Anda di halaman 1dari 11

Bab 3

Menyesuaikan Akun

Indikator Pencapaian Pembelajaran,


Setelah Mempelajari Bab ini, mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan asumsi periode waktu
2. Menjelaskan basis akrual dalam akuntansi
3. Menjelaskan alasan-alasan untuk menyesuaikan ayat jurnal.
4. Mengidentifikasi jenis-jenis ayat jurnal penyesuaian yang utama.
5. Penyusunan ayat jurnal penyesuaian untuk deferral.
6. Penyusunan ayat jurnal penyesuaian untuk akrual.
A. Materi
1. Pengertian
Penyesuaian berarti pencatatan atau pengakunan data-data transaksi tertentu pada
akhir periode sehingga jumlah rupiah yang terdapat dalam tiap akun sesuai dengan
kenyataan pada akhir periode dan laporan keuangan yang dihasilkan
menggambarkan keadaan yang senyatanya pada tanggal neraca.
2. Penentuan Waktu
Kita tidak akan memerlukan penyesuaian jika kita dapat menunda penyesuaian laporan
keuangan sampai perusahaan menghentikan kegiatan operasinya. Pada titik tersebut,
kita dapat dengan mudah menentukan laporan akhir dari posisi keuangan dan jumlah
laba yang diperoleh selama perusahaan beroperasi.
Namun demikian, sebagin perusahaan membutuhkan umpan balik dengan segera
tentang seberapa baik yang telah mereka lakukan. Sebagi contoh, manajemen
menginginkan laporan bulanan, sementara direktorat jendral pajak mensyaratkan
seluruh perusahaan untuk menyampaikan surat pemberitahuan pajak tahunan (artinya
laporan yang harus disusun adalah tahunan). Oleh karena itu , para akuntan membagi
masa ekonomis perusahaan menjadi periode waktu yang artifisial. Asumsi ini dikenal
sebagai asumsi periode waktu.
Tahun fiskal dan Kalender
Perusahaan kecil maupun besar menyusun laporan keuangan secara periodik untuk
menilai kondisi keuangan dan hasil operasi mereka. Periode waktu akuntansi biasanya
satu bulan, satu triwulan, atau satu tahun. Periode waktu bulanan dan triwulanan disebut
dengan periode interim (interim period). Sementara periode waktu akuntansi yang
lamanya satu tahun disebut dengan tahun fiskal.
3. Akuntansi basis akrual dan basis kas
Basis Akrual menyatakan bahwa perusahaan mencatat transaksi-transaksi pada
saat peristiwa itu terjadi. Sebagai contoh, menggunakan basis akrual untuk
menentukan laba neto artinya perusahaan mengakui pendapatan saat mereka benar-
benar telah memberikan jasa (bukan saat mereka kas). Hal ini juga berarti perusahaan
mengakui beban saat terjadinya (bukan saat dibayarkan).
Basis kas memungkinkan perusahaan mencatat pendapatan saat mereka menerima kas.
Mereka mencatat beban saat membayarkan kas. Terlihat mudah, namun menyesatkan.
Basis kas gagal mencatat pendapatan bagi perusahaan yang telah memberikan jasa
namun belum menerima kas. Dengan demikian, basis kas tidak menandingkan beban
dengan pendapatan. Lebih lanjut akuntansi basis kas tidak sesuai dengan International
Finantial Reporting Standars (IFRS).
4. Mengakui Pendapatan dan Beban
Prinsip Pengakuan Pendapatan: Saat perusahaan telah memenuhi kewajiban untuk
memberikan jasa dan telah selesai (atau diserahkan), maka perusahaan berhak untuk
mengakui adanya pendapatan dari transaksi tersebut.
Prinsip pengakuan beban: Para akuntan mengikuti aturan sederhana bahwa biarkan
beban mengikuti pendapatan. Dengan demikian, pengakuan beban dikaitkan dengan
pengakuan pendapatan. Praktik pengakuan beban ini dikenal dengan penandingan.
Prinsip ini mensyaratkan bahwa usaha (beban) disandingkan dengan hasil
(pendapatan).

Asumsi Periode Waktu


Masa ekonomi dari perusahaan
dapat dibagi menjadi periode
waktu yang artifisial

Prinsip Pengakuan Pendapatan Prinsip Pengakuan Beban

Mengakui pendapatan dalam periode Menandingkan beban dan pendapatan di


akuntansi dimana kewajiban pekerjaan periode saat perusahaan melakukan kegiatan
telah dipenuhi untuk memperoleh pendapatan tersebut

Pengakuan Pendapatan dan Beban


Sesuai dengan International Finantial
Reporting Standars (IFRS)

5. Objek Penyesuaian
Penyesuaian tidak lain mengubah atau memindahkan suatu jumlah rupiah dari akun
yang satu ke akun yang lain. Agar pemindahkan terjadi, diperlukan jurnal yang
dinamkan jurnal penyesuaian (adjusting entries). Sebelum disesuaikan, daftar saldo akun
belum siap untuk disusun menjadi statemen keuangan. Hal ini disebabkan saldo-saldo
tertentu tidak menggambarkan keadaan senyatanya. Akun yang biasanya memerlukan
penyesuaian adalah:
a. Perlengkapan/persediaan bahan habis pakai dan semacamnya yang masih
terpakai.
b. Persediaan barang dagang yang telah terjual dan tersisa (untuk perusahaan
dagang)
c. Depresiasi fasilitas fisik (aset tetap berwujud)
d. Taksiran rugi piutang tak tertagih
e. Taksiran pajak penghasilan
f. Pengeluaran yang belum menjadi biaya
g. Biaya yang pengeluaran/pembayarannya belum terjadi
h. Penerimaan yang belum diakui sebagai pendapatan
i. Pendapatan yang pembayarannya belum diterima
Sebagai catatan: butir f dan h disebut sebagai pos-pos transitoris (deferrals) sementara
butir g dan I disebut pos-pos antisipasi (accruals).
Pasangan Akun
Penyesuaian sama halnya dengan pencatatan transaksi sehari-hari yakni selalu
melibatkan setidaknya dua akun. Juga karena penyesuaian pada umumnya adalah
menetapkan atau mengukur pendapatan dan biaya secara tepat, maka setiap
penyesuaian selalu menyangkut akun pendapatan atau biaya. Berikut ini adalah
pasangan akun dalam penyensuaian:
No Butir penyesuaian Contoh pasangan Akun-Akun Penyesuaian
a Bahan Habis Pakai Perlengkapan Biaya Perlengkapan, Pemakaian Perlengkapan
Persediaan Barang Dagangan
Pembelian
b Barang Dagangan Potongan Pembelian Harga Pokok Penjualan
Retur Pembelian
Biaya Pengangkutan Pembelian
Biaya Depresiasi Mesin Akumulasi Depresiasi Mesin
c Depresiasi Amortisasi Paten Hak Paten
Deplesi Deposit Minyak Kekayaan Tambang Minyak
Kerugian Piutang, Biaya Kerugian Piutang Cadangan Kerugian Piutang, Cadangan
d Kerugian Piutang
Rugi Piutang Macet Penghapusan Piutang
e Pajak Penghasilan Pajak Penghasilan Utang Pajak Penghasilan
Asuransi (sewa) Dibayar di Muka,
f Pengeluaran belum menjadi biaya Biaya Asuransi (Sewa)
Porskot Asuransi (Sewa)
g Biaya belum melibatkan Pengeluaran Biaya Gaji Utang Gaji

h Penerimaan belum menjadi pendapatan Pendapatan Sewa Diterima di Muka Pendapatan Sewa

i Pendapatan belum melibatkan penerimaan Piutang Pendapatan (Sewa) Pendapatan Bunga (Sewa)

Akun mana yang harus disesuaiakn bergantung apakah suatu jumlah rupiah (biaya)
pada saat transaksi terjadi dicatat dalam akun aset atau biaya. Demikian juga, apakah
pada saat terjadi pendapatan, jumlah rupiah pendapatan dicatat sebagai
pendapatan atau sebagai utang.
6. Konsep dan contoh penyesuaian

a. Perlengkapan
Pada akun perlengkapan di daftar saldo 31 Desember 2019 (belum disesuaikan),
Perlengkapan memuat saldo Rp375.000, setelah dihitung secara fisik hanya tinggal
Rp75.000. Ini berarti pada saat membeli aset tersebut, perusahaan mencatat
sebagai berikut:
JURNAL UMUM J1
Tanggal Judul Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit
2019
Jan 1 Perlengkapan Rp 375.000,00
Kas Rp 375.000,00
(Membeli perlengkapan secara tunai)

Des 31 Biaya Pemakaian Perlengkapan Rp 300.000,00


Perlengkapan Rp 300.000,00
(Penyesuaian perlengkapan yang digunakan)

Perlengkapan Bi.Pemakaian Perlengkapan


1/1 Rp375.000 31/12 Rp300.000 31/12 Rp300.000

31/12 So Rp75.000 31/12 So Rp300.000

Apabila pada saat pembelian perlengkapan perusahaan mencatat biaya pemakaian


perlengkapan, maka jurnal penyesuaian yang harus disusun adalah sebagai berikut:
JURNAL UMUM J1
Tanggal Judul Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit
2019
Jan 1 Biaya Pemakaian Perlengkapan Rp 375.000,00
Kas Rp 375.000,00
(Membeli perlengkapan secara tunai)

Des 31 Perlengkapan Rp 75.000,00


Biaya Pemakaian Perlengkapan Rp 75.000,00
(Penyesuaian perlengkapan yang digunakan)

Perlengkapan Bi.Pemakaian Perlengkapan


31/12 Rp75.000 1/1 Rp375.000 31/12 Rp75.000

31/12 So Rp75.000 31/12 So Rp300.000

Saldo Biaya perlengkapan sebesar Rp300.000 menunjukkan jumlah perlengkapan


yang telah digunakan.
b. Depresiasi
Depresiasi atau penyusutan adalah kontribusi yang diberikan oleh aset untuk
memperoleh pendapatan perusahaan. Besaran penyusutan telah ditentukan oleh
perusahaan. Sebagai contoh: depresiasi alat pengangkutan ditentukan sebesar
10% per tahun. Pada akun Alat Pengangkutan menunjukkan saldo sebesar
Rp25.000.000. Dengan demikian, jurnal penyesuaian yang harus dibuat adalah:
JURNAL UMUM J1
Tanggal Judul Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit
2019
Des 31 Biaya Depresiasi Alat Pengangkutan Rp 2.500.000,00
Depresiasi Akumulasian Alat Pengangkutan Rp 2.500.000,00
(Penyesuaian Dep. Alat dan Pengangkutan)

c. Kerugian Piutang
Adakalanya, perusahaan harus menanggung kerugian akibat debitur yang tidak
membayar kewajibannya. Kerugian ini timbul dari pendapatan yang sudah diakui
pada periode berjalan. Oleh karena itu, untuk mengukur laba yang tepat,
selayaknya kalau rugi tersebut dibebankan dalam tahun terjadinya penjualan atau
pendapatan dan bukan dibebankan ke tahun berikutnya. Namun, karena rugi
tersebut belum terjadi, maka perusahaan menaksir rugi dan memperhitungkan rugi
tersebut sebagai biaya tahun sekarang. Maka, perusahaan akan membuat akun
Cadangan Kerugian Piutang (CKP), akun ini merupakan akun kontra dari Piutang
Usaha, sehingga selisihnya akan menunjukkan piutang usaha yang benar-benar
dapat direalisasi. Sebagai misal, kerugian piutang tahun 2019 ditentukan sebesar
2,5% dari penjualan bersih. Pada neraca saldo Penjualan bersih sebesar
Rp7.850.000.

JURNAL UMUM J1
Tanggal Judul Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit
2019
Des 31 Kerugian Piutang Rp 196.250,00
Cadangan Kerugian Piutang Rp 196.250,00
(Penyesuaian piutang tidak dapat ditagih)

d. Taksiran pajak penghasilan


Pemilik memiliki kepentingan dengan kekayaan bersih yang ditanamkan ke
perusahaan. Dengan demikian, pajak yang akan dibayarkan perusahaan harus
ditunjukkan dalam laporan keuangan sekalipun belum saatnya untuk dibayar.
Sebagai contoh: pajak penghasilan ditaksir sebesar 15% dari laba sebelum pajak,
besar laba sebesar Rp2.200.000
JURNAL UMUM J1
Tanggal Judul Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit
2019
Des 31 Pajak Penghasilan Rp 330.000,00
Utang Pajak Penghasilan Rp 330.000,00
(Penyesuaian pajak atas laba perusahaan)

e. Pengeluaran belum menjadi biaya


Pada akun Sewa Dibayar di Muka terdapat saldo sebesar Rp4.800.000. Nominal
ini untuk jangka waktu 4th dan tahun ini biaya sewa diperhitungkan sebesar
Rp1.200.000. Apabila pada saat terjadi transaski pembayaran perusahaan
mencatatat sebagai aset, maka berikut ini akan terlihat ilustrasinya:
JURNAL UMUM J1
Tanggal Judul Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit
2019
Jan 1 Sewa Dibayar di Muka Rp 4.800.000,00
Kas Rp 4.800.000,00
(Pembayaran Sewa utk jangka waktu 4th)

Des 31 Biaya Sewa Rp 1.200.000,00


Sewa Dibayar di Muka Rp 1.200.000,00
(Penyesuaian biaya sewa utk 1 th)

Sewa Dibayar di Muka Bi.Sewa


1/1 Rp4.800.000 31/12 Rp1.200.000 31/1 Rp1.200.000

31/12 So Rp3.600.000 31/12 So Rp1.200.000

Apabila pada saat transaksi pembayaran sewa, perusahaan mencatat sebagai


biaya sewa, maka berikut ilustrasi selengkapnya:
JURNAL UMUM J1
Tanggal Judul Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit
2019
Jan 1 Biaya Sewa Rp 4.800.000,00
Kas Rp 4.800.000,00
(Pembayaran Sewa utk jangka waktu 4th)

Des 31 Sewa Dibayar di Muka Rp 3.600.000,00


Biaya Sewa Rp 3.600.000,00
(Penyesuaian biaya sewa utk 1 th)

Biaya Sewa Sewa Dibayar di Muka


1/1 Rp4.800.000 31/12 Rp3.600.000 31/12 Rp3.600.000

31/12 So Rp1.200.000 31/12 So Rp3.600.000

Saldo Biaya sewa sebesar Rp1.200.000 menunjukkan jumlah biaya sewa yang sudah
digunakan/terpakai.

f. Biaya belum merupakan pengeluaran


Hal ini akan terkait dengan kewajiban pembayaran biaya bunga akibat
perusahaan memiliki kewajiban jangka panjang, atau kewajiban jangka pendek
yang melewati tanggal penyusunan laporan keuangan.
Contoh: Suatu perusahaan memiliki utang jangka panjang dan harus membayar
bunga per tahun Rp900.000 tiap tanggal 1 April. Pada umumnya pembayaran
bunga dibayar di belakang. Jadi, kalau perusahaan membayar bunga pada
tanggal 1 April 2019 bunga tersebut untuk periode sebelumnya (1 April 2018-1
April 2019). Meskipun demikian, penyesuaian harus dilakukan untuk mengakui
biaya bunga dari 1 April sampai 31 Desember (9 bulan). Dari transaksi ini akan
muncul akun utang bunga karena bunga belum waktunya dibayar padahal biaya
harus diakui.
JURNAL UMUM J1
Tanggal Judul Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit
2019
Des 31 Biaya Bunga Rp 675.000,00
Utang Bunga Rp 675.000,00
(Penyesuaian bunga untuk 9 bulan)

Jumlah bunga untuk tahun 2019 tetap Rp900.000, yaitu bunga dari 1 April-31
Desember sebesar Rp675.000 dan bunga dari 1 Januari-1 April sebesar
Rp225.000.

Contoh yang lain misalnya terkait pembayaran upah, misalnya tanggal 31


Desember (atau tanggal akhir periode adalah di tengah minggu) sementara
pembayaran upah dilakukan setiap hari sabtu. Nah, dengan demikian, perusahaan
boleh mengakui beban upah sekalipun belum dibayar.

g. Penerimaan belum menjadi pendapatan


Konsep penyesuaian untuk butir ini setara dengan penyesuaian butir e) tetapi untuk
pendapatan. Sering terjadi perusahaan menerima kas di muka untuk jasa yang
disediakan perusahaan masa datang. Penerimaan uang kontrak sewa di muka
merupakan contoh yang banyak dijumpai dalam praktik.
Contoh: Perusahaan menyewakan gudang yang menganggur selama setahun mulai
1 Nopember 2019 senilai Rp2.100.000. (sehingga tarif per bulan adalah
Rp175.000). Pada waktu menerima uang sewa tersebut perusahaan mencatat
sebagai berikut:

JURNAL UMUM J1
Tanggal Judul Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit
2019
Nop 1 Kas Rp 2.100.000,00
Pendapatan Sewa Rp 2.100.000,00
(Penerimaan sewa untuk jangka waktu 1 th)

Des 31 Pendapatan Sewa Rp 1.750.000,00


Pendapatan Sewa Diterima di Muka Rp 1.750.000,00
(Penyesuaian biaya sewa utk 2 bln)

Pendapatan Sewa Pendapatan Sewa Diterima di Muka


31/12 Rp1.750.000 1/11 Rp2.100.000 31/12 1.750.000

31/12 So Rp350.000

Apabila pada saat menerima uang tersebut, perusahaan mengkredit Pendapatan


Sewa Diterima di Muka, berikut ilustrasinya:
JURNAL UMUM J1
Tanggal Judul Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit
2019
Nop 1 Kas Rp 2.100.000,00
Pendapatan Sewa Diterima di Muka Rp 2.100.000,00
(Penerimaan sewa untuk jangka waktu 1 th)

Des 31 Pendapatan Sewa Diterima di Muka Rp 350.000,00


Pendapatan Sewa Rp 350.000,00
(Penyesuaian biaya sewa utk 2 bln)

Pendapatan Sewa Diterima di Muka Pendapatan Sewa


31/12 Rp350.000 1/11 Rp2.100.000 31/12 350.000

31/12 So Rp1.750.000

h. Pendapatan belum merupakan penerimaan


Konsep penyesuaian ini sama dengan butir f) namun, dari sisi kreditur.

Contoh: Suatu perusahaan memiliki investasi dalam obligasi sebesar Rp1.800.000.


Obligasi tersebut menghasilkan bunga 10% per tahun dibayar setiap enam bulan
sekali tiap tanggal 1 Maret dan 1 September. Terakhir perusahaan menerima
pendapatan bunga adalah tanggal 1 September 2019. Perusahaan harus
mengakui pendapatan bunga untuk perioda 1 September sampai 31 Desember
2019 walaupun belum menerima uangnya.

JURNAL UMUM J1
Tanggal Judul Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit
2019
Des 31 Piutang Pendapatan Bunga Rp 60.000,00
Pendapatan Bunga Rp 60.000,00
(Penyesuaian pendapatan bunga 4 bulan)

Perhitungan sebagai berikut:


1 September-31 Des = 4 bulan
4/12 *10%*Rp1.800.000 = Rp60.000,-

B. Kasus-Kasus Penyesuaian

Kasus 1
Berikut ini adalah data penyesuaian pada Perusahaan “Berdikari” pada tanggal 31
Desember 2019, untuk tiap informasi berikut (perusahaan menyusun laporan keuangan
mengikuti tahun fiscal yang berakhir 31 Desember):
a) Beban gaji untuk bulan Desember sebesar Rp 500.000 belum dicatat dan dibayar.
b) Pada tanggal 1 September diterima wesel sebesar Rp 12.000.000 dengan bunga
sebesar 15% per tahun. Terakhir membayar bunga pada 1 Desember 2019.
c) Pada tanggal 1 September diterima pendapatan Sewa untuk jangka waktu 6 bulan.
Pada saat diterimanya pendapatan ini, perusahaan mencatatnya dengan mengkredit
akun Pendapatan Sewa sebesar Rp 2.400.000.
d) Pada tanggal 31 Desember terdapat saldo perlengkapan sebesar Rp 1.500.000.
Setelah dilakukan perhitungan fisik, ternyata persediaan perlengkapan pada akhir
bulan hanya tersisa Rp 350.000.
e) Pada tanggal 1 Juli tahun ini dibeli peralatan seharga Rp 10.000.000. Perusahaan
menentukan penyusutan per tahun sebesar 5%.
f) Pada tanggal 1 Oktober telah dibayar premi asuransi untuk 6 bulan di muka sebesar
Rp 1.500.000. Transaksi ini dicatat dengan mendebit akun Biaya Asuransi.
g) Mulai tanggal 1 Nopember tahun ini, disewa sebuah ruangan toko untuk jangka waktu
satu tahun dengan tarif sewa Rp 1.500.000 Pada saat dilakukan pembayaran sewa
dilakukan dengan mendebit akun Sewa Dibayar di Muka.
h) Sebuah gedung yang harga perolehannya Rp 50.000.000 didepresiasi dengan tarif
5% per tahun. Gedung ini diperoleh pada 2 Januari tahun lalu.
i) Beban bunga untuk bulan Desember belum dibayar sebesar Rp 125.000
j) Pendapatan bunga atas investasi sebesar Rp 540.000 per tahun. Bunga ini diterima
setiap tanggal 1 April, 1 Juli, dan 1 Oktober. Dengan demikian penerimaan bunga
terakhir tanggal 1 Oktober.

Diminta:
Buatlah jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2019!

Kasus 2
Joey Cuono memulai perusahaan konsultasinya, Cuono Company pada tanggal 1 Juni
2014, Berikut ini adalah Neraca Saldo pada tanggal 30 Juni 2019:

Cuono Campany
Neraca Saldo
30-Jun-19
Nonor Akun Keterangan Akun Debit Kredit
101 Kas $ 6.200
112 Piutang Usaha $ 6.000
126 Perlengkapan $ 2.000
130 Asuransi Dibayar di Muka $ 3.000
157 Peralatan $ 14.400
201 Utang Usaha $ 4.700
209 Pendapatan Jasa Diterima di Muka $ 4.000
311 Modal Saham-Saham Biasa $ 20.000
400 Pendapatan Jasa $ 7.900
726 Beban Gaji dan Upah $ 4.000
729 Beban Sewa $ 1.000
$ 36.600 $ 36.600
Selain akun-akun yang ada di neraca saldo, berikut ini akun-akun yang digunakan Cuono
Company:
158 Akumulasi Penyusutan Peralatan
212 Utang Gaji dan Upah
631 Beban Perlengkapan
711 Beban Penyusutan
722 Beban Asuransi
732 Beban Utilitas

Data-data akhir periode sebagai berikut:


a. Perlengkapan yang masih tersisa pada tanggal 30 Juni adalah $1.100
b. Tagihan utilitas sebesar $150 belum dicatat dan tidak akan dibayarkan sampai bulan
depan
c. Polis asuransi untuk 1 tahun
d. Pendapatan jasa diterima di muka sebesar $2.500 telah diakui atas jasa yang telah
diselesaikan di akhir bulan.
e. Gaji sebesar $1.600 masih terutang pada 30 Juni
f. Peralatan memiliki umur ekonomi 4th tanpa nilai residu. Peralatan disusutkan sebesar
$300 per bulan selama 48 Bulan.
g. Tagihan kepada pelanggan sebesar $2.100 atas jasa yang telah diselesaikan selama
bulan Juni belum dicatat sampai dengan 30 Juni.
Instruksi:
1. Buatlah ayat jurnal penyesuaian untuk bulan Juni.
2. Posting jurnal penyesuaian ke buku besar masing-masing (akun T)
3. Susunlah neraca saldo setelah penyesuaian per 30 Juni 2019.
C Daftar Pustaka
Weygant, Kimmel, Kieso. 2018. Pengantar Akuntansi 1, Berbasis IFRS.USA: Prentice Hall
Suwardjono.2016. Akuntansi Pengantar. Yogyakarta: BPFE

Anda mungkin juga menyukai