laboratorium Proses Balai Teknologi,
pengolahan secara anaerob. Lingkungan Puspiptek Serpong.

1.4 Ruang Lingkup 2.2 Analisis Pendahuluan

Untuk mencapai tujuan tersebut Dilakukan untuk mengetahui


dilakukan tahapan(2,3) persiapan yang terdiri karakteristik air limbah yang akan diolah,
dari: khususnya VSS dan COD.

2.3. Persiapan Reaktor

Model instalasi skala laboratorium(4)


yang digunakan dapat dilihat pada gambar
di bawah ini.
Keterangan:
A :Bak Influen
B : Pompa Influen
Gambar-1. Instalasi Reaktor C: Bak Aerasi
D: Bak Pengendapan
E: Bak Effluen
1. Analisa pendahuluan terhadap
karakteristik air limbah yang akan Tabel-1. Karakteristik Reaktor
diolah. Uraian Spesifikasi Teknis
2. Penyiapan reaktor skala laboratorium. 1. Bak Aerasi Panjang : 31,5 cm, lebar: 30
3. Pembenihan (seeding), bertujuan untuk cm, tinggi : 21 cmBentuk :
memperoleh biomassa yang cukup lingkaran, jari-jari : 15cm,
tinggi : 21 cmBahan acrylic
4. Aklimatisasi, bertujuan untuk
2.Bak Pengendapan Panjang : 50cm, lebar: 20
mendapatkan kultur biomassa yang cm, tinggi : 20 cm Bentuk:
telah teradaptasi terhadap air limbah limas, panjang : 50cm, lebar
yang akan diteliti : 20 cm, tinggi : 21cmBahan
acrylic
5. Pengoperasian reaktor secara kontinu
dengan waktu tinggal yaitu 24 jam, 18 Kapasitas : 40 literBahan :
3. Bak Influen dan
Plastik
jam, 12 jam dan 6 jam adalah untuk Effluen
mengetahui kemampuan reaktor dalam Suplai udara 1.105 liter/
4. Aerator
menit
menyisihkan kadar COD dalam air
5. Pompa Jenis: peristaltik

Penurunan Kadar COD... J.Tek.Ling. 8 (2): 91-96 93


F : Pompa Re Sirkulasi dengan efisiensi penyisihan lebih besar dari
1: titik sampling influen 80%.
2: titik sampling reaktor aerasi 2.6 Pengoperasian Reaktor
3: titik sampling effluen
Penelitian ini dilakukan dengan
Karakteristik reaktor lumpur aktif yang mengoperasikan reaktor secara kontinu
digunakan dalam percobaan ini disusun dengan variasi waktu tinggal yaitu 24 jam,
dalam Tabel-1. 18 jam, 12 jam dan 6 jam.

Dengan demikian debit untuk masing


2.4 Pembenihan (Seeding)
– masing waktu tinggal akan berbeda,
Pembenihan dilakukan untuk dimana debit adalah volume kerja dibagi
memperoleh biomassa dalam jumlah yang waktu tinggal.(6) Pada akhir proses ini
diketahui bahwa waktu tinggal yang
Tabel-2. Variasi Waktu Tinggi dan Debit optimum dalam menyisihkan bahan – bahan
organik, tertera pada Tabel-2 berikut ini.
Waktu tinggal(jam) Debit (l/jam)
24 1,458 2.7 Analisa Parameter
18 1,944 Parameter yang dianalisis adalah
12 2,916 VSS (Volatile Suspended Solid) dan
6 5,833 kebutuhan oksigen kimiawi (COD). VSS
adalah untuk mengetahui banyaknya
mencukupi untuk digunakan dalam mikroorganisme yang hidup. Nilai VSS
penelitian. (5) Pada tahap ini, reaktor merupakan indikator adanya mikro-
dijalankan dengan sistem batch. Sumber organisme yang aktif dan memegang
mikroorganisme yang digunakan adalah peranan penting dalam proses biologis.
bakteri yang berasal dari tangki aerasi unit Pengukuran ini digunakan dengan
pengolahan limbah pabrik permen PT. Van menggunakan metode gravimetri. (6)
Melle Indonesai. Pemberian glukosa tidak Sedangkan kebutuhan oksigen kimiawi
dilakukan setiap hari hanya diberikan setiap (COD) adalah banyak oksigen yang
dua hari dengan melihat konsentrasi dibutuhkan untuk mengoksidasi zat – zat
CODnya. Dalam proses ini didapatkan organik yang terdapat didalam air limbah.
mikroorganisme 3000 mg/1 – 5000 mg/1. Metode yang digunakan adalah metode
bikromat (K2Cr2O7).(6)
2.5 Aklimatisasi
3. HASIL PENELITIAN
Setelah melalui proses pembenihan,
maka dilakukan aklimatisasi. Aklimatisasi 3.1 Umum
adalah pengadaptasian mikroorganisme
terhadap air limbah yang akan diolah. Pada Pada bab ini akan diuraikan hasil
proses ini dilakukan dengan sistem bacth penelitian dan analisa data yang diperoleh
karena diharapkan mikroorganisme dapat selama penelitian yaitu meliputi :
tumbuh dan berkembang biak serta 1. Karakteristik air limbah
beradaptasi dengan kondisi baru. 2. Tahap pembenihan (seeding)
Pengapdaptasian dilakukan dengan cara
mengganti pemberian glukosa dengan air 3. Tahap aklimatisasi
limbah pabrik permen. Akhir dari proses ini 4. Tahap pengoperasian reaktor secara
adalah konsentrasi COD menjadi stabil kontinu.

94 Titiresmi. 2007
3.2 Karakteristik Air Limbah lebih dari 80%. Hasil akhir dari proses ini
adalah VSS mencapai 3122 mg/l dan
Sebelum melakukan penelitian penyisihan COD 91,40 %, sehingga dapat
terlebih dahulu dilakukan penelitian dilakukan tahapan selanjutnya yaitu
pendahuluan terhadap limbah pabrik aklimatisasi.
permen. Karakteristik air limbah efluen
aerob pabrik permen menunjukkan bahwa 3.4 Aklimatisasi
konsentrasi air limbah melebihi baku mutu
limbah cair bagi kegiatan industri(7), yaitu Setelah melalui proses pembenihan,
sebesar 1070 mg/l. dimana mikroorganisme yang tumbuh cukup
banyak maka dapat dilakukan tahap
Sehingga diperlukan suatu unit aklimatisasi pada reaktor lumpur aktif yang
pengolahan yang dapat mengolah air limbah mempunyai kapasitas 35 liter. Pada tahap
industri permen sebelum dibuang ke badan ini pengoperasian dijalankan dengan sistem
air penerima
Tabel-3. Waktu tinggal dengan efesiensi
3.3 Pembenihan (seeding) Penyisihan
Waktu % Penyisihan COD
Pembenihan merupakan tahapan
Tinggal 1 2 3 4 5
awal sebelum penelitian. Tujuan dari proses
24 95.84 94.80 95,48 96,72 97,59
ini adalah untuk mendapatkan suatu
18 91.33 94.61 94,81 97,81 97,48
populasi mikroorganisme yang mencukupi
12 94.59 95.43 96,30 96,30 96,81
untuk memulai penelitian proses lumpur aktif 6 88.49 89,61 88,93 88,93 89,15
dan mampu mengoksidai zat – zat organik
yang terkandung didalam air limbah. batch karena diharapkan mikroorganisme
yang ada dapat tumbuh dan berkembang
Dalam penelitian ini mikroorganisme
biak dengan baik serta dapat beradaptasi
yang digunakan berasal dari bak aerasi.
dengan kondisi yang baru.
Pada tahap ini diharapkan mikroorganisme
tersebut dapat tumbuh dan berkembang biak Pemberian air limbah permen dilakukan
dengan baik dengan pemberian nutrien dan secara bertahap dimana 2 liter air limbah
oksigen secara teratur. Parameter yang dengan COD dikondisikan 1000 mg/l dan terus
diamati adalah VSS dan COD. Pada hari bertambah hingga 15 liter air limbah dengan
pertama pembenihan, COD adalah sebesar COD dikondisikan 1500 mg/l.
610,22 mg/l dan konsentrasi VSS adalah
sebesar 3096 mg/l. Pada waktu seeding 1 Pada hari ke-1 hingga hari ke-21
bulan, konsentrasi VSS cukup tinggi yaitu dapat dilihat bahwa konsentrasi VSS
3000 mg/l – 6000 mg/l. Namun demikian menurun, hal ini dikarenakan mikro-
proses aklimatisasi masih belum dapat organisme sedang beradaptasi dengan air
dilakukan karena efisiensi penyisihan COD limbah permen. Pada hari ke-22 hingga
masih belum stabil dan lumpur susah ke-60 konsentrasi VSS stabil antara 3000
mengendap. Oleh karenanya selama 57 – mg/l hingga 4000 mg/l, terus meningkat
75 hari pemberian nutrien dihentikan seiring dengan meningkatnya penyisihan
sehingga terjadi penurunan VSS menjadi COD. Pemberian air limbah permen secara
4000 mg/l. Selanjutnya pada pengoperasian bertahap membuat konsentrasi VSS dan
hari ke 78 nutiren diberikan kembali dan penyisihan COD meningkat. Hasil akhir
terlihat pertumbuhan VSS sejalan dengan penelitian ini adalah air limbah permen
bertambahnya konsentrasi COD yang yang diberikan sebanyak 15 liter dengan
diberikan. Pada hari ke 94 hingga hari ke efisiensi yang sudah stabil, yaitu sebesar
118 efisiensi penyisihan COD sudah terlihat 98.08%.

Penurunan Kadar COD... J.Tek.Ling. 8 (2): 91-96 95


3.5 Pengoperasian Reaktor Secara DAFTAR PUSTAKA
Kontinu
1. Huang, Chang J, A/O. 1995. Activated
Setelah melalui tahap aklimatisasi Sludge System. Asia’s Journal of
dengan efesiensi penyisihan 98,08% dan air environmental Technology.
limbah secara bertahap diberikan hingga ½ 2. Djajadiningrat, A.H dan Wisjnuprpto.
volume bak aerasi yaitu sebesar 15 liter 1978. Bioreaktor Pengolahan Limbah
maka pengoperasian reaktor secara kontinu Cair. Bandung : Institut teknologi
dapat dilakukan. Lingkungan.
3. Wisnujuprapto & Djajadiningrat A. 1990.
Pengoperasian reaktor ini dilakukan
Bioreaktor Pengolahan Limbah Cair.
waktu tinggal 24 jam, 18 jam, 12 jam dan 6
Pusat Antar Universitas Bioteknologi.
jam dengan debit yang dialirkan sesuai
dengan waktu tinggal. Sampling yang 4. Benefield, Larry D and Randall, clifford.
diambil adalah untuk mengukur parameter W. 1980. Biological Processes Design.
COD. Pengoperasian dimulai dari waktu For Wastewter Treatment. New York :
tinggal terlama hingga waktutinggal Prentice.
tercepat. Dapat dilihat pada Tabel-3 5. Horan, N.J. 1990. Biological Wastewater
Treatment Theory And Application.
4. KESIMPULAN England : John Willey and Sons.
1. Efesiensi penyisihan COD pada waktu 6. Alaert G. & Sumestri, Sri S. 1987.
tinggal 24 jam, 18 jam, dan 12 jam Metoda Penelitian Air. Surabaya :
yaitu lebih besar dari 90%, sehinnga USaha Nasional.
di dapat COD efluen yang memenuhi 7. Anonim. 1995. Surat Keputusan Menteri
baku mutu. Negara Lingkungan Hidup, Kep-51/
2. Efesiensi tertinggi adalah pada waktu MENLH/10/1995 tanggal 23 Oktober
tinggal 24 jam yaitu sebesar 97,59% 1995. Buku Mutu Limbah Kegiatan
dengan COD 76,54 mg/l. Industri. Jakarta : Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan.
3. Efesiensi terendah adalah pada waktu
tinggal pada 6 jam yaitu sekitar
89,15% dengan COD efluen 161,55
mg/l.

96 Titiresmi. 2007

Anda mungkin juga menyukai