Anda di halaman 1dari 1

KRITIK SENI TARI KECAK DEWATA BALI

KRITIK SENI TARI KECAK DEWATA BALI


Deskripsi :
Kecak adalah pertunjukan tarian seni khas Bali yang lebih utama menceritakan mengenai
Ramayana dan dimainkan terutama oleh laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak
(puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama
tertentu menyerukan "cak" dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah
Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Namun, Kecak berasal
dari ritual sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak
sadar[1], melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian
menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.
Analisis Formal:
Ragam gerak Tarian Kecak merupakan gerak stilasi yang menggambarkan menggambarkan
kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Para penarinya
umumnya merupakan para lelaki. Dalam pementasannya para lelaki yang menari biasanya
menggunakan kain bermotif kotak kotak dan berwarna merah dan putih. Iringan music
dalam tarian kecak bersumber dari puluhan pria yang menyuarakan “Cak Cak”. Kelebihan
pada pertunjukan tari tersebut adalah kesan sakral dan memiliki nilai mistis tinggi. Namun
pada penyajiannya terkadang  pengucapan suara cak tidak kompak sehingga megurangi
kendahan dan kesakralan dari tari kecak yang di pentaskan.
Interpretasi:
    Simbol busana yang di tampilkan oleh para pnari kecak dalam menyajikan tarian kecak
menggunakan kain bermotif kotak dan berwarna hitam putih. Kain ini merupakan kain khas
dari daerah bali yang konon dipercaya memiliki kekuatan magis. Kostum untuk penari
utamnya yaitu Anoman menggambarkan kera putih di dalam kisah Ramayana.  Dalam tarian
ini digambarkan bagaimana usaha  kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama
melawan Rahwana saat menyelamtkan Shinta yang diculik oleh Rahwana Melalui gerakan-
gerakan penari dan suara “Cak Cak” tersebut tersirat pesan bahwa tarian tersebut
mengandung nilai sejarah serta nilai sakral yang tinggi bagi masyarakat Bali.
Evaluasi:
Secara keseluruhan penyajian tari kecak pada acara penyambutan turis wisata di dewata
Bali sudah bagus dan para penari sudah kompak dalam menyajikan iringan “cak cak” di
tarian kecak tersebut. Namun masih ada beberapa penari ketika menarikan gerakan
tangannya tidak serentak sehingga sedikit mengurangi keindahan tari, tetapi para penari
tersebut dapat konsentrasi kembali sehingga tarian dapat selesai dengan kompak dan baik.

Nama : Fitri Ritonga


Kelas : XI -IS

Anda mungkin juga menyukai