Anda di halaman 1dari 4

CLAIRVOYANCE TINGKAT DASAR

SASARAN KOMPETENSI

Lulusan dari program ini diharapkan memiliki kompetensi tingkat dasar kemampuan clairvoyance,
yakni mampu melihat warna-warna aura dan menganalisa rutinitas kegiatan sehari-hari; mampu
melihat energi organ-organ tubuh dan menganalisa kondisi kesehatan; mampu melihat energi yang
berasal dari atma dan menganalisa karakter serta kondisi kehidupan.

PENGENALAN CLAIRVOYANCE

CLAIRVOYANCE – PENGLIHATAN SEJATI

Untuk dapat menguasai keahlian apapun dengan sebaik-baiknya, sudah tentu harus paham dulu,
keahlian apa sebenarnya yang sedang dipelajari. Saat ini kita membahas tentang keahlian yang disebut
Clairvoyance, yang kalau diterjemahkan secara benar kedalam bahasa Indonesia, artinya adalah
“penglihatan sejati” atau bila dalam bahasa Inggris maka diartikan sebagai “true sight”, akan tetapi apa
sebabnya disebut demikian? Apakah dengan adanya penglihatan sejati, artinya ada penglihatan palsu?
Untuk dapat memahami hal ini, kita perlu mendiskusikan sudut pandang orang-orang yang dulu
mencetuskan penamaan tersebut; clairvoyance dianggap sebagai salah satu kemampuan yang penting
untuk dikuasai oleh semua orang yang mempelajari hal-hal spiritual, karena dari sudut pandang
mereka, tubuh fisik manusia hanyalah wadah, sedangkan sejatinya manusia itu adalah roh; dengan
demikian mereka menganggap bahwa mata kita tidak menghasilkan penglihatan sebenarnya; hanya
ketika seseorang mampu melihat roh (energi), barulah seseorang itu dianggap memiliki penglihatan
yang jernih dan dapat melihat manusia yang sejati. Dari pengertian tersebut, sangat jelas bahwa
Clairvoyance adalah kemampuan untuk melihat roh (bioenergi).

Lalu, bagaimana bisa melihat bioenergi? Apakah melihat dengan cara yang sama seperti melihat benda-
benda fisik? Jawabannya: tentu saja tidak sama. Dari pengetahuan kedokteran, kita memahami bahwa
dalam hal melihat, fungsi komponen dari bola mata kita adalah untuk menerjemahkan cahaya menjadi
signal-signal yang kemudian dikirimkan ke otak melalui syaraf-syaraf penglihatan; tentu saja, signal-
signal yang dikirimkan tersebut adalah bioenergi. Jadi dengan kata lain, sebenarnya kita setiap hari
melihat bioenergi, hanya saja bioenergi yang biasa kita lihat adalah bioenergi yang sudah berisikan data
tentang cahaya yang ditangkap oleh lensa mata kita. Inilah sebabnya, tidak peduli segelap apapun
tempat kita berada, kita selalu seakan-akan melihat cahaya-cahaya samar-samar, yang seakan-akan ada
di depan mata, tapi tidak dapat menerangi ruangan di sekeliling kita; yang kita lihat samar-samar itu
adalah bioenergi yang sama sekali tidak berisi data tenang cahaya, karena tidak ada cahaya yang
ditangkap oleh lensa mata kita. Berdasarkan fakta ini dapat kita tarik kesimpulan bahwa yang kita
gunakan untuk “melihat” bioenergi adalah syaraf penglihatan kita, dan tentu saja otak kita.

Namun ada pandangan lain tentang cara melihat bioenergi, bahkan bisa dikatakan pandangan ini yang
lebih umum diketahui orang; yakni bahwa cara melihat bioenergi adalah dengan menggunakan kelenjar
pineal. Klaim tentang ini dilakukan dengan mereferensikan fungsi kelenjar pineal pada beberapa jenis
binatang, terutama reptil dan ampibi, yang memiliki “mata ketiga” yang berfungsi untuk mendeteksi
cahaya; akan tetapi klaim ini menggunakan referensi yang keliru karena fungsi kelenjar pineal pada
manusia tidak berhubungan dengan deteksi cahaya, melainkan berhubungan dengan pengaturan tidur
dan mimpi. Jadi melihat bioenergi tetap harus menggunakan syaraf penglihatan, hanya saja bagi orang-
orang yang belum menguasai Clairvoyance dengan baik, memanfaatkan kelenjar pineal memang
mempermudah usaha melihat bioenergi, karena bioenergi yang tertangkap oleh syaraf penglihatan
dikonversikan oleh kelenjar pineal menjadi gambaran-gambaran yang lebih mudah dikenal; hanya saja
karena gambaran tersebut adalah hasil konversi, bukan kondisi sebenarnya, maka gambaran hasil
konversi tersebut harus “diterjemahkan” terlebih dahulu agar dapat mengetahui kondisi sebenarnya.
Contoh: ketika melihat bioenergi pada seseorang yang sedang mengalami infeksi pada lambungnya,
maka penggunaan teknik Clairvoyance akan melihat energi merah gelap yang ada sedikit gerakan di
daerah lambung orang itu, sedangkan seorang yang memanfaatkan kelenjar pineal mungkin akan
melihat serangga, cacing, atau bahkan paku berkarat, sebagai hasil konversi dari pinealnya. Teknik
yang menggunakan pineal ini di Indonesia dikenal dengan istilah “Terawangan”, dan sebenarnya
memang merupakan salah satu bagian dari teknik clairvoyance akan tetapi bila tidak paham cara
menganalisanya, maka hanya akan menghasilkan informasi yang salah

Lantas apakah yang kita “lihat” itu benar-benar bioenergi yang dipancarkan oleh target yang kita lihat?
Dalam beberapa kasus dimana target memancarkan energi yang cukup kuat untuk langsung menyentuh
syaraf penglihatan kita, maka kita akan langsung melihat bioenergi target tersebut, akan tetapi pada
kondisi normal, energi yang dipancarkan target tidak akan cukup kuat untuk mencapai syaraf
penglihatan kita, dan oleh sebab itu kitalah yang memancarkan energi dan melakukan pemindaian,
ibarat peralatan radar atau sonar, dan yang menjadi “antenna” nya adalah cakra mahkota. Pada proses
normal Clairvoyance, ketika kita meniatkan untuk melihat energi suatu target, secara otomatis
bioenergi sistem reproduksi akan terpompa keatas, ke arah cakra mahkota, lalu dari cakra mahkota
akan dipancarkan; bila lokasi berada dalam jarak pandang, maka energi akan dapat langsung
dipancarkan ke arah target, akan tetapi bila lokasi target tidak berada dalam jarak pandang, maka energi
akan terlebih dahulu dipancarkan kesegala arah dan bila berhasil mengenai target yang dimaksud,
barulah energi terfokus kearah target tersebut. Energi yang dipancarkan ini kemudian akan memantul
kembali ke kita, masuk lewat daerah otak depan yang merupakan lokasi syaraf penglihatan, ditangkap
oleh syaraf penglihatan, lalu diteruskan ke otak.

Berdasarkan urutan proses normal tersebut, secara rasional dapat dengan mudah disimpulkan bahwa:
kekuatan pancaran antenna tergantung dari kapasitas dan output bioenergi reproduksi
• melihat target yang berada dalam jarak pandang, jauh lebih cepat dan lebih akurat daripada
melihat target yang berada diluar jarak pandang
• bila bioenergi yang dipancarkan tidak berhasil mencapai target, atau sudah berhasil mencapai
target tapi tidak berhasil memantul dari target, atau sudah berhasil memantul dari target tapi
tidak berhasil mencapai syaraf penglihatan kita, maka proses clairvoyance gagal
• bila syaraf penglihatan bermasalah, maka akan sulit atau tidak bisa menyampaikan bioenergi
secara benar ke pusat pengolahan informasi di otak
• bila pusat pengolahan informasi di otak bermasalah atau terganggu, maka gambaran yang
dihasilkan akan kacau

akan tetapi, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sejak tahun 2010, ternyata ada hal-hal lain
yang menentukan keberhasilan proses clairvoyance:
• kekuatan bioenergi yang mencapai cakra mahkota bisa berkurang karena diblokir oleh bioenergi
lain yang berada di dalam kepala; bioenergi ini bentuknya seperti 2 kerucut yang alasnya saling
beradu, satu ujungnya mengarah ke atas dan satu ujungnya mengarah kebawah. Bioenergi
berbentuk kerucut ini terbentuk oleh rasa diskriminasi yang ada di dalam hati seseorang.
• sensitifitas terhadap bioenergi ditentukan terutama oleh “hati” (sanubari) dan menentukan
intensitas warna-warna bioenergi yang dapat terlihat
• untuk bisa melihat bioenergi tertentu secara clairvoyance, harus tahu apa yang ingin dilihat,
karena dengan teknik clairvoyance, spektrum frekuensi bioenergi yang dikirimkan oleh antena
tergantung dari apa yang ingin anda lihat

ANALISA DAN PERBAIKAN KONDISI KESIAPAN PESERTA

Analisa kecukupan tingkat kepekaan terhadap bioenergi

Satu hal yang selama ini menjadi keluhan dari orang-orang yang belajar clairvoyance adalah bahwa
mereka masih “belum bisa jelas melihat energi”; akan tetapi mayoritas dari keluhan ini timbul sebagai
akibat kesalahpahaman tentang apa yang seharusnya terlihat. Kebanyakan orang sebelum belajar sudah
memiliki ekpektasi sendiri, yakni bahwa mereka akan bisa melihat bioenergi dengan jelas, sama
jelasnya seperti yang ditampilkan di film-film, yakni seperti melihat cahaya; padahal pada teknik
clairvoyance, yang dilihat bukan cahaya dan sama sekali tidak menggunakan mata, oleh karena itu
tidak mungkin bisa melihat bioenergi dengan hasil yang sama seperti melihat cahaya menggunakan
mata.

Analisa ini dilakukan dengan cara berikut:

– Pejamkan kedua mata


– Tutup kedua mata yang sudah terpejam dengan kedua telapak tangan untuk memastikan tidak
ada cahaya yang masuk
– Tunggu sampai efek cahaya yang tersimpan di retina menghilang, biasanya butuh sekitar 1 atau
2 menit
– Dalam kondisi kedua mata tetap terpejam dan ditutup dengan kedua tangan, niatkan untuk
melihat apapun yang bisa anda lihat dalam kondisi demikian
– anda akan mulai merasa seakan-akan melihat cahaya-cahaya yang samar-samar dan seakan
terdiri dari gumpalan-gumpalan warna samar, bergerak perlahan di dalam kepala anda, di sisi
depan, kira-kira sejajar dengan pelipis anda; yang anda lihat itu adalah bioenergi tanpa data
khusus, dan ketika menggunakan teknik clairvoyance, warna-warna samar seperti itulah yang
akan terlihat, bukan warna-warna nyata yang seperti waktu melihat cahaya. Jadi bila anda
mengira atau berharap untuk dapat melihat bioenergi sama jelasnya dengan melihat barang-
barang fisik, anda akan kecewa karena melihat bioenergi itu ya seperti itu saja (samar-samar,
tidak jelas, seperti berkabut)

Bila anda merasa tidak melihat warna apapun, itu artinya kepekaan sanubari anda terhadap energi
sangat kurang dan perlu ditingkatkan. Bila anda merasa melihat wujud-wujud tertentu, itu artinya
imajinasi anda terlalu tinggi dan perlu dikendalikan.

Analisa kondisi syaraf penglihatan

Setelah mengetahui seperti apa seharusnya bioenergi terlihat, sekarang anda dapat melakukan
pengecekan apakah anda mampu untuk melihat warna energi sebagaimana mestinya; berikut ini adalah
contoh-contoh yang mendekati, dari warna-warna energi yang akan paling sering terlihat, terutama
ketika anda berlatih melihat aura.
Cara menggunakan contoh ini adalah dengan cara melihat “warna referensi”, lalu memejamkan mata
atau mengalihkan pandangan anda dan mencoba mengingat kembali warna yang barusan anda lihat;
bila anda berhasil mengingatnya, warna tersebut akan terlihat seperti “warna bioenergi”; bila anda
melihatnya masih sama saja dengan “warna referensi”, itu artinya anda membayangkan, bukan
mengingat, dan itu dapat dipastikan dengan memperhatikan lokasi munculnya warna tersebut dalam
kepala anda; bila anda membayangkan, warna akan muncul di daerah belakang kepala, sedangkan bila
anda mengingat, warna akan muncul di daerah depan kepala.

Catatan:
Warna-warna yang digunakan untuk melakukan analisa, dibuat untuk dilihat pada layar monitor dengan
setting white balance antara 5500K s/d 6500K, pada kondisi ruangan ada cahaya matahari; bila anda
melihatnya pada kondisi berbeda, hasil analisa mungkin kurang akurat, dan bila anda mencetaknya
diatas kertas, hasil analisa akan cenderung semakin tidak akurat.

Bersambung...

Anda mungkin juga menyukai