Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN NYERI DENGAN KOMBINASI TEHNIK

RELAKSASI NAPAS DALAM DAN PEMBERIAN ANALGETIK


DALAM MENURUNKAN NYERI PADA CEDERA KEPALA
RINGAN

Septy Nur Aini, Sudaryanto, Irena Nilasari


Akademi Keperawatan YAPPI Sragen
Email: ainis_sky@yahoo.com

Abstrak

Latar belakang : Trauma adalah luka, khususnya yang disebabkan oleh cedera fisik yang tiba-tiba. Nyeri
merupakan masalah yang serius yang harus direspons dan di intervensi dengan memberikan rasa nyaman,
aman dan bahkan membebaskan nyeri tersebut. Manajemen nyeri adalah satu bagian dari disiplin ilmu medis
yang berkaitan dengan upaya-upaya menghilangkan nyeri. Penanganan nyeri bisa dilakukan secara
farmakologi yaitu dengan pemberian analgesik. Sedangkan secara non farmakologi melalui distraksi,
relaksasi, kompres hangat atau dingin, aromaterapi, hypnotis, dll. Pengkombinasian antara teknik non
farmakologi dan teknik farmakologi adalah cara yang efektif untuk menghilangkan nyeri terutama nyeri yang
sangat hebat yang berlangsung berjam- jam atau bahkan berhari-hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis Manajemen Nyeri dalam Menurunkan Nyeri pada Asuhan Keperawatan Trauma : Cedera
Kepala Ringan (CKR) Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
studi kasus. Sampel dalam penulisan ini Ny. S, sedangkan proses pengumpulan datanya adalah dengan
metode observasi dan pemeriksaan, wawancara, metode pengukuran serta dokumentasi. Intervensi studi kasus
adalah manajemen nyeri. Hasil Penelitian: Diagnosis utama adalah nyeri akut. Terdapat perubahan
penurunan nyeri sebelum dan sesudah pemberian manajemen nyeri, dimana sebelum dilakukan manajemen
nyeri didapatkan skala nyeri 5 dan setelah dilakukan intervensi didapatkan skala nyeri 3. Simpulan:
Manajemen nyeri dengan menggunakan kombinasi tehnik napas dalam dan pemberian analgetik dapat
menurunkan nyeri pada pasien Cedera Kepala Ringan (CKR).

Kata kunci : Cedera Kepala Ringan, Manajemen Nyeri, Nyeri

PAIN MANAGEMENT WITH COMBINATION OF RELAXATION


TECHNIQUES AND ANALGETIC TO REDUCE PAIN ON MILD HEAD
INJURY

Abstract
Background: Trauma is a wound, especially caused by a sudden physical injury. Pain is a serious problem
that must be responded and in intervened by providing comfort, safety and moreover relieving the pain. Pain
management is a part of the medical discipline associated with pain relief efforts. Pain management can be
done pharmacologically by giving analgesics. While non-pharmacology therapy through distraction,
relaxation, warm or cold compress, aromatherapy, hypnotism, etc. The combination of non-pharmacological
techniques and pharmacological techniques are effective ways to relieve pain especially severe pain that lasts
for hours or days. This study aimed to analyzing pain management in reduce acute pain on Nursing Care of
Trauma : Mild Head Injury. Method: This study was descriptive study with case study approach. The sample
of this study was Ny. S, while the process of data collection used observation, inspection, interviews,
measurement and documentation method. Nursing intervention was pain management. Result: The main
nursing diagnosis was acute pain. There was a change in pain before and after pain management intervention,
where before the pain management obtained pain scale 5 and after the intervention obtained pain scale 3.
Conclusion: Pain mangement can reduce acute pain in Mild Head Injury (CKR) patient.

Keywords: Acute Pain, Mild Head Injury, Pain Management

Jurnal Keperawatan CARE Vol. 8 No.2 1


(2018)
Septy Nur Aini: Manajemen Nyeri Dengan Kombinasi Tehnik Relaksasi Napas Dalam Dan
Pemberian Analgetik Dalam Menurunkan Nyeri Pada Cedera Kepala Ringan

Pendahuluan Januari 2018 sebanyak 24 kasus


Trauma menurut American (Rekam Medis RSUD dr. Soehadi
Heritage Dictionary cit Morton et al Prijonegoro Sragen, 2017, 2018).
(2012) adalah luka, khususnya yang Mubarak et al, (2015)
disebabkan oleh cedera fisik yang mengatakan pada trauma mekanik
tiba-tiba. Sedangkan cedera menurut rasa nyeri timbul akibat ujung-ujung
definisi National Committee for saraf bebas mengalami kerusakan,
Injury Prevention and Control cit misalnya akibat benturan, gesekan,
Morton et al (2012), adalah luka, dan lain-lain. Pada trauma
kerusakan yang tidak disengaja atau termal nyeri timbul karena ujung
disengaja pada tubuh yang saraf reseptor mendapat rangsangan
disebabkan oleh pejanan akut akibat panas dan dingin, misal karena
terhadap tenaga panas, mekanis, api dan air. Terjadinya nyeri pada
listrik, atau kimia atau akibat tidak trauma dikarenakan pada saat sel
adanya kebutuhan esensial seperti saraf rusak maka terbentuklah zat-zat
panas atau oksigen. kimia seperti bradikinin, serotonin
Kejadian cedera kepala di dan enzim proteotik. Kemudian zat-
Amerika Serikat setiap tahunnya zat tersebut merangsang dan merusak
diperkirakan mencapai 500.000 ujung saraf reseptor nyeri dan
kasus, yang terdiri dari cedera kepala rangsangan tersebut akan
ringan sebanyak (59,3%), cidera dihantarkan ke hypothalamus melalui
kepala sedang sebanyak (20,17%) saraf asenden. Sedangkan di korteks
dan cidera kepala berat sebanyak nyeri akan di persiapkan sehingga
(20,4%). Dari sejumlah kasus individu mengalami nyeri. Selain
tersebut 10% penderitanya meninggal dihantarkan ke hypothalamus nyeri
sebelum tiba di Rumah Sakit dapat menurunkan stimulasi terhadap
(Haddad cit Hariyani, 2012). reseptor mekanin sensitive pada
Angka kejadian cedera di termosensitif sehingga dapat juga
provinsi Jawa Tengah adalah 7,7% menyebabkan atau mengalami nyeri.
(Kemenkes, 2013). Angka kejadian Perry dan Potter cit Syamsiah
cedera kepala ringan di RSUD dr. dan Endang (2015) menyatakan
Soehadi Prijonegoro Sragen tahun bahwa nyeri seringkali merupakan
2017 sebanyak 364 kasus, dan pada tanda yang menyatakan ada

Jurnal Keperawatan CARE Vol. 8 No.2 92


(2018)
Septy Nur Aini: Manajemen Nyeri Dengan Kombinasi Tehnik Relaksasi Napas Dalam Dan
Pemberian Analgetik Dalam Menurunkan Nyeri Pada Cedera Kepala Ringan

sesuatu yang keluhan yang mengatasi penggunaan


secara paling umum nyeri menjadi teknik
fisiologis (Syamsiah dan tidak efektif nyeri
terganggu Endang, 2015). atau ketika nonfarmakolo
yang Black pasien tidak gi dan
menyebabkan dan Hawk cit dapat berfungsi mengevaluasi
seseorang Syamsiah dan secara adekuat. hasil yang
meminta Endang (2015) Mereka juga dicapai
pertolongan. mengatakan mengemukakan adalah
Nyeri juga perawat bahwa tanggung
merupakan sebagai mendengarkan jawab
masalah yang komponen tim dengan penuh perawat.
serius yang kesehatan perhatian, Manaj
harus berperan mengkaji emen nyeri
direspons dan penting untuk intensitas nyeri atau pain
di intervensi mengatasi nyeri dan distress, management
dengan pasien. Perawat merencanakan adalah satu
memberikan berkolaborasi perawatan, bagian dari
rasa nyaman, dengan dokter memberikan disiplin ilmu
aman dan ketika edukasi tentang medis yang
bahkan melakukan nyeri, berkaitan
membebaska intervensi meningkatkan dengan
n nyeri untuk upaya-upaya
tersebut. mengatasi menghilangka
Nyeri adalah nyeri, n nyeri atau
salah satu mengevaluasi pain relief
alasan paling keefektifan (Potter dan
umum bagi obat dan Perry cit
pasien untuk berperan Syamsiah dan
mencari sebagai Endang,
bantuan advocate pasien 2015).
medis dan ketika Penanganan
merupakan intervensi nyeri bisa
salah satu untuk
Jurnal Keperawatan CARE Vol. 8 No.2 93
(2018)
Septy Nur Aini: Manajemen Nyeri Dengan Kombinasi Tehnik Relaksasi Napas Dalam Dan
Pemberian Analgetik Dalam Menurunkan Nyeri Pada Cedera Kepala Ringan

dilakukan farmakologi dengan endogen pada


secara adalah cara reseptor susunan saraf
farmakolo yang efektif opiat dan pusat.
gi yaitu untuk mengaktifka Analgesik
dengan menghilang n penekan nonnarkotik
pemberian kan nyeri nyeri seperti
analgesik terutama aspirin, farmakologi,
dan nyeri yang asetaminofen, cara lain adalah
penenang. sangat hebat dan ibuprofen dengan
Sedangkan yang selain memiliki manajemen nyeri
secara non berlangsung efek non farmakologi
farmakolo berjam-jam antiinflamasi dengan
gi melalui atau bahkan dan antipiretik. melakukan
distraksi, berhari-hari Obat golongan teknik relaksasi,
relaksasi, (Smeltzer ini yang merupakan
kompres dan Bare cit menyebabkan tindakan
hangat Yusrizal, penurunan eksternal yang
atau 2012). nyeri dengan mempengaruhi
dingin, Pemberian menghambat respon internal
aromatera analgesik produksi individu terhadap
pi, narkotik prostaglandin nyeri.
hypnotis, seperti dari jaringan Manajemen nyeri
dll morfin dan yang dengan tindakan
(Rezkiyah kodein mengalami relaksasi
cit dapat trauma atau mencakup
Yusrizal et memberikan inflamasi relaksasi otot,
al 2012). efek (Smeltzer dan nafas dalam,
Pengkomb penurunan Bare cit masase, meditasi
inasian nyeri dan Mubarak et al, dan perilaku.
antara kegembiraa 2015). Teknik relaksasi
teknik non n karena Selain nafas dalam
farmakolo obat ini penanganan merupakan suatu
gi dan membuat secara bentuk asuhan
teknik ikatan
Jurnal Keperawatan CARE Vol. 8 No.2 94
(2018)
Septy Nur Aini: Manajemen Nyeri Dengan Kombinasi Tehnik Relaksasi Napas Dalam Dan
Pemberian Analgetik Dalam Menurunkan Nyeri Pada Cedera Kepala Ringan

keperawatan, (Smeltzer & dikutip dari perubahan


yang dalam Bare cit Yunita cit hasil rerata
hal ini Yusrizal, Yusrizal, skala sebelum
perawat 2012). 2012). dilakukan
mengajarkan Massase Hasi teknik Guide
kepada klien didefinisika l penelitian Imagery
bagaimana n sebagai yang telah Relaxation
cara tindakan dilakukan yaitu 8,66
melakukan penekanan oleh Urip kemudian
nafas dalam, oleh tangan Rahayu et al setelah
nafas lambat pada (2010) dilakukan
(menahan jaringan menunjukka teknik Guide
inspirasi lunak, n Imagery
secara biasanya keefektifan Relaxation
maksimal) otot tendon intervensi didapatkan
dan atau keperawata hasil rerata
bagaimana ligamen n dari yaitu 7,66.
mengembusk tanpa aplikasi Walaupun
an nafas menyebabk Guide pasien belum
secara an Imagery terbebas dari
perlahan. pergeseran Relaxation rasa nyeri
Selain dapat atau dimana 15 namun teknik
menurunkan perubahan pasien yang Guide
intensitas posisi sendi mengalami Imagery
nyeri, teknik guna cedera Relaxation
relaksasi menurunkan kepala dapat
nafas dalam nyeri, ringan membantu
juga dapat menghasilk diberikan mengontrol
meningkatkan an relaksasi, teknik nyeri yang
ventilasi paru dan atau Guide dialami
dan meningkatk Imagery pasien dan
meningkatkan an sirkulasi Relaxation akan efektif
oksigenasi (Henderson, dan jika dilakukan
darah didapatkan secara terus
Jurnal Keperawatan CARE Vol. 8 No.2 95
(2018)
Septy Nur Aini: Manajemen Nyeri Dengan Kombinasi Tehnik Relaksasi Napas Dalam Dan
Pemberian Analgetik Dalam Menurunkan Nyeri Pada Cedera Kepala Ringan

menerus 2015). menunjukkan perkembanga


(Kusumo, tanda objektif n pasien nyeri
Berda pengkajian, nyeri. dan SOP
sarkan uraian diagnosis Metode (standar
tersebut, keperawatan, pengumpulan operasional
tujuan perencanaan, data yang prosedur).
dilakukan pelaksanaan, dipakai yaitu

Studi Kasus dan evaluasi. meliputi: Hasil Penelitian


yaitu untuk Penelitian studi observasi dan Hasil
menganalisis kasus ini pemeriksaan, pengkajian
Manajemen dilakukan di wawancara, didapatkan:
Nyeri dalam Ruang Instalasi metode pasien
Menurunkan Gawat Darurat pengukuran, mengatakan
Nyeri pada RSUD dr. metode nyeri kepala
Asuhan Soehadi dokumentasi setelah
Keperawatan Prijonegoro sedangkan kecelakaan
Trauma : Sragen. instrumen yang dengan nyeri
Cedera Subjek digunakan saat bergerak,
Kepala studi kasus ini dalam studi nyeri seperti
Ringan adalah pasien kasus yaitu tertusuk-
(CKR). yang dirawat di meliputi: tusuk, nyeri
Ruang Instalasi lembar asuhan pada bagian
Metode Gawat Darurat keperawatan kepala, skala
Penelitian Gadar, lembar
sejumlah 1 nyeri 5, nyeri
Desai
orang , dengan hilang timbul.
n penelitian observasi/lemb
kriteria: Dari hasil
ini adalah ar
bersedia observasi, pasien
deskriptif
menjadi tampak
dengan
partisipan, menyeringai
pendekatan
pasien kesakitan dan
case study
mengeluhkan pasien
research
tampak
(Studi kasus)
atau memegangi
yang meliputi
Jurnal Keperawatan CARE Vol. 8 No.2 96
(2018)
Septy Nur Aini: Manajemen Nyeri Dengan Kombinasi Tehnik Relaksasi Napas Dalam Dan
Pemberian Analgetik Dalam Menurunkan Nyeri Pada Cedera Kepala Ringan

kepala. dengan karakteristik ,


Berdas diharapkan onset/durasi, terapi musik,
arkan dari keparahaan frekuensi, terapi
data dari nyeri kualitas, bermain,
tersebut, yang intensitas atau terapi
diagnosis diamati dan beratnya nyeri aktivitas,
yang dilaporkan dan faktor akupressur,
muncul dapat pencetus, b. aplikasi
pada Ny. berkurang Pilih dan panas/dingin
S yaitu dengan implementasika dan pijatan,
nyeri akut kriteria n tindakan sebelum,
berhubung hasil: Nyeri yang beragam sesudah dan
an dengan yang (misalnya., jika
agens dilaporkan farmakologi, memungkink
cedera ringan nonfarmakolog an, ketika
fisik (skala nyeri i) untuk melakukan
(trauma). 1-3) dan memfasilitasi aktivitas yang
Perencana ekspresi penurunan menimbulkan
an nyeri wajah nyeri, sesuai nyeri;
keperawat tidak ada. dengan sebelum nyeri
an Aktifitas kebutuhan, c. terjadi atau
terhadap -aktifitas Ajarkan meningkat;
Ny. S manajemen penggunaan dan
yaitu nyeri yang teknik non bersamaan
dengan dapat farmakologi dengan
pemberian dilakukan (seperti, tindakan
manajeme antara lain : biofeedback, penurun rasa
n nyeri. a. Lakukan TENS, nyeri
Tujuan pengkajian hypnosis, lainnya).
ditetapaka nyeri relaksasi, Implementasi
n sesuai komprehens bimbingan / tindakan
NOC yaitu if yang antisipatif, keperawatan
tingkat meliputi
pada Ny. S
nyeri lokasi,
Jurnal Keperawatan CARE Vol. 8 No.2 97
(2018)
Septy Nur Aini: Manajemen Nyeri Dengan Kombinasi Tehnik Relaksasi Napas Dalam Dan
Pemberian Analgetik Dalam Menurunkan Nyeri Pada Cedera Kepala Ringan

yang dapat pada tabel


dilihat 1.

Tabel 1.
Implementa
si
keperawatan

Hari,TanggalJam Implementasi
Selasa, 15/05/2018 Melakukan pengkajian
14.00 WIB keadaan umum pasien

Pre Intervensi 1
Selasa, 15/05/2018 Melakukan pengkajian nyeri
14.05 WIB secara komprehensif
(PQRST)

Intervensi 1
Selasa, 15/05/2018 Memberikan injeksi
14.30 WIB Ketorolac 30 mg / 8 jam

Pre Intervensi 2

Selasa, 15/05/2018 Melakukan pengkajian nyeri


15.12 WIB secara komprehensif
(PQRST)

Jurnal Keperawatan CARE Vol. 8 No.2 98


(2018)
Septy Nur Aini: Gambaran Pengetahuan Orang Tua Tentang Speak Up Keselamatan Pasien dan
Penerapannya

T : Hilang timbul

O:
 Pasien tampak memegangi kepala
 Pasien tampak menahan sakit
Intervensi 2
Selasa, 15/05/2018 Mengajarkan teknik nafas S:
15.15 WIB dalam untuk mengurangi
nyeri - Pasien mengatakan merasa agak
lebih rileks setelah diajarkan teknik
nafas dalam walaupun masih
merasakan nyeri
O:
- Pasien tampak lebih rileks setelah
diajarkan teknik nafas dalam
Post Intervensi 2
Selasa, Memonitor keefektifan S:
15/05/2018 teknik nafas dalam untuk -Pasien mengatakan agak lebih rileks
15.20 WIB nyeri pasien setelah diajarkan teknik nafas dalam
P : Nyeri saat bergerak
Q : Nyeri tertusuk-tusuk
R : Kepala
S : Skala nyeri 4
T :Hilang timbul

O:
Pasien tampak lebih rileks
Post Intervensi 1 & 2
Selasa, 15/05/2018 Melakukan pengkajian nyeri S:
16.20 WIB secara komprehensif Pasien mengatakan masih merasakan
(PQRST) setelah diberikan nyeri kepala setelah kecelakaan dengan
injeksi analgetik dan latihan :
teknik nafas dalam P : Nyeri saat bergerak
Q: Nyeri tertusuk-tusuk
R: Kepala
S : Skala nyeri 4
T: Hilang timbul
O:
Pasien tampak menyeringai kesakitan
saat bergerak
Post Intervensi 1 & 2
Selasa, 15/05/2018  Melakukan S:
17.40 WIB pemeriksaan ttv Pasien mengatakan nyeri kepala setelah
 Melakukan pengkajian kecelakaan berkurang dengan :
P : Nyeri saat bergerak
nyeri secara
Q: Nyeri tertusuk-tusuk
komprehensif (PQRST) R: Kepala
setelah diberikan S : Skala nyeri 3
injeksi analgetik dan T: Hilang timbul
latihan teknik nafas
dalam O:

Jurnal Keperawatan CARE Vol. 8 No.2 97


(2018)
 Menganjurkan untuk  Ekspresi wajah pasien tampak lebih
menggunakan teknik rileks
nafas dalam apabila - TTV :
nyeri muncul kembali.  Tekanan darah : 120/80 mmHg
 Frekuensi nafas: 20x/menit
 Nadi: 88x/menit
Suhu : 36,8°C

Berdasarkan tabel 1, ringannya


didapatkan hasil bahwa setelah
dilakukan tindakan manajemen nyeri
pada Ny. S terdapat perubahan nyeri,
yaitu pasien mengatakan nyeri kepala
setelah kecelakaan berkurang saat
bergerak dan skala nyeri berkurang
dari skala 5 menjadi skala 3. Secara
objektif ekspresi wajah pasien
tampak lebih rileks, hasil
pemeriksaan tanda- tanda vital yaitu
tekanan darah : 120/80 mmHg,
frekuensi nafas 20x/menit, nadi:
88x/menit, suhu : 36,8°C. Hal ini
menunjukkan bahwa manajemen
nyeri pada cedera kepala dapat
menurunkan nyeri.

Pembahasan
Cedera kepala ringan adalah
trauma kepala dengan GCS 14-15
(sadar penuh) tidak ada kehilangan
kesadaran, mengeluh pusing dan
nyeri kepala, hematoma, laserasi dan
abrasi (Mansjoer cit Trisnanto,
2014). Manifestasi klinis dari cedera
kepala tergantung dari berat
cedera kepala, secara umum tanda kecelakaan.
dan gejala dari pasien cedera Manifestasi nyeri kepala
kepala adalah perubahan tingkat setelah cedera kepala dapat berupa
kesadaran serta peningkatan jenisnya seperti tegang, migren,
tekanan intrakranial (TIK). neuralgia oksipital, atau sefalgia
Peningkatan TIK ditandai nyeri disotonomik tramautik, dan yang
kepala, muntah, kejang, papil paling sering ditemukan adalah nyeri
edem (Iskandar cit Afrianti et al, kepala tipe tegang yang bersifat terus
2015). Tanda gejala cedera kepala menerus, nyeri seperti memakai ikat
berupa nyeri kepala ditemukan kepala yang terlalu kencang, tanpa
pada kasus Ny. S pada saat adanya gejala neurologis yang
pengkajian dimana Ny. S objektif, dapat disertai keluhan lain
mengeluhkan nyeri kepala setelah berupa vertigo, sempoyongan,

kecemasan, letih, lesu, lemah kepala terdapat lebih banyak pada


(Mansjoer cit Trisnanto, 2014). minggu-minggu pertama sesudah cedera
Pada kasus Ny. S, keluhan kepala ringan. Pada kasus yang dialami
nyeri kepala terasa seperti tertusuk- Ny. S, keluhan nyeri kepala timbul <24
tusuk dan hilang timbul. Hal ini jam setelah kejadian kecelakaan.
dapat terjadi, karena seperti yang Nyeri merupakan sensasi yang
diketahui bahwa nyeri adalah sensori mengindikasikan bahwa tubuh sedang
subjektif dan emosional yang tidak mengalami kerusakan jaringan,
menyenangkan yang didapat terkait inflamasi, atau kelainan yang lebih berat
dengan kerusakan jaringan aktual seperti disfungsi sistem saraf. Oleh
maupun potensial, atau karena itu nyeri
menggambarkan bahwa ia merasa
nyeri (Internasional Association for
Study of Pain (IASP) cit Mubarak et
al, 2015). Sehingga nyeri yang
dirasakan setiap orang bisa berbeda-
beda jenisnya, intensitas maupun
waktunya.
Menurut Gutman dalam
Japardi cit Trisnanto (2014) nyeri
sering disebut sebagai alarm bergerak, nyeri seperti tertusuk-
untuk melindungi tubuh dari tusuk, nyeri pada bagian kepala,
kerusakan jaringan yang lebih skala nyeri 5, nyeri hilang timbul.
parah. Rasa nyeri seringkali Ditemukan pula data objektif berupa
menyebabkan rasa tidak nyaman Ny. S yang tampak menyeringai
seperti rasa tertusuk, rasa kesakitan dan Ny. S yang tampak
terbakar, rasa kesetrum, dan memegangi kepala. Hal ini menjdi
lainnya sehingga menggangu dasar pemilihan nyeri sebagai
kualitas hidup pasien atau orang masalah pada Ny. S.
yang mengalami nyeri (Ferdianto Berdasarkan dari masalah
cit Chandra et al, 2016). keperawatan yang dialami Ny. S
Pada kasus Ny. S yaitu nyeri akut, penulis memilih
ditemukan data subyektif bahwa salah satu tujuan yang disarankan
Ny. S mengalami kecelakaan dan pada diagnosis nyeri akut yaitu
mengeluhkan nyeri kepala setelah tingkat nyeri. Definisi dari tujuan
kecelakaan dengan nyeri saat tingkat nyeri adalah keparahan dari
nyeri yang diamati atau dilaporkan.

Berdasarkan dari masalah diantaranya dengan pemberian tindakan


keperawatan yang dialami Ny. S farmakologi dan
yaitu nyeri akut, penulis memilih nonfarmakologi untuk memfasilitasi
salah satu intervensi pada diagnosis penurunan nyeri.
nyeri akut yaitu manajemen nyeri. Cara yang paling efektif untuk
Manajemen nyeri adalah mengurangi nyeri adalah dengan
pengurangan atau reduksi nyeri menggabungkan intervensi
sampai pada tingkat kenyamanan farmakologi dengan nonfarmakologi.
yang dapat diterima oleh pasien, Intervensi farmakologi dapat berupa
sedangkan pemberian analgetik pemberian analgetik, sedangkan
adalah penggunaan agen farmakologi intervensi nonfarmakologi meliputi
untuk mengurangi atau masase, terapi es dan panas, teknik
menghilangkan nyeri (Bulecheck et relaksasi, distraksi, hipnosis, guided
al, 2013). Aktivitas-aktivitas imagery and music (GIM) (Smeltzer et
intervensi yang terdapat pada al cit Suarilah et al, 2013)
manajemen nyeri beragam, Intervensi keperawatan
pemberian analgetik juga merupakan salah satu tindakan yang
direkomendasikan dalam
mengurangi nyeri pada pasien cedera
dimana rangsangan nyeri dapat
memicu peningkatan TIK dan harus
ditangani, pada pasien cedera otak
terjadi peningkatan kadar
prostaglandin dimana prostaglandin
berperan dalam proses rasa nyeri.
NSAID seperti ketorolac, metamizol
dan ketoprofen bermanfaat
mengurangi nyeri dengan
menghambat sintesa prostaglandin
melalui blokade enzim
Cyclooxigenase (COX) (Bajamal et
al, 2014).
Menurut Burke et al cit
Widodo (2011), ketorolac
dimetabolisme terutama oleh
sitokrom P450 kemudian dikonjugasi
asam glukoronat. Pada pemberian
dosis tunggal intravena waktu paruh
5,2 jam, puncak analgetik dicapai
dalam 2 jam. Lama analgetik 4-6
jam.
Intervensi nonfarmakologi
yang dapat dilakukan adalah teknik
nafas dalam. Menurut Huges cit Jona
et al (2016) Teknik relaksasi nafas
dalam merupakan salah satu tindakan
yang mampu merangsang tubuh
untuk mengeluarkan opoid endogen
yaitu endorphin dan enkefalin, yang
mana kedua zat tersebut memiliki

sifat yang sama seperti morfin adalah manajemen nyeri dengan


dengan efek analgetik yang
membentuk suatu sistem penekan
nyeri yang akhirnya akan
menyebabkan ada perbedaan
penurunan intensitas nyeri sebelum
dan sesudah dilakukan teknik
relaksasi nafas dalam, dimana setelah
dilakukan teknik relaksasi nafas
dalam terjadi penurunan intensitas
nyeri.
Teknik relaksasi nafas dalam
yang dilakukan secara berulang-
ulang akan menimbulkan rasa
nyaman. Adanya rasa nyaman inilah
yang akhirnya akan meningkatkan
toleransi terhadap nyeri. Orang yang
memiliki toleransi terhadap nyeri
yang baik akan mampu beradaptasi
terhadap nyeri dan akan memiliki
mekanisme koping yang baik pula.
Selain meningkatkan toleransi nyeri,
rasa nyaman yang dirasakan setelah
melakukan teknik relaksasi nafas
dalam juga dapat meningkatkan
ambang nyeri sehingga dengan
meningkatnya ambang nyeri, maka
nyeri yang sebelumnya pada skala
sedang menjadi skala ringan setelah
diberikan teknik relaksasi nafas
dalam (Kozier cit Jona et al, 2016).
Implementasi yang dilakukan
mengkombinasikan teknik nafas dalam. Pemberian
intervensi teknik relaksasi dalam
pemberian analgetik dan
mengontrol nyeri dimaksudkan untuk
pemberian teknik nafas dalam.
melengkapi atau mendukung
Hasil pengkajian yang dilakukan
pemberian terapi analgetik agar
penulis sebelum dilakukan
pengendalian nyeri menjadi efektif
pemberian analgetik, pasien
(Black & Hawk cit Mustikarani et al,
mengeluh nyeri skala 5. Setelah
2017).
dilakukan pemberian analgetik,
Setelah pasien diberikan
pasien tidak langsung dilakukan
latihan teknik nafas dalam, pasien
pengkajian apakah nyeri yang
langsung dilakukan pengkajian nyeri
dirasakan sudah berkurang atau
apakah nyeri yang dirasakan sudah
belum skalanya dikarenakan
berkurang atau belum. Pada saat
menurut Burke et al cit Widodo
dilakukan pengkajian nyeri setelah
(2011), puncak analgetik dicapai
diberikan latihan nafas dalam pasien
dalam 2 jam. Sehingga sembari
mengatakan merasa lebih rileks dan
menunggu kerja analgetik,
skala nyeri berkurang menjadi skala
penulis memberikan latihan

4. Penelitian yang dilakukan Tarwoto dalam yaitu pasien mengatakan masih


(2012) pun menunjukkan bahwa merasakan nyeri kepala dengan skala
pasien nyeri kepala akut pada cedera nyeri 4. Kemudian sebelum pasien
kepala ringan yang diberikan latihan dipindah ke ruangan, dilakukan
relaksasi Slow Deep Breathing pengkajian akhir tentang nyeri pasien
selama tiga kali pada hari pertama dengan hasil pasien mengatakan nyeri
dan satu kali pada hari kedua dengan kepala setelah kecelakaan berkurang
durasi setiap latihan 15 menit dengan nyeri skala 3 dengan data
memperlihatkan perbedaan yang objektif ekspresi wajah pasien tampak
bermakna rata-rata intensitas nyeri lebih rileks.
kepala sebelum dan sesudah latihan Penelitian yang dilakukan
Slow Deep Breathing. Meriwijanti pun menunjukkan bahwa
Setelah 2 jam pemberian ketorolak 30 mg IV memiliki efektifitas
analgetik dilakukan pengkajian nyeri analgesik lebih baik dibanding dengan
terhadap intervensi pemberian ketoprofen 100 mg
analgetik dan pemberian teknik nafas
IV dalam mengatasi nyeri pasca memberikan latihan teknik nafas
tonsilektomi (Ekawati et al, 2015). dalam.

Simpulan
Daftar Pustaka
Pemberian analgetik dan
Afrianti, Gamya Tri Utami dan Sri
teknik relaksasi nafas dapat Utami. 2015. Efektifitas
Mendengarkan Asmaul Husna
menurunkan nyeri pada pasien
Terhadap Penurunan Nyeri
cedera kepala ringan dengan data Kepala Pada Pasien Cedera
Kepala. Universitas Riau.
nyeri Ny. S berkurang dari skala
https://media.neliti.om/media/p
5 menjadi skala ubliations/184848-ID-
efektifitas-mendengarkan-
3. Diharapkan bagi Rumah Sakit
asmaul-husna-te.pdf. (Diakses
karya tulis ini dapat digunakan pada tanggal 18 Mei 2018).
sebagai bahan pertimbangan
Bajamal, Abdul Hafid, Nancy
dalam memberikan perawatan Margarita Rahatta, M. Arifin
Parenrengi, Agus Turchan,
langsung kepada pasien dengan
Hamzah , Wisnu
cedera kepala yang mengalami Baskoro. 2014. Pedoman
Tatalaksana Cedera Otak
nyeri, khususnya dalam tindakan
(Guidline in Management of
Traumatic Brain Injury). Edisi
kedua. RSUD dr. Soetomo, Mei.
Fakultas Kedokteran http://download.portalgaruda.or
Universitas Airlangga. g/article.php?article=432433&
Surabaya val=1015&title. (Diakses pada
tanggal 18 Mei 2018).
Bulechek, G.M, Howard, K. Butcher,
Joanne M. Dochterman, Cheryl Ekawati, Kiki, Diana Lalenoh, Lucky
M. Wagner. 2013. Nursing Kumaat. 2015. Profil Nyeri Dan
Interventions Classification Perubahan Hemodinamik Pasca
(NIC). Edisi ke 6. Bedah Perut Bawah Dengan
Diterjemahkan oleh: Nurjannah Ketorolak 30 mg Intravena. Jurnal
Intansari dan Roxsana D. e-linic (eCl). 3(1).
Tumanggor. CV.Mocomedia. Januari-April.
Yogyakarta. http://download.portalgaruda.or
g/article. (Diakses pada tanggal 26
Chandra, Chrysario, Heedy Mei 2018).
Tjitrosantoso, Widya Astuty
Lolo. 2016. Studi Penggunaan Hariyani, Vitri. 2012. Asuhan
Obat Analgesik Pada Pasien Keperawatan Pada Ny.C Dengan
Cedera Kepala (Concussion). Cidera Kepala Berat (CKB) Di
Di RSUP Prof. Dr. R. D. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Kandou Manado Periode RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Januari-Desember 2014. Jurnal Karya Tulis Ilmiah. Program
Ilmiah Farmasi-UNSRAT. 5(2). Profesi
Ners. Kepala Ringan Di Instalasi
Gawat Darurat RS Dr.
Universitas Muhammadiyah Moewardi Surakarta. Karya
Surakarta. (Diakses pada Tulis Ilmiah. Program Studi
tanggal 31 Desember 2017). DIII Keperawatan. Sekolah
Tinggi Kesehatan Kusuma
Jona, Nirmala Resa, Sri Widodo Husada. (Diakses pada tanggal
dan Shobirun. 2016. 28 Desember 2017).
Perbedaan Efektivitas
Teknik Relaksasi Morton, Patricia Gonce, Dorrie
NafasDalam Dan Terapi Fontaine Carolyn M. Hudak,
Musik Klasik Terhadap Barbara M. Gallo. 2012.
Intensitas Nyeri Pada Pasien Critical Care Nursing : A
Yang Mengalami Fraktur Holistic Approach. Edisi ke 8.
Dengan Nyeri Diterjemahkan oleh : Nike
Budhi Subekti dkk. EGC.
Sedang. Jakarta.
http://download.portalgarud
a.or g/artile.php?article. Mubarak, Wahit Iqbal, Lilis
(Diakses pada tanggal 17 Indrawati dan Joko Susanto.
Mei 2018). 2015. Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Dasar. Salemba
Kusumo, Dwi Listyanto Hari. Medika. Jakarta.
2015. Pemberian Guide
Imagery Relaxation untuk Mustikarani, Innez Karunia, Yunita
Menurunkan Nyeri Pada Wulandari, Zeni Dwi Setyowati
Nn.I dengan Kepala Cedera dan Nur Rakhmawati. 2017.
Kombinasi Guided Imagery
And Music (GIM) Dan Universitas Airlangga.
Relaksasi Autogenik Terhadap http://journal.unair.ac.id/downl
Nyeri Pada Cedera Kepala. Adi oad-fullpapers-
Husada Nursing Journal. 3(2). pmnjf449cf97a9full.doc. (Diakses
Desember. http://akper- pada tanggal 18 Mei 2018).
adihusasa.ac.id/repository/jurna
l/ahnj322017/322017.8.pdf. Syamsiah, Nita, dan Endang Muslihat.
(Diakses pada tanggal 22 Mei 2015. Pengaruh Terapi Relaksasi
2018). Autogenik Terhadap Tingkat
Nyeri Akut Pada Pasien
Rekam Medis RSUD dr. Soehadi Abdominal Pain di IGD RSUD
Prijonegoro Sragen, 2017, Karawang 2014. Jurnal Ilmu
2018. Keperawatan.
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/
Suarilah, Ira, Erna Dwi Wahyuni dan index.php/jk/article/view/148 .
Ryan Reza Falupi. 2013. III(I).. (Diakses pada tanggal 15
Guided Imagery And Music November 2017).
(GIM) Menurunkan Intensitas
Nyeri Pasien Post Sectio Tarwoto. 2012. Pengaruh Latihan Slow
Caesarea Berbasis Adaptasi Deep Breathing Terhadap
Roy. Program Studi Pendidikan Intensitas Nyeri Kepala Akut
Ners Fakultas Keperawatan
Pada Pasien Cedera Kepala 146.
Ringan. Jurnal Health http://ners.fkep.unand.ac.id/ind
Quality. 2(4) : ex.php/ners/article/view/77.
201. (Diakses pada tanggal 20
https://www.poltekkesjakart November)
a1.
ac.id/file/dokumen/212_Tar
wot o_211.docx. (Diakses
pada tanggal 18 Mei 2018).

Trisnanto. 2014.
Pengaruh
Pemakaian Bantal Pada
Leher Terhadap
Penurunan
Skala Nyeri
Kepala Pada
Pasien Cedera
Kepala Ringan di Ruang
Bougenvile RSUD
Kertosono. Jurnal
Kesehatan Stikes Satriya
Bhakti Nganjuk.
1(1).
https://adysetiadi.files.word
pres s.com/2012/03/jurnal-
stikes- nganjuk-terbit-juni-
2014.pdf. (Diakses pada
tangga 25 Mei 2018).

Widodo, Dimas Sigit. 2011.


Perbandingan

Efektivitas Antara
Ketorolak Dan Petidin
Sebagai Obat Anti Nyeri
PascaOperasi. Skripsi.
Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret.

Yusrizal, Zarni Zamzahar, dan


Eliza Anas. 2012. Pengaruh
Teknik Relaksasi Nafas
Dalam dan Masase
Terhadap Penurunan Skala
Nyeri Pasien Pasca
Apendiktomi di Ruang
Bedah RSUD Dr. M. Zein
Painan. Ners Jurnal
Keperawatan. 8 (2) : 138-

Anda mungkin juga menyukai