Anda di halaman 1dari 5

Issue aspek legel dalam keperawatan profesional

Telenursing akan berkaitan dengan isu aspek legal, peraturan etik dan kerahasiaan pasien
sama seperti telehealth secara keseluruhan. Di banyak negara, dan di beberapa negara bagian di
Amerika Serikat khususnya praktek telenursing dilarang (perawat yang online sebagai koordinator
harus memiliki lisensi di setiap resindesi negara bagian dan pasien yang menerima telecare harus
bersifat lokal) guna menghindari malpraktek perawat antar negara bagian. Isu legal aspek seperti
akontabilitas dan malprakatek, dsb dalam kaitan telenursing masih dalam perdebatan dan sulit
pemecahannya.

Trend Keperawatan Medikal Bedah dan Implikasinya di Indonesia

DefinisiMenurut Martono, telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh)


adalah upaya penggunaan tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan
dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan
pasien, atau antara beberapa perawat. (Britton, Keehner, Still & Walden 1999).

Telenursing (pelayanan Asuhan keperawatan jarak jauh) adalah penggunaan tehnologi


komunikasi dalam keperawatan untuk memenuhi asuhan keperawatan kepada klien. Yang
menggunakan saluran elektromagnetik (gelombang magnetik, radio dan optik) dalam
menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan video. Atau dapat pula di definisikan sebagai
komunikasi jarak jauh, menggunakan transmisi elektrik dan optik, antar manusia dan atau
komputer

Keuntungan Telenursing

Aplikasi telenursing tersedia di rumah, rumah sakit, melalui telenursing centredan melalui unit
mobile. Melalui sistem video interaktif, pasien menghubungi perawat bertugas dan menyusun
suatu konsultasi melalui video untuk menunjukkan permasalahan yang dihadapi; sebagai contoh,
bagaimana cara mengganti balutan luka, memberi suntikan hormon insulin atau mendiskusikan
peningkatan nafas pendek (sesak nafas). Hal ini sangat membantu orang dewasa dan anak-
anak dengan kondisi-kondisi kronis dan macam-macam penyakit yang melemahkan

Telenursing membantu pasien dan keluarganya untuk berpartisipasi aktif dalam perawatan,
terutama sekali untuk self management pada penyakit kronis. Hal itu memungkinkan perawat
untuk menyediakan informasi secara akurat dan tepat waktu dan memberikan dukungan secara
langsung (online).

Telenursing dapat mengurangi biaya perawatan, mengurangi hari rawat di RS, peningkatan jumlah
cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih luas dan merata, dan meningkatkan mutu
pelayanan perawatan di rumah (home care). Di Islandia, dengan penduduk yang terpencar,
pelayanan asuhan keperawatan berbasis telepon dapat mensuport ibu yang kelelahan dan
stress merawat bayinya. Dan beberapa program telenursing dapat membantu mengurangi
hipertensi pada ibu bersalin dengan eklamsia. Bahkan di Irlandia utara telenursing untuk
perawatan luka diabetik telah menjadi alternatif pelayanan keperawatan untuk pasien penderita
diabetik ulcer.
Menurut Britton, Keehner, Still & Walden 1999 ada beberapa keuntungan telenursing adalah yaitu:

Efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi kunjungan ke
pelayanan kesehatan (dokter praktek, ruang gawat darurat, RS dan nursing home).•Dengan sumber
daya minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas
geografis.•Telenursing dapat mengurangi jumlah kunjungan dan masa hari rawat di RS.•Dapat
meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis, tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan
pemanfaatan tehnologi.

Kekurangan Telenursing

Tetapi sistem ini justru akan mengurangi intensitas interaksi antara perawat dan klien dalam
menjalin hubungan terapieutik sehingga konsep perawatan secara holistik akan sedikit
tersentuh oleh ners. Sistem ini baru diterapkan dibeberapa rumah sakit di Indonesia, seperti di
Rumah Sakit Internasional. Hal ini disebabkan karena kurang meratanya penguasaan teknik
informasi oleh tenaga keperawatan serta sarana prasarana yang masih belum memadai.
TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUANAN

A. LATAR BELAKANG

Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya sebagai


wujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia baik dalam tingkatan
preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan keilmuannya maka keperawatan
dituntut untuk peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya setiap saat.

Keperawatan medikal bedah sebagai cabang ilmu keperawatan juga tidak terlepas dari
adanya berbagai perubahan tersebut, seperti teknologi alat kesehatan, variasi jenis penyakit
dan teknik intervensi keperawatan. Adanya berbagai perubahan yang terjadi akan menimbulkan
berbagai trend dan isu yang menuntut peningkatan pelayanan asuhan keperawatan. Berdasarkan
fenomena diatas, penulis tertarik untuk membahas Trend dan Isu Keperawatan Medikal Bedah serta
Implikasinya terhadap Perawat di Indonesia.

B. TUJUAN
1.Mengidentifikasi trend dalam keperawatan medikal bedah di Indonesia
2.Mengidentifikasi issue dalam keperawatan medikal bedah di Indonesia
3.Mengetahui implikasi trend dan isu keperawatan medikal bedah terhadap perawat di
Indonesia
4.Mengetahui issue aspek legal dalam keperawatan professional
5.Mengetahui trend keperawatan mandiri masa kini.

C. MANFAAT
1.Meningkatkan pemahaman perawat terhadap perkembangan trend dan isu
keperawatan medikal bedah di Indonesia
2.Sebagai dasar dalam mengembangkan ilmu keperawatan medikal bedah
3.Mengetahui keterkaitan keperawatan medikal bedah dengan trend dan isu yang
berkembang dalam bidang kesehatan
4.Sebagai landasan dalam melakukan penelitian baik klinik dan preklinik
BAB II PEMBAHASANAN
TREND DAN ISSUE DALAM KEPERAWATAN MEDIKAL-BEDAH
Seluruh bidang pelayanan kesehatan sedang berubah dan tidak satupun
perubahan yang berjalan lebih cepat dibandingkan yang terjadi di bidang perawatan
akut. Di sini, perawat memberikan bantuan langsung baik untuk pasien maupun
keluarga yang menghadapi penyakit atau cedera. Hal ini memberikan suatu tantangan
yang sangat menyenangkan dan nyata bagi perawat. Tanggung jawab untuk
mengkoordinasikan perawatan ini membutuhkan perencanaan dan pencatatan yang
yang dengan jelas mengidentifikasi masalah-masalah dan intervensi-intervensi, juga
perencanaan perawatan kesehatan jangka pendek dan panjang untuk individu dan keluarga.
Di bidang perawatan yang tengah berubah ini, apakah yang bakal terjadi?
Pada tahun 1989, kami mencatat tujuh trend utama yang kami yakin akan mempunyai
dampak berkepanjangan pada perawatan dan perawatan pasien, yaitu:
1.Penurunan biaya perawatan kesehatan
2.Perhitungan biaya asuhan keperawatan
3.Pengurangan lamanya dirawat
4.Peningkatan kepercayaan terhadap teknologi tinggi
5.Kebutuhan akan pengetahuan keperawatan tahap lanjut
6.Kebutuhan akan kolaborasi dan komunikasi
7.Inovasi dalam perencanaan perawatan melalui komputerisasi
Mereka yang memantau kecenderungan ini (juga staf perawat yang
memberikan perawatan langsung) dapat membuktikan bahwa kecenderungan ini telah
benar-benar menimbulkan, dan akan terus memiliki efek yang sangat mendalam pada
profesi dan praktik keperawatan.
1.Penurunan Biaya Perawatan Kesehatan
Implementasi dari kemungkinan reimbursemen (pengembalian uang) yang
dimulai dengan pasien Medicareyang menggantikan fokus pelayanan kesehatan menjadi
pembendungan biaya. Rumah sakit telah menanggapi pengurangan biaya perawatan
dengan mengurangi jumlah tempat tidur dan staf. Selain itu, meskipun perawatan
pasien di rumah sakit menjadi lebih singkat, namun pasiennya lebih parah, mengakibatkan
peningkatan kebutuhan asuhan keperawatan dan kelebihan beban kerja. Keadaan ini
telah mewajibkan bahwa keperawatan meninjau kembali standar minimum dari
perawatan sementara tetap mempertahankan dan memberikan asuhan keperawatan
yang efektif. Sebagai akibat dari perubahan ini, perawat harus berfungsi lebih efektif.
Karena belum pernah sebelumnya, rencana perawatanpasien harus mencerminkan
persiapan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pasien dan standar-standar
perawatan di bawah tekanan-tekanan keterbatasan waktu dan sumber daya yang lebih
sedikit.
2.Perhitungan Biaya Asuhan Keperawatan
Perhatian profesi oleh karenanya terfokus pada biaya pemberian asuhan
keperawatan pada pasien dalam kondisi prospektif pengembalian uang, baiaya lebih
sedikit, waktu yang terbatas, dan pengurangan jumlah tempat tidur dan staf.
Perhitungan kontribusi keperawatan pada perawatan pasien dapat digunakan untuk
menentukan biaya pemberian asuhan pada pasien khusus. Dengan menghitung waktu
keperawatan, membutuhkan pengidentifikasian tingkat asuhan keperawatan yang
diperlukan bagi setiap pasien, yang dapat digunakan untuk “pajak” langsung dari
sumbangan pelayanan. Pada rumah sakit-rumah sakit yang telah menarik pajak untuk
pelayanan keperawatan, rencana asuhan pasien sudah merupakan bagian integral dari
penyesuaian biaya asuhan keperawatan.
Penjabaran tentang bidang keperawatan telah menjadi tantangan yang
berkelanjutan sejak awalanya profesi kita. Tentang apadan bagaimanadari bidang
keperawatantelah dijelaskan pada bagian-bagian dalam sejumlah publikasi yang telah
adayang membantu operasionalisasi pekerjaan keperawatan. Publikasi ANA tahun 1980
Nursing: A Social Policy Statementmenggambarkan keperawatan sebagaidiagnosa
dan tindakan dari respons manusia terhadap masalah-masalahkesehatan
aktual dan potensial. Asosiasi Diagnosa Keperawatan Amerika Utara (NANDA)
mengembangkan taksonomi (1989)yang memberikan skema klasifikasi awal untuk
mengkategorikan dan membuat penggolongan label-label diagnosa keperawatan.
Definisi NANDA tentang diagnosa keperawatan (1990) lebih lanjut memperjelas
tahap kedua proses keperawatan (mis., identifikasi masalah/diagnosa), Standar of
Clinical ParticeANA, (1991) menggambarkan proses asuhan keperawatan pasien dan
mengidentifikasi standar-standar untuk kinerja (performa) profesional (Tabel 1-1
Kemajuan ilmu pengetahuan diteruskan dengan AHCPR (departemen kesehatan
dan agensi pelayanan kemanusiaan untuk kebijakan dan penelitian pelayanan

Anda mungkin juga menyukai