041811133147
PERBANDINGAN SISTEM EKONOMI
Berbeda dengan pembangunan di Barat yang lebih menekankan fitur-fitur penghargaan terhadap
individu sebagai pendorong inovasi, keberhasilan pembangunan di Jepang dan Korea Selatan lebih
merupakan dorongan kombinasi antara fitur penghargaan individu dengan budaya lokal. Kedua
negara ini adalah proses kombinasi kebudayaan terjadi melalui dorongan sejarah peristiwa
humiliation dimana budaya lokal dan budaya pendatang mengalami proses seleksi sebelum diserap.
Setelah Perang Korea, Korea Selatan adalah negara miskin, bahkan lebih miskin dibandingkan dengan
Korea Utara. Pada tahun 1960-an, hasil produksi Korea Selatan masih sangat terbatas dan lebih
banyak tergantung pada ekspor produk primer serta bantuan luar negeri. Sedangkan Jepang juga
mengalami kekalahan pada perang dunia II. Maka dari itu hal ini menarik untuk di bahas lebih lanjut
karena di abad 21 Jepang dan Korea Selatan mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat.
Dari tabel di atas, Jepang dan Korea Selatan memiliki sistem pemerintahan yang berbeda.
Untuk Jepang sistem pemerintahannya yaitu Monarki Konstitusional, sedangkan Korea Utara yaitu
Republik Konstitusional. Gross Domestic Product (GDP) negara Jepang tahun 2021 sebesar 4.975
Triliun USD 3 kali lipat lebih tinggi dari Korea Selatan yaitu sebesar 1.631 Triliun USD. GDP Korea
Selatan masih meningkat signifikasi beberapa dekade terakhir dan GDP tertinggi di tahun 2018
sebesar 1.725 Triliun USD. Untuk GDP Jepang dari tahun 1995 masih mengalami fluktuatif dengan
titik tertinggi di tahun 2012 sebesar 6.272 Trilun USD. Di tahun 1990-an pertumbuhan ekonomi
Korea Selatan tumbuh pesat, produk domestik brutonya (PDB) adalah lima belas kali PDB di tahun
1960-an. Di lain fihak, Jepang pada akhir Perang Dunia II adalah negara yang hancur karena serangan
bom nuklir. Kehancuran Hiroshima dan Nagasaki karena bom nuklir mengubah Jepang dari salah satu
negara imperialis dunia menjadi negara yang hancur dan pasifis. Tiga puluh tahun kemudian Jepang
hadir dan memimpin barisan negara industri baru (new industrial countries, NICs). Negara-negara
Asia Timur ini tidak saja dapat tumbuh maju tapi juga mampu mempertahankan pertumbuhannya.
Negara-negara ini berhasil mengatasi krisis finansial di tahun 1997-1998 dan resesi global di tahun
2008.
Kedua negara ini memiliki angka harapan hidup sangat tinggi di banding negara di dunia. Dalam
hal ini Jepang lebih unggul di angka 84,35% sedangkan Korea Selatan yaitu 83,22%. Jumlah populasi
negara Jepang lebih tinggi lebih dari dua kali lipat dari Korea Selatan. Hal ini di karenakan Jepang
merupakan salah satu negara industry besar di dunia banyak imigran dan pekerja dari negara lain yang
akan bekerja di industri Jepang.
Secara umum karakteristik ekonomi di Jepang yaitu agricultural societies, protected markets, and
State-Led Development Model, Industrial yaitu berbasis agrikultur, perekonomian tertutup. Jepang
juga menerepakan ekonomi industri bahkan termasuk dalam negara industry terbesar dengan kinerja
ekonomi tinggi di Asia. Jepang menerapkan Leadership of Industry yaitu “Keiretsu” adalah suatu
kelompok perusahaan dengan hubungan bisnis dan kepemilikan saham yang saling terkait. Keiretsu
adalah salah satu jenis kelompok usaha, yang mulai muncul di Jepang setelah pasca Perang Dunia II.
Hal ini membuat Jepang menjadi kunci pola pertumbuhan terintegrasi di Asia. Ekonomi jepang
menggunakan sistem ekonomi kapitalis yaitu Cooperative government-industry relations. Jepang juga
menerapkan kebijakan dumping harga yaitu harga di dalam negeri lebih mahal daripada di luar negeri
bertujuan agar dapat meningkatkan ekspor dalam negeri dan terbukti salah satu pendapatan tertinggi
Jepang berasal dari kegiatan ekspor terutama di industri peralatan dan mesin, kendaraan, semi
konduktor dan bahan kimia. Pada peran pemerintah yaitu dengan meningkatkan infrastruktur
transportasi, komunikasi, sistem legalitas, pajak, dan proteksi terhadap competitor asing. Tetapi
menariknya peranan negara sendiri rendah yaitu pembelian dan penjualan barang dan jasa oleh sektor
pemerintah sangat rendah.
Korea Selatan memiliki wilayah tiga kali lebih kecil dari Jepang sebesar 96.920 km 2 dengan
sistem kapitalis negara biasanya dideskripsikan sebagai sistem ekonomi dimana aktivitas ekonomi
komersial dipegang oleh negara, sementara alat produksi diorganisir dan diurus oleh perusahaan milik
negara, atau berupa dominasi badan pemerintahan yang terkorporisasi atau perusahaan publlik dengan
saham negara. Selain itu terdapat peranan chaebol corporation dengan peranan pemerintah yang kuat
dan terbatas dalam perencanaan, dengan kerangka kerja perekonomian terbuka (open economy).
Perekonomian Korea Selatan bertransformasi dari negara agraris menjadi Modern Indstrial Society
serta menerapkan import substitution dan export promotion untuk meningkatkan perekonomian
negaranya. Peranan pemerintah dalam ekonomi Korsel dengan menerapkan kebijakan negara
mengontrol seluruh kegiatan ekonomi seperti intervension di DN dan Perdagangan LN, keringanan
pajak, dan insentif bagi perusahaan. Korsel juga meniru beberapa model kebijakan pemerintah Jepang
dalam hal politik, militer dalam menjalankan ekonomi. Selain itu dari tahun 1960 hingga saat ini
Korsel melakukan perencanaan ekonomi seperti The Economic Planning Agency (EPA), State led
Planning, Indiactive Planning. Selain itu Korsel menerapkan Pengembangan Ekonomi Industri pada
sektor komoditas, perkapalan, mesin dan bahan kimia. Dengan kebijakan ini Korsel mengalami
pertumbuhan investasi signifikan hingga di sebut sebagai “The Asians Tigers”