Anda di halaman 1dari 15

MODUL 7 Analisis Kebutuhan Fungsional Produk 2021

MR3004 Praktikum Manajemen Rekayasa 2

Dari praktikum modul ini, praktikan diharapkan mampu:

1. Menentukan kebutuhan fungsional dalam sebuah produk berdasarkan kebutuhan


konsumen yang telah teridentifikasi.
2. Mampu mendefinisikan fungsi utama produk dengan menggunakan black box.
3. Menerapkan metode analisis fungsi FAST untuk mengidentifikasi fungsi produk.
4. Menerapkan metode struktur fungsi untuk mengidentifikasi fungsi produk berdasarkan
kebutuhan konsumen.

II.1 PENDAHULUAN
Industri produk, baik produk berbasis manufaktur maupun proses pada saat ini memiliki
tantangan dalam melakukan perancangan dan pengembangan produk. Perkembangan
teknologi yang semakin pesat dan kebutuhan konsumen yang cepat berubah mengharuskan
perusahaan melakukan pengembangan produk. Kebutuhan perusahaan untuk melakukan
pengembangan produk secara berkala dan rutin berdampak secara langsung terhadap
kebutuhan investasi dalam merancang produk. Persaingan dengan perusahaan kompetitor
mengharuskan produk yang dikembangkan memiliki nilai yang sesuai dengan kebutuhan
konsumen, memiliki aspek fungsional yang baik, namun memiliki harga yang terjangkau.
Riset pemasaran dapat membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan konsumen terhadap
produk yang dikembangkan. Selanjutnya, dibutuhkan suatu pendekatan untuk
mengidentifikasi aspek fungsional produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dan
mampu memberikan kepuasan terbesar.

Pada modul sebelumnya, telah dilakukan identifikasi voice of customer (VOC) berdasarkan
tingkat kepuasan dan model Kano serta penentuan atribut-atribut teknis yang vital dan
menjadi fokus perhatian dalam perancangan produk. Untuk tahapan selanjutnya, tim
pengembangan produk akan melakukan pengembangan konsep produk. Sebelum dapat
melakukan pengembangan konsep produk, salah satu pendekatan perancangan produk
yang dapat dilakukan adalah pendekatan analisis fungsi, yaitu dengan metode FAST
(Function Analysis System Technique) dan analisis struktur fungsi.

II.2 PRINSIP DASAR PEMODELAN FUNGSIONAL


Pada umumnya, untuk mengukur kesesuaian produk dengan kebutuhan konsumen selalu
dinyatakan dalam “bahasa konsumen” atau disebut sebagai voice of customer (fitness for
use). Voice of customer (VOC) berguna untuk memberikan pemahaman bagi tim
pengembangan produk terhadap apa yang sebenarnya dirasakan oleh konsumen. Akan
tetapi, VOC tidak memberikan gambaran jelas mengenai desain dan cara kerja dari produk
karena memberikan banyak peluang interpretasi. Oleh karena itu, tim pengembangan

1
MODUL 7 Analisis Kebutuhan Fungsional Produk 2021
MR3004 Praktikum Manajemen Rekayasa 2

produk perlu menerjemahkan bahasa konsumen menjadi sebuah bahasa fungsional dari
produk agar nantinya konformansi produk dapat lebih terukur.

Fungsi dari produk dapat didefinisikan sebagai pernyataan jelas mengenai hubungan antara
input yang tersedia dan output yang diinginkan dari produk (Otto dan Wood, 2001).
Pernyataan tersebut bersifat independen satu sama lain. Selain itu, fungsi produk
menyatakan apa yang produk harus lakukan, dimana bentuk atau struktur mengindikasikan
bagaimana produk akan melakukan fungsinya. Fungsi produk adalah keseluruhan fungsi
yang diinginkan dari sebuah produk. Pernyataan fungsi produk memiliki bentuk umum
sebagai berikut:

[kata kerja] + [kata benda]

sebagai contoh adalah “mengeluarkan tinta”, “memberi input angka”, “memberi rasa
nyaman”, “memberi gerakan”. Fungsi dari produk ini berlaku baik bagi keseluruhan fungsi
dari produk maupun sub-fungsi dari produk. Ketika melakukan identifikasi fungsi komponen,
produk, atau proses, penting untuk menggunakan kata kerja aktif dibanding pasif.

Fungsi produk merupakan representasi paling sederhana dari produk. Fungsi berisi
pernyataan tentang hubungan yang jelas dan reproducible antara input dan output yang
diinginkan dari produk, terlepas dari bentuknya. Semua metode pemodelan fungsional,
mempunyai konstruk basis yaitu black box, yang disebut black karena bentuk internalnya
tidak diketahui. Seseorang dapat memikirkan sebuah produk ketika melakukan sesuatu
dengan mempertimbangkan input, merubah atau memodifikasi input dan lalu membuat
output. Model black box fungsi ini menggambarkan aliran logis dari energi (termasuk
kekuatan static), material, atau informasi antara objek atau antara perubahan status objek
akibat satu atau lebih aliran.

Gambar 1 Model Black Box Generik


Sumber: (Otto dan Wood, 2001)

Bagi tim pengembangan produk, setiap fungsi merupakan masalah yang perlu diselesaikan
(Ulrich, 2012). Masalah tersebut nantinya akan diselesaikan dengan berbagai konsep yang
akan diciptakan (concept generation).

Masalah dalam produk pada umumnya terlalu kompleks untuk dijelaskan sebagai suatu
masalah, oleh karena itu perlu dilakukan proses dekomposisi masalah untuk membagi
masalah menjadi berbagai sub-masalah. Proses untuk memodelkan produk kedalam
fungsi-fungsinya disebut juga proses pemodelan fungsional. Proses yang dilakukan dalam
memodelkan fungsi produk akan dijabarkan pada bagian berikutnya.

2
MODUL 7 Analisis Kebutuhan Fungsional Produk 2021
MR3004 Praktikum Manajemen Rekayasa 2

II.3 METODE ANALISIS FUNGSI

1. DIAGRAM BLACK BOX


Langkah pertama yang dilakukan untuk dapat mendefinisikan fungsi produk adalah dengan
membuat diagram kotak hitam (black box). Model black box menggambarkan fungsi produk
sebagai sebuah aliran proses yang dapat mentransformasi input menjadi output. Dalam
proses tersebut terdapat tiga buah aliran yang dapat digambarkan, yaitu aliran energi,
material, dan informasi. Bentuk umum dari model black box dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Diagram Black Box


Sumber: (Otto dan Wood, 2001)

Gambar 3 Contoh diagram Black Box Produk Penampung Hand-Sanitizer dan Tisu

1. Energi menggambarkan aliran energi yang dibutuhkan untuk menjalankan suatu fungsi. Dalam
proses tersebut energi dapat mengalami perubahan (konversi) menjadi bentuk energi yang lain.
Energi diwakili oleh panah hitam biasa. Contoh: gaya gerak, panas, listrik, dll.
2. Material menggambarkan perpindahan material yang mempengaruhi sistem fungsional produk.
Material diwakili oleh panah hitam tebal. Contoh: bensin, tinta, dll.
3. Informasi menggambarkan aliran sinyal kendali maupun feedback yang dirasakan oleh
sistem. Informasi diwakili oleh panah hitam putus-putus. Contoh: kendali, terjadi gerakan, dll.

2. FUNCTION ANALYSIS SYSTEM TECHNIQUE


Metode FAST (Function Analysis System Technique) adalah suatu metode yang digunakan
untuk mendefinisikan, menganalisis, dan memahami fungsi produk, bagaimana fungsi
produk berhubungan satu sama lain, dan menyatakan fungsi mana yang memerlukan
perhatian untuk dapat meningkatkan nilai dari produk. Metode FAST merupakan pendekatan
top-down dan dapat digunakan untuk mengekstrak deskripsi fungsi dari produk yang telah
ada di pasar (reverse engineer). Bentuk dasar dari diagram FAST dapat dilihat pada
Gambar 4.

3
MODUL 7 Analisis Kebutuhan Fungsional Produk 2021
MR3004 Praktikum Manajemen Rekayasa 2

Gambar 4 Diagram FAST


Sumber: (Otto dan Wood, 2001)

Keterangan:
1. Basic Function (Fungsi Dasar): satu alasan utama mengapa produk dibuat. Terletak di bagian
paling kiri dalam kotak.
2. Secondary Function (Fungsi Sekunder): penyebab utama terjadinya fungsi dasar. Dapat
dikategorikan sebagai required, aesthetic, atau unwanted. Contoh: karet peredam memiliki fungsi
untuk mengurangi faktor unwanted dari produk.
3. Assumed Function (Fungsi yang diasumsikan): hal yang berada diluar sistem produk, dapat
berarti input dari produk. Contoh: “menyediakan air”, “menyediakan listrik”, dll.
4. Higher Order Function (Fungsi dengan hirarki lebih tinggi): hal yang dihasilkan oleh fungsi
dasar dari produk, dapat berarti output dari produk.
5. All Time Function (Fungsi sepanjang waktu): fungsi yang perlu dipenuhi oleh keseluruhan
unsur produk agar dapat memenuhi fungsi utama.
6. One-Time Function (Fungsi sesaat): fungsi yang perlu dipenuhi oleh produk namun bukan
untuk penggunaan fungsi utama.
7. Project Objective (Tujuan proyek): untuk memastikan fokus tetap pada tujuan dari
pengembangan produk.
8. Scope Lines: Garis putus-putus merepresentasikan batasan penelitian pada diagram FAST.

Kebanyakan contoh model FAST menunjukkan variasi simbol dan notasi untuk membantu
dalam membaca model FAST. Contoh dari diagram FAST ditunjukkan pada Gambar 5.

4
MODUL 7 Analisis Kebutuhan Fungsional Produk 2021
MR3004 Praktikum Manajemen Rekayasa 2

Gambar 5 Diagram FAST Brewing Tea Device


Sumber: (Kaufman & Woodhead, 2006)

Empat arah utama dalam model FAST ditunjukkan pada Gambar 6. Arah how and why
selalu berada di sepanjang logic path, baik itu logic path mayor maupun minor. Arah when
mengindikasikan sebuah fungsi independen atau fungsi pendukung (atas) atau aktivitas
(bawah).

Gambar 6 Empat arah utama dalam model FAST


Sumber: (Kaufman & Woodhead, 2006)

Aturan utama ketika membuat fungsi adalah selalu membaca dari arah keluar sebuah fungsi
dengan menanyakan tiga pertanyaan utama how, why, and when.

Dalam model FAST, terdapat beberapa variasi dalam pertanyaan how dan why, yaitu:

● How is [Function] proposed to be accomplished?


● How is [Function] actually accomplished?

5
MODUL 7 Analisis Kebutuhan Fungsional Produk 2021
MR3004 Praktikum Manajemen Rekayasa 2

● How would I [Function]?


● Why is it necessary to [Function]?
● Why should you [Function]?
● Why would I [Function]?

Jawaban-jawaban terhadap pertanyaan how-why-when dapat menghasilkan beragam opsi,


jadi dibutuhkan suatu logika tertentu seperti And dan Or. Kepentingan relatif dari hubungan
fungsional dapat disarankan sebagai sama atau tidak sama dalam hal penentuan prioritas.

Berikut adalah beberapa logic path yang dapat digunakan dalam melakukan pemodelan
FAST yang diilustrasikan pada Gambar 7-13.

Gambar 7 And-Or along the Logic Path


Sumber: (Kaufman & Woodhead, 2006)

Gambar 8 Equally Important And


Sumber: (Kaufman & Woodhead, 2006)

6
MODUL 7 Analisis Kebutuhan Fungsional Produk 2021
MR3004 Praktikum Manajemen Rekayasa 2

Gambar 9 Less Important And


Sumber: (Kaufman & Woodhead, 2006)

Gambar 10 Or of Equal and Less Important


Sumber: (Kaufman & Woodhead, 2006)

Gambar 11 And Along the When Path


Sumber: (Kaufman & Woodhead, 2006)

7
MODUL 7 Analisis Kebutuhan Fungsional Produk 2021
MR3004 Praktikum Manajemen Rekayasa 2

Gambar 12 Or Along the When Path (1)


Sumber: (Kaufman & Woodhead, 2006)

Gambar 13 Or Along the When Path (2)


Sumber: (Kaufman & Woodhead, 2006)

Berikut ini adalah langkah-langkah dalam membuat diagram FAST:

1. Buatlah dua buah garis vertikal yang menyatakan lingkup pengembangan produk
2. Tempatkan fungsi dasar pada bagian paling kiri di bagian dalam garis vertikal, kemudian
tanyakan “Mengapa fungsi dasar perlu dilakukan?” jawaban dari pertanyaan tersebut
dituliskan pada bagian higher order function yang terletak di sebelah kiri diluar garis
vertikal.
3. Tanyakan “Bagaimana fungsi dapat tercapai?” dimulai dari fungsi dasar dan terus
mengarah ke kanan. Dengan demikian akan terdapat minimal satu buah fungsi
sekunder, dan pada produk yang kompleks fungsi sekunder dapat berjumlah sangat
banyak. Hubungan how dan why akan membentuk jalur kritis dari produk.
4. Jalur kritis dari produk berhenti saat sudah dapat menjawab assumed function,yaitu hal
yang tidak disediakan oleh produk (input).

8
MODUL 7 Analisis Kebutuhan Fungsional Produk 2021
MR3004 Praktikum Manajemen Rekayasa 2

5. Kembangkan fungsi sekunder lainnya dengan menempatkannya di bagian bawah dari


fungsi yang berada pada jalur kritis.
6. Nyatakan target dari pengembangan produk di bagian atas dari fungsi dasar. Berikutnya
nyatakan one time function dan all time function pada bagian atas dari fungsi.

Setiap fungsi yang teridentifikasi dengan FAST harus divalidasi untuk memastikan aliran
fungsi yang logis. Selain itu, fungsi yang teridentifikasi harus mampu menjawab seluruh
kebutuhan konsumen yang ditentukan pada saat merancang produk. Fungsi yang
teridentifikasi pada FAST selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam pembentukan struktur
fungsi.

3. STRUKTUR FUNGSI
Struktur fungsi adalah penggambaran hubungan dari berbagai unsur subfungsi sehingga
memiliki makna terhadap fungsi utuh dan merupakan metode lanjut dalam melakukan
analisis fungsi. Sebuah fungsi dasar dapat memiliki berbagai struktur fungsi yang berbeda.
Terdapat empat langkah dasar dalam menyusun struktur fungsi (Otto dan Wood, 2001),
yaitu sebagai berikut:

TAHAP I : MENYUSUN DESKRIPSI PROSES DALAM DIAGRAM AKTIVITAS


Langkah pertama dalam menyusun struktur fungsi adalah dengan membuat diagram
aktivitas. Diagram aktivitas adalah penggambaran aktivitas pengguna yang menunjukan
siklus hidup produk sejak pembelian hingga penjualan. Diagram aktivitas bisa didapatkan
dengan pertama menyusun proses kerja dari produk. Hal yang perlu diperhatikan dalam
menyusun daftar aktivitas adalah batasan dari sistem produk, mengidentifikasi aktivitas yang
paralel dan sekuensial, melihat interaksi dengan pengguna, pilihan proses, dan fungsi dari
produk. Contoh dari diagram aktivitas produk dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14 Diagram aktivitas Gunting Kuku


Sumber: (Otto dan Wood, 2001)

TAHAP II : FORMULASI SUBFUNGSI MELALUI DAFTAR KEGIATAN


Setelah dapat mendeskripsikan diagram aktivitas dan kebutuhan konsumen, berikutnya
dapat disusun struktur fungsi dari produk. Struktur fungsi dapat didefinisikan sebagai model

9
MODUL 7 Analisis Kebutuhan Fungsional Produk 2021
MR3004 Praktikum Manajemen Rekayasa 2

input output yang memetakan aliran energi, material, dan informasi yang sudah terdaftarkan
menuju hasil yang diinginkan. Setiap kebutuhan konsumen sebuah produk harus dapat
ditransformasikan menjadi suatu bentuk fungsional dari produk tersebut. Contoh subfungsi
untuk setiap kebutuhan konsumen dapat dilihat pada gambar 15.

Gambar 15 Subfungsi untuk setiap kebutuhan konsumen Gunting Kuku


Sumber: (Otto dan Wood, 2001)

TAHAP III : AGREGASI SUBFUNGSI DALAM STRUKTUR FUNGSI


Setiap tahapan dalam subfungsi yang menggambarkan kebutuhan konsumen diagregasikan
untuk menggambarkan fungsi dari keseluruhan produk. Agregasi dari struktur fungsi
dinyatakan selesai berdasarkan dua buah kriteria, yaitu sebagai berikut.

1. Apakah subfungsi telah cukup sederhana untuk dapat didefinisikan sebagai solusi
tunggal yang dapat menyelesaikan fungsi dari produk?

2. Apakah tingkat kerincian cukup untuk menggambarkan kebutuhan konsumen?

Kriteria pertama menunjukan tingkat kedalaman dari analisis yang perlu dilakukan,
sedangkan kriteria kedua bertujuan agar proses yang dilakukan tidak menyimpang dari

10
MODUL 7 Analisis Kebutuhan Fungsional Produk 2021
MR3004 Praktikum Manajemen Rekayasa 2

kebutuhan konsumen sehingga tim pengembangan produk tidak terlalu banyak


berkonsentrasi pada hal yang sebenarnya tidak diperlukan. Contoh agregasi subfungsi
dalam struktur fungsi produk dapat dilihat pada gambar 16.

Gambar 16 Agregasi Struktur Fungsi Gunting Kuku


Sumber: (Otto dan Wood, 2001)

TAHAP IV : VALIDASI DARI DEKOMPOSISI FUNGSI


Setelah proses agregasi selesai dilakukan, pemodelan fungsi diakhiri dengan melakukan
dua buah proses verifikasi. Proses pertama adalah tahap melakukan pelabelan dan
pengecekan terhadap kondisi dari transformasi. Dengan melakukan pelabelan, validitas dan
kontinuitas dari proses produk dapat dipastikan berjalan dengan baik. Pada proses ini
digunakan checklist yang memastikan keberjalanan dari poin yang harus dipenuhi. Contoh
dari checklist tersebut adalah mengenai, apakah struktur yang dibuat telah memenuhi
hukum fisika, apakah terdapat fungsi yang redundan, dan lain lain.

Proses kedua adalah review terhadap kebutuhan konsumen, setiap subfungsi dicek
kesesuaiannya dengan kebutuhan konsumen. Apabila terdapat kebutuhan konsumen yang
belum terpenuhi oleh fungsi maka struktur fungsi tersebut perlu dikaji ulang. Kebutuhan
yang pada umumnya belum terpenuhi adalah yang bersifat sebagai pembatas seperti biaya
yang diperlukan dan kekompakan dari produk. Tahap kelima bukan bagian dari proses

11
MODUL 7 Analisis Kebutuhan Fungsional Produk 2021
MR3004 Praktikum Manajemen Rekayasa 2

struktur fungsi, melainkan lanjutan dari pemanfaatan struktur fungsi untuk merancang
produk.

TAHAP V : MEMBANGUN DAN MENGIDENTIFIKASI ARSITEKTUR DAN PERAKITAN


PRODUK
Setelah mendapatkan dekomposisi secara fungsi, berikutnya adalah mengidentifikasi
peluang terjadinya hubungan perakitan dari beberapa fungsi (chunk). Dengan demikian tim
pengembangan produk dapat menentukan arsitektur yang akan digunakan, apakah
berbentuk modular atau integral. Langkah awal dalam tahap ini adalah mengelompokkan
komponen produk dalam blok modul. Contoh pengelompokan produk berdasarkan fungsi.

Gambar 17 Pengelompokan Komponen

Konsultan dari PT X hingga saat ini telah membantu proses perancangan produk hingga
tahap identifikasi kebutuhan konsumen atau kebutuhan konsumen sesuai model Kano, dan
menentukan target dari karakteristik teknik atau engineering characteristic dengan tools
House of Quality (HoQ). Sebelum dapat melakukan perancangan alternatif konsep produk,
perlu dilakukan suatu pemodelan fungsi dari produk yang akan dirancang. Pemodelan fungsi
dilakukan untuk memenuhi ketentuan bahwa produk yang dirancang harus memiliki
fungsi-fungsi yang mampu menjawab kebutuhan konsumen. Oleh karena itu, setiap
kebutuhan konsumen harus dipastikan diwujudkan dalam fungsi-fungsi produk.

Berdasarkan hal-hal tersebut, PT X mengharapkan konsultan untuk melakukan pemodelan


fungsi dengan pendekatan analisis fungsi untuk mengetahui fungsi-fungsi yang harus ada
dalam produk sesuai dengan kebutuhan target pasar. Hasil dari pemodelan fungsi akan

12
MODUL 7 Analisis Kebutuhan Fungsional Produk 2021
MR3004 Praktikum Manajemen Rekayasa 2

dijadikan pertimbangan utama penentuan alternatif konsep produk pada fase perancangan
produk nanti.

IV.1 KEGIATAN SEBELUM PRAKTIKUM

1. Merancang diagram black box dari produk yang akan dirancang.


2. Mengidentifikasi fungsi-fungsi yang mampu menjawab kebutuhan konsumen dengan
menggunakan diagram FAST.
3. Mendeskripsikan aktivitas produk beserta diagram aktivitas.

IV.2 KEGIATAN SELAMA PRAKTIKUM

1. Melakukan analisis fungsi dengan metode FAST.


2. Melakukan analisis fungsi dengan metode struktur fungsi.
3. Menentukan komponen-komponen pembentuk fungsi yang teridentifikasi.

IV.3 KEGIATAN SETELAH PRAKTIKUM

1. Melakukan analisis terhadap diagram black box dari produk yang akan dirancang
2. Melakukan analisis terhadap hasil dari metode FAST untuk produk yang akan dirancang
3. Melakukan analisis terhadap hasil validasi fungsi-fungsi yang teridentifikasi
4. Melakukan analisis terhadap struktur fungsi yang akan dirancang.
5. Melakukan analisis pembentukan komponen dari fungsi yang teridentifikasi
6. Menjelaskan implikasi hari hasil metode FAST dan struktur fungsi untuk perancangan
produk.

Laporan ini berisi ringkasan hasil seluruh tahapan praktikum yang telah dilaksanakan di
Modul 7 ini.

LAPORAN PRAKTIKUM MODUL 7 : ANALISIS KEBUTUHAN FUNGSIONAL PRODUK


1. Bab I: Pendahuluan (Maksimal 3 Halaman)
Latar belakang tentang pentingnya melakukan analisis kebutuhan fungsional dan
mengapa perlu dilakukan secara sistematis menggunakan suatu metode tertentu. Dalam
bab ini juga didefinisikan rumusan masalah, tujuan, pendekatan, dan batasan/asumsi.
2. Bab II: Metodologi Penelitian (Maksimal 5 Halaman)
Uraian singkat tentang teori-teori tentang analisis kebutuhan fungsional produk serta
diagram alir penelitian.

13
MODUL 7 Analisis Kebutuhan Fungsional Produk 2021
MR3004 Praktikum Manajemen Rekayasa 2

3. Bab III: Pengumpulan dan Pengolahan Data


Menjabarkan keseluruhan proses analisis kebutuhan fungsional produk beserta hasil
yang diperoleh.
4. Bab IV: Analisis Data
Menjelaskan analisis terhadap hasil analisis kebutuhan fungsional produk yang telah
dilakukan, serta implikasi bagi perancangan produk terhadap PT X
5. Bab V: Kesimpulan dan Saran
Menjelaskan mengenai kesimpulan penelitian yang didapatkan dan saran untuk
penelitian selanjutnya serta asisten praktikum
6. Daftar Pustaka
Tuliskan seluruh referensi dan sumber data di sini. Perhatikan cara mengutip dan
menuliskan daftar pustaka menurut kaidah tata tulis laporan ilmiah.
7. Lampiran
Masukkan seluruh data mentah dan pengolahan data yang terlalu rinci atau besar untuk
dapat dimasukkan ke dalam inti laporan (Bab III dan Bab IV).

Format Laporan

Penulisan laporan menggunakan format sebagai berikut:

1. Font: Times New Roman (dengan ukuran 12 point)


2. Spasi: 1.2
3. Margin: kiri: 3.5cm, atas-kanan-bawah: 3cm
4. Header: Laporan Praktikum Manajemen Rekayasa Industri 2 Modul 7 – Analisis
Kebutuhan Fungsional Produk (di sebelah kanan atas).
5. Footer: Kiri : nomor kelompok, Tengah : nama dan NIM asisten, Kanan: nomor halaman

Otto, K. N., & Wood, K. L. (2001). Product Design. New Jersey: Prentice Hall.
Ulrich, K. T., & Eppinger, S. D. (2012). Product Design and Development . New
Jersey: McGraw-Hill.
Kaufman, J. J., & Woodhead, R. (2006). Stimulating Innovation In Products and
Services. New Jersey: Wiley.

14

Anda mungkin juga menyukai