Anda di halaman 1dari 7

Pendidikan Kewarganegaraan USD 2020

Pembelajaran IV

Hak dan Kewajiban Warga Negara

Dalam konteks hubungan negara dan warga negara, Modul IV ini membahas hak
dan kewajiban warga negara sebagaimana tercantum dalam UUD 1945. Sebagai
warga negara, kita perlu mengetahui hak-hak kita yang dijamin oleh negara dan
kewajiban-kewajiban kita yang dituntut oleh negara
Kompetensi Dasar:
1. Mahasiswa memahami hak dan kewajiban warga negara Indonesia, serta
mampu mengaktualisasikannya secara bertanggungjawab
2. Mahasiswa mampu menganalisis masalah-masalah hak dan kewajiban warga
negara dalam konteks hidup berbangsa dan bernegara, serta mampu
memberikan solusi berdasarkan nilai-nilai Pancasila
Alokasi Waktu:
2 jam pertemuan (2 x 50 menit)

A. Pengantar

Hak dan kewajiban warga negara, seperti halnya hak dan kewajiban negara,
merupakan persoalan amat penting dalam kehidupan bersama (bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara). Dalam konteks Indonesia, hak dan kewajiban ini secara
konstitusional telah diatur dalam UUD 1945. Kita sebagai warga negara perlu
mempelajari dan memahaminya secara serius, sehingga kita bisa memperoleh hak-
hak kita, sekaligus melaksanakan kewajiban-kewajiban kita secara optimal dan
bertanggungjawab.

B. Pengertian Hak dan Kewajiban

Hak adalah suatu kewenangan yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan
atau mendapatkan sesuatu. Hak-hak biasa (di luar hak asasi manusia) merupakan
kewenangan yang diperoleh oleh seseorang dari pihak lain karena ia telah, sedang,
atau akan memenuhi kewajibannya. Misalnya, seorang mahasiswa mempunyai hak
untuk mengikuti kuliah Pendidikan Kewarganegaraan setelah ia membayar beaya
yang diwajibkan. Contoh lain, kita diijinkan (memiliki hak) mengemudikan sepeda

1
Pendidikan Kewarganegaraan USD 2020

motor ketika kita telah memiliki SIM yang relevan. Bila kita belum memiliki SIM
yang dimaksud, maka kita secara formal belum diijinkan untuk mengendarainya.
Bila kita melanggar aturan ini, maka kita bisa dikenai sanksi yang berlaku.
Hak-hak biasa selalu terkait dengan kewajiban-kewajiban terhadap pihak
lain. Adapun yang dimaksud kewajiban adalah sesuatu yang bersifat wajib atau
harus dilaksanakan. Sebagai contoh: karena mahasiswa telah melaksanakan
kewajibannya membayar uang kuliah, maka pihak universitas wajib memberikan
atau menjamin haknya untuk mengikuti perkuliahan. Untuk semester berikutnya,
mahasiswa wajib membayar lagi, agar mendapatkan hak yang baru untuk mengikuti
perkuliahan lagi. Sebaliknya, pihak Universitas yang telah melaksanakan
kewajibannya menyelenggarakan perkuliahan kepada para mahasiswa, berhak
menagih uang SKS kepada mereka.
Mengenai hak dan kewajiban ini dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa jika
seseorang telah melaksanakan kewajiban-kewajibannya dengan baik, maka ia
mempunyai hak-hak yang harus dijamin atau diberikan. Jika hak-haknya tidak
diberikan, ia dapat menuntut pihak yang wajib memberikannya.
Dalam hidup bernegara ada sejumlah hak (baik hak-hak biasa maupun hak-
hak asasi) yang dimiliki oleh warga negara yang wajib dilindungi dan dijamin oleh
negara. Sebaliknya warga negara juga memiliki sejumlah kewajiban yang harus ia
laksanakan sebagai warga di suatu negara terhadap negaranya. Hak-hak warga
negara tersebut diperoleh melalui konsensus (kontrak sosial = perjanjian sosial)
yang menegaskan hubungan timbal-balik antara warga negara dan negaranya.
Masing-masing pihak terikat pada kewajiban terhadap pihak lain dan masing-
masing pihak juga memiliki hak-hak yang wajib dijamin oleh pihak lain.
Dalam hidup bernegara ada sejumlah hak (baik hak-hak biasa maupun hak-
hak asasi) yang dimiliki oleh warga negara yang wajib dilindungi dan dijamin oleh
negara. Sebaliknya warga negara juga memiliki sejumlah kewajiban yang harus ia
laksanakan sebagai warga di suatu negara terhadap negaranya. Hak-hak warga
negara tersebut diperoleh melalui konsensus (kontrak sosial = perjanjian sosial)
yang menegaskan hubungan timbal-balik antara warga negara dan negaranya.
Masing-masing pihak terikat pada kewajiban terhadap pihak lain dan masing-
masing pihak juga memiliki hak-hak yang wajib dijamin oleh pihak lain.
2
Pendidikan Kewarganegaraan USD 2020

C. Hak Warga Negara Indonesia

Seperti telah disinggung pada paragraf terakhir di atas, setiap warga negara
memiliki sejumlah hak yang wajib dilindungi dan dijamin oleh negara. Dalam
konteks Indonesia, hak-hak warga negara tersebut telah dituangkan dalam sejumlah
pasal dalam batang tubuh UUD 1945. Untuk kondisi saat ini (pasca reformasi), UUD
yang dimaksud adalah UUD 1945 hasil amandemen. Hak-hak (dan kewajiban) warga
negara Indonesia menurut UUD 1945 tersebut tercantum dalam Bab X Pasal 26, 27,
28, 29, 30, 31, dan 34.

Hak Warga Negara Menurut UUD 1945

No Hak Warga Negara UUD 1945


1 Hak mendapatkan kewarganegaraan Pasal 26 Ayat 1
2 Hak kesamaan dalam hukum dan pemerintahan Pasal 27 Ayat 1
3 Hak katas pekerjaan dan penghidupan yang layak Pasal 27 Ayat 2
4 Hak untuk ikut serta dalam pembelaan negara Pasal 27 Ayat 3
5 Hak berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
Pasal 28
lisan dan tulisan dan sebagainya
6 Hak-hak yang merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia
Pasal 28 A – 28 J
(HAM), hak-hak dasar untuk setiap orang1
7 Hak kemerdekaan untuk memeluk agama dan beribadah
Pasal 29
menurut agama dan kepercayaan masing-masing
8 Hak kesertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan
Pasal 30 Ayat 1
keamanan negara
9 Hak untuk mendapatkan pendidikan Pasal 31 Ayat 1
10 Hak khusus bagi fakir miskin dan anak terlantar untuk
Pasal 34 Ayat 1
dipelihara oleh negara

Menilik deskripsi di atas, terlihat cukup banyak hak-hak warga negara yang
perlu kita ketahui dan pahami secara lengkap. Hak-hak warga negara yang
tercantum dalam UUD 1945 itu aktualisasinya secara optimal membutuhkan peran
negara atau kewajiban negara untuk memenuhinya. Oleh karena itu, sebagai
pemegang hak, warga negara perlu memahami detail rumusannya terlebih dulu
sebelum melangkah untuk memperjuangkan keterlaksanaannya. Mari kita secara
bersama-sama mempelajari UUD 1945 yang telah memuat rumusannya secara rinci.

1
Untuk Hak Asasi Manusia bisa dipelajari lebih lanjut pada Pembelajaran 5, yang akan membahas
secara khusus mengenainya.

3
Pendidikan Kewarganegaraan USD 2020

Hal lain yang perlu disadari, aktualisasi hak-hak warga negara akan lebih
terdukung bila warga negara mengimbanginya dengan melaksanakan kewajiban-
kewajiban yang juga telah diatur secara konstitusional dalam UUD 1945. Oleh
karena itu, pada saat yang sama mari kita pelajari dan pahami kewajiban-kewajiban
tersebut dari sumber hukum dasar yang sama.

D. Kewajiban Warga Negara Indonesia

Dalam kehidupan bernegara, warga negara tidak hanya memiliki hak, tetapi
juga sejumlah kewajiban. Bila hak warga negara datang dari negara, maka kewajiban
warga negara diperuntukkan bagi Negara dan untuk kehidupan bersama. Hak-hak
akan terwujud manakala kewajiban-kewajiban dilaksanakan. Oleh karena itu, warga
negara juga perlu mengetahui, memahami, serta menyadari dan melaksanakan
kewajiban-kewajiban tersebut. Adapun kewajiban-kewajiban warga negara seperti
yang tercantum dalam UUD 1945 antara lain sebagai berikut.

Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945

No Kewajiban Warga Negara UUD 1945


1 Kewajiban untuk menjunjung hukum dan pemerintahan Pasal 27 Ayat 1
2 Kewajiban untuk ikut serta dalam upaya pembelaan negara Pasal 27 Ayat 3
3 Kewajiban untuk menghormati hak asasi manusia orang lain
dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan Pasal 28 J Ayat 1
bernegara (berkenaan dengan HAM)
4 Kewajiban untuk tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan
dengan undang-undang dalam menjalankan hak dan Pasal 28 J Ayat 2
kebebasannya (berkenaan dengan HAM)
5 Kewajiban untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan
Pasal 30 Ayat 1
keamanan negara
6 Kewajiban untuk mengikuti pendidikan dasar Pasal 31 Ayat 2

Bila dilihat sepintas, dan dibandingkan dengan hak-hak yang tertera pada
tabel di Bagian C, kewajiban warga negara lebih sedikit bila dibandingkan dengan
hak-hak yang diberikan oleh negara. Namun, dalam praktik tidaklah demikian.
Intinya, ada hak, tentu ada kewajiban; atau sebaliknya, ada kewajiban, ada hak. Hak
dan kewajiban merupakan dua hal yang berpasangan. Kewajiban menjunjung
hukum, berarti kewajiban untuk menaati semua peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Membayar pajak misalnya, meskipun tidak ditetapkan dalam UUD

4
Pendidikan Kewarganegaraan USD 2020

1945, tetapi tentu ada peraturan perundang-undangannya, juga merupakan


kewajiban seluruh warga negara.

E. Persoalan mengenai Hak dan Kewajiban Warga Negara

Perihal hak dan kewajiban dapat ditegaskan, jika seseorang telah melaksanakan
kewajiban-kewajibannya dengan baik, maka ia mempunyai hak-hak tertentu yang harus
dijamin atau diberikan. Jika hak-hak itu tidak diberikan, orang yang bersangkutan dapat
menuntut kepada pihak yang wajib memberikannya.
Seperti telah dikemukakan pada bagian depan, dalam kehidupan bernegara ada
sejumlah hak, baik hak-hak biasa maupun hak-hak dasar, yang dimiliki oleh warga negara
yang wajib dilindungi dan dijamin oleh negara. Sebaliknya, warga negara juga memiliki
sejumlah kewajiban yang harus dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan dan
dituntut oleh negara. Ketika hak-hak diperoleh dan kewajiban-kewajiban dilaksanakan;
atau sebaliknya, ketika kewajiban-kewajiban dijalankan dan hak-hak didapat; maka dalam
hubungan timbal balik antara negara dan warga negara itu berlangsung sebagaimana yang
dikehendaki. Hak dan kewajiban tersebut telah terlaksana secara seimbang.
Persoalan muncul ketika hak-hak telah diperoleh, tetapi kewajiban-kewajibannya
tidak dijalankan. Atau sebaliknya, kewajiban-kewajiban telah dilakukan, tetapi hak-hak
yang terkait dengan kewajiban-kewajiban itu tidak didapat. Dari sini dapat dikemukakan,
pelanggaran terhadap hak warga negara terjadi ketika warga negara tidak dapat
menikmati atau memperoleh haknya sebagaimana yang ditetapkan oleh undang-undang.
Bila pemenuhan hak tak terlaksana dengan baik, maka ekses terdekatnya adalah potensi
tak terlaksananya kewajiban. Ini berlaku baik yang menyangkut pelaksanaan hak dan
kewajiban warga negara ataupun negara.
Penyebab terjadinya pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara
disebabkan oleh pemerintah negara itu sendiri maupun oleh masyarakat (warga negara).
Negara akan dapat berjalan dengan baik bila warga negaranya mendukung (memenuhi
kewajiban-kewajibannya) dan pemerintah memperhatikan secara sungguh-sungguh hak-
hak warga negara/masyarakatnya. Pelaksanaan hak dan kewajiban menjadi keharusan
bersama, karena keduanya merupakan amanat konstitusi, yakni UUD 1945.
Di Indonesia kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara
banyak terjadi, mulai pelanggaran ringan hingga pelanggaran berat. Untuk mengatasi
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara tersebut pemerintah
5
Pendidikan Kewarganegaraan USD 2020

melakukan upaya-upaya dengan mengoptimalkan peran lembaga-lembaga perlindungan


HAM. Tetapi meskipun demikian pada kenyataannya saat ini permasalahan-permasalahan
tersebut belum dapat terselesaikan secara tuntas.
Sebagai warga negara yang baik kita harus mengetahui dan memahami hak dan
kewajiban warga negara agar tidak terjadi pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban.
Negara juga harus mengetahui hak dan kewajibannya agar sejalan dengan pelaksanaan
yang dilakukan oleh warga negara. Walaupun begitu, tetap saja pelanggaran hak dan
pengingkaran kewajiban terjadi, hal ini karena adanya faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi. Oleh karena itu diperlukan kerjasama dari seluruh pihak untuk mengatasi
dan menanganinya.

F. Hubungan Warga Negara dan Negara

Sebagai anggota dari negara maka warganegara memiliki hubungan atau


ikatan dengan negara secara sistemik/struktural. Hubungan warganegara dengan
negara terwujud dalam partisipasi, identitas, dan bentuk-bentuk hak dan kewajiban
antara keduanya. Maksudnya, warganegara memiliki sejumlah hak dan kewajiban,
begitu pula sebaliknya. Hak warganegara misalnya persamaan kedudukan,
kesamaan dalam pemerintahan, mendapat pekerjaan, kehidupan yang layak,
pengajaran, dan lain-lain. Sedangkan kewajiban warganegara adalah membayar
pajak, menjunjung tinggi hukum dan pemerintah, wajib bela negara, dan wajib
belajar.
Pembelaan terhadap negara dimaksudkan tidak hanya memanggul senjata
mempertahankan negara Indonesia dari niat atau kehendak agresor asing, atau
mengusir penjajah dari bumi Nusantara, tetapi mencakup membela kepentingan
bangsa dan negara di berbagai bidang kehidupan (geografi, penduduk, kekayaan
alam, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam). Bahkan bela negara
tidak hanya kewajiban tetapi juga hak warganegara seperti tercantum dalam pasal
30 ayat (1) UUD 1945.
Warganegara dan negara mempunyai hubungan yang erat, yaitu hubungan
emosional, fungsional, dan formal. Hubungan emosional misalnya: merasa bangga
menjadi Warga Negara Indonesia, merasa rindu bila di luar, merasa tersinggung bila
negaranya direndahkan, dan menghormati falsafah Pancasila.

6
Pendidikan Kewarganegaraan USD 2020

Hubungan fungsional misalnya bertanggung jawab dalam kehidupan


bernegara, melaksanakan tugas demi negara, dan terlibat aktif mengendalikan
penyimpangan. Sedangkan hubungan formal misalnya: sadar status, sadar hak dan
kewajiban, serta bertindak atas hukum negara.
Warga negara akan dipidana jika tidak menghormati martabat orang lain, hak
milik orang lain, hak milik negara dan tidak mau bela negara. Di samping itu, setiap
Warga negara juga akan dipidana jika tidak taat pada negara dan pemerintah yang
sah, serta Pancasila.

Latihan
1) Dalam konteks hak dan kewajiban, negara dan warga negara
memiliki hubungan timbal balik. Jelaskan.
2) Meskipun hak dan kewajiban negara ataupun warganegara sudah
dipatrikan sejak berdirinya negara, prakteknya warganegara berada
di pihak yang lemah. Jelaskan sebab-sebabnya.
3) Negara Indonesia memiliki kewajiban melindungi segenap bangsa
dan seluruh tumpah darah Indonesia. Jelaskan mengapa hal itu sulit
dilakukan secara optimal.
4) Warganegara dan negara memiliki hubungan emosional. Sebutkan
dan jelaskan contoh-contoh ekspresi/perwujudannya.
5) Bandingkan hubungan formal dan fungsional antara negara dan
warganegara.

Referensi

Modul Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Sanata Dharma 2006


A Kardiyat Wiharyanto, 2014, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi,
Yogyakarta, penerbit Universitas Sanata Dharma
Sumber internet

Anda mungkin juga menyukai