Anda di halaman 1dari 6

Nama : IMRAN AIMAN

Nim : D011181521

PENGANTAR GEOLOGI B

BANJIR DI IBUKOTA

Secara alamiah, banjir adalah proses alam yang biasa dan

merupakan bagian penting dari mekanisme pembentukan dataran di Bumi kita ini. Melalui banjir

, muatan sedimen tertransportasikan dari daerah sumbernya di pegununganatau perbukitan ke

daratan yang lebih rendah, sehingga di tempat yang lebihrendah itu terjadi pengendapan dan

terbentuklah dataran. Melalui banjir pulamuatan sedimen tertransportasi masuk ke laut untuk

kemudian diendapkandiendapkan di tepi pantai sehingga terbentuk daratan, atau terus masuk ke

lautdan mengendap di dasar laut.

Banjir yang terjadi secara alamiah ini sangatditentukan oleh curah hujan.Perlu benar kita

sadari bahwa banjir itu melibatkan air, udara dan bumi.Ketiga hal itu hadir di alam ini dengan

mengikuti hukum-hukum alam tertentuyang selalu dipatuhinya. Seperti: air mengalir dari atas ke

bawah, apabila airditampung di suatu tempat dan tempat itu penuh sedang air terus

dimasukkanmaka air akan meluap, dan sebagainya. Karena manusia dapat mempengaruhi debit

aliran permukaan dan dapatmempelajari karakter aliran sungai, maka berkaitan dengan banjir

kita dapatmengatakan bahwa manusia dapat memilih takdirnya.


Sebagai kota yang berada di daratan rendah, Jakarta tidak terlepas dariancaman banjir yang

sewaktu-waktu dapat menyerang. Menurut catatan sejarahIbukota Jakarta telah dilanda banjir

sejak tahun 1621. Salah satu bencana banjirterparah yang pernah terjadi di Batavia adalah

banjir yang terjadi di bulanFebruari 1918. Saat itu hampir sebagian besar wilayah Batavia

terendam air.Daerah yang terparah saat itu adalah gunung Sahari, Kampung Tambora,Suteng,

Kampung Klenteng akibat bendungan kali Grogol jebol.

Hingga kini banjir pun belum berhenti meyerang Jakarta. Apalagi ketikamusim penghujan telah

tiba. Oleh karena banjir yang terus menerus melandasebagian wilayah di Jakarta kini kota

Jakarta telah terkenal dengan Kota Banjir.Walau demikian warga Jakarta tidak berhenti

mencoba menanggulangi banjir diIbukota tercinta ini.

Sehubungan dengan cara untuk mencoba menanggulangi banjir tersebut,maka berbagai

masalah penyebab banjir pun mulai muncul dari masalahsampah, curah hujan yang tinggi,

peluapan air yang berlebihan,

pecahnya bendungan sungai, serapan air yang buruk, hingga pemukiman liar dan pemukiman p

adat penduduk. Dan warga yang terkena banjir selalu mengambilstrategi sendiri untuk

menanggulangi banjir ketika banjir datang ke rumahmereka.


Di tinjau dari letak geografis, kondisi topografi, iklim, faktor demografi, dankondisi sosial

masyarakat, maka kemungkinan terjadinya banjir di Indonesiakhususnya Jakarta cukup besar.

Banjir dapat setiap saat terjadi dan sulit

di perkirakaan intesitasnya, tempat, waktu baik pada daerah yang sudah ditanganidan belum

sempat di tangani.

Peristiwa banjir tidak akan menjadi masalah sejauh banjir tidak menimbulkangangguan atau

kerugian yang berart bagi kepentingan manusia. Fenoma banjirdisebabkan oleh tiga faktor yaiut

kondisi alam, peristiwa alam, dan kegiatanmanusia.

1. Faktor-faktor kondisi alam yang dapat menyebabkan terjadinya banjir adalahkondisi wilayah,

misalnya : letak geografis suatu wilayah, kondisi topografi,dan geometri sungai seperti

kemiringan dasar sungai, meandering, penciutanruas sungai, sedimentasi, pembendungan alami

pada suatu ruas sungai.

2. Peristiwa alam yang bersifat dinamis yang dapat menjadi penyebab banjirseperti curah hujan

yang tinggi, pecahnya bendungan sungai, peluapan airyang berlebihan, pengendapan sendimen /

pasir, pembendungan air sungaikarena terdapat tanah longsor , pemanasan global yang

mengakibatkan permukaan air laut tinggi.

3. Faktor kegiatan manusia yang dapat menyebabkan banjir adalah adanya pemukiman liar

di daerah bantaran sungai, penggunaan alih fungsi resapan airuntuk pemukiman, tata kota yang

kurang baik, buangan sampah yangsembarangan tempat, dan pemukiman padat penduduk
PROYEKSI STEREOGRAFI
Proyeksi stereografi merupakan suatu aplikasi dalam geometri yang memproyeksikan

poin bola dari lingkup utara ketitik dalam bidang bersinggungan dengan kutub selatan. Secara

intuitif, proyeksi stereografi adalah cara membayangkan sebuah bola sebagai bidang datar sesuai

dengan aturan yang telah ditetapkan. Poyeksi Stereografi dalam prakteknya sering dilakukan

menggunakan komputer atau dengan tanggan menggunkan jenis khusus dari kertas grafik yang

biasa disebut Stereonet  atau Wulff Net dan juga Schmidtt Net.

Macam – macam Proyeksi Stereografi

Proyeksi stereografi ada beberapa macam, yaitu :

A.      Equal Angle Projection


Proyeksi ini memproyeksikan setiap titik pada permukaan bola ke bidang proyeksi

pada tutuh zinith  yang letaknya pada sumbu vertikal melalui pusat bola bagian puncak.

Sudut yang sama digambarkan semakin rapat ke arah pusat. Hasil pengambaran pada bidang

proyeksi disebut stereogram sedangkan hasil dari equal angle projection adalah Wulff Net.

B.      Equal Area Projection

Proyeksi ini digunakan dalam analisi data statistik karena karapatan ploting

menunjukan suatu keadaan yang sebenarnya. Proyeksi ini merupakan poyeksi yang

menghasilkan jarak titik pada bidang proyeksi yang sama  dan sebanding dengan

sebenarnya. Hasil dari proyeksi ini adalah stereogram yang disebut Schmidt Net.

C.      Orthogonal Projection

Proyeksi ini merupakan kebalikan dari equal angle projection karena pada proyeksi

ortogonal, titik-titik pada permukaan bola akan diproyeksi tegak lurus pada bidang proyeksi

dan lingkaran hasil proyeksinya akan semakin renggang ke arah pusat. Stereogram dari

proyeksi ini disebut Orthographic Net.

 
D.      Polar Projection

Pada proyeksi ini baik unsur garis maupun bidang tergambar suatu titik. Stereografi

dari proyeksi ini adalah Polar Net. Stereogrfi dari proyeksi ini didapatkan dari equal are

projection,  sehingga untuk mendapatkan proyeksi bidang dari suatu titik pada Polar

Net harus menggunakan Schmidts Net.

Proyeksi stereografi dapat membantu kita didalam menganalisis struktur- struktur geologi

dan permasalahan- permasalahan yang berhubungan dengan geometri struktur geologi. Misalnya

untuk menginterpretasikan arah tegasan yang bekerja pada suatu area dengan menggunakan

perhitungan arah kekar yang dominan secara statistik, menginterpretasikan plunge dari sebuah

lipatan, menginterpretasikan jenis sesar dari data kekar ataupun arah garis gores (slicken line)

yang terdapat pada singkapan batuan yang ada dilapangan.

Anda mungkin juga menyukai