C DINAS KESEHATAN
UPT. PUSKESMAS WATES
JL. Lawu Raya No. 1 B Mojokerto 61317
Telp. (0321) 330144- email: puskesmaswates @gmail.com
MOJOKERTO
KERANGKA ACUAN
UPAYA KESEHATAN GIZI MASYARAKAT 2019
A. PENDAHULUAN
Review yang dilakukan oleh Bank Dunia tahun 2006 membahas secara
mendalam masalah gangguan gizi dan bagaimana strategi untuk mengatasinya.
Disebutkan bahwa terdapat tiga pertimbangan mendasar mengapa gangguan gizi
harus
diturunkan, adalah karena intervensi gizi mempunyai tingkat manfaat ekonomi yang
tinggi (high economic return), memberi dampak yang tinggi terhadap pertumbuhan
ekonomi (high impact on economic growth), dan menurunkan kemiskinan (poverty
reduction).
Seribu hari pertama kehidupan seorang anak adalah masa kritis yang
menentukan masa depannya, dan pada periode itu anak Indonesia menghadapi
gangguan pertumbuhan yang serius. Yang menjadi masalah, lewat dari 1000 hari,
dampak buruk kekurangan gizi sangat sulit diobati. Untuk mengatasi stunting,
masyarakat perlu dididik untuk memahami pentingnya gizi bagi ibu hamil dan anak
balita. Secara aktif turut serta dalam komitmen global (SUN-Scalling Up Nutrition)
dalam menurunkan stunting, maka Indonesia fokus kepada 1000 hari pertama
kehidupan (terhitung sejak konsepsi hingga anak berusia 2 tahun) dalam
menyelesaikan masalah stunting secara terintergrasi karena masalah gizi tidak
hanya dapat diselesaikan oleh sektor kesehatan saja (intervensi spesifik) tetapi juga
oleh sektor di luar kesehatan (intervensi sensitif).
2
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh
kesinambungan antar upaya program dan sektor serta sektor – sektor yang
sudah terjalin sebelumnya. Untuk itu dalam upaya mencapai tujuan dalam
upaya perbaikan gizi yang tertuang dalam Permenkes 23 TAHUN 2014 Tentang
Upaya Perbaikan Gizi, upaya kesehatan gizi masyarakat di UPT. Puskesmas Wates
dioptimalkan untuk upaya kesehatan ibu dan anak terutama dalam mengejar nutrition
scaling up 1000 days, kelompok remaja, usia lanjut serta terciptanya pendidikan gizi
secara berkesinambungan pada penyakit tidak menular.Hal tersebut sesuai dengan
Peraturan Presiden no. 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi dimana merupakan upaya bersama antara pemerintah dan
masyarakat melalui penggalangan partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan
secara terencana dan terkoordinasi untuk percepatan perbaikan gizi masyarakat
prioritas pada seribu hari pertama kehidupan.
Target peningkatan status kesehatan dan gizi masyarakat telah ditentukan
beberapa sasaran pencapaian, yakni Angka Kematian Ibu (AKI) sebanyak 306/100
ribu penduduk. Sasaran lainnya pada angka kematian bayi yang ditargetkan
mencapai 24/100 ribu penduduk, prevalensi kekurangan gizi pada anak balita
17/100 ribu, dan prevalensi stunting pada anak di bawah dua tahun 28/100 ribu
penduduk.
B. LATAR BELAKANG
Meskipun cakupan rumah tangga Kadarzi sudah baik diatas target 98% di
tahun 2018, dan cakupan garam beryodium sudah baik mencapai 96%. Namun
perbaikan status gizi masih diperlukan mengingat prevalensi stunting dan obesitas
meningkat. Selian itu cakupan ASI Eksklusif juga masih dibawa target. Untuk itu
3
diperlukan kegiatan peningkatan status gizi dalam rangka 1000 hari kehidupan
dengan strategi Kadarzi.
Hasil skrening pada remaja atau pelajar SLTP dan SMU pada tahun 2018
ditemukan bahwa kurang lebih 28% remaja putri memiliki kadar HB yang dibawah
normal (Anemia) dan angka ini menurun sebanyak 3 % dari sebleumnya 31% di
tahun 2017 dan 52% di tahun 2016.
C. TUJUAN
Tujuan Umum
Terciptanya system pelayanan gizi masyarakat yang komprehensif di wilayah Wates
yang menjadi dasar bagi pelaksanaan pelayanan gizi yang bermutu dalam rangka
mengatasi masalah gizi perorangan dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
Tujuan Khusus
4. Menurunkan angka stunting dan wasting terutama balita usia 0-24 bulan.
1. Inovative
Perputaran kemajan komunikasi jaman menjadi cambuk dan tantangan
terciptanya edukasi yang baik dengan masyarakat. Lintas komunikasi di era
gadget menjadi gerbang inovatif untuk menyampaikan pesan pesan gizi, selain
itu pesan gizi perlu dikemas dengan kegiatan yang sederhana namun mudah
dijangkau oleh masyarakt. Maka upaya perbaikan gizi penting mengutamakan
inovasi dalam mengahadapi masalah gizi yang muncul.
2. Pemberdayaan
Dalam rencana strategis pembagunan Indonesia 2025 jelas termaklum
bahwa pembangunan masyarakat Indonesia yang sehat dan mandiri, maka
untuk menempuh hal tersebut perlu digalakannya pemberdayaan sebagai proses
edukasi yang melibatkan masyarakat sebagai poros kekuatan penggerak dalam
mempengaruhi masyarakat di sekitarnya.
3. Mandiri
Arah strategi untuk pengentasan gangguan gizi diantaranya adalah dengan
kembai pada konsep Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi), diharapkan masyarkat
mampu mengatasi ganguan gizi yang ada disekitarnya. Pola asuh keluarga akan
menentukan asupan atau intake gizi sehingga jika sejak awal masyarakat
mengenal pendidikan gizi yang baik mudah kemungkinan untuk tercipta output
status gizi yang baik.
4. Team Work
Sebagai penyelengga pelayanan kesehatan masyarakat yang utama,
puskesmas bertanggung jawab dalam kualitas pelayanan kesehatan masyarakat,
dalam rangka implementasi pelayanan UKM yang baik tidak dapat dilakukan oleh
satu atau dua UKM, diperlukan kerja sama di semua proses penyelenggaraan
UKM. Untuk itu diperlukan team work agar pelayanan UKM dilaksanakan secara
sinergis.
5. Disiplin
UPT. Puskesmas Wates berada di wilayah dengan tipe penduduk dengan
mobilitas penduduk yang tinggi, kebutuhan akan program kesehatan yang
bermutu dan sesuai kebutuhan masyarakat. Masyarakat saat ini membutuhkan
program yang inovatif serta mudah dijangkau. Untuk menghasilkan tujuan
teresbut penyelenggaraan UKM dilakukan dengan disiplin, tepat waktu agar
5
mudah di implementasikan di masyarakat gizi yang baik mudah kemungkinan
untuk tercipta output status gizi yang baik.
6
c. Promosi ASI dan MPASI
11
1 Pemantauan a. Kader Posyandu
Pertumbuhan dan
b. Ibu Balita
Perkembangan Balita
2 Pemberian Vitamin A a. Balita sasaran Posyandu
b. Kader Balita
c. Ibu guru Paud dan TK
3 Evaluasi PMBA a. Ibu Balita
b. Kader posyandu
4 Pendampingan ASI a. Ibu Balita
dan PMBA b. Kader posyandu
5 Sosialisasi Tentang a. Ibu Balita
Pola Hidup Sehat b. Kader posyandu
Balita
6 Kegiatan Kadarzi dan a. Ibu Balita
Monitoring garam
b. Kader posyandu
beryodium
c. Nenek Asuh
7. Sosialisasi Tablet a. Remaja Putri
Tambah Darah
b. Kader Remaja aktif
c. Guru UKS
d. Pengawas Sekolah
8 Revitalisasi Posyandu a. Kader Posyandu
b. Kader Poskesdes
12
2. Kepala Kelurahan (Lurah)
3. Kepala RW
4. Kader
6. Kepala Sekolah
7. Guru
13
Lintas Program
1. DOKTER
f. Melakukan rujukan.
2. PERAWAT/BIDAN
3. TENAGA FARMASI
4. ANALIS LABORATORIUM
5. PROMKES
6. KESLING
a. Memberikan sosialisasi terkait hyigien dan sanitasi pada sasaran rawan gizi
15
I. JADWAL KEGIATAN
11
Pelatihan PMBA 09.00 Petugas Gizi DAK
16
DAK
Pendampingan
12 keluarga rawan Posyandu 10.00 Petugas Gizi
gizi
tanggal 7, TK & PAUD
Verifikasi Bulan
13 Sholehudin, 13 Paud 09.00 Petugas Gizi
Timbang
Mawadah
Promosi ASI
13 2 posyandu lansia 09.00 Petugas Gizi
dan MPASI
Supervisi PMT tgal 6 maret Taman
14 09.00 Petugas Gizi
Posyandu Siswa, 20 Juli SMP 9
30 Januari SMP 9, 13
15 Monef TTD Maret Mambaul Quran, 09.00 Petugas Gizi
29 Mei SMU 2
Monitoring
16 SD & Posyandu D
Garam
17
J. EVALUASI PELAKSANAAN9 KEGIATAN DAN PELAPORAN
Pencatatan dan Pelaporan kegiatan ini dilakukan melalui LB3 Posyandu dan
direkap setiap bulan oleh petugas Gizi dan diserahkan kepada seksi gizi dinas
kesehatan Kota Mojokerto. Pelaporan juga dilakukan melalui peng SPJ an kegiatan
gizi melalui Dana Alokasi Umum dan khusus UPT. Puskesmas Wates. Evaluasi
Kegiatan dihas dalam rapat mini lokakarya bulanan dan rapat monitoring evaluasi
program yang dilaksanakan setiap 3 bulan sekali.
Mengetahui
KEPALA UPT PUSKESMAS WATES
KOTA MOJOKERTO
18
19
20
21