Anda di halaman 1dari 16

ANALISA JURNAL MATA KULIAH KEPERAWATAN GADAR

DI SUSUN OLEH :

DAMA LOKAYANTI 2007004

PRODI S-1 KEPERAWATAN TRANSFER KELAS C SMT.V


STIKES KARYA HUSADA SEMARANG
2020/2021
FORM PENYUSUNAN ANALISA JURNAL

A. ANALISA JURNAL
NO KOMPONEN ISI KOMENTAR
1. Identitas Jurnal Jurnal ilmu Keperawatan dan Jurnal ini sudah
Kebidanan Vol. 11 No. 1 terpublish
2. Pengarang dan tahun Destiya Dwi Pangestika, Penelitian ini dilakukan
penelitian Endiyono. Tahun 2019 pada tahun 2019
sehingga jurnalnya
update.
3. Judul Penelitian Pengaruh Terapi Musik Alfa Untuk mengetahui
Terhadap Intensitas Nyeri pengaruh terapi musik
Pasien Dengan Ventilator Di terhadap nyeri pada
Intensive Care Unit (ICU) pasien dengan
ventilator
4. Latar belakang / alasan Pasien yang dirawat di ICU Terkadang perawat
diteliti (Intensive Care Unit) banyak kurang memperhatikan
yang menggunakan ventilator respon nyeri pasien
mekanik. Penggunaan yang terpasang
ventilator mekanik dapat ventilator dan jarang
menyebabkan nyeri pada melakukan intervensi
pasien karena masuknya benda untuk mengatasi nyeri
asing ke dalam mulut pasien. tersebut. Salah satu
Managemen nyeri yang tidak intervensinya adalah
akurat dapat menyebabkan dengan cara terapi
perubahan fisiologis dan musik alfa.
psikologis yang signifikan.
Salah satu cara untuk
mengurangi nyeri adalah
menggunakan
terapi musik.
5. Tujuan Khusus Untuk mengetahui pengaruh Untuk mengetahui
terapi musik terhadap nyeri pengaruh terapi musik
pada pasien dengan ventilator terhadap nyeri pada
pasien dengan
ventilator, karena terapi
musik juga merupakan
terapi komplementer
yang minimal
menimbulkan efek
samping bagi pasien.
6. Manfaat Terapi musik alfa dapat Terapi musik menjadi
menurunkan nyeri pada pasien salah satu intervensi
dengan ventilator mekanik yang dapat di
aplikasikan bagi pasien
yang terpasang
ventilator mekanik di
ICU RS dengan
minimal resiko dan
minimal biaya.
7. Teori utama yang mendasari Nyeri pada pasien dengan Kondisi yang terjadi
ventilator memiliki efek yang saat ini adalah, nyeri
serius, maka perlu dilakukan pada pasien kritis sering
pengkajian dan penanganan diacuhkan dan tidak
yang serius. Jika pengkajian diintervensi dengan
nyeri dan intervensinya tidak baik. Nyeri yang tidak
akurat, maka dapat bepengaruh tertangani akan
signifikan pada kondisi fisik membuat stress pada
dan psikologisnya (Georgiou, pasien, anggota
2015) keluarga, perawat,
bahkan sampai
meningkatkan angka
kematian
8. Jenis Penelitian Jenis penelitian kuantitatif Jenis penelitian dengan
spesifikasinya secara
sistematis, terencana
dan terstruktur dengan
jelas sejak awal hingga
pembuatan desain
penelitiannya.
9. Rancangan penelitian / Quasi eksperimental dengan Kegiatan penelitian
desain one group design (pretest- yang memberikan tes
posttest) awal (pretest) sebelum
diberikan perlakuan,
setelah diberikan
perlakuan barulah
memberikan tes akhir
(posttest
10. Populasi Pasien yang dirawat di ICU Populasi merupakan
keseluruhan dari unit di
dalam pengamatan
yang akan kita lakukan.
11. Sampel Sejumlah 17 orang. Sampel adalah sebagian
dari populasi yang nilai/
karakteristiknya kita
ukur dan yang nantinya
kita pakai untuk
menduga karakteristik
dari populasi.
12. Teknik sampling Total sampling Keseluruhan sampel
yang di amati.
13. Pengolahan data Menggunakn software statistik Cara mengolah data
“R”. dengan menggunakan
software satatistik “R”.
14. Hasil dan kesimpulan Hasil penelitian: Nyeri yang Terapi Musik dapat
diukur menggunakan menurunkan nyeri pada
instrumen CPOT (Critical- pasien yang terpasang
care Pain Observation Tool). ventilator mekanik
Berdasarkan hasil penelitian, yang mudah
rata-rata skor nyeri sebelum diaplikasikan oleh
terapi musik adalah 5,41 dan perawat.
setelah terapi musik turun
menjadi 4,58 (p value= 0,004).
Kesimpulan Terapi Musik
dapat menurunkan nyeri pada
pasien dengan ventilator
mekanik.
15. Saran Bagi peneliti selanjutnya bisa Untuk penelitian
mengembangakan penelitian selanjutnya bisa
serupa dengan indikator mengevaluasi pengaruh
evaluasi yang lebih bervariasi terapi musik alfa
seperti kesadaran (GCS) terhadap nilai GCS
pasien yang terpasang
ventilator.
16. Keunggulan isi jurnal Jurnal ter publish dan dapat Jurnal ter publish dan
diapliakasikan sebagai terapi dapat diapliakasikan
komplementer yang mudah sebagai terapi
dengan biaya yang terjangkau komplementer yang
mudah dengan biaya
yang terjangkau
17. Kelemahan isi jurnal Sampel yang digunakan terlalu Sampel yang digunakan
sedikit. terlalu sedikit untuk
jenis penelitian
kuantitatif
NO KOMPONEN ISI KOMENTAR
1. Identitas Jurnal Journal of Pain and Symptom Jurnal ini sudah
Management Vol. 59 No. 6 terpublish
2. Pengarang dan tahun Melissa Richard-Lalonde, MSc, Penelitian ini dilakukan
penelitian RN;Celine Gelinas, PhD, pada tahun 2019
RN;Madalina Boitor, sehingga jurnalnya
PhD;Emilie Gosselin, PhD, update.
RN;Nancy Feeley, PhD,
RN;Sylvie Cossette, PhD, RN,
and Linda L. Chlan, PhD, RN,
ATSF, FAAN2
3. Judul Penelitian The Effect of Music on Pain in Untuk mengetahui efek
the Adult Intensive Care Unit: intervensi musik pada
A Systematic Review of nyeri pasien dewasa di
Randomized Controlled Trials ICU
4. Latar belakang / alasan Nyeri adalah gejala umum Terkadang perawat
diteliti dalam perawatan intensif unit kurang memperhatikan
(ICU), terjadi saat istirahat dan respon nyeri pasien
selama rutinitas Prosedur ICU, yang dirawat di ICU
seperti chest tube atau dan jarang melakukan
pengangkatan drainase, intervensi untuk
pengisapan dan pelepasan mengatasi nyeri
endotrakeal. Pedoman Praktik tersebut. Salah satu
klinis merekomendasikan intervensinya adalah
analgesik menggunakan dengan cara terapi
pendekatan multimodal untuk musik sebagai terapi
meminimalkan jumlah opioid komplementer.
yang diberikan, dengan
menggunakan intervensi
nonfarmakologis seperti terapi
pijat dan terapi musik.
5. Tujuan Khusus Untuk mengetahui efek Untuk mengetahui efek
intervensi musik pada nyeri intervensi musik pada
pasien dewasa di ICU, nyeri pasien dewasa di
dibandingkan dengan ICU, dibandingkan
perawatan standar atau dengan perawatan
pengurangan kebisingan. standar atau
pengurangan
kebisingan.
6. Manfaat Intervensi musik selama 20-30 Terapi musik menjadi
menit efektif untuk mengurangi salah satu intervensi
nyeri pada pasien ICU dewasa yang dapat di
aplikasikan bagi pasien
yang dirawat di ICU
RS dengan minimal
resiko dan minimal
biaya.
7. Teori utama yang mendasari Pendekatan analgesik Belum banyak
multimodal direkomendasikan penelitian terkait
untuk manajemen nyeri unit pengaruh terapi musik
perawatan intensif (ICU). untuk mengurangi
Meskipun musik diketahui nyeri pada pasien yang
dapat mengurangi rasa sakit dirawat di ICU.
dalam pengaturan perawatan
akut dan kronis, sedikit yang
diketahui tentang
keefektifannya di ICU dewasa.
8. Jenis Penelitian Systematic Review metode penelitian yang
merangkum hasil-hasil
penelitian primer untuk
menyajikan fakta yang
lebih komprehensif dan
berimbang
9. Rancangan penelitian / Randomized Controlled Trials Uji acak terkendali atau
desain uji acak terkontrol
10. Populasi Pasien yang dirawat di ICU Populasi merupakan
keseluruhan dari unit di
dalam pengamatan
yang akan kita lakukan.
11. Sampel Sejumlah 1173 orang. Sampel adalah
sebagian dari populasi
yang nilai/
karakteristiknya kita
ukur dan yang nantinya
kita pakai untuk
menduga karakteristik
dari populasi.
12. Teknik sampling Total sampling Keseluruhan sampel
yang di amati.
13. Pengolahan data Formulir ekstraksi data yang Formulir ekstraksi data
diadaptasi dari Cochrane 2014 yang diadaptasi dari
'' Formulir pengumpulan data Cochrane 2014
untuk tinjauan intervensi: ''Formulir
RCT hanya '' diselesaikan oleh pengumpulan data
dua peninjau untuk independen untuk tinjauan
ekstraksi data menggunakan intervensi: RCT hanya
software DistillerSR. '' diselesaikan oleh dua
peninjau untuk
independen ekstraksi
data menggunakan
software DistillerSR.
14. Hasil dan kesimpulan
15. Tempat dan waktu penelitian Canada, 2020.

16. Tujuan penelitian Untuk mengetahui efek


intervensi musik pada nyeri
pasien dewasa di ICU,
dibandingkan dengan
perawatan standar atau
pengurangan kebisingan.
17. Latar belakang Nyeri adalah gejala umum
dalam perawatan intensif unit
(ICU), terjadi saat istirahat dan
selama rutinitasProsedur ICU,
seperti chest tube atau
pengangkatan drainase,
pengisapan dan pelepasan
endotrakeal. Pedoman Praktik
klinis merekomendasikan
analgesik menggunakan
pendekatan multimodal untuk
meminimalkan jumlah opioid
yang diberikan, dengan
menggunakan intervensi
nonfarmakologis seperti terapi
pijat dan terapi musik.
18. Metode penelitian : a. Desain Penelitian: f.
a. Desain penelitian randomized controlled
b. Populasi dan sampel trials
c. Kriteria inklusi dan b. Populasi dan Sampel:
eksklusi pasien yang dirawat di ICU
d. Teknik pengumpulan sejumlah 1173 orang.
data c. Kriteria inklusi: RCT
e. Analisa Data temuan utama; dilakukan
di ICU bagian dewasa;
terlepas dari spesialisasi;
peserta minimal 18 tahun;
musik sebagai intervensi;
dan melaporkan skor nyeri
sebagai hasil sebelum dan
hingga empat jam setelah
intervensi musik,
berdasarkan durasi aksi
yang biasa dari
kebanyakan obat nyeri
yang umum digunakan di
ICU
Kriteria Eksklusi: -
d. Teknik Pengumpulan data:
Formulir ekstraksi data
yang diadaptasi dari
Cochrane 2014 ''Formulir
pengumpulan data untuk
tinjauan intervensi: hanya
RCT'' diselesaikan oleh
dua peninjau untuk
independen ekstraksi data
menggunakan software
DistillerSR.
e. Analisa data: Data berikut
diekstraksi: populasi
deskripsi (usia, jenis
kelamin, dan diagnosis),
jenis ICU, inklusi dan
kriteria eksklusi,
pembanding (perawatan
standar dan pengurangan
kebisingan), jenis ukuran
hasil (alat penilaian nyeri),
hasil (skor nyeri) dan
waktu pengukuran, analisis
kekuatan, deskripsi
intervensi (jenis musik,
durasi, waktu, frekuensi),
cara pengiriman, penyedia,
dan setiap intervensi
farmakologis, efek
samping.
19. Hasil penelitian Hasil penelitian: 18 uji coba
terkontrol secara acak dengan
total 1173 peserta (60% laki-
laki; usia rata-rata 60 tahun)
teridentifikasi. Sepuluh dari
studi ini dimasukkan dalam
meta-analisis berdasarkan
penilaian risiko bias (n = 706).
Musik dulu berkhasiat dalam
mengurangi nyeri (SMD 0,63
[95% CI 1,02, 0,24; n ¼ 10]; I2
¼ 87%). Intervensi musik 20-
30 menit dikaitkan dengan
penurunan yang lebih besar
pada skor nyeri (SMD 0,66
[95% CI 0,94, 0,37; n = 5]; I2
¼ 30%) dibandingkan dengan
intervensi kurang dari 20 menit
(SMD 0,10 [95% CI 0,10, 0,29;
n ¼ 4]; I2 ¼ 0%). Pada skala
0e10, 20e30 menit
musik menghasilkan penurunan
rata-rata skor nyeri 1,06 poin
(95% CI 1,56, 0,56).
20. Diskusi/ Pembahasan Ini merupakan tinjauan
sistematis pertama dan meta-
analisis RCT untuk melaporkan
pengaruh musik intervensi pada
skor nyeri pada pasien ICU
dewasa. Secara keseluruhan,
dilakukan 18 RCT termasuk
1.173 peserta di tujuh negara
berbeda di empat benua,
meskipun tidak ada yang
berasal dari Kanada. Musik
dulu terbukti berkhasiat secara
signifikan dalam penurunan
skor nyeri jika dibandingkan
dengan perawatan standar dan
pengurangan kebisingan.
Analisis terapi musik dengan
durasi yaitu, 20-30 menit
terkait dengan kemanjuran
musik. Hal ini sejalan dengan
tinjauan sistematis sebelumnya
dan meta-analisis yang
melaporkan musik menjadi
berkhasiat dalam mengurangi
nyeri sebesar 0.5e2.3 pada
skala 0e10 dalam pengaturan
perawatan akut dan
kronis.4e10.
21. Saran penelitian Bagi peneliti selanjutnya studi
yang lebih besar dengan ROB
yang lebih rendah diperlukan
untuk lebih memahami efek
musik dibandingkan dengan
perawatan standar skor nyeri.
Karakteristik intervensi musik
bervariasi
secara luas, yang membuatnya
sulit untuk mengidentifikasi
secara tepat
komponen aktif yang paling
relevan dari intervensi ini.
Meskipun nyeri bersifat
multidimensi, hanya intensitas
nyeri yang dilaporkan secara
keseluruhan studi termasuk
dalam ulasan ini, oleh karena
itu perlunya penelitian tentang
efek terapi musik pada dimensi
nyeri lain (misalnya:
kesusahan, ketidaknyamanan).
22. Daftar Pustaka jumlah daftar pustaka: 60

B. PEMBAHASAN
Intensive Care Unit (ICU) adalah tempat di rumah sakit yang menangani pasien
kritis dimana fokus utamanya adalah life support atau organ support yang membutuhkan
pemantauan secara intensif 3. Salah satu usaha untuk menyelamatkan hidup pasien di ICU
adalah dengan pemasangan ventilator mekanik. Namun, pemasangan ventilator mekanik
dapat mengakibatkan pasien merasakan nyeri. Menurut Svahn (2012) pasien sadar yang
menggunakan ventilator mengatakan merasakan panik, sesak nafas, dan nyeri karena
pemasangan tube, dimana hal tersebut membuat pasien sulit tidur dan relaks 4. Rittayamai
(2015) melalui penelitiannya mengungkapkan bahwa ventilator mekanik merupakan faktor
penting yang mempengaruhi kualitas tidur pada pasien kritis, namun hal tersebut
tergantung dari mode ventilator yang digunakan 5.
Berdasarkan uraian di atas, nyeri pada pasien dengan ventilator memiliki efek
yang serius, maka perlu dilakukan pengkajian dan penanganan yang serius. Jika pengkajian
nyeri dan intervensinya tidak akurat, maka dapat bepengaruh signifikan pada kondisi fisik
dan psikologisnya 6. Kondisi psikologis yang dapat dirasakan seperti perasaan cemas dan
phobia, putus asa, dan ketergantungan 7. Kondisi yang terjadi saat ini adalah, nyeri pada
pasien kritis sering diacuhkan dan tidak diintervensi dengan baik. Nyeri yang tidak
tertangani akan membuat stress pada pasien, anggota keluarga, perawat, bahkan sampa
imeningkatkan angka kematian. Salah satu faktor yang menyebabkan terhambatnya
pengkajian nyeri adalah pengkajian nyeri memiliki tingkat kesulitan tersendiri karena
pasien ICU tidak dapat berkomunikasi secara bebas karena intubasi atau gangguan
kognitif. Salah satu cara untuk mengatasi nyeri pasien adalah dengan memberikan obat
sedasi atau analgetik. Pemberian analgetik/sedasi memang efektif dalam menurunkan nyeri
pasien. Pemberian obat sedatif tersebut selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh
Adhiany (2014) yang mengatakan bahwa obat sedasi digunakan untuk menjamin
kenyamanan, memperkecil distress, dan membuat intervensi penyelamatan hidup. Namun
efek samping yang dihasilkan, dalam pemberian obat sedasi memiliki efek samping bagi
pasien berupa penurunan tingkat kesadaran dan ketidakmampuan untuk melakukan
mobilisasi secara independen 8. Melihat hal tersebut, maka perlu diberikan terapi
komplementer sebagai usaha untuk menurunkan nyeri secara maksimal, salah satunya
menggunakan terapi musik.
Menurut asosiasi terapis musik, terapi musik adalah penggunaan musik di
lingkungan klinik yang diberikan oleh terapis, dimana semua unsur musik (suara, ritme,
melodi dan harmoni) digunakan untuk kepentingan terapi sebagai proses mempertahankan
kesehatan mental, fisik, dan kognitif dari klien atau kelompok 9. Menurut Johan (2011)
elemen musik terdiri dari lima unsur, yaitu pitch (frekuensi), volume (intensity), warna
nada (timbre), interval, rhtym (tempo atau durasi). Jika pitch tinggi, dengan rhytm cepat
dan volume yang keras akan meningkatkan ketegangan otot atau menimbulkan perasaan
tidak nyaman. Sebaliknya, pitch dan rhytm yang lambat akan membuat efek relaksasi, juga
tempo yang lambat dapat menurunkan respiratory rate, sedangkan Pitch dan rythm akan
berpengaruh pada sistem limbik yang mempengaruhi emosi (Johan, 2011). Johan (2011)
juga berpendapat bahwa frekuensi untuk mengurangi nyeri adalah 40- 52 Hz. Terapi musik
bisa diawali dengan frekuensi 40 Hz dimana frekuensi tersebut sama dengan frekuensi di
Thalamus sehingga musik dapat membuat efek kognitif yang positif pagi pendengar.
Frekuensi musik 40-60 Hz telah terbukti dapat menurunkan ketegangan otot, nyeri, dan
memberikan efek tenang. American Music Therapy Association mengungkapkan bahwa
intervensi musik dapat dirancang untuk mempromosikan kesejahteraan, managemen stress,
mengurangi rasa nyeri, mengekspresikan perasaan, meningkatkan memori, meningkatkan
komunikasi dan rehabilitasi kondisi fisik.

REFERENSI

1. Pangestika DE. Pengaruh Terapi Musik Alfa Terhadap Intensitas Nyeri Pasien Dengan
Ventilator DI Itensive Care Unit (ICU). J Ilmu Keperawatan dan Kebidanan.
2020;11(1):134–9.
2. Richard-Lalonde M, Gélinas C, Boitor M, Gosselin E, Feeley N, Cossette S, et al. The
Effect of Music on Pain in the Adult Intensive Care Unit: A Systematic Review of
Randomized Controlled Trials. J Pain Symptom Manage. 2020;59(6):1304-1319.e6.
3. Zakiyyah S. Pengaruh Mobilisasi Progresif Level I: Terhadap RisikoDekubitus Dan
Perubahan Saturasi Oksigen Pada Pasien Kritis Terpasang Ventilator Di Ruang ICU
RSUD Dr. Moewardi Surakarta. 2014;
4. Svahn K. Traumatic to be on a ventilator treatment while conscious. University of
Gothenburg. In 2012.
5. Rittayamai N, Wilcox E, Drouot X MS, Goffi A BL. Positive and negative effects of
mechanical ventilation on sleep in the ICU: a review with clinical recommendations.
tensive. Care Med [Internet]. 2016;42(4):531–4. Available from: doi:
%0A10.1007/s00134-015-4179-1.
6. Georgiou, E., Hadjibalassi, M., Lambrinou E, Andreou, P., & Papathanassoglou ED. The
Impact of Pain Assessment on Critically Ill Patients’ Outcomes: A Systematic Review.
Biomed Res Int. 2015;
7. Aslani, Y., Niknejad, R., Moghimian M, Maghaddasi, J., & Akbari M. An investigation of
the psychological experiences of patients under mechanical ventilation following open
heart surgery. ARYA atherosclerosis. 2017;13(6):274–281.
8. Adhiany E et al. Perbedaan Sedasi Midazolam dan Ketamin terhadap Base Excess Pasien
dengan Ventilator.J. Anestesiol Indones. 2014;VI(1):2014.
9. Mangouila, Polyxeni, RN et al. The Role of Music to Promote Relaxation in Intensive
Care Unit Patients. J Hospital Chronicles. 2013;8(2):78–85.

Anda mungkin juga menyukai