Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Dorland (2010) kecemasan adalah keadaan emosional yang

tidak menyenangkan, berupa respon-respon psikofisiologis yang timbul

sebagai antisipasi bahaya yang tidak nyata atau khayalan, tampaknya

disebabkan oleh konflik intrapsikis yang tidak disadari secara langsung 1.

Sedangkan menurut Sutejo (2018) ansietas adalah suatu perasaan takut akan

terjadinya sesuatu yang disebabkan oleh antisipasi bahaya dan merupakan

sinyal yang membantu individu untuk bersiap mengambil tindakan

menghadapi ancaman2. Dan menurut Stuart (2016) kecemasan adalah rasa

takut yang tidak jelas disertai dengan perasaan ketidakpastian,

ketidakberdayaan, isolasi, dan ketidakamanan. Kecemasan juga dapat

diartikan sebagai keadaan emosi tanpa objek tertentu. Hal ini dipicu oleh hal

yang tidak diketahui dan menyertai semua pengalaman baru3.

Hipertensi menurut Elizabeth dalam Ardiansyah M (2012) merupakan

tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur paling tidak pada tiga

kesempatan yang berbeda. Seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila

tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg 4. Hipertensi menurut

Sunaryati (2011) adalah keadaan tekanan yang tinggi di dalam arteri yang

menyebabkan meningkatnya risiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung,

serangan jantung, dan kerusakan ginjal5. Menurut Price (dalam Nurarif A.H.,

1
2

& Kusuma H. (2016) hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah

sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg.

Hipertensi merupakan masalah kesehatan global, hipertensi tidak hanya

menimbulkan kematian tetapi di sisi lain jumlah penderita hipertensi dari sisi

waktu mengalami peningkatan6.

Berdasarkan laporan WHO pada tahun 2020 seluruh dunia diperkirakan

17 juta orang meninggal karena penyakit jantung dan pembuluh darah. Pada

tahun 2025 penderita hipertensi diperkirakan akan meningkat mencapai 1,6

miliar orang7. Jumlah penderita hipertensi di Indonesia mengalami

peningkatan cukup signifikan dari 25,8% di tahun 2013 dan meningkat

menjadi 34,1% di tahun 20188. Di Jawa Tengah prevalensi hipertensi juga

mengalami peningkatan. Berdasarkan pengukuran tekanan darah tinggi dari

8.070.378 orang atau 30,4% jumlah penduduk beresiko pada tahun 20199. Di

Kota Semarang jumlah penderita hipertensi tahun 2019 sebanyak 123.701

penderita10, sedangkan di Puskesmas Pudakpayung tahun 2020 mencapai 58,4

% meningkat dibanding tahun sebelumnya yaitu tahun 2019 sebesar 13,7 %11.

Kondisi global saat ini sedang mengalami krisis kesehatan, dimana

terjadi wabah pandemi yang disebabkan oleh virus corona yang disebut

COVID-19. Pandemi COVID-19 adalah suatu kondisi dimana terjadi wabah

diseluruh dunia yang disebabkan oleh coronavirus disease yang ditemukan di

kota Wuhan pada tahun 201912. Banyak dampak yang disebabkan oleh

Coronavirus Disease terutama pada penderita penyakit kronis seperti

hipertensi12. Salah satu dampaknya yaitu gangguan psikologis pada penderita


3

hipertensi saat pandemi berupa gangguan kecemasan. Kecemasan terjadi

sebagai proses dari respon emosi ketika penderita atau keluarga merasa

ketakutan, lalu akan diikuti tanda dan gejala lain seperti ketegangan,

ketakutan, kecemasan dan kewaspadaan 13.

Hasil penelitian tentang kecemasan pada penderita hipertensi saat

pandemi oleh Baris Sensoy dkk 2020 yang berjudul “Anxiety and depression

levels in Covid-19 disease and their relation to hypertension” menunjukan

bahwa setelah wabah COVID-19, kecemasan dan depresi adalah gejala

psikologis yang umum, berbeda dari gejala depresi, gejala kecemasan

berhubungan mandiri dengan hipertensi. Dengan hasil uji statistik tingkat

rata-rata depresi yang lebih tinggi secara signifikan dan insiden kecemasan

yang lebih tinggi ditunjukkan oleh pasien dalam pandemi Covid-19 (24% dan

44%). Juga tingkat kecemasan lebih tinggi ditunjukkan pada pasien rawat

inap dibandingkan dengan kelompok rawat jalan. Berbeda dari gejala depresi,

gejala kecemasan dikaitkan secara mandiri dengan hipertensi dalam

kelompok penelitian OR 2.6 (95% CI, 0.99-6.78) P = .04)14.

Hasil penelitian oleh Lucas Emmanuel, et.al 2020 yang berjudul

“Anxiety-related psychological impacts in the COVID-19 pandemic on

cardiovascular diseases and diabetes” menunjukan bahwa Pandemi

COVID-19 berdampak signifikan pada populasi di Brasil, pada pasien dengan

penyakit jantung dan hipertensi dengan presentasi tertinggi jumlah stres dan

ketakutan. Jumlah sampel sebanyak 1844 responden. Responden dibagi

menjadi empat kelompok yaitu kelompok 1 sebanyak 1232 ( responden yang


4

tidak ada penyakit kronis), kelompok 2 sebanyak 298 responden ( responden

dengan riwayat psikologis sebelumnya), kelompok 3 sebanyak 229 responden

(dengan riwayat penyakit kardiovaskular) dan kelompok 4 sebanyak 71

responden (dengan riwayat penyakit diabetes). Dengan hasil uji statik semua

kelompok menunjukkan Peri-Traumatic Distress Scale (CPDI) dan The Fear

Scale (FCV-19S) meningkat dibandingkan dengan kelompok 1. Uji

Wilcoxon-Mann-Whitney menunjukkan perbedaan statistik antara kelompok

kontrol dibandingkan dengan kelompok 2 dan 3 (Mann-Whitney p <0,05)15.

Hasil penelitian oleh Ricard K, dkk 2018 yang berjudul “Gambaran

Emosi dan Tingkat Kecemasan pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Bahu”

menunjukkan bahwa sebagian besar pasien dengan hipertensi di Puskesmas

Bahu memiliki afek positif yang dominan dan tersering disertai kecemasan

ringan. Hamilton Anxiety Rating Scale digunakan untuk mengukur tingkat

kecemasan dan Positive Affect Negative Affect Schedule digunakan untuk

mengetahui gambaran emosi pasien hipertensi. Terdapat 78 responden dalam

penelitian ini terdiri dari 49 orang (62,8%) perempuan dan 29 orang (37,2%)

laki-laki. Gambaran emosi yang didapatkan ialah sebanyak 4 responden

(5,1%) memiliki afek negatif yang dominan sedangkan 74 responden (94,9%)

memiliki afek positif yang dominan. Gambaran tingkat kecemasan yang

didapatkan ialah kecemasan ringan sebanyak 23 orang (29,5%), kecemasan

berat 21 orang (26,9%), kecemasan sedang 20 orang (25,6%), tidak ada

kecemasan sebanyak 10 orang (12,8%), dan kecemasan berat sekali sebanyak

4 orang (5,1%)16.
5

Hasil penelitian oleh Sukma 2018 yang berjudul “Gambaran kecemasan

pada penderita Hipertensi di Puskesmas Kartasura” menunjukkan bahwa

tingkat kecemasan pada penderita hipertensi terbagi menjadi dua hasil yaitu

ringan dan sedang. Terdapat 84 responden dalam penelitian yang terdiri dari

59 (70,2%) dan laki - laki 25 (29,8%). Gambaran tingkat kecemasan yang

didapatkan meliputi kecemasan ringan sebanyak 63 (75,0%) dan kecemasan

sedang sebanyak 21 (25%). Karakteristik penderita Hipertensi di Puskesmas

Kartasura adalah berumur lebih dari 36 tahun, berjenis kelamin perempuan

dengan pekerjaan sebagai buruh dan lama menderita Hipertensi lebih dari 1

tahun. Tingkat kecemasan pada penderita dewasa sebagian besar adalah

ringan17.

Hasil penelitian oleh Umi kalsum, dkk 2018 yang berjudul “Hubungan

Hipertensi Dengan Tingkat Kecemasan Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna

Wredha Budi Mulia 2 Cengkareng Jakarta Barat”menunjukkan bahwa tidak

ada hubungan hipertensi dengan tingkat kecemasan pada lansia di Panti

Sosial Tresna Wredha Budi Mulia 2 Cengkareng Jakarta Barat. Hasil analisa

dari hubungan antara variabel hipertensi dengan tingkat kecemasan dari 124

responden diperoleh bahwa ada sebanyak 27 (38,0) lansia yang hipertensi

yang tidak mengalami kecemasan, 23 responden (32,4) memiliki kecemasan

ringan, 19 (26,8) responden yang memiliki kecemasan sedang, dan masing –

masing 1 responden (1,4) yang mengalami kecemasan berat dan sangat berat.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p value yaitu sebesar 0,699 > nilai alpha

(0,05). Berdasarkan analisa peneliti, tidak semua lansia yang hipertensi


6

mengalami kecemasan. Karena hal ini tergantung dari faktor pencetusnya,

dimana faktor pencetusnya antara lain adalah sistem pendukung baik dari

teman sesama panti maupun petugas panti, kegiatan yang bersifat keagamaan,

dan juga tipe kepribadian lansia18.

Hasil penelitian oleh Nirmawati, dkk 2019 yang berjudul “Relationship

Between Anxiety Levels With Hypertension Events In Elderly In Public Healt

Ujung Loe” menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat kecemasan dan

hipertensi pada lansia di Puskesmas Ujung Loe Tahun 2018. Dari hasil studi

pendahuluan yang dilakukan peneliti pada 2 Juli 2018, dengan 34 responden.

Alat ukur yang digunakan adalah lembar observasi. Analisis data

menggunakan uji Fisher, dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian

yang dilakukan dengan menggunakan Fisher Test diperoleh p-value = 0,034

(p ≤ (α = o, 05), maka Ho ditolak dan Ha diterima19.

Hasil penelitian oleh Suciana, dkk 2020 “Korelasi Lama Menderita

Hipertensi Dengan Tingkat Kecemasan Penderita Hipertensi” menunjukan

bahwa adanya hubungan antara lama menderita hipertensi dengan tingkat

kecemasan. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskripsi analitik dan

menggunakan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 56

responden. Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner

HARS yang dianalisis dengan menggunakan uji kendall tau. Hasilnya adalah

sebagian besar dengan hipertensi sedang dengan TD 160-180 mmHg

sebanyak 28 responden , lama menderita hipertensi > 11 tahun sebanyak 24

responden, tingkat kecemasan penderita dengan tingkat kecemasan ringan


7

sebanyak 31 responden. Nilai kendall’s tau antara lama menderita hipertensi

dan tingkat kecemasan diketahui sebesar 0,417 dengan nilai signifikan 0,000

(< 0,05)20.

Hasil penelitian oleh Rismawati, dkk 2020 yang berjudul “Hubungan

Kecemasan dengan Tekanan Darah pada Lansia” menunjukan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan

peningkatan tekanan darah pada lansia. Rancangan penelitian menggunakan

jenis penelitian kuantitatif korelasional dan menggunakan metode pendekatan

cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 57 responden

lansia, dengan menggunakan purposive sampling. Instrumen yang digunakan

terdiri dari kuesioner Geriatric Anxiety Scale dan alat Sphygmomanomater.

Teknik analisa data yang digunakan yaitu menggunakkan chi-square test.

Hasil penelitian dengan uji statistik didapatkan P-value sebesar 0.001 < 0.05

dengan nilai C = 0.488 termasuk kedalam interval (0.26 < C < 0.50), maka

korelasi antara tingkat kecemasan dengan peningkatan tekanan darah

termasuk kategori derajat asosiasi cukup kuat21.

Hasil penelitian oleh Pertiwi, 2017 yang berjudul “Hubungan Tekanan

Darah Dengan Tingkat Kecemasan Pada Lansia Santa Angela Di

Samarinda” menunjukan bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara variabel tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik

dengan tingkat ansietas pada lansia Santa Angela (p>0,05, Coefficient= 0,1).

Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen dengan metode korelasi

deskripsi. Teknik total sampling yang digunakan dengan 30 responden yang


8

berpartisipasi dalam penelitian ini. Responden adalah lansia Santa Angela

bulan April 2016. Instrumen yang digunakan adalah sphygmomanometer

merkuri Riester dan kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (Hars).

Analisis data univariat dan bivariat menggunakan korelasi Rank Spearman22.

Hasil penelitian oleh Rizal, dkk 2019 yang berjudul “Gambaran Tingkat

Kecemasan Pasien Hipertensi Dengan Komplikasi Dan Non Komplikasi Di

Ruang Poli Klinik RSUD Banjabaru” menunjukan bahwa banyak pasien

hipertensi yang mengalami kecemasan. Hasil penelitian pada 30 responden

diketahui gambaran umum tingkat kecemasan pasien hipertensi sebanyak 22

(73,3%) responden mengalami kecemasan berat, 2 (6,7%) responden

mengalami kecemasan sedang, 2 (6,7%) responden mengalami kecemasan

ringan dan 4 (13,3%) responden tidak mengalami kecemasan. Dari hasil

penelitian pada 30 responden diketahui tingkat kecemasan pasien hipertensi

dengan komplikasi yaitu 12 orang (40%) seluruhnya mengalami tingkat

kecemasan berat. Dari hasil penelitian pada 30 responden diketahui tingkat

kecemasan pasien hipertensi dengan non komplikasi sebanyak 18 (60%)

responden, 10 (33,3%) orang mengalami kecemasan berat, 2 (6,7%) orang

mengalami kecemasan sedang, 2 (6,7%) orang mengalami kecemasan ringan

dan 4 (13,3%) orang tidak mengalami kecemasan23.

Hasil penelitian oleh Lumi dkk 2018 yang berjudul “Hubungan Derajat

Penyakit Hipertensi Dengan Tingkat Kecemasan Pada Kelompok Lanjut Usia

Di Wilayah Kerja Puskesmas Kahakitang Kecamatan Tatoareng”

menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat bermakna pada penyakit


9

hipertensi dengan tingkat kecemasan pada lanjut usia. Jenis Penelitian ini

adalah Analitik dengan pendekatan Cross Sectional dengan jumlah populasi

95 lanjut usia dengan teknik total sampel yang memenuhi kriteria inklusi

menjadi 67 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan

dianalisis dengan menggunakan uji chi-square. Hasil Penilitian ditemukan

Derajat Penyakit hipertensi pada lanjut usia masing-masing (36%) berada

pada tingkat ringan dan berat dengan tingkat kecemasan sedang pada lanjut

usia (44,78%). Hasil uji chi-square menggunakan SPSS ditemukan P = 0,000

yang lebih kecil dari α = 0,0524.

Selama masa pandemi Covid-19 kurun waktu Maret 2020 sampai dengan

Desember 2020 terjadi penurunan jumlah kunjungan penderita hipertensi di

Puskesmas Pudakpayung. Kunjungan pasien penderita hipertensi menurun

sebanyak 40 %. Dimana pada tahun 2019 jumlah kunjungan pasien hipertensi

sebanyak 2.035 pasien dan pada tahun 2020 sebanyak 1221 pasien.

Sedangkan jumlah penemuan kasus hipertensi di Puskesmas Pudakpayung

pada tahun 2020 mencapai 58,4 % meningkat dibanding tahun sebelumnya

yaitu tahun 2019 sebesar 13,7 %. Hal ini tidak berbanding lurus antara jumlah

penemuan kasus penderita hipertensi di Puskesmas Pudakpayung dengan

jumlah kunjungan penderita hipertensi di Puskesmas Pudakpayung di tahun

202025.

Hasil studi pendahuluan pada tanggal 22 Maret 2021 di Puskesmas

Pudakpayung dengan wawancara terhadap 10 pasien hipertensi menunjukkan

4 pasien rutin kontrol ke Puskesmas dan 6 pasien tidak kontrol rutin ke


10

Puskesmas di karenakan takut serta merasa cemas kalau datang ke Puskesmas

selama masa pandemi Covid-19. Dengan anggapan dari pasien bawah bila

datang untuk berobat ke Puskesmas akan tertular virus corona sehingga

menimbulkan kecemasan tersendiri bagi pasien. Kesimpulan dari paparan

diatas tentang kecemasan pada pasien hipertensi saat pandemi, membuat

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tingkat

Kecemasan Pasien Hipertensi Saat Pandemi di Puskesmas Pudakpayung

Semarang.” Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif,

karena dengan penelitian kuantitatif peneliti dapat mudah mengukur tingkat

kecemasan menggunakan alat ukur kecemasan yaitu dengan kuesioner

HARS.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena diatas untuk mengetahui tingkat kecemasan

pada pasien hipertensi saat pandemi, maka peneliti merumuskan masalah

penelitian tentang “ Adakah Tingkat Kecemasan Pasien Hipertensi Saat

Pandemi di Puskesmas Pudakpayung Semarang?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Tingkat Kecemasan Pasien Hipertensi Saat

Pandemi di Puskesmas Pudakpayung Semarang .

2. Tujuan Khusus
11

a. Mengidentifikasi tingkat kecemasan.

b. Mengidentifikasi tingkat hipertensi.

c. Menganalisa hubungan tingkat kecemasan dengan tingkat

hipertensi

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat praktis dalam

keperawatan yaitu:

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta

wawasan bagi yang membacanya dan sebagai bahan informasi atau

referensi tentang tingkat kecemasan pasien hipertensi saat pandemi bagi

penelitian berikutnya.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini menjadi pengalaman yang berharga dalam

memperkaya wawasan dan pengetahuan penulis dan sebagai salah satu

cara untuk mengaplikasikan ilmu dan teori yang diperoleh di bangku

kuliah serta mengetahui tentang tingkat kecemasan pasien hipertensi saat

pandemi.

3. Bagi Pasien

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi

dan menambah pengetahuan bagi pasien hipertensi tentang tingkat

kecemasan pasien hipertensi saat pandemi.

4. Bagi masyarakat
12

Hasil penelitian ini diharapkan menjadikan sumber informasi bagi

masyarakat luas, khususnya adalah bagi instansi Puskesmas Pudakpayung

sebagai informasi tentang tingkat kecemasan pasien hipertensi saat

pandemi.

E. Originalitas Penelitian

Dari pengetahuan penulis sudah ada beberapa penelitian terkait dengan

Tingkat kecemasan, Hipertensi dan Pandemi. Dari hasil studi pustaka sudah

ada penelitian yang berkaitan dengan penelitian tersebut yaitu:

Tabel 1.1
Originalitas Penelitian
No Nama, Variabel Rancang Hasil Perbedaan
Tahun an
Penelitia Penelitia
n n

1 Lucas Anxiety- A cross- Jumlah responden Pada penelitian


Emmanu related sectional 1844 sebelumnya
el, et.al psychological survey hasil uji statistik meneliti tentang
(2020)15 impacts in the Semua kelompok dampak
COVID-19 menunjukkan The psikologis
pandemic on Peri-Traumatic terkait
cardiovascular Distress Scale (CPDI) kecemasan
diseases and dan the Fear Scale dalam pandemi
diabetes (FCV-19S) meningkat COVID-19 pada
dibandingkan dengan Penyakit
kelompok 1. kardiovaskular
Sedangkan CPDI pada dan diabetes
kelompok 3 meningkat Pada penelitian
jika dibandingkan ini akan menilai
dengan kelompok 1, 2 tingkat
dan 4. Kelompok 3 kecemasan
memiliki FCV-19S pasien hipertensi
lebih tinggi saat pandemi.
dibandingkan dengan
Kelompok 1, 2 dan 4.
13

Uji Wilcoxon-Mann-
Whitney menunjukkan
perbedaan statistik
antara
kelompok kontrol
dibandingkan dengan
kelompok 2 dan 3
(Mann-Whitney p
<0,05).

2 Richard Gambaran deskripti Jumlah sampel 78 Pada penelitian


K. Kati, Emosi dan f dengan Hasil penelitian sebelumnya
dkk. Tingkat desain didapatkan mengambarkan
(2018)16 Kecemasan potong Gambaran emosi yang emosi dan
pada Pasien lintang didapatkan ialah tingkat
Hipertensi di sebanyak 4 responden kecemasan
Puskesmas (5,1%) memiliki afek pasien hipertensi
Bahu negatif yang dominan Pada penelitian
sedangkan 74 ini akan menilai
responden (94,9%) tingkat
memiliki afek positif kecemasan
yang dominan. pasien hipertensi
Gambaran tingkat saat pandemi.
kecemasan yang
didapatkan ialah
kecemasan ringan
sebanyak 23 orang
(29,5%), kecemasan
berat 21 orang
(26,9%), kecemasan
sedang 20 orang
(25,6%), tidak ada
kecemasan sebanyak
10 orang (12,8%), dan
kecemasan berat sekali
sebanyak 4 orang
(5,1%).

3 Ummi Hubungan deskripti Jumlah sampel 124 Pada penelitian


Kalsum. Hipertensi f Hasil penelitian sebelumnya
(2018)18 Dengan korelatif menunjukkan tidak menilai
Tingkat dengan ada hubungan hubungan
Kecemasan desain hipertensi dengan hipertensi
Pada Lansia di Cross tingkat kecemasan dengan tingkat
Panti Sosial Sectional pada lansia di Panti kecemasan pada
14

Tresna Wredha Sosial Tresna Wredha lansia


Budi Mulia 2 Budi Mulia 2 Pada penelitian
Cengkareng Cengkareng Jakarta ini akan menilai
Jakarta Barat Barat dengan p value tingkat
0,699 (> 0,05) kecemasan
pasien hipertensi
saat pandemi.

4 Fitri Korekasi lama deskripsi Jumlah sampel 56 Pada penelitian


Suciana, menderita analitik Hasil uji penelitian sebelumnya
dkk Hipertensi dan menunjukkan sebagian menilai korelasi
(2020)20 dengan tingkat menggun besar dengan lama menderita
kecemasan akan hipertensi sedang hipertensi
penderita pendekat dengan dengan tingkat
hipertensi an cross TD 160-180 mmHg kecemasan
sectional sebanyak 28 penderita
responden , lama hipertensi
menderita hipertensi > Pada penelitian
11 tahun sebanyak 24 ini akan menilai
responden, tingkat tingkat
kecemasan penderita kecemasan
dengan tingkat pasien hipertensi
kecemasan ringan saat pandemi.
sebanyak 31
responden. Nilai
kendall’s tau antara
lama menderita
hipertensi dan tingkat
kecemasan diketahui
sebesar 0,417 dengan
nilai signifikan 0,000
(< 0,05).
.

5 Baris Anxiety and analisis Jumlah sampel 91 Pada penelitian


Sensoy, depression varians Hasil uji statistik sebelumnya
et.al levels in univariat menunjukkan tingkat meneliti tentang
(2020)14 Covid-19 dan rata-rata depresi yang Tingkat
disease multivari lebih tinggi secara kecemasan dan
and their at signifikan dan insiden depresi pada
relation to (ANOV kecemasan yang lebih penyakit Covid-
hypertension A dan tinggi 19
MANOV ditunjukkan di antara dan
A) pasien dalam pandemi hubungannya
Covid-19. Juga tingkat dengan
yang lebih tinggi hipertensi
15

kecemasan Pada penelitian


ditunjukkan pada ini akan menilai
pasien rawat inap tingkat
dibandingkan dengan kecemasan
kelompok rawat jalan. pasien hipertensi
Berbeda dari saat pandemi.
Kehadiran gejala
depresi, kehadiran
gejala kecemasan
dikaitkan secara
mandiri dengan
hipertensi dalam
kelompok penelitian
kami OR 2.6 (95% CI,
0.99-6.78) P = .04).

DAFTAR PUSTAKA

1. Dorland WA N. Kamus Kedokteran Dorland. In: 31st ed. Jakarta: Buku

Kedokteran EGC; 2010. p. 702, 1003.

2. Sutejo. Keperawatan Jiwa, Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan

Kesehatan Jiwa: Gangguan Jiwa dan Psikososial. Yogyakarta: Pustaka

Baru Press; 2018.

3. Stuart.Gail.W. Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta, Indonesia: Elsever;


16

2016.

4. Ardiansyah M. Medikal Bedah. Yogyakarta: DIVA Press; 2012.

5. Sunaryati SS. 14 Penyakit Paling Sering Menyerang dan Sangat

Mematikan. Yogyakarta.; 2011.

6. WHO. Global Brief on Hypertension: Silent Killer. Global Public Health

Crisis. 2013. 19–31 p.

7. WHO. A global brief on hypertension: Silent killer, global public health

crisis. 2020.

8. Depkes RI. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar. Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia [Internet]. 2018. 1–100 p. Available from:

https://doi.org/1 Desember 2013

9. Dinkes Provinsi Jawa Tengah. Buku Saku Kesehatan Triwulan 2 Tahun

2019. DInas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Semarang; 2019.

10. Dinas Kesehatan kota Semarang. Profil Kesehatan Kota Semarang 2019.

DinkesSemarangGoId [Internet]. 2020;1–104. Available from:

http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOTA

_2015/3374_Jateng_Kota_Semarang_2015.pdf

11. Pudakpayung UP. PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS ( PTP )

TAHUN 2021. Semarang; 2021.

12. KEMENKES RI. Penanganan Orang Dengan Faktor Risiko Dan

Penyandang Penyakit Tidak Menular (PTM) Selama Pandemi Covid

19.Surat Edaran Nomor: HK.01.07/I/3402/2020. Jakarta; 2020.

13. Pratiwi & Dewi. Reality Orientation Model For Mental Disorder Patients
17

Who Experienced Auditory Hallucinations. INJEC. 2016;1:87.

14. Sensoy B, Gunes A, Ari S. Anxiety and depression levels in Covid-19

disease and their relation to hypertension. Clin Exp Hypertens [Internet].

2021;43(3):237–41. Available from:

https://doi.org/10.1080/10641963.2020.1847132

15. Teixeira L, Freitas RL de, Abad A, Silva JA da, Antonelli-Ponti M, Bastos

S, et al. Anxiety-related psychological impacts in the COVID-19 pandemic

on cardiovascular diseases and diabetes. 2020; Available from:

file:///scielo.php?script=sci_arttext&pid=https://preprints.scielo.org/

index.php/scielo/preprint/view/1010&lang=pt

16. Kati RK, Opod H, Pali C. Gambaran Emosi dan Tingkat Kecemasan pada

Pasien Hipertensi di Puskesmas Bahu. J e-Biomedik. 2018;6(1).

17. Sukma CR. Gambaran kecemasan pada penderita Hipertensi di Puskesmas

Kartasura. 2018;

18. Kalsum,Umi, Widagdo G. Hubungan Hipertensi Dengan Tingkat

Kecemasan Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Wredha Budi Mulia 2

Cengkareng Jakarta Barat. J Psikol Undaya [Internet]. 2018;699:15.

Available from: http://perpus.fikumj.ac.id/index.php?p=fstream-

pdf&fid=10992&bid=4549

19. Nirmawati, Adam, Andi Suswani. Relationship Between Anxiety Levels

With Hypertension Events In Elderly In Public Healt Ujung Loe. Compr

Heal Care. 2019;3(3):104–12.

20. Suciana, Fitri, Agustina, Nur, Zakiatul M. Korelasi Lama Menderita


18

Hipertensi Dengan Tingkat Kecemasan Penderita Hipertensi. J stikes

cendekia utama kudus. 2020;9(2):146–55.

21. Rismawati, Novitayanti E. Hubungan Kecemasan dengan Tekanan Darah

pada Lansia. Stethoscope. 2020;1(1):49–57.

22. Pertiwi GH. Hubungan Tekanan Darah Dengan Tingkat Kecemasan Pada

Lansia Santa Angela Di Samarinda. Media Sains. 2017;10(1):21–7.

23. Rizal H, Rizani A, Marwansyah H. Gambaran Tingkat Kecemasan Pasien

Hipertensi Dengan Komplikasi Dan Non Komplikasi Di Ruang Poli Klinik

RSUD Banjabaru. J Citra Keperawatan. 2019;6(1):18–24.

24. Lumi F, Terok M, Budiman F. Hubungan Derajat Penyakit Hipertensi

Dengan Tingkat Kecemasan Pada Kelompok Lanjut Usia Di Wilayah Kerja

Puskesmas Kahakitang Kecamatan Tatoareng. Media Kesehat Politek

Kesehat Makassar. 2018;XIII(2):59–68.

25. Pudakpayung UP. Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Tahun 2021.

Semarang: Dinas Kesehatan Kota Semarang; 2021.

Anda mungkin juga menyukai