Anda di halaman 1dari 3

Nama : Aditya Bacharsyah Putra

Nim : 02022682125001

Mata kuliah : Teori dan Praktek Penjaminan Hak Tanggungan (M.Kn Unsri Kelas A)

Dosen Pembimbing : Hj. Elmadiantini, S.H., Sp.N., M.H

1. Perbedaan Perjanjian Jual Beli Cicilan dan Perjanjian sewa beli sebagai berikut:
a. Penyerahan barang pada perjanjian sewa beli tidak menimbulkan peralihan hak
milik. Hak milik baru berpindah pada waktu dibayarnya angsuran yang terakhir.
Penyerahan hak milik dilakukan cukup dengan menunjukkan bukti pembayaran
terakhir, sebab sejak semula memang barangya sudah dikuasai pembeli.
Sedangkan pada perjanjian jual beli dengan cicilan, penyerahan barang telah
menimbulkan perpindahan hak milik atas barang kepada pembeli walaupun
uang pembayarannya belum lunas.
b. Dalam perjanjian sewa beli, selama pembayaran harga barang belum dilunasi
maka pembeli dilarang untuk menjual atau mengalihkan hak atas barangnya
kepada orang lain. Hal ini merupakan jaminan bahwa barang tidak akan hilang
atau rusak selama dikuasai pembeli. Seandainya pembeli tidak bertanggung
jawab sebagaimana mestinya atas barang tersebut, maka pembeli dapat
dianggap telah melakukan tindak pidana penggelapan sebagaimana diatur
dalam Pasal 372 KUHP. Sebaliknya, dalam perjanjian jual beli secara cicilan,
karena hak milik telah berpindah kepada pembeli sejak dilakukannya perjanjian
jual beli yang disertai dengan penyerahan barang maka pembeli bebas
melakukan perbuatan hukum apapun atas barang tersebut. Apabila sebelum
angsuran lunas barang tersebut telah berpindah tangan atau musnah atau rusak,
maka pembeli hanya dapat dituntut untuk melunasi sisa hutangnya yang
berkaitan dengan sisa pembayaran sesuai dengan tanggung jawabnya.
c. Perjanjian sewa beli merupakan hasil perpaduan dari jual-beli dengan sewa-
menyewa. Hal ini dapat disimpulkan dari penggunaan kata “sewa” dan “beli”
ada istilah penjual-sewa dan pembeli sewa, sedangkan perjanjian jual-beli
secara cicilan merupakan bentuk khusus dari perjanjian jual beli biasa.

2. Perbedaan Prinsip Gadai dan Fidusia:


- Gadai Merupakan suatu hak kebendaan yang bersifat assecoir, yang diberikan oleh
pemberi gadai (Debitur) kepada pemegang gadai (Kreditur) sebagai jaminan atas
pembayaran utang –utangnya dengan menyerahkan objek gadai tersebut kedalam
kekuasaan pemegang gadai, atau pihak ketiga yang disetujui kedua belah pihak
yang menguasai benda tersebut untuk memakai atau menikmati hasil dari benda
dimaksud.
- Fidusia diatur melalui Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Fidusia,
Fidusia memiliki persamaan arti dengan “Penyerahan Hak Milik secara
kepercayaan” Fidusia merupakan jaminan hutang yang sifatnya kebendaan , baik
hutang yang telah ada maupun hutang yang akan ada, yang pada prinsipnya
berobjekan dengan benda bergerak yang tidak dapat dijaminkan dengan hipotik atau
hak tanggungan dimana penguasaan dan penikmatan benda yang dijaminkan
tersebut diserahkan atau dikembalikan pada Debitur berdasarkan kepercayaan.

3. Contoh Kasus terkait Finance pembelian motor atau mobil, secara cicilan dalam
konstruksi hukum dalam dunia Perbankan. Jelaskan juga akibat hukum bagaimana
apabila calon debitur (konsumen) tidak membaca perjanjian secara detail.

PENYEBAB KREDIT MACET SEPEDA MOTOR (STUDI KASUS PADA


PERUSAHAAN PEMBIAYAAN PT MEGA FINANCE CABANG
PALEMBANG)

faktor yang menyebabkan kredit bermasalah di PT Mega Finance Cabang Palembang,


dapat disimpulkan bahwa :
1. Kesalahan yang terjadi dalam penilaian awal 5C oleh Acquisition Supervisor (ASV)
seperti kurangnya kecakapan dalam menilai karakter calon konsumen, kurang
memperhatikan riwayat kredit nasabah sebelumnya, kurang teliti dalam menganalisis
kemampuan nasabah dalam mengangsur kreditnya, penyimpangan dilakukan petugas
kredit dalam melakukan prosedur Post NPP Checking, Penyimpangan dalam besaran
DP 25% yang harus dibayarkan serta ketergantungan pada perusahaan dealer yang
berdampak pada meningkatnya penjualan tidak diikuti oleh kemampuan membayar
angsuran, sehingga menimulkan kredit macet atau bermasalah.
2. Kebijakan yang dilakukan oleh PT Mega Finance Cabang Palembang untuk
meminimalisir kredit bermasalah tersebut adalah mengunjungi kembali konsumen
untuk mengetahui keadaan usaha konsumen dan penerapanprosedur Post NPP
Checking, disamping itu evaluasi juga dilakukan bagi petugas kredit. bahwa petugas
kredit tersebut mengelola kredit sesuai dengan prosedur yang dimiliki PT. Mega
Finance Cabang Palembang, sehingga tujuan dari setiap tahapan kreditpun bisa
tercapai.
3. Berikan sanksi yang sesuai jika ada staf atau karyawan yang lalai maupun tidak
mentaati prosedur terutama jika terbukti melakukan fraud,misalnya dengan tidak
memberikan insentif sama sekali selama beberapa bulan, tidak memberikan
kesempatan untuk mendapatkan promosi jabatan, pemberian surat peringatan atau
bahkan dengan pemecatan. Sehingga membuat para karyawan jera untuk
mengulanginya kembali.
Akibat hukum apabila calon debitur tidak membaca perjanjian secara detail yaitu;
disebut dengan cross default yaitu ialah keadaan dimana debitur dinyatakan lalai jika
telah terjadi keadaan lalai terhadap salah satu fasilitas kredit berdasarkan lebih dari satu
perjanjian kredit dengan kreditur yang sama, sedangkan klausul cross collateral
dimaksudkan bahwa jaminan yang diserahkan debitur mengikat beberapa perjanjian
kredit, baik atas nama satu atau beberapa debitur.

Anda mungkin juga menyukai