Anda di halaman 1dari 7

SISTEMATIKA REVIEW JURNAL

BAB I
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang (Kasus)
Anda adalah seorang perawat sedang memberikan penyuluhan kesehatan tentang terapi
komplementer kepada pasien post operasi. Ada seorang pasien yang mengeluh nyeri setelah
dilakukan tindakan post operasi. Pasien mengatakan masih merasakan nyeri meskipun sudah
minum obat penghilang rasa nyeri, bahkan kadang setelah minum obat tersebut lambung
terasa perih dan meras tidak nyaman sehingga sangat terganggu dengan kondisi yang
dirasakan. Pasien menanyakan apakah ada treatmen untuk mengurangi nyeri tersebut?
Anda ingin mencari evidence untuk mengatasi masalah tersebut, dimana ada beberapa
intervensi yang efektif seperti terapi pijat (massage therapy).

2. Pertanyaan Klinik
a. Merumuskan Keyword

Questions Part Questions Term Keyword/ Synonim

Population/ Pasient Pasien Post operasi Post surgery patients

Intervention Terapi pijat Massage therapy

Comparison Obat kimia Drug

Outcome Mengurangi Nyeri Pain

b. Merumuskan pertanyaan klinik


“Apakah terapi pijat lebih efektif dibandingkan obat kimia dalam mengurangi nyeri pada
pasien post operasi?”

3. Langkah Penelusuran Jurnal


a. Open search engine Modzilla dan click : www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed

b. Insert the keyword :


- Post surgery patients : 181.756

- Add “ AND Massage Therapy : 192

- Add ‘AND drug : 21

- Add AND Pain :9

c. Click Limit and choose :

- Free full text available :7

- Type of article (RCT) :4

- Publication dates (5 year) :5

Saya memilih artikel jurnal yang berjudul “The impact of massage and reading
on children's pain and anxiety after cardiovascular surgery: A pilot study” karena
mudah diaplikasikan di Indonesia dan dapat dilakukan di unit pelayanan
kesehatan maupun dirumah dengan harga yang terjangkau.

BAB II
B. ANALISA JURNAL
No Resume Jurnal Analisa
1. Nama peneliti Staveski, Sandra L.;Boulanger, Karen;
Erman, Lee; Lin, Li;Almgren, Christina;
Journel, Chloe;Roth, Stephen
J.;Golianu;Brenda.
2. Judul Penelitian The impact of massage and reading on
children's pain and anxiety after
cardiovascular surgery: A pilot study
3. Tempat dan waktu penelitian An academic children’s hospital
Stanford, Palo Alto, CA, 2018
4. Tujuan penelitian 1) Untuk mengevaluasi keamanan dan
kelayakan dari terapi pijat pasca operasi
jantung bawaan.
2) Untuk mengetahui efek terapi pijat
dibandingkan perawatan standard yang
ditambahkan intervensi membaca untuk
mengatasi nyeri.
3) Untuk mengevaluasi efek awal dari
paparan opioid dan benzodiazepin pada
pasien yang menerima terapi pijat
dibandingkan dengan kelompok kontrol
dengan terapi membaca.

5. Latar belakang -
6. Metode penelitian : a) Prospective, randomized controlled
a. Desain penelitian trial
b. Populasi dan sampel b) 60 pasien anak dengan post operasi
c. Kriteria inklusi dan eksklusi bedah jantung antara umur 6-18
d. Teknik pengumpulan data tahun
e. Analisa Data c) Kriteria inklusi adalah sebagai
berikut: anak 6-18 tahun yang
menjalani operasi jantung bawaan
dan dapat berbahasa Inggris. Kriteria
eksklusi meliputi: anak-anak dengan
fisiologi pasca operasi labil, mereka
yang membutuhkan penutupan
sternum lanjutan, mereka yang
berisiko tinggi mengalami krisis
hipertensi paru, mereka dengan
koagulopati parah dan / atau
deklinasi orang tua / anak.
d) enrolled in this single-center
prospective.
e) Kelompok dibagi menjadi 2:
kelompok intervensi (terapi massage)
sebanyak 36 responden dan
kelompok kontrol (terapi membaca)
sebanyak 24 responden.
7. Hasil penelitian Tidak ada efek samping yang terkait
dengan intervensi pijat atau membaca
pada kedua kelompok. Hasilnya tidak
menemukan perbedaan yang
signifikan secara statistik pada skor
Pain atau State-Trait Anxiety dalam 24
jam awal setelah operasi jantung dan
dalam 48 jam setelah dipindahkan ke
unit perawatan khusus. Untuk Bedah
Jantung Bawaan 1 skor. Namun, anak-
anak yang menerima terapi pijat
memiliki skor State-Trait Anxiety
yang lebih rendah secara signifikan
setelah menerima terapi pijat pada saat
pulang; p = 0,0075) dibandingkan
anak-anak yang menerima perawatan
standar ditambah terapi membaca.
Kami tidak menemukan perbedaan
dalam total paparan opioid selama 3
hari pertama pasca operasi antara
kelompok (median [kisaran
interkuartil], 0,80 mg / kg setara
morfin [0,29-10,60] vs 1,13 mg / kg
setara morfin [0,72-6,14]). Sebaliknya,
anak-anak yang menerima terapi pijat
memiliki total paparan benzodiazepin
yang secara signifikan lebih rendah
dalam 3 hari setelah operasi jantung
(median [kisaran interkuartil], 0,002
mg / kg setara lorazepam [0-0,03] vs
0,03 mg / kg setara lorazepam [0,02-
0,09 ], p = 0,0253, Wilcoxon rank-
sum) dan jumlah dosis benzodiazepine
PRN (0,5 [0-2,5] PRN vs 2 PRNs (1-
4); p = 0,00346, Wilcoxon rank-sum)

8. Diskusi/ Pembahasan Terapi pijat pada anak dengan post


operai jantung bawaan secara signifikan
untuk mengatasi nyeri. Ada beberapa
tantangan dalam penelitian ini karena
pasien diawasi secara ketat dan
intervensi yang dilakukan adalah
memberikan pijatan pertama dalam
waktu 24 jam. Studi lebih lanjut
diperlukan untuk mengevaluasi jika pijat
selama periode pasca operasi ada
gangguan atau kendala.
9. Saran penelitian Penelitian menunjukkan keamanan dan
kelayakan penerapan terapi pijat pada
pasca operasi pasien bedah jantung
anak. Adanya penurunan skor STAIC
saat keluar dan total paparan yang lebih
rendah untuk benzodiazepin. Mencegah
komplikasi seperti delirium melalui
intervensi nonfarmakologis
memerlukan evaluasi lebih lanjut.
Terapi pijat ditoleransi dengan baik dan
mungkin merupakan terapi adjuvan
yang menjanjikan sebagai bagian dari
protokol pengobatan perioperatif yang
dapat meningkatkan kecemasan pasca
operasi serta meningkatkan kepuasan
pasien dan keluarga. Penelitian lebih
lanjut diperlukan untuk
menggambarkan respon fisiologis dan
klinis terhadap terapi potensial ini.

10. Daftar Pustaka jumlah daftar pustaka: 32

BAB III

Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara
invasif dengan membuat sayatan, pada bagian tubuh yang akan ditangani, lalu dilakukan
tindakan perbaikan dan diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka untuk mendiagnosa atau
mengobati suatu penyakit, cedera yang atau cacat, serta mengobati kondisi sulit atau tidak
mungkin disembuhkan hanya dengan obat-obatan sederhana. Salah satu efek dari pembedahan
yang umum dirasakan pasien post operasi adalah nyeri. Nyeri akibat pembedahan merupakan
pengalaman yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual dan potensial,
atau menggambarkan kondisi terjadinya suatu kerusakan dan salah satu pemicu yang dapat
meningkatkan level hormon stres seperti adrenokortikotropin, kortisol, katekolamin dan
interleukin dan secara simultan dapat menurunkan pelepasan insulin dan fibrinolisis yang akan
meperlambat proses penyembuhan luka paska pembedahan.
Penanganan terhadap nyeri pada pasien post operasi dapat dilakukan dengan tindakan
farmakologis, tindakan non farmakologis maupun kombinasi keduanya . Tindakan farmakologis
yaitu memberikan obat analgetik. Terapi farmakologi dengan menggunakan siklooksigenase
inhibitor sering menimbulkan efek samping yaitu gangguan gastroimtestinal. Selain itu
penggunaan jangka panjangnya dapat mengakibatkan perdarahan pada saluran cerna, tukak
peptic, perforasi dan gangguan ginjal. Sedangkan tindakan non farmakologis yaitu tindakan
tambahan dalam mengurangi nyeri setelah pemberian obat analgetik. Tindakan non farmakologis
terhadap pengurangan nyeri seperti terapi nafas dalam, terapi musik, terapi pijat (Pijat tangan,
kaki), terapi membaca, distraksi, guided imagery, kompres hangat.
Salah satu dari tindakan non farmakologi adalah massage therapy (terapi pijat). Massage
dan sentuhan merupakan tehnik integrasi sensori yang mempengaruhi aktifitas system saraf
otonom. Apabila individu mempersiapkan sentuhan sebagai stimulus untuk rileks, kemudian
akan muncul respon relaksasi. Relaksasi sangat penting dalam membantu klien untuk
meningkatkan kenyamanan dan membebaskan diri dari ketakutan serta stress akibat penyakit
yang dialami dan nyeri yang tak berkesudahan. Selain itu rileks juga membantu mengurangi rasa
cemas, sehingga mencegah stimulus nyeri yang berlebihan. Selain terapi pijat mudah dilakukan
juga tidak membutuhkan banyak biaya.
Adapun hambatan dalam melakukan terapi pijat ini adalah adanya penyakit penyerta
yang kontra indikasi dengan terapi pijat (adanya luka terbuka), adanya alergi terhadap salah satu
bahan sebagai sarana memijat (alergi terhadap minyak yang digunakan), kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang manfaat terapi pijat dapat mengurangi intensitas nyeri bagi pasien post
operasi, masih sedikitnya aplikasi terapi pijat dilakukan di unit pelayanan kesehatan yang
mayoritas berorientasi pada pengobatan kimia. Melalui makalah ini yang mengulas tentang
berbagai evidence based tentang manfaat terapi pijat untuk mengurangi intensitas nyeri pada
pasien post operasi, maka dalam area keperawatan terapi komplementer ini dapat di aplikasikan
kepada pasien post operasi.

BAB IV

Masih diperlukan penelitian lebih lanjut tentang terapi pijat dikombinasikan dengan
terapi yang lain sebagai salah satu terapi komplementer. Agar didapatkan hasil yang mempunyai
tingkat keefektifan lebih baik serta peningkatan pelayanan oleh profesi keperawatan terkait hasil
penelitian untuk dapat digunakan atau diaplikasikan dalam mengurangi intensitas nyeri pada
pasien post operasi.

REFERENSI

Staveski SL, Boulanger K, Erman L, Lin L, Almgren C, Journel C, et al. The impact of massage
and reading on children’s pain and anxiety after cardiovascular surgery: A pilot study.
Pediatr Crit Care Med. 2018;19(8):725–32.

Anda mungkin juga menyukai