Anda di halaman 1dari 65

pusat kesehatan masyarakat 2014

UPAYA KESEHATAN POKOK PUSKESMAS

KESEHATAN IBU DAN ANAK

Salah satu unsur yang penting untuk menurunkan angka kematian dan
kesakitan di antara ibu, bayi dan anak adalah memberikan pemeliharaan
dalam waktu hamil yang cukup baik dan dimulai sedini mungkin.

Penurunan angka kematian ibu maternal, bayi dan balita serta penurunan
angka kelahiran merupakan sasaran prioritas dalam pembangunan di bidang
kesehatan.

1. Pengertian

Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Dalam pengertian ini
tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat
serta menambah ketrampilan para dukun bayi, serta pembinaan kesehatan
anak di taman kanak-kanak.

2. Tujuan

a. Tujuan Umum
Tujuan program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan
hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu
dan keluarganya untuk menuju NKKBS serta meningkatnya derajat
kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang
merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
pusat kesehatan masyarakat 2014

b. Tujuan Khusus
1. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku)
dalam mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan
menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan
kesehatan keluarga, paguyuban 10 keluarga, penyelenggaraan
Posyandu dan sebagainya.
2. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak
prasekolah secara mandiri di dalam lingkungan keluarga, paguyuban
10 keluarga, Posyandu dan Karang Balita serta di sekolah taman
kanak-kanak.
3. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan ibu menyusui.
4. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas, ibu menyusui, bayi dan anak balita.
5. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan
seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita,
anak prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dalam
keluarganya.

3. Kegiatan Petugas Puskesmas

Kegiatan petugas Puskemas untuk mencapai tujuan tersebut di atas


mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Pemeliharaan kesehatan ibu yang sedang hamil, melahirkan dan
menyusui, serta bayi, anak balita dan anak prasekolah.
b. Pemberian nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk karena
kekurangan protein-kalori dan lain-lain kekurangan, serta bila ada,
pemberian makanan tambahan, vitamin dan mineral (tablet zat besi pada
ibu hamil).
c. Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimulasinya.
d. Imunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hami dan BCG, DPT 3 kali, polio
3 kali dan campak 1 kali pada bayi.

1
pusat kesehatan masyarakat 2014
e. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan
program KIA.
f. Pelayanan keluarga berencana kepada semua PUS (pasangan usia
subur), dengan perhatian khusus kepada mereka yang dalam keadaan
bahaya karena melahirkan anak berkali-kali dan golongan ibu beresiko
tinggi.
a. Pengobatan bagi ibu, bayi dan anak balita dan anak prasekolah untuk
macam-macam penyakit ringan.
b. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan
pemeliharaan, memberi penerangan dan pendidikan tentang kesehatan,
dan untuk mengadakan pemantuan pada mereka yang lalai mengunjungi
Puskesmas dan meminta agar mereka datang ke Puskesmas lagi.

4. Petunjuk pemeliharaan ibu hamil

Salah satu unsur penting untuk menurunkan kematian dan kesakitan di antara
ibu dan bayi adalah memberikan cukup pemeliharaan dalam waktu hamil dan
mulai sedini mungkin. Semua ibu harus dianjurkan agar bila hamil
memeriksakan diri di Puskesmas dan dukun serta memberi pendidikan
kesehatan kepada para pemimpin desa dan masyarakat.

A. Standar Pelayanan Antenatal

1) Kunjungan pertama
ii. Anamnesis
o nama, umur, alamat, pendidikan
o Riwayat
- Kehamilan dan persalinan terdahulu: kehamilan keberapa;
yang menolong; cara persalinan; berat bayi; keadaan
bayi/hasil persalinan ; komplikasi(perdarahan; hipertensi;
infeksi/demam; persalinan yang lama; partus
preterm(prematur)

2
pusat kesehatan masyarakat 2014
- Kehamilan sekarang(hamil yang keberapa; keluhan utama;
haid yang terakhir dan siklus haid; muntah-muntah; pusing;
nafsu makan; nyeri perut; oedema)
- Penyakit yang diderita pada kehamilan sekarang(paru-paru,
penyakit hati; jantung, malaria. Diabetes, ginjal, psikosis,
epilepsi
- Riwayat kesehatan keluarga : diabetes, jantung, psikosis,
cacat bawaan
ii. Pemeriksaan
o Umum
- kesadaran, tinggi badan, berat badan,postur tubuh,
kurus/gemuk, tensi, nadi, pernafasan,
demam/tidak,pucat/tidak)
- fisik: muka, mata,mulut/gigi, paru-paru, jantung, payudara,
hati, limpa, abdomen, pelvis, tungkai.
o Khusus kebidanan (luar/dalam)
o Pemeriksaan laboratorium : Hb, urin, tinja,darah tepi atas indikasi
iii. Pemberian imunisasi TT
iv. Pemberian obat : Fe, obat cacing, obat malaria, dan obat-obatan
khusus (pusing, emesis, hipertensi, toksikosis)
v. Perawatan payudara: pakaian jangan terlalu kencang, puting susu
yang masuk supaya diurut dengan minyak agar dapat keluar
vi. Penyuluhan : Gizi, kebersihan, olahraga, pekerjaan dan perilaku-
sehari-hari, perawatan payudara dan ASI, tanda-tanda risiko tinggi,
pentingnya pemeriksaan kehamilan dan imunisasi selanjutnya,
persalinan oleh tenaga terlatih, KB pasca melahirkan.

2) Kunjungan ulang
i. anamnesis : keluhan utama
ii. pemeriksaan
o umum: kesadaran, berat badan, tensi, nadi, pernafasan,
demam/tidak, pucat/ tidak

3
pusat kesehatan masyarakat 2014
o khusus kebidanan luar: tinggi fundus uteri, bentuk uterus,
pemeriksaan Leopold, auskultasi
o dalam: primi gravida hamil 36 minggu untuk menentukan imbang
fetopelvik; bila ada indikasi lain
o laboratorium: Hb, urin bila ada indikasi
iii. Pemberian imunisasi TT 4 minggu setelah pemberian TT pertama
iv. Pemberian obat : Fe, obat cacing, obat malaria, obat-obat khusus
(pusing, emesis, hipertensi, tokolisis)
v. Penyuluhan mengenai:
Gizi, perawatan payudara, tanda-tanda risiko tinggi, imunisasi
berikutnya(ibu & anak) pentingnya kunjungan ulang, persalinan oleh
tenaga terlatih, KB pasca melahirkan(postpartum)

B. Peranan, fungsi dan tugas pelayanan antenatal berdasarkan tempat tugas


dan kategori tenaga

Tempat tugas : Puskesmas

Tenaga Peranan Fungsi Tugas


Dokter Kepala -Konsultan - Pembinaan
Puskesmas medik ketenagaan yang ada
-Manajer di wilayah kerja
Puskesmas
- Koordinasi
- Integrasi
- Manajemen
- Pelayanan kasus
rujukan
Bidan Pengelola Pelaksana - Pelayanan antenatal
unit KIA-KB - Pelayanan perinatal
KIA-KB - Pelayanan KB
- Pelayanan persalinan
- Pelayanan nifas
- Penanggung jawab
RR
- Suvervisi dukun
- Supervisi kader

Perawat Staf unit KIA- Staf pelaksana - Melakukan

4
pusat kesehatan masyarakat 2014
KB KIA-KB kunjungan rumah
kasus KIA-KB
- Pelayanan antenatal
- Pelayanan KB
- Membuat RR
- Membina,
membimbing dukun
bayi dan kader dalam
KIA-KB
PK-E Staf KIA-KB Staf pelaksana - Membantu bidan
KIA-KB dalam kunjungan
rumah
- Pelayanan antenatal
- Pelayanan KB
- Menolong persalinan
- Pelaksana RR

KELUARGA BERENCANA

Tujuan pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia


seutuhnya, yaitu manusia yang sehat fisik, mental dan sosial, sehingga
tercapai kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanatkan dalam UUD
1945. Keberhasilan pembangunan, baik pembangunan fisik maupun
ekonomi, pada hakekatnya bergantung pada unsur manusianya.
Perkembangan penduduk yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan hasil
pembangunan, termasuk pembangunan kesehatan. Oleh karenanya,
pengendalian pertumbuhan jumlah penduduk melalui program Keluarga
Berencana menjadi penting .

Keberhasilan KB akan berpengaruh secara timbal balik dengan penurunan


angka kematian bayi, angka kematian anak balita dan angka kematian ibu
maternal. Dengan demikian program KB akan meningkatkan pula taraf
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Ini berarti diperlukan peningkatan
program KB, terutama melalui upaya pelestarian pemakaian alat kontrasepsi
efektif terpilih dan diikuti dengan pengayoman medis bagi peserta/akseptor KB
yang memerlukan.

5
pusat kesehatan masyarakat 2014

1. Pengertian

Kekuarga Berencana adalah perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan


hanya terjadi pada waktu yang diinginkan. Jarak antar kelahiran
diperpanjang, dan kelahiran selanjutnya dapat dicegah apabila jumlah anak
telah mencapai yang dikehendaki, untuk membina kesehatan seluruh anggota
keluarga dengan sebaik-baiknya, menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera (NKKBS).

Kegiatan KB tidak hanya berupa penjarangan dan mengatur kehamilan, tetapi


termasuk kegiatan untuk meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan
keluarga secara menyuluruh.
2. Tujuan

a. Umum:
Meningkatnya kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga dalam rangka
mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS) yang menjadi
dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian
pertumbuhan penduduk Indonesia .

b. Khusus :
1. Meningkatnya kesadaran masyarakat /keluarga dalam penggunaan
alat kontrasepsi
2. Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi
3. Meningkatnya kesehatan masyarakat/keluarga dengan cara
penjarangan kelahiran

3. Perencanaan program keluarga berencana

a. Petugas Puskesmas bersama-sama dengan petugas Dinas Kesehatan


Kabupaten yang bersangkutan hendaknya membuat suatu rencana
program secara menyeluruh.

6
pusat kesehatan masyarakat 2014
b. Petugas Puskesmas hendaknya membicarakan rencana dengan pemuka
masyarakat dan pemuka agama setempat dan membuat jadual
pelaksanaan rencana.
c. Petugas Puskesmas bersama-sama dengan petugas Dinas Kesahatan
Kabupaten hendaknya membuat suatu rencana kerja yang terinci untuk
kegiatan Keluarga Berencana dengan memperhitungkan hal-hal seperti
berikut:
1. Fasiltas pelayanan yang ada di Puskesmas maupun di sekitarnya
yang diselenggarakan oleh badan-badan lain(misalnya oleh PKBI)
2. Sasaran pelayanan yaitu siapa-siapa yang membutuhkan pelayanan
keluarga berencana dan berapa jumlahnya. Penjelasan tentang
kegiatan dan cara Keluarga Berencana yang akan diberikan
3. Macam dan cara pelayanan yang akan diberikan

4. Sasaran dan kesempatan melakukan keluarga berencana

a. Pasangan yang seharusnya diberi pelayanan Keluarga Berencana


1. Mereka yang ingin mencegah kehamilan karena alasaan pribadi
2. Mereka yang ingin menjarangkan kelahiran. Untuk kesehatan ibu
dan anak, jarak kelahiran yang baik adalah tidak kurang dari 3
tahun.
3. Mereka yang ingin membatasi jumlah anak
4. Keluarga seperti yang disebut di bawah ini hendaknya dianjurkan
menggunakan kontrasepsi dan diberi semua penerangan yang
diperlukan.
i. ibu yang menderita penyakit mendadak atau menahun(akut
atau khronis)
ii. ibu yang berusia kurang dari 20 tahun atau di atas 30 tahun
iii. ibu yang mempunyai lebih dari 5 orang anak
iv. ibu yang mempunyai riwayat kesukaran dalam persalinan,
misalnya lahir mati berulang kali, operasi seksio sesarea dan
lain-lain komplikasi

7
pusat kesehatan masyarakat 2014
v. keluarga dengan anak-anak bergizi buruk
vi. ibu yang telah mengalami keguguran berulang kali
vii. kepala keluarganya tidak mempunyai pekerjaan tetap
viii. keluarga dengan rumah tinggal yang sempit
ix. keluarga yang taraf pendidikannya rendah, sedikit sekali
pengertiannya tentang pemeliharaan kesehatan.
5. Manfaat sebesar-besarnya akan tercapai, bila pasangan muda
menggunakan kontrasepsi sejak saat perkawinan dan sesudah
mempunyai satu atau dua orang anak.

b. Penentuan orang-orang yang memerlukan penerangan dan pelayanan


keluarga berencana

Siapkan suatu peta dari tiap desa yang menunjukkan rumah setiap
pasangan yang memenuhi syarat-syarat seperti di atas .

c. Kesempatan untuk memberikan penerangan dan pelayanan keluarga


berencana
Tiap petugas kesehatan hendaknya mempergunakan setiap kesempatan
untuk memajukan Keluarga Berencana, misalnya pada waktu:
1. Perawat sedang merawat seorang bayi
2. Penderita sedang menunggu di klinik
3. Petugas sanitasi/P2M mengunjungi orang-orang di suatu daerah.
4. Dokter mengobati seorang ibu dengan kelainan berat, misalnya
penyakit jantung, paru dan lain-lain.

d. Tempat-tempat yang terbaik untuk memajukan program Keluarga


Berencana adalah:
Puskesmas, BKIA, klinik hamil, nifas dan penyakit kandungan, ruang
bersalin rumah sakit, dan pada waktu kunjungan rumah.

8
pusat kesehatan masyarakat 2014

5. Manfaat kesehatan keluarga berencana

a. Untuk ibu
Memberi kemungkinan untuk memulai menjarangkan kehamilan,
sehingga dapat mengatur jumlah anaknya dan menetapkan pada umur
berapa ingin melahirkan anak-anak, akan membawa manfaat berupa:
1. Perbaikan kesehatan badaniah dengan jalan mencegah kehamilan
yang berulang kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek dan
mencegah keguguran yang menyebabkan kurang darah, mudah
terserang penyakit infeksi dan kelelahan.
2. Peningkatan kesehatan mental dan emosi dengan dimungkinkan
adanya cukup waktu untuk mengasuh anak-anaknya yang lain, untuk
beristirahat, menikmati waktu luang dan untuk melakukan lain-lain
kegiatan.

b. Untuk anak yang akan dilahirkan


Kelahiran akan akan mendapat sambutan baik apabila si ibu berada
dalam keadaan yang sesehat-sehatnya, sehinga anak itu:
1. Tumbuh secara wajar selama dalam kandungan.
2. Sesudah lahir, mendapat pemeliharaan serta asuhan yang cukup
dari ibunya.

c. Untuk anak-anak lainnya


Memberikan kesempatan untuk:
1. Perkembangan fisiknya yang lebih baik, karena setiap anak
memperoleh jatah makanan yang cukup dari sumber-sumber yang
tersedia.
2. Perkembangan mental dan emosi yang lebih baik, karena
pemeliharaan yang lebih baik dan waktu yang lebih banyak dapat
diberikan oleh ibu untuk setiap anak.

9
pusat kesehatan masyarakat 2014
3. Pemberian kesempatan pendidikan yang lebih baik, karena sumber-
sumber pendapatan keluarga tidak habis sekedar untuk
mempertahankan hidup.

d. Untuk ayah
1. Memperbaiki kesehatan fisiknya, karena tuntutan atas tenaga fisiknya
tidak terlalu berat untuk memenuhi kebutuhan hidup lebih baik.
2. Memperbaiki kesehatan mental dan emosinya, karena berkurangnya
kecemasan dan mempunyai lebih banyak waktu terluang untuk
beramah-tamah bersama keluarganya.

e. Untuk seluruh keluarga


1. Meningkatkan kesehatan fisik, mental dan emosi setiap anggota
keluarganya.
2. Satu keluarga direncanakan dengan baik, memberi contoh yang
nyata bagi generasi yang akan datang.
3. Setiap anggota keluarga mempunyai kesempatan yang lebih banyak
untuk mendapat pendidikan.
4. Suatu keluarga yang direncanakan dengan baik dapat memberi
sumbangan yang lebih banyak untuk kesejahteraan lingkungan.

6. Kegiatan pelayanan Keluarga Berencana


Secara garis besar kegiatan pelayanan Keluarga Berencana meliputi:
a. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
Kesempatan yang dapat digunakan untuk penyuluhan adalah:
1. kesempatan dalam fasilitas pelayanan KB dan sasarannya
2. kesempatan di luar fasilitas pelayanan KB dan sasarannya
b. Pelayanan kontrasepsi
1. konseling pra dan pasca pelayanan
2. metode pelayanan kontrasepsi:
i. metode sederhana
ii. metode efektif
iii. metode mantap dengan operasi

10
pusat kesehatan masyarakat 2014
3. fasilitas pelayanan KB
c. Pembinaan dan pengayoman medis kontrasepsi peserta KB..
d. Pelayanan rujukan KB
e. Pecatatan dan pelaporan.

Kontrasepsi sederhana terbagi lagi atas kontrasepsi tanpa alat dan kontrasepsi
dengan alat/obat. Kontrasepsi sederhana tanpa alat dapat dilakukan dengan
senggama terputus dan pantang berkala. Sedangkan kontrasepsi dengan
alat/obat dapat dilakukan dengan menggunakan kondom, diafragma
ataucup,  cream, jelly, atau tablet berbusa (vaginal tablet ).
Cara Kontrasepsi Moderen/Metode Efektif

Cara kontrasepsi ini dibedakan atas kontrasepsi tidak permanen dan


kontrasepsi permanen. Kontrasepsi permanen dapat dilakukan dengan pil,
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), suntikan, dan norplant. Sedangkan
cara kontrasepsi permanen dapat dilakukan dengan metode mantap, yaitu
dengan operasi tubektomi (sterilisasi pada wanita) vasektomi (sterilisasi pada
pria).

Senggama Terputus

Merupakan cara kontrasepsi yang paling tua. Senggama dilakukan


sebagaimana biasa, tetapi pada puncak senggama, alat kemaluan pria
dikeluarkan dari liang vagina dan sperma dikeluarkan di luar. Cara ini tidak
dianjurkan karena sering gagal, karena suami belum tentu tahu kapan
spermanya keluar.

Pantang Berkala (Sistem Kalender)

Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama pada saat istri dalam
masa subur. Cara ini kurang dianjurkan karena sukar dilaksanakan dan
membutuhkan waktu lama untuk ‘puasa’. Selain itu, kadang juga istri kurang
terampil dalam menghitung siklus haidnya setiap bulan.

Kondom/Diafragma

Kondom merupakan salah satu pilihan untuk mencegah kehamilan yang


sudah populer di masyarakat. Kondom adalah suatu kantung karet tipis,

11
pusat kesehatan masyarakat 2014
biasanya terbuat dari lateks, tidak berpori, dipakai untuk menutupi zakar yang
berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke dalam liang vagina. Kondom sudah
dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga dapat mencegah
penularan penyakit seksual, termasuk HIV/AIDS.

Kondom mempunyai kelebihan antara lain mudah diperoleh di apotek, toko


obat, atau supermarket dengan harga yang terjangkau dan mudah dibawa
kemana-mana. Selain itu, hampir semua orang bisa memakai tanpa
mengalami efek sampingan. Kondom tersedia dalam berbagai bentuk dan
aroma, serta tidak berserakan dan mudah dibuang. Sedangkan diafragma
adalah kondom yang digunakan pada wanita, namun kenyataannya kurang
populer di masyarakat.

Cream, Jelly, atau Tablet Berbusa

Semua kontrasepsi tersebut masing-masing dimasukkan ke dalam liang


vagina 10 menit sebelum melakukan senggama, yaitu untuk menghambat
geraknya sel sperma atau dapat juga membunuhnya. Cara ini tidak populer di
masyarakat dan biasanya mengalami keluhan rasa panas pada vagina dan
terlalu banyak cairan sehingga pria kurang puas.

Pil

Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah diperkenalkan
sejak 1960. Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan
cara pencegah kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara
teratur. Minum pil dapat dimulai segera sesudah terjadinya keguguran, setelah
menstruasi, atau pada masa post-partum bagi para ibu yang tidak menyusui
bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui, maka hendaknya penggunaan pil
ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak (atau selama masih
menyusui) dan disarankan menggunakan cara pencegah kehamilan yang lain.

Pil dapat digunakan untuk menghindari kehamilan pertama atau menjarangkan


waktu kehamilan-kehamilan berikutnya sesuai dengan keinginan wanita.
Berdasarkan atas bukti-bukti yang ada dewasa ini, pil itu dapat diminum
secara aman selama bertahun-tahun. Tetapi, bagi wanita-wanita yang telah
mempunyai anak yang cukup dan pasti tidak lagi menginginkan kehamilan

12
pusat kesehatan masyarakat 2014
selanjutnya, cara-cara jangka panjang lainnya seperti spiral atau sterilisasi,
hendaknya juga dipertimbangkan. Akan tetapi, ada pula keuntungan bagi
penggunaan jangka panjang pil pencegah kehamilan. Misalnya, beberapa
wanita tertentu merasa dirinya secara fisik lebih baik dengan menggunakan pil
daripada tidak. Atau mungkin menginginkan perlindungan yang paling efektif
terhadap kemungkinan hamil tanpa pembedahan. Kondisi-kondisi ini
merupakan alasan-alasan yang paling baik untuk menggunakan pil itu secara
jangka panjang.

Jenis-jenis Pil

1. Pil gabungan atau kombinasi


Tiap pil mengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon estrogen dan
progestin. Pil gabungan mengambil manfaat dari cara kerja kedua hormon
yang mencegah kehamilan, dan hampir 100% efektif bila diminum secara
teratur.
2. Pil berturutan
Dalam bungkusan pil-pil ini, hanya estrogen yang disediakan selama 14—
15 hari pertama dari siklus menstruasi, diikuti oleh 5—6 hari pil gabungan
antara estrogen dan progestin pada sisa siklusnya. Ketepatgunaan dari pil
berturutan ini hanya sedikit lebih rendah daripada pil gabungan, berkisar
antara 98—99%. Kelalaian minum 1 atau 2 pil berturutan pada awal siklus
akan dapat mengakibatkan terjadinya pelepasan telur sehingga terjadi
kehamilan. Karena pil berturutan dalam mencegah kehamilan hanya
bersandar kepada estrogen maka dosis estrogen harus lebih besar
dengan kemungkinan risiko yang lebih besar pula sehubungan dengan
efek-efek sampingan yang ditimbulkan oleh estrogen.
3. Pil khusus – Progestin (pil mini)
Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki sifat
pencegah kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari leher
rahim (merubah sekresi pada leher rahim) sehingga mempersulit
pengangkutan sperma. Selain itu, juga mengubah lingkungan
endometrium (lapisan dalam rahim) sehingga menghambat perletakan
telur yang telah dibuahi.

13
pusat kesehatan masyarakat 2014
Kontra indikasi Pemakaian Pil 
Kontrasepsi pil tidak boleh diberikan pada wanita yang menderita hepatitis,
radang pembuluh darah, kanker payudara atau kanker kandungan, hipertensi,
gangguan jantung, varises, perdarahan abnormal melalui vagina, kencing
manis, pembesaran kelenjar gondok (struma), penderita sesak napas, eksim,
dan migraine (sakit kepala yang berat pada sebelah kepala).

Efek Samping Pemakaian Pil


Pemakaian pil dapat menimbulkan efek samping berupa perdarahan di luar
haid, rasa mual, bercak hitam di pipi (hiperpigmentasi), jerawat, penyakit jamur
pada liang vagina (candidiasis), nyeri kepala, dan penambahan berat badan.

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)


AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita merupakan
alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat
setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan
mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI). Namun, ada
wanita yang ternyata belum dapat menggunakan sarana kontrasepsi ini.
Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu memperoleh informasi yang
lengkap tentang seluk-beluk alat kontrasepsi ini.

Jenis-jenis AKDR di Indonesia

1. Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian
vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus
ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.
2. Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan
pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32
mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai
luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga
halus pada jenis Coper-T.
3. Multi Load
AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri
dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke

14
pusat kesehatan masyarakat 2014
bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas
permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3
ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.
4. Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau
huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang pada
ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran
panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B
27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan
30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka
kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini
ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan
usus, sebab terbuat dari bahan plastik.

Pemasangan AKDR
Prinsip pemasangan adalah menempatkan AKDR setinggi mungkin dalam
rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada
waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak.
Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid. Pemasangan AKDR
dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara khusus.
Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan satu
minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan
selanjutnya dilakukan setiap enam bulan sekali.

Kontra indikasi pemasangan AKDR:

 · Belum pernah melahirkan


 · Adanya perkiraan hamil
 · Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak
normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.

Keluhan-keluhan pemakai AKDR


Keluhan yang dijumpai pada penggunaan AKDR adalah terjadinya sedikit
perdarahan, bisa juga disertai dengan mules yang biasanya hanya
berlangsung tiga hari. Tetapi, jika perdarahan berlangsung terus-menerus
dalam jumlah banyak, pemakaian AKDR harus dihentikan. Pengaruh lainnya

15
pusat kesehatan masyarakat 2014
terjadi pada perangai haid. Misalnya, pada permulaan haid darah yang keluar
jumlahnya lebih sedikit daripada biasa, kemudian secara mendadak jumlahnya
menjadi banyak selama 1–2 hari. Selanjutnya kembali sedikit selama
beberapa hari. Kemungkinan lain yang terjadi adalah kejang rahim (uterine
cramp), serta rasa tidak enak pada perut bagian bawah. Hal ini karena terjadi
kontraksi rahim sebagai reaksi terhadap AKDR yang merupakan benda asing
dalam rahim. Dengan pemberian obat analgetik keluhan ini akan segera
teratasi. Selain hal di atas, keputihan dan infeksi juga dapat timbul selama
pemakaian AKDR.

Ekspulsi
Selain keluhan-keluhan di atas, ekspulsi juga sering dialami pemakai AKDR,
yaitu AKDR keluar dari rahim. Hal ini biasanya terjadi pada waktu haid,
disebabkan ukuran AKDR yang terlalu kecil. Ekspulsi ini juga dipengaruhi oleh
jenis bahan yang dipakai. Makin elastis sifatnya makin besar kemungkinan
terjadinya ekspulsi. Sedangkan jika permukaan AKDR yang bersentuhan
dengan rahim (cavum uteri) cukup besar, kemungkinan terjadinya ekspulsi
kecil.

Lama Pemakaian AKDR


Untuk AKDR yang mengandung tembaga, hanya mampu berfungsi selama 2–
5 tahun, tergantung daya dan luas permukaan tembaganya. Setelah itu harus
diganti dengan yang baru.

Suntikan
Kontrasepsi suntikan adalah obat pencegah kehamilan yang pemakaiannya
dilakukan dengan jalan menyuntikkan obat tersebut pada wanita subur. Obat
ini berisi Depo Medorxi Progesterone Acetate (DMPA). Penyuntikan dilakukan
pada otot (intra muskuler) di bokong (gluteus) yang dalam atau pada pangkal
lengan (deltoid).

Cara pemakaian 
Cara ini baik untuk wanita yang menyusui dan dipakai segera setelah
melahirkan. Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu empat minggu
setelah melahirkan. Suntikan kedua diberikan setiap satu bulan atau tiga bulan
berikutnya.

16
pusat kesehatan masyarakat 2014
Kontra indikasi 
Kontrasepsi suntikan tidak diperbolehkan untuk wanita yang menderita
penyakit jantung, hipertensi, hepatitis, kencing manis, paru-paru, dan kelainan
darah.

Efek samping kontrasepsi suntikan

 · Tidak datang haid (amenorrhoe)


 · Perdarahan yang mengganggu
 · Lain-lain: sakit kepala, mual, muntah, rambut rontok, jerawat, kenaikan
berat badan, hiperpigmentasi.

Norplant
Norplant merupakan alat kontrasepsi jangka panjang yang bisa digunakan
untuk jangka waktu 5 tahun. Norplant dipasang di bawah kulit, di atas daging
pada lengan atas wanita. Alat tersebut terdiri dari enam kapsul lentur seukuran
korek api yang terbuat dari bahan karet silastik. Masing-masing kapsul
mengandung progestin levonorgestrel sintetis yang juga terkandung dalam
beberapa jenis pil KB. Hormon ini lepas secara perlahan-lahan melalui dinding
kapsul sampai kapsul diambil dari lengan pemakai. Kapsul-kapsul ini bisa
terasa dan kadangkala terlihat seperti benjolan atau garis-garis. ( The Boston’s
Book Collective, The Our Bodies, Ourselves, 1992)

Norplant sama artinya dengan implant. Norplant adalah satu-satunya merek


implant yang saat ini beredar di Indonesia. Oleh karena itu, sering juga
digunakan untuk menyebut implant. Di beberapa daerah, implant biasa disebut
dengan susuk.

Indonesia merupakan negara pemula dalam penerimaan norplant yang dimulai


pada 1987. Sebagai negara pelopor, Indonesia belum mempunyai referensi
mengenai efek samping dan permasalahan yang muncul sebagai akibat
pemakaian norplant. Pada 1993, pemakai norplant di Indonesia tercatat
sejumlah 800.000 orang.

Efektivitas norplant
Efektivitas norplant cukup tinggi. Tingkat kehamilan yang ditimbulkan pada
tahun pertama adalah 0,2%, pada tahun kedua 0,5%, pada tahun ketiga 1,2%,

17
pusat kesehatan masyarakat 2014
dan 1,6% pada tahun keempat. Secara keseluruhan, tingkat kehamilan yang
mungkin ditimbulkan dalam jangka waktu lima tahun pemakaian adalah 3,9
persen. Wanita dengan berat badan lebih dari 75 kilogram mempunyai risiko
kegagalan yang lebih tinggi sejak tahun ketiga pemakaian (5,1 persen).

Yang tidak diperbolehkan menggunakan norplant


Wanita yang tidak diperbolehkan menggunakan norplant adalah mereka yang
menderita penyakit diabetes, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, migrain,
epilepsi, benjolan pada payudara, depresi mental, kencing batu, penyakit
jantung, atau ginjal. (The Boston Women’s Book Collective, 1992)

Pemasangan norplant
Pemasangan norplant biasanya dilakukan di bagian atas (bawah kulit) pada
lengan kiri wanita (lengan kanan bagi yang kidal), agar tidak mengganggu
kegiatan. Norplant dapat dipasang pada waktu menstruasi atau setelah
melahirkan oleh dokter atau bidan yang terlatih. Sebelum pemasangan
dilakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu dan juga disuntik untuk
mencegah rasa sakit. Luka bekas pemasangan harus dijaga agar tetap bersih,
kering, dan tidak boleh kena air selama 5 hari. Pemeriksaan ulang dilakukan
oleh dokter seminggu setelah pemasangan. Setelah itu, setahun sekali selama
pemakaian dan setelah 5 tahun norplant harus diambil/dilepas.

Kelebihan dan kekurangan norplant 


Kelebihan norplant adalah masa pakainya cukup lama, tidak terpengaruh
faktor lupa sebagaimana kontrasepsi pil/suntik, dan tidak mengganggu
kelancaran air susu ibu. Sedangkan kekurangannya adalah bahwa
pemasangan hanya bisa dilakukan oleh dokter atau bidan yang terlatih dan
kadang-kadang menimbulkan efek samping, misalnya spotting atau
menstruasi yang tidak teratur. Selain itu, kadang-kadang juga menimbulkan
berat badan bertambah.

Tubektomi (Sterilisasi pada Wanita)


Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang
mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi.
Sterilisasi bisa dilakukan juga pada pria, yaitu vasektomi. Dengan demikian,
jika salah satu pasangan telah mengalami sterilisasi, maka tidak diperlukan

18
pusat kesehatan masyarakat 2014
lagi alat-alat kontrasepsi yang konvensional. Cara kontrasepsi ini baik sekali,
karena kemungkinan untuk menjadi hamil kecil sekali. Faktor yang paling
penting dalam pelaksanaan sterilisasi adalah kesukarelaan dari akseptor.
Dengan demikia, sterilisasi tidak boleh dilakukan kepada wanita yang
belum/tidak menikah, pasangan yang tidak harmonis atau hubungan
perkawinan yang sewaktu-waktu terancam perceraian, dan pasangan yang
masih ragu menerima sterilisasi. Yang harus dijadikan patokan untuk
mengambil keputusan untuk sterilisasi adalah jumlah anak dan usia istri.
Misalnya, untuk usia istri 25–30 tahun, jumlah anak yang hidup harus 3 atau
lebih.

Beberapa Metode Kontasepsi Baru


Dengan adanya metode kontrasepsi yang baru, berarti pula memberikan lebih
banyak pilihan, dapat membantu mengatasi beberapa kendala pemakaian
kontrasepsi. Meskipun demikian, pengembangan kontrasepsi baru untuk
menambah yang sudah ada sangat terasa kurang membawa perubahan yang
positif dan inovatif. Beberapa metode yang sedang diuji klinik antara lain:

1. Cincin kontrasepsi
Cincin ini dimasukkan ke dalam vagina, bentuknya seperti kue donat, dan
mengandung steroid, yaitu progestin atau progestin ditambah estrogen,
yang dilepas ke dalam aliran darah. Cincin kontrasepsi mengandung
dosis hormon yang lebih rendah dibanding dengan kontrasepsi oral.
Wanita dapat memasukkan dan mengeluarkan cincin ini sendiri.
2. Vaksin antifertilitas reversibel
Vaksin ini menyebabkan antibodi berinteraksi dengan human chrrionic
gonadotropin(HCG), suatu hormon yang memelihara kehamilan. Tanpa
HCG, lapisan uterus lepas dengan membawa telur yang sudah dibuahi
sehingga terjadi menstruasi.
3. Norplant II
Norplant II memiliki kelebihan dibanding dengan norplant yang ada
sekarang, karena norplant II hanya memerlukan dua implantasi

19
pusat kesehatan masyarakat 2014
subdermal. Dengan demikian, lebih mudah memasukkan dan
mengeluarkannya.
4. Suntikan
Kontrasepsi ini menggunakan mikrosfero atau mikrokapsul. Injeksi terbuat
dari satu atau lebih hormon di dalam kapsul yang dapat dibiodegrasi,
yang melepaskan hormon dan menghambat ovulasi. Satu suntikan dapat
melindungi satu, tiga, atau enam bulan, tergantung dari jenis komposisi
kimianya.
5. Implantasi Transdermal
Implantasi transdermal menyebabkan pelepasan kontrasepsi steroid yang
lambat dan teratur ke aliran darah melalui kulit. Wanita dapat
menempatkan implant tersebut pada tubuh dan melepaskannya sesuai
keinginan. Pada salah satu jenis implantasi transdermal, seorang wanita
menggunakan tiga implantasi selama tiga minggu. Setiap implantasi
efektif selama tujuh hari. Pada minggu berikutnya, digunakan implantasi
plasebo sehingga terjadi menstruasi.
6. IUD bentuk T yang baru
IUD ini melepaskan lenovorgestrel dengan konsentrasi yang rendah
selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas
yang tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun
perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya
efek samping hormonal dan amenore.
7. Kondom wanita
Kondom ini dikendalikan oleh wanita dan mengurangi risiko terkena
penyakit menular seksual. Dari uji klinik menunjukkan bahwa kelicinan,
kebocoran, kerusakan, dan hambatan efektivitasnya lebih baik
dibandingkan kondom pria.

MACAM-MACAM IUD

20
pusat kesehatan masyarakat 2014

MACAM-MACAM KONTRASEPSI

7. Pola perencanaan

Untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia muda, jarak
kelahiran yang terlalu dekat dan melahirkan pada usia tua perlu dibuat suatu
perencanaan keluarga menuju Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera.

Perencanaan Keluarga menuju Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera dibagi atas


tiga masa menurut usia reproduksi isteri sebagai berikut:
a. Masa menunda kehamilan bagi pasangan usia subur dengan isteri usia di
bawah 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya.

21
pusat kesehatan masyarakat 2014
b. Masa mengatur kesuburan(menjarangkan kehamilan) periode usia isteri
antara 20-30 tahun merupakan periode usia yang paling baik untuk
melahirkan dengan jumlah anak dua orang dan jarak kelahiran anak ke I
dan anak ke II adalah 3-4 tahun.
c. Masa mengakhiri kesuburan (tidak hamil lagi) periode usia isteri di atas 20
tahun sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai dua orang
anak.

AYO IKUT KB
2 Anak Lebih Baik
http://www.nuvaring.com/Consumer/index.asp
http://www.billings-ovulation-method.org.au/act/bom.shtml

UPAYA PENINGKATAN GIZI

Masalah gizi di Indonesia:


1) Kekurangan kalori dan Protein (KKP)
2) Kekurangan vitamin A
3) Gondok endemik
4) Anemia gizi ; karena kurang zat besi prevalensinya masih tinggi

Kebijaksanaan penanggulangan masalah gizi


1) Tujuan
Perbaikan gizi bertujuan menurunkan angka penyakit gizi kurang yang
umumnya banyak diderita oleh masyarakat berpenghasilan rendah ( di
pedesaan maupun di perkotaan) , terutama pada anak-anak balita dan
wanita. Tujuan tersebut mendukung upaya penurunan angka kematian

22
pusat kesehatan masyarakat 2014
bayi, balita dan ibu serta mendorong makin terwujudnya norma keluarga
kecil bahagia sejahtera. Program ini juga berusaha memperbaiki keadaan
gizi masyarakat pada umunya, melalui perbaikan pola konsumsi pangan
yang makin beraneka ragam, seimbang dan bermutu gizi. Perbaikan pola
konsumsi diperlukan juga oleh kelompok masyarakat yang mempunyai
risiko tinggi terhadap beberapa penyakit.

2) Sasaran
a. Penurunan prevalensi KKP pada balita
b. Penurunan prevalensi kurang vitamin A di daerah rawan
c. Penurunan prevalensi gangguan akibat kekurangan yodium
d. Penurunan prevalensi anemia gizi pada ibu hamil
e. Adanya perubahan pola konsumsi pangan keluarga yang makin
beraneka ragam, seimbang dan bermutu gizi.

3) Untuk mencapai tujuan dan sasaran direncanakan langkah-langkah:


a. Upaya perbaikan gizi diarahkan terutama untuk melanjutkan dan
meningkatkan penanggulangan 4 masalah gizi utama yaitu kurang
kalori protein(KKP), kurang vitamin A, gangguan akibat kurang
yodium(GAKI), dan anemia.
b. Upaya penanggulangan keempat masalah gizi utama dilaksanakan
dalam bentuk pelayanan langsung bagi kelompok sasaran dan
pelayanan tidak langsung di masyarakat. Pelayanan langsung bagi
kelompok sasaran dilaksanakan dalam bentuk pelayanan gizi di
Puskesmas dan di Posyandu dengan sasaran khusus ibu dan anak,
dipadukan dengan kegiatan pelayanan kesehatan dasar dan KB.
Sedangkan pelayanan tidak langsung di masyarakat dilaksanakan
dalam bentuk penyuluhan gizi masyarakat, fortifikasi bahan makanan
dengan vitamin A atau zat yodium dan pemanfaatan tanaman
pekarangan.
c. Kegiatan upaya langsung dan tidak langsung untuk penanggulangan
KKP, kekurangan vitamin A dan Anemia gizi dilaksanakan dengan
memantapkan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga(UPGK) dalam bentuk

23
pusat kesehatan masyarakat 2014
pelayanan gizi utnuk ibu dan anak di Posyandu dalam bentuk
kegiatan lainnya di masyarakat di luar Posyandu.
d. Kegiatan UPGK adalah kegiatan lintas sektor antara kesehatan,
pertanian, KB, agama , penerangan, pendidikan,industri, koperasi
dan pemerintah daerah.
e. Upaya langsung penanggulangan kekurangan yodium selain
dilaksanakan dengan melanjutkan pemberian suntikan preparat
yodium, juga preparat yodium dalam kapsul. Sedangkan upaya tidak
langsung di masyarakat selain dengan mengefektifkan pemanfaatan
garam yodium juga dikaji cara-cara lainnya.
f. Upaya langsung penanggulangan vitamin A akan melanjutkan dan
memperluas penggunaan kapsul vitamin A dosis tinggi pada anak
balita terutama melalui pelayanan gizi di Posyandu. Sedangkan
upaya tidak langsung dilaksanakan dengan lebih mengintensifkan
penyuluhan gizi, pemanfaatan tanaman pekarangan dan fortifikasi
vitamin A.
g. Akan lebih dibina gizi utnuk ibu dan anak di Posyandu dalam bentuk
kegiatan lainnya di masyarakat di luar Posyandu.
h. Kegiatan UPGK adalah kegiatan lintas sektor antara kesehatan,
pertanian, KB, agama, penerangan, pendidikan, industri, koperasi
dan pemerintah daerah.
i. Upaya langsung penanggulangan kekurangan yodium selain
dilaksanakan dengan melanjutkan pemberian suntikan preparat
yodium, juga preparat yodium dalam kapsul. Sedangkan upaya tidak
langsung di masyarakat selain dengan mengefektifkan pemanfaatan
garam yodium juga dikaji cara-cara lainnya.
j. Upaya langsung penanggulangan vitamin A akan melanjutkan dan
memperluas penggunaan kapsul vitamin A dosis tinggi pada anak
balita terutama melalui pelayanan gizi di Posyandu. Sedangkan
upaya tidak langsung dilaksanakan dengan lebih mengintensifkan
penyuluhan gizi, pemanfaatan tanaman pekarangan dan fortifikasi
vitamin A.

24
pusat kesehatan masyarakat 2014
k. Akan lebih dibina peran serta masyarakat dan perusahaan swasta
dalam kegiatan usaha perbaikan gizi institusi misalnya rumah sakit,
pabrik, perusahaan, lembaga pemasyarakatan . Juga akan lebih
digalakkan penyuluhan gizi masyarakat dan dimantapkan pelajaran
ilmu gizi dan upaya perbaikan gizi sekolah tingkat dasar dan
menengah.

Program perbaikan gizi

Usaha perbaikan gizi keluarga

1) Pengertian
Usaha Perbaikan Gizi Keluarga(UPGK) adalah kegiatan masyarakat
untuk melembagakan upaya peningkatan gizi dalam tiap keluarga di
Indonesia. Usaha ini bersifat lintas sektor yang dilaksanakan oleh
departemen terkait yaitu Kesehatan, Pertanian, BKKBN dll
2) Tujuan
(a) Tujuan Umum: meningkatnya dan terbinanya keadaan gizi seluruh
anggota masyarakat
(b) Tujuan khusus:
3) Timbulnya partisipasi dan pemerataan kegiatan
(a) Semua anggota masyarakat ikut serta dalam kegiatan
(b) Kegiatan meluas ke semua dukuh
(c) Semua balita, ibu hamil dan ibu menyusui tercakup dalam kegiatan
4) Terwujudnya perilaku yang mendukung perbaikan gizi
(a) Setiap ibu menimbang balitanya setiap bulan
(b) Semua anak disusui 2 tahun atau lebih dan mendapat tambahan
makanan lainnya sesuai dengan kebutuhannya
(c) Semua anak 1-5 tahun minum satu kapsul vitamin A dosis tinggi
setiap 6 bulan sekali(biru 6-11 bulan; merah 1 th-5 th)
(d) Setiap anak mencret segera diberi minuman yang ada di rumah atau
larutan gula garam atau oralit

25
pusat kesehatan masyarakat 2014
(e) Setiap ibu hamil dan ibu menyusui makan 1-2 piring makanan bergizi
lebih banyak dari biasanya
(f) Setiap ibu hamil minum satu tablet tambah darah tiap hari sejak hamil
7 bulan
(g) Setiap pekarangan dimanfaatkan untuk peningkatan gizi keluarga
(h) Setiap pasangan usia subur mengerti dan melaksanakan KB
(i) Setiap anak umur 2- 12 bulan memperoleh imunisasi lengkap
(j) Setiap ibu hamil memeriksakan diri secara teratur kepada dukun
terlatih/petugas kesehatan
(k) Setiap ibu hamil mendapatkan 2 kali imunisasi TT
(l) Setiap keluarga menggunakan garam beryodium dalam masakannya
sehari-hari
5) Perbaikan gizi balita
a. Setiap balita naik berat badannya tiap bulan
b. Semua anak yang berumur 36 bulan mencapai berat badan paling
sedikit 11,5 kg
c. Tidak terdapat lagi balita menderita buta senja
d. Tidak terdapat lagi balita meninggal akibat mencret

Pencegahan dan penanggulangan gondok endemik

1) Tujuan program
a. Menurunnya prevalensi dan mencegah timbulnya gondok endemik
b. Tercegahnya kretinisme
c. Target dan sasaran:
i. sasaran kegiatan penyuntikan minyak beryodium adalah semua
penduduk laki-laki di daerah endemik yang berumur 0-14 tahun
dan wanita umur 0-35 tahun
ii. sasaran kegiatan distribusi garam beryodium adalah semua
penduduk Target kegiatan senantiasa akan disesuaikan atau
ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan operasional.

26
pusat kesehatan masyarakat 2014
2) Kegiatan
a. Repatriasi penduduk desa
Tahapan kerja yang harus dilaksanakan:
i. pencatatan dan pendaftaran penduduk di lokasi proyek yang
telah dipilih. Pencatatan ini dilakukan pada setiap keluarga
menurut umur dan jenis kelamin anggota keluarga dengan
menggunakan formulir khusus.
ii. perkiraan kecukupan dan kebutuhan obat (lipiodol) berdasarkan
data umur
iii. pemberian keterangan kepada penduduk tentang maksud dan
tujuan program pencegahan gondok endemik.

b. Penyuntikan larutan yodium dalam minyak (lipiodol)


i. pertama-tama perlu dibuat rencana kerja dan jadual,
berdasarkan hasil registrasi penduduk desa.
Dosis penyuntikan sebagai berikut:
0 - 6 bulan: 0,2 ml
6 - 12 bulan: 0,3 ml
1 - 6 tahun: 0,5 ml
6 - 35 tahun: 1,0 ml
ii. membuat pemberitahuan ke desa-desa proyek berdasarkan
rencana kerja dan jadual yang telah disusun.
iii. pelaksanaan penyuntikan lipiodol secara ‘intramuskuler”.
c. Pencatatan dan pelaporan
i. penduduk yang telah disuntik dicatat dalam “Kartu Registrasi”
ii. rekapitulasi hasil penyuntikan
iii. pengiriman laporan lewat jalur yang telah ditetapkan, yaitu:
o melalui kegiatan pencatatan dan pelaporan terpadu
o melalui jalur proyek

d. Evaluasi dampak
Kegiatan yang perlu dilakukan:

27
pusat kesehatan masyarakat 2014
i. kegiatan ulang survei data dasar di desa-desa yang telah
dilakukan penyuntikan lipiodol
ii. kegiatan monitoring medik dengan pengumpulan sampel urin.

Pencegahan dan penanggulangan kekurangan vitamin A

1) Pengertian
a. Vitamin A selain peranannya sebagai retin yang merupakan
komponen rhodopsin , juga berfungsi dalam pemeliharaan sel-sel
epitel, metabolisme dan reproduksi . Kekurangan vitamin A selain
bermanifestasi sebagai xeropthalmia dan kebutaan juga berperan
dalam tingginya angka kesakitan dan kematian bayi. Kekurangan
vitamin A banyak terjadi pada anak balita.
b. Sebab terjadinya kekurangan vitamin A adalah kurangnya konsumsi
vitamin A ke dalam tubuh
c. Akibat kekurangan vitamin A : Buta senja, kebutaan, mudah terkena
penyakit diare dan saluran pernafasan
d. Kebijaksanaan
o Penyuluhan untuk meningkatkan konsumsi sumber vitamin A
alami terutama sayuran hijau
o Suplementasi vitamin A dapat dilakukan melalui dua cara:
- cara langsung melalui distribusi kapsul vitamin A dosis
tinggi (200.000 IU)
- cara tak langsung melalui fortifikasi vitamin A pada bahan
makanan

Sasaran:
- Semua anak balita yang sehat
- Anak balita yang menderita xeropthalmia
- Anak balita yang menderita sakit (campak, panas tinggi dan diare)
- Ibu-ibu dalam masa nifas

28
pusat kesehatan masyarakat 2014
2) Kegiatan yang dijalankan oleh Puskesmas
a. Distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi
i. Melalui pelayanan dalam Puskesmas
o Periksalah anak yang berkunjung ke Puskesmas dengan
teliti keadaan mata dan tingkat sakitnya
o Anak dengan salah satu tanda kekurangan vitamin A
 buta senja atau
 Xeropthalmia:
- segara beri satu kapsul vitamin A 200.000 IU
- hari berikutnya beri lagi satu kapsul vitamin A
200.000 IU
- empat minggu berikutnya beri lagi satu kapsul
vitamin A 200.000 IU
Anak balita yang menderita campak segera beri satu
kapsul vitamin A 200.000 IU
o Kepada semua anak balita yang berkunjung ke Puskesmas
yang belum mendapat kapsul vitamin A dari proyek UPGK
, dapat diberikan 1 kapsul vitamin A sebagi tindakan
pencegahan.
o Catat dan laporkan nama anak dan tanggal pemberian
kapsul. Anjurkan agar kembali ke Puskesmas 4-6 bulan
lagi untuk mendapat kapsul vitamin A berikutnya.
o Ibu-ibu yang baru melahirkan segera berikan satu kapsul
vitamin A sekali saja. Jangan diberikan kepada ibu yang
sedang hamil/kemungkinan hamil.

ii. Melalui pelayanan di luar Puskesmas:


Kegiatan Posyandu:
o Daftar semua anak balita yang ada di wilayah kerja, untuk
mengetahui jumlah kapsul yang harus diberikan.
o Mintalah sejumlah kapsul vitamin A yang diperlukan
kepada petugas gizi di Puskesmas.

29
pusat kesehatan masyarakat 2014
o Berikan kapsul vitamin A dosis tinggi kepada anak 1-5
tahun baik yang sehat maupun sakit setiap bulan Februari
dan Agustus , pada waktu registrasi anak balita dan atau
penimbangan bulanan.
o Anak dengan salah satu tanda kekurangan vitamin A
- Buta senja
- Mata kering
- Mata keruh
- Mata kotor/bercak putih segera kirim ke Puskesmas.
Anak balita 1-5 tahun yang menderita campak dikirim ke
Puskesmas atau rumah sakit
o Pada ibu-ibu yang baru melahirkan segera berikan kapsul
vitamin A dosis tinggi sekali saja. Jangan berikan pada
wanita hamil.

b. Penyuluhan gizi :Anjurkan kepada ibu-ibu yang mempunyai anak


balita agar anaknya dibiasakan memakan sayuran hijau dan buah-
buahan berwarna pada setiap kesempatan baik dalam pelayanan
di dalam maupun di luar Puskesmas.

CARA PEMBERIAN
1. Sasaran
1.1 Bayi
Kapsul Vitamin A 100.000 SI diberikan kepada semua anak , bayi(umur
6-11 bulan)baik sehat maupun sakit.
1.2 Anak Balita
Kapsul Vitamin A 200.000 SI diberikan kepada semua anak balita(umur
1-5 tahun) baik sehat maupun sakit.
1.3 Ibu Nifas
Kapsul vitamin A 200.000 SI diberikan kepada ibu yang baru
melahirkan(nifas) sehingga bayinya akan memperoleh vitamin A yang
cukup melalui ASI.

30
pusat kesehatan masyarakat 2014

Catatan:
Untuk keamanan, kapsul vitamin A 200.000 SI tidak diberikan kepada bayi (6-
11 bulan) dan ibu hamil karena merupakan kontra indikasi.

2. Jenis Vitamin A
2.1 Secara periodik
a. Bayi umur 6- 11
bulan
Satu kapsul vitamin A 100.000 SI tiap 6 bulan diberikan secara
serentak pada bulan Februari atau Agustus.
b. Anak Balita umur 1-5 tahun
Satu kapsul vitamin A 200.000 SI tiap bulan diberikan secara
serentak pada bulan Februari dan Agustus
c. Ibu Nifas
Satu kapsul vitamin A 200.000 SI dalam masa nifas. Kapsul
vitamin A diberikan paling lambat 30 hari setelah melahirkan.
2.2 Kejadian tertentu
a. Xeropthalmia
Bila ditemukan seseorang dengan salah satu tanda
xeropthalmia seperti buta senja, bercak putih(bercak bitot) ,
mata keruh atau kering.
Saat ditemukan : Segera diberi 1(satu) kapsul vitamin A
200.000 SI
Hari berikutnya: 1(satu) kapsul vitamin A 200.000 SI
Empat minggu berikutnya: 1(satu) kapsul vitamin A 200.000 SI
b. Campak
Anak yang menderita campak segera diberi 1 kapsul vitamin A
200.000 SI . Untuk bayi diberi kapsul vitamin A 100.000 SI.

Catatan:

31
pusat kesehatan masyarakat 2014
Bila di suatu desa terdapat “Kejadian Luar Biasa(KLB)” campak, maka
sebaiknya seluruh anak Balita di desa tersebut masing-masing diberi
satu kapsul vitamin A 200.000 SI dan seluruh bayi diberi kapsul vitamin
A 100.000 SI.
3. Periode Pemberian
3.1 Bulan Kapsul
Untuk tujuan pencegahan, pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi
diberikan kepada bayi dan anak balita secara periodik yaitu untuk bayi
diberikan setahun sekali pada bulan Februari atau Agustus, dan untuk
anak Balita enam bulan sekali, dan secara serentak dalam bulan
Februari dan Agustus.
Pemberian secara serentak dalam bulan Februari dan Agustus
mempunyai beberapa keuntungan:
o Memudahkan dalam memantau kegiatan pemberian kapsul , termasuk
pecatatan dan pelaporannya, karena semua anak mempunyai jadwal
pemberian yang sama.
o Memudahkan dalam upaya penggerakkan masyarakat karena
kampanye dapat dilakukan secara profesional di samping secara
spesifik daerah.
o Memudahkan dalam pembuatan materi-materi penyuluhan(spot TV,
spot radio, barang-barang cetak) terutama yang dikembangkan,
diproduksi dan disebar luaskan oleh tingkat Pusat/Provinsi.
o Dalam rangka Hari Proklamasi RI(Agustus) biasanya banyak kegiatan
yang dapat digunakan untuk promosi kesehatan, termasuk pemberian
kapsul vitamin A dosis tinggi.
o Bulan Februari dan Agustus merupakan bulan pemantauan garam
beryodium di tingkat masyarakat, sehingga kegiatan dapat
diintegrasikan di tingkat Puskesmas.
3.2 Sweeping /Kunjungan Rumah
Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
pemberian kapsul vitamin A.
o Bila masih ada anak balita yang belum mendapat kapsul vitamin A
pada hari pemberian yang telah ditentukan, perlu dilakukan

32
pusat kesehatan masyarakat 2014
“Sweeping” yaitu melacak/mencari bayi dan anak balita untuk diberi
kapsul vitamin A dengan melakukan kunjungan rumah. Diharapkan
dengan kegiatan bulan kapsul dan sweeping semua bayi(6-11 bulan)
dan anak balita(1-5 tahun) dapat dicakup 100 % dengan pemberian
kapsul vitamin A.
o “Sweeping”/ kunjungan rumah sebaiknya dilakukan segera setelah
hari pemberian dan paliong lambat sebulan setelahnya. Untuk
memudahkan pencatatan dan pelaporan akhir bulan
September(untuk periode Agustus) seluruh kegiatan “Sweeping”
hendaknya sudah selesai.
o Bila setelah “Sweeping” masih ada anak yang belum mendapat
kapsul, makan agar diupayakan lagi meskipun sudah di luar periode
berikut.
1.3. Ibu Nifas
Pemberian kapsul vitamin A 200.000 SI kepada ibu pada masa nifas
dapat diberikan:
o Segera setelah melahirkan, atau
o Pada kunjungan pertama neonatal, atau
o Pada kunjungan kedua neonatal

2. Tempat pemberian
1.1 Sebagai upaya pencegahan, kapsul vitamin A diberikan kepada
seluruh bayi 6-11 bulan dan anak balita(1-5 tahun) di Posyandu
pada hari buka Posyandu.
1.2 Untuk wilayah yang belum memberi perhatian dan upaya khusus
misalnya dengan membentuk pos pemberian vitamin
A(Posvita) , Dasa wisma, kelompok peminat KIA(KPKIA) atau
perkumpulan lain, atau kunjungan rumah. Tugas ini akan lebih
mudah bila menggalang kerja sama di antara kader, LKMD,
PKK, LSM dan tokoh masyarakat.
2. Pengadaan Vitamin A
Untuk tahun 1999/2000, DepKes memperolah bantuan kapsul
vitamin A 100.000 SI dari UNICEF, selanjutnya diadakan dari DIP

33
pusat kesehatan masyarakat 2014
Perbaikan Gizi(Pusat/Daerah) bersama dengan pengadaan
mikronutrien lain(kapsul vitamin A 100.000 SI, kapsul minyak
beryodium, tablet tambah darah, sirop besi)

Pencegahan dan penanggulangan anemia gizi

Tujuan:
Meningkatnya status gizi masyarakat dengan menurunnya prevalensi anemia
gizi besi pada ibu hamil/menyusui, balita, anak sekolah dan pekerja
berpenghasilan rendah. Kelompok sasaran adalah ibu hamil/menyusui dan
pekerja berpenghasilan rendah.

Kegiatan:
a. Pencegahan dan penanggulangan anemia besi dikaitkan dengan kegiatan
UPGK yaitu dalam bentuk pemberian tablet besi bagi wanita
hamil/menyusui di daerah proyek UPGK sebelum ditemukan upaya
teknologi tepat guna lain.
b. Penggalakan penggunaan bahan pangan alami sumber zat besi yang
diusahakan lewat kegiatan penyuluhan gizi.

Perbaikan makanan bayi dan anak

Tujuan dan sasaran:


a. Program perbaikan makanan bayi dan anak bertujuan lestarinya dan
meningkatnya kebiasaan menyusui bayi/anak umur 0-24 bulan dan
memperbaiki kebiasaan pemberian makanan pendamping ASI.
b. Sasaran:
- Ibu hamil dan menyusui
- Ibu yang mempunyai anak umur 0-24 bulan dan balita
- Anggota keluarga yang mengasuh anak umur 0-24 bulan dan balita

Kegiatan dan pelaksanaan program:


A. Peningkatan penggunaan ASI

34
pusat kesehatan masyarakat 2014
1. Pendidikan dan penyuluhan ASI
a. Perbaikan kurikulum pendidikan formal dan informal
b. Pendidikan/pelatihan petugas kesehatan dan kader
c. Orientasi pimpinan RS dan rumah bersalin
d. Penyuluhan masyarakat, termasuk penyuluhan antar ibu-ibu di
dalam kelompok
e. Kampanye

2. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat


a. Rawat gabung dan klinik laktasi
b. Bank ASI dan pusat penitipan anak untuk ibu bekerja
3. Perundang-undangan
a. Peraturan tentang menyusui di tempat kerja dan cuti
hamil/melahirkan
b. Peraturan pemasaran pengganti ASI

B. Perbaikan makanan pengganti ASI/makanan balita


C. Perbaikan makanan ibu hamil/menyusui

PENGOBATAN

Upaya pengobatan adalah segala bentuk kegiatan pelayanan pengobatan


yang diberikan kepada seseorang untuk menghilangkan penyakit atau
gejalanya, dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan cara dan teknologi yang
khusus. Prasarana dan sarana yang ada bersifat dasar , maka bentuk
pelayanan yang dapat diberikan sangat tergantung kepada kemampuan yang
ada.

Bentuk pelayanan pengobatan di Puskesmas diarahkan kepada kemampuan


pengenalan(diagnosis) dan pengobatan sederhana dan mendasar, sedangkan
untuk diagnosis dan pengobatan yang lebih canggih dilaksanakan di unit kerja

35
pusat kesehatan masyarakat 2014
yang lebih tinggi tingkat kecanggihannya, sepeti rumah sakit kabupaten,
rumah sakit khusus, rumah sakit provinsi dan seterusnya.

1. Pengertian
a. Upaya pengobatan adalah bentuk pelayanan kesehatan yang bertujuan
untuk menghentikan proses perjalanan penyakit pada seseorang sehingga
penderitaannya dapat hilang.
b.Diagnosis adalah segala bentuk prosedur kesehatan untuk mengenal
penyakit yang ada pada seseorang.

2. Tujuan
a. Umum: meningkatnya derajat kesehatan perorangan dan
masyarakat di Indonesia.
b. Khusus:
1. Terhentinya proses perjalanan penyakit yang diderita
seseorang.
2. Berkurangnya penderitaan seseorang karena sakit.
3. Tercegahnya dan berkurangnya kecacatan
4. Merujuk penderita ke fasilitas diagnosis dan pelayanan yang
lebih canggih bila perlu.
3. Kegiatan
Agar tujuan pelayanan pengobatan dapat dicapai dengan sebaik-baiknya,
ditempuh kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Melakukan diagnosis sedini mungkin melalui:
i. Mendapatkan riwayat penyakit
ii. Mengadakan pemeriksaan badan
iii. Mengadakan pemeriksaan laboratorium
iv. Membuat diagnosis
b. Melaksanakan tindakan pengobatan
c. Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan dapat
berbentuk:

36
pusat kesehatan masyarakat 2014
i. rujukan medik
ii. rujukan pengobatan/rehabilitasi
iii. rujukan lain

PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR


Pengertian
Memberantas penyakit menular sebenarnya menghilangkan atau mengubah
cara berpindahnya penyakit menular dan/atau infeksi.

Cara penularan
1. Penularan langsung dari manusia ke manusia. Dapat terjadi karena tetesan
halus yang terhambur dari batuk, meludah atau bersin misalnya
tuberkulosa; bersentuhan misalnya pada penyakit kelamin
2. Penularan tidak langsung:
a. dengan perantaraan benda atau barang yang kotor, biasanya air,
makanan,dan susu segar. Perjalanan tinja ke mulut. Manusia makan
bahan makanan dan minum air yang telah dikotori dengan kuman
penyebab penyakit. Penyakit yang ditularkan dengan cara ini antara
lain kolera dan disentri
b. dengan perantaraan serangga atau gigitan binatang. Orang digigit
serangga atau binatang yang membawa kuman penyakit dalam
saluran pencernaannya atau dalam ludahnya. Contoh : filariasis,
malaria,dengue demam berdarah dan rabies.
3. Jika cara penyakit itu menular diketahui, maka dapat dijalankan usaha
yang jitu untuk menghilangkan sumber infeksi dan memutuskan rantai
penularan penyakit.

Tujuan
1. Mencegah terjadinya penularan penyakit
2. Mengurangi terjadinya kesakitan
3. Mengurangi terjadinya kematian

37
pusat kesehatan masyarakat 2014

Langkah-langkah pemberantasan penyakit menular


a. Mengumpulkan dan menganalisis data penyakit
b. Melaporkan penyakit menular
c. Menyelidiki di lapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan untuk
menemukan kasus lagi dan untuk mengetahui sumber penularan
d. Tindakan permulaan untuk menahan penjalaran
e. Menyembuhkan penderita hingga tidak menjadi sumber infeksi
f. Imunisasi
g. Pemberantasan vektor(pembawa penyakit)
h. Pendidikan kesehatan

KESEHATAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN

Pengertian
Upaya penyehatan lingkungan pemukiman adalah upaya untuk meningkatkan
kesehatan lingkungan pemukiman melaui upaya sanitasi dasar, pengawasan
mutu lingkungan dan tempat umum, termasuk pengendalian pencemaran
lingkungan dengan meningkatkan peran serta masyarakat dan pengelolaan
lingkungan yang terpadu melalui analisis dampak lingkungan.

Tujuan
1. Umum
Kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan dan pemukiman bertujuan
berubahnya, terkendalinya atau hilangnya semua unsur fisik dan
lingkungan yang terdapat di masyarakat yang dapat memberi pengaruh
jelek terhadap kesehatan .
2. Khusus:
a. Meningkatnya mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin
masyarakat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

38
pusat kesehatan masyarakat 2014
b. Terwujudnya kesadaran dan keikutsertaan masyarakat dan sektor
lain yang berkaitan serta bertanggung jawab atas upaya
peningkatan dan pelestarian lingkungan hidup.
c. Terlaksananya peraturan perundangan tentang penyehatan
lingkungan dan pemukiman yang berlaku.
d. Terselenggaranya pendidikan kesehatan guna menunjang kegatan
dalam peningkatan kesehatan lingkungan dan pemukiman.
e. Terlaksananya pengawasan secara teratur pada sarana sanitasi
perumahan, kelompok masyarakat , tempat pembuatan/penjualan
makanan, perusahaan dan tempat umum.

Pendekatan
1. Meningkatkan koordinasi agar terdapat pembagian peran, tugas dan
wewenang yang lebih jelas antara berbagai sektor yang terkait dalam
kesehatan lingkungan pemukiman.
2. Mengembangkan dan membina swakarya, swadaya dan swasembada
masyarakat.
3. Menggali, menggerakkan dan memanfaatkan sumber daya yang ada
pada masyarakat termasuk pemerintah dan bantuan luar negeri.
4. Mengembangkan dan meningkatkan pelaksanaan peraturan perundang-
undangan yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan.
5. Mengembangkan standardisasi desain sarana kesehatan lingkungan.
6. Mengembangkan panduan tentang pengawasan kualitas lingkungan dan
analisis dampak lingkungan.

Kegiatan
Kegiatan utama kesehatan lingkungan yang harus dilakukan staf Puskesmas
adalah:
1. Penyehatan air bersih
2. Penyehatan pembuangan kotoran
3. Penyehatan lingkungan perumahan
4. Penyehatan air buangan/limbah
5. Pengawasan sanitasi tempat umum

39
pusat kesehatan masyarakat 2014
6. Penyehatan makanan dan minuman
7. Pelaksanaan peraturan perundangan.

UPAYA PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT

Pengertian

1. Upaya perawatan kesehatan masyarakat adalah upaya yang merupakan


perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan
dukungan peran serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan
pelayanan, peningkatan dan pencegahan secara berkesinambungan
tanpa mengabaikan pelayanan pengobatan dan pemulihan secara
menyeluruh dan terpadu ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok
serta masyarakat sebagai suatu kesatuan utuh melalui proses
keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya.
2. Pelayanan keperawatan adalah keseluruhan fungsi, tugas, kegiatan dan
tanggung jawab yang dilaksanakan oleh seorang tenaga keperawatan
dalam praktek profesinya di mana pun berada.
3. Asuhan keperawatan adalah bantuan, bimbingan, penyuluhan,
pengawasan kepada penderita yang tidak mampu, tidaktahu, tidak mau
mengatasi masalah kesehatannya, atau perlindungan yang dilaksanakan
secara profesional oleh tenaga keperawatan berdasarkan kebutuhan
penderita untuk meningkatkan kenampuannya hidup mandiri dalam
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
4. Proses keperawatan adalah suatu kerangka operasional dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan yang berupa rangkaian kegiatan
secara sistematis sehingga penderita mampu mandiri dalam mengatasi
masalah kesehatannya.

40
pusat kesehatan masyarakat 2014

Tujuan
1. Tujuan umum: meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan
masyarakat secara menyeluruh dalam memelihara kesehatan untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal secara mandiri.
2. Tujuan Khusus:
a. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat
b. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat untuk melaksanakan upaya keperawatan dasar dalam
rangka mengatasi masalah kesehatan.
c. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan
pembinaan dan asuhan keperawatan
d. Tertanganinya kelompok khusus/panti yang memerlukan pembinaan
dan asuhan keperawatan dasar.
e. Terlayaninya kasus-kasus yang memerlukan penangan tindak lanjut
dan asuhan keperawatan di rumah.
f. Terlayaninya kasus-kasus tertentu termasuk kelompok risiko tinggi
yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di
Puskesmas dan di rumah.

Kegiatan:

Pelayanan yang diberikan kepada individu baik di Puskesmas maupun di


rumah keluarga berupa asuhan keperawatan kepada penderita dari berbagai
kalangan umur, tumbuh kembang, kondisi kesehatan dan jenis kelamin.
1. Pelayanan yang diberikan kepada keluarga, diarahkan pada keluarga
sebagai unit terkecil dari masyarakat dan berfungsi secara menyeluruh.

41
pusat kesehatan masyarakat 2014
2. Pelayanan kepada kelompok khusus bertujuan untuk membantu
kelompok khusus yang mempunyai masalah kesehatan tertentu:
a. Ibu hamil,bayi baru lahir, anak balita, usia sekolah, usia lanjut.
b. Penderita penyakit menular : TBC, lepra, kelamin
c. Penderita penyakit tak menular: jantung, DM, cacat fisik, gangguan
mental.
d. Yang mempunyai risiko tinggi terserang penyakit WTS, perokok
berat penyalahgunaan obat/narkotik, kelompok pekerja tertentu
e. Panti werda, panti asuhan, pusat rehabilitasi(cacat fisik/mental,
narkotik
3. Pelayanan pada tingkat masyarakat (RT,RW, Kelurahan, Kecamatan atau
masyarakat dengan ciri tertentu : budaya,kepercayaan,pekerjaan)

UPAYA KESEHATAN SEKOLAH


Pengertian
Kesehatan sekolah adalah upaya kesehatan masyarakat yang dilaksanakan
dalam rangka pembinaan kesehatan anak usia sekolah.(kelompok umur 7- 21
tahun).

Tujuan
1) Umum
Memumbuhkan dan mewujudkan kemandirian anak untuk hidup sehat
yang memungkinkan terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.
2) Khusus
a. Meningkatnya kemampuan anak untuk menolong dirinya sendiri,
keluarga serta lingkungannya.
b. Peningkatan cara berpikir yang berorientasi kepada masalah
kesehatan yang dihadapi.

42
pusat kesehatan masyarakat 2014
c. Peningkatan kemampuan pengendalian diri sehingga dapat mengatur
perilaku dan menjalankan prinsip hidup sehat.
3) Meningkatnya kemampuan anggota keluarga terutama ibu dalam
pengasuhan anak yang mendorong terbentuknya perilaku hidup sehat.

Pola pembinaan
1. Upaya pembinaan kesehatan anak usia sekolah dilakukan dalam
berbagai bentuk pelaksanaan . Berdasarkan tahapan dalam proses
tumbuh kembang anak usia sekolah dapat dibagi tiga kelompok :
a. Praremaja(kelompok umur 7-12 tahun)
b. Remaja(kelompok umur 13-18 tahun)
c. Dewasa muda(kelompok umur 19-21 tahun)
2. Untuk menjangkau semua anak usia sekolah dalam upaya pembinaan
kesehatan maka dikembangkan program pembinaan kesehatan
a. Melalui sekolah dikenal dengan usaha kesehatan sekolah,
dilaksanakan di sekolah, perguruan agama, pondok pesantren
b. Di luar sekolah melalui kelompok khusus seperti kelompok 10
keluarga/ dasawisma, organisasi pemuda antara alain karang taruna
atau lembaga swadaya masyarakat lainnya termasuk panti asuhan.
3. Program pembinaan kesehatan anak usia sekolah baik yang melalui
sekolah maupun yang di luar sekolah selain pembinaan langsung kepada
anak usia sekolah juga dilaksanakan pembinaan peran serta ibu dan
unsur potensial lainnya melalui komunikasi, informasi dan motivasi serta
pendekatan edukatif dalam rangka alih kelola dan alih teknologi.

Usaha kesehatan sekolah(UKS)

43
pusat kesehatan masyarakat 2014
UKS adalah salah satu wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat
dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat yang pada gilirannya
menghasilkan derajat kesehatan yang optimal.

UKS mempunyai tiga kegiatan utama yang disebut TRIAS UKS yaitu:
1. Pendidikan kesehatan(sesuai dengan kurikulum)
2. Pelayanan kesehatan
3. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat(gabungan upaya
pendidikan dan upaya kesehatan)
Tujuan UKS

1. Umum
Meningkatnya kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta
didik serta menciptakan lingkungan sehat sehingga memungkinkan
pertumbuhan dan perkembangan anak yang harmonis dan optimal dalam
rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.

2. Khusus
Memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan
peserta didik yang mencakup:
a. Memiliki pengetahuan , sikap dan ketrampilan untuk melaksanakan
prinsip hidup sehat serta berpartisipasi aktif dalam usaha
peningkatan kesehatan di sekolah dan di perguruan agama.
b. Sehat, baik dalam arti fisik , mental maupun sosial.
c. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk
penyalahgunaan narkotik, obat dan bahan berbahaya, alkohol,
rokok.

Sasaran UKS

1. Sasaran pelayanan kesehatan adalah peserta didik di sekolah dasar


sampai sekolah menengah termasuk perguruan agama, sekolah kejuruan
dan sekolah luar biasa.

44
pusat kesehatan masyarakat 2014
2. Sasaran pembinaan
a. Pelaksanaan kesehatan di sekolah
b. Lingkungan khususnya
1) Lingkungan fisik sekolah bila merupakan masalah yang tidak
mendukung tercapainya derajat kesehatan yang optimal.
2) Lingkungan rumah tangga, bila lingkungan fisiknya maupun
pola pengasuhan tidak mendukung tercapainya derajat
kesehatan yang optimal

UPAYA KESEHATAN USIA LANJUT


Pengertian
Upaya kesehatan usia lanjut di Puskesmas adalah upaya kesehatan
paripurna di bidang kesehatan usia lanjut, yang dilaksanakan di tingkat
Puskesmas serta diselenggarakan secara khusus maupun umum yang
terintegrasi dengan kegiatan pokok Puskesmas lainnya. Dilaksanakan oleh
petugas kesehatan Puskesmas dengan dukungan peran serta masyarakat
baik dalam gedung maupun di luar gedung Puskesmas. Sasarannya ditujukan
pada kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi tanpa mengabaikan kelompok
lainnya dengan menggunakan teknologi tepat guna yang disesuaikan dengan
kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat.

Yang termasuk pasien geriatri adalah:


- pasien dengan usia 55-70 tahun yang mengalami lebih dari satu kondisi
patologik
- pasien dengan usia lebih dari 70 tahun walaupun dengan hanya satu
kondisi

Upaya kesehatan paripurna dasar di bidang kesehatan usia lanjut adalah


suatu upaya yang menyeluruh pada usia lanjut meliputi peningkatan,
pencegahan, pengobatan dan pemulihan.Kegiatan upaya kesehatan usia

45
pusat kesehatan masyarakat 2014
lanjut di tingkat Puskesmas secara khusus ialah penyuluhan, deteksi dan
diagnosis dini usia lanjut, diagnosis kelainan usia lanjut, proteksi dan tindakan
khusus pada usia lanjut dan pemulihan. Sedangkan secara umum
dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan pokok Puskesmas lainnya yang
terkait.

Tujuan

1. Umum
Meningkatnya derajat kesehatan usia lanjut untuk mencapai masa tua
yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan
masyarakat sesuai dengan eksistensinya dalam strata kemasyarakatan
dalam mencapai mutu kehidupan usia lanjut yang optimal.
2. Khusus:
a. Meningkatnya kesadaran pada usia lanjut untuk membina sendiri
kesehatannya.
b. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat dalam
menghayati dan mengatasi masalah kesehatan usia lanjut secara
optimal
c. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut
d. Meningkatnya jenis dan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut.

Sasaran
1, Langsung
a. Kelompok usia menjelang usia lanjut(45-54 tahun) atau dalam masa
virilitas, di dalam keluarga maupun masyarakat luas dengan paket
pembinaan yang meliputi KIE dan pelayanan kesehatan fisik, gizi
agar dapat mempersiapkan diri menghadapi masa tua.

46
pusat kesehatan masyarakat 2014
b. Kelompok usia lanjut dalam masa prasenium(55-64 tahun) dalam
keluarga, organisasi masyarakat usia lanjut dan masyarakat pada
umumnya dengan paket pembinaan yang meliputi KIE dan
pelayanan agar dapat mempertahankan kondisi kesehatannya dan
tetap produktif.
c. Kelompok usia lanjut dalam masa senescens( 65 tahun) dan usia
lanjut dengan resiko tinggi( 70 tahun), hidup sendiri ,terpencil
menderita penyakit berat, cacat dengan paket pembinaan yang
meliputi KIE dan pelayanan kesehatan agar dapat selama mungkin
mempertahankan kemandiriannya.

2. Sasaran tidak langsung:


a. Keluarga di mana usia lanjut berada.
b. Organisasi sosial yang berkaitan dengan pembinaan usia lanjut
c. Institusi pelayanan kesehatan dan nonkesehatan yang berkaitan
dengan pelayanan dasar dan pelayanan rujukan
d. Masyarakat luas

Kegiatan kesehatan usia lanjut

A. Pelayanan kesehatan usia lanjut

1. Upaya peningkatan yaitu menggairahkan semangat hidup bagi usia


lanjut agar tetap dihargai dan tetap berguna baik bagi dirinya sendiri,
keluarga maupun masyarakat
Upaya peningkatan dapat berupa kegiatan penyuluhan tentang:
a. Kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri
b. Makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang
c. Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan
disesuaikan dengan kemampuan usia lanjut agar tetap merasa
sehat dan segar
d. Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada
Tuhan Yang Mahaesa

47
pusat kesehatan masyarakat 2014
e. Membina ketrampilan agar dapat mengembangkan kegemaran
sesuai dengan kemampuan
f. Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat

2. Upaya pencegahan yaitu pencegahan terhadap kemungkinan


terjadinya penyakit maupun komplikasi penyakit disebabkan oleh
proses penuaan.

Upaya pencegahan dapat berupa:


a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk
menemukan secara dini penyakit usia lanjut.
b. Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan
disesuaikan dengan kemampuan usia lanjut agar tetap merasa
sehat dan segar.
c. Penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat bantu :
kacamata, hearing aid
d. Penyuluhan untuk mencegah terhadap kemungkinan
terjadinya kecelakaan pada usia lanjut.
e. Pembinaan mental

3. Upaya pengobatan dapat berupa:


a. Pelayanan kesehatan dasar
b. Pelayanan kesehatan spesialistik melalui sistem rujukan

4. Upaya pemulihan yaitu upaya pengembalian fungsi organ yang telah


menurun, antara lain :
a) memberi informasi, pengetahuan dan pelayanan tentang
penggunaan alat bantu
b) Mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri dan
memperkuat mental penderita
c) Pembinaan usia lanjut dalam pemenuhan kebutuhan pribadi,
aktivitas di dalam maupun di luar rumah
d) Perawatan fisio terapi

48
pusat kesehatan masyarakat 2014

B. Peningkatan peran serta masyarakat


C. Pengembangan upaya kesehatan usia lanjut
D. Pencatatan dan pelaporan

UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN KERJA


Pengertian
Upaya penimgkatan kesehatan kerja merupakan kegiatan pokok Puskesmas
yang ditujukan terutama pada masyarakat pekerja informal dalam rangka
pencegahan dan pemberantasan penyakit serta kecelakaan yang berkaitan
dengan pekerjaan dan lingkungan kerja.

Tujuan

a. Umum: meningkatnya kemampuan tenaga kerja untuk menolong dirinya


sendiri sehingga terjadi peningkatan status kesehatan dan akhirnya
peningkatan produktivitas kerja melalui upaya kesehatan kerja.
b. Khusus :
1. Meningkatnya kemampuan masyarakat pekerja dalam upaya
pencegahan dan pemberantasan penyakit dan kecelakaan yang
berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja
2. Meningkatnya pelayanan kesehatan bagi tenaga kerja informal dan
keluarganya yang belum terjangkau
3. Meningkatnya keselamatan kerja dengan mencegah penggunaan
bahan yang dapat membahayakan lingkungan kerja dan masyarakat
serta penerapan prinsip ergonomik.
Sasaran

49
pusat kesehatan masyarakat 2014

Dengan memperhatikan betapa luasnya masyarakat pekerja yang harus


dilayani maka upaya kesehatan kerja diarahkan kepada tenaga kerja yang
mempunyai dampak besar dalam menunjang pertumbuhan ekonomi tetapi
kurang memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai . Misalnya tenaga
kerja lepas terutama petani, nelayan, penyelam mutiara, perajin industri
kecil/rumah tangga, pekerja bangunan, kakilima, usaha angkutan, pekerja
wanita muda.

Strategi

1. Upaya kesehatan kerja bagi pekerja dan keluarga dikembangkan secara


terpadu dan menyeluruh dalam pola pelayanan kesehatan Puskesmas
dan rujukannya
2. Upaya kesehatan kerja dilakukan melalui pelayanan kesehatan paripurna
dengan penekanan pada :
a. Pelayanan kesehatan kerja
b. Keselamatan kerja
c. Kesehatan lingkungan
d. Peningkatan upaya kesehatan kerja dilaksanakan melalui peran
serta aktif masyarakat dengan menggunakan pendekatan PKMD

UPAYA KESEHATAN JIWA


Pengertian
Upaya kesehatan jiwa adalah upaya yang dilaksanakan secara khusus atau
terintegrasi dengan kegiatan pokok Puskesmas lainnya, yang dilaksanakan
oleh tenaga kesehatan dengan dukungan peran serta masyarakat baik di
dalam gedung maupun luar gedung yang ditujukan pada individu, keluarga,
masyarakat dan diutamakan pada masyarakat berpenghasilan rendah
khususnya kelompok rawan tanpa mengabaikan kelompok lainnya.

Kegiatan upaya kesehatan jiwa dilaksanakan melalui:

50
pusat kesehatan masyarakat 2014
1. Pengenalan dini gangguan jiwa (early detection)
2. Memberikan upaya pertolongan pertama pada pasien dengan gangguan
jiwa (primary treatment)
3. Kegiatan rujukan yang memadai (adequate referal)

Dalam pelayanan Puskesmas diharapkan dapat:


1. Menangani gangguan jiwa baik yang akut maupun yang kronik yang dapat
terjadi pada setiap manusia maupun kelompok masyarakat hingga dapat
menurunkan angka kesakitan pasien gangguan jiwa.
2. Menangani gangguan jiwa dari setiap kelompok umur mulai dari anak,
remaja, dewasa dan usia lanjut dengan memanfaatkan azas kesehatan
jiwa.
3. Menilai lebih sensitif dan waspada terhadap kemungkinan keterlibatan
emosional pada keluhan atau gejala yang ditunjukkan pasien waktu
berobat.
4. Memberikan penyuluhan hingga masyarakat dapat memanfaatkan azas
dasar kesehatan jiwa dalam kehidupannya.

Tujuan

Umum: Tercapainya derajat kesehatan jiwa yang optimal bagi seluruh


masyarakat
Khusus: Bila mungkin menurunkan atau mempertahankan angka yang telah
diperoleh sesuai dengan survei epidemiologi gangguan jiwa yaitu:
1. angka psikosis  1,44 – 4,6 per 1000 penduduk
2. angka ansietas  2 – 5 % dari populasi
3. angka depresi  1 % dari populasi
4. angka retardasi mental  1.25 per 1000 penduduk
5. jumlah penyalahgunaan obat dan alkohol  100.000 orang
6. angka epilepsi  0.26 per 1000 penduduk

Kegiatan

51
pusat kesehatan masyarakat 2014
a. Pelayanan kesehatan jiwa
b. Peran serta masyarakat
c. Pengembangan
d. Sistem pencatatan dan pelaporan

UPAYA KESEHATAN MATA / PENCEGAHAN KEBUTAAN


(UKM/PK)

Pengertian
Upaya kesehatan mata/ pencegahan kebutaan dasar adalah upaya kesehatan
dasar di bidang UKM/PK yang dilaksanakan di tingkat Puskesmas ,
diselenggarakan secara khusus maupun terpadu dengan kegiatan pokok
lainnya. Dilaksanakan oleh tenaga kesehatan Puskesmas dengan didukung
oleh peran serta aktif masyarakat baik di dalam maupun di luar gedung
Puskesmas yang ditujukan kepada individu, keluarga, masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas. Sasaran diprioritaskan pada masyarakat berpenghasilan
rendah khususnya kelompok rawan tanpa mengabaikan kelompok lain.

Tujuan
Umum: meningkatnya derajat kesehatan mata masyarakat secara optimal
Khusus: a. Meningkatnya kesadaran, sikap dan perilaku masyarakat
dalam pemeliharaan dirinya
b. Menurunnya prevalensi kesakitan mata dan kebutaan
c. Meningkatnya jangkauan pelayanan refraksi

52
pusat kesehatan masyarakat 2014
1. Yang dimaksud kegiatan dalam gedung adalah kegiatan yang terpadu
dengan kegiatan pokok Puskesmas lain atau secara khusus meliputi
pemeriksaan diagnostik kelainan mata seperti pemeriksaan refraksi,
tonometri, tes buta warna lapangan pandang.
2. Kegiatan di luar gedung adalah kegiatan yang terpadu dengan kegiatan
pokok Puskesmas lainnya atau secara khusus meliputi screening mata,
penanggulangan kebutaan katarak, glaukoma
3. Teknologi tepat guna adalah teknologi yang mengacu pada
a. masalah kesehatan mata setempat
b. sumber daya yang tersedia di masyarakat
c. Terjangkau oleh masyarakat
d. Diterima oleh masyarakat baik pemberi maupun penerima
pelayanan
e. Sesuai dengan azas manfaat secara berdaya guna dan berhasil
guna
4. Peran serta masyarakat
5. Tenaga :
a. Profesional
b. Non profesional
c. Tim kerja

PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT


Pengertian
Penyuluhan kesehatan masyarakat adalah gabungan berbagai kegiatan dan
kesempatan yang berlandaskan prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan
individu, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat dan
melakukan apa yang bisa dilakukan secara perorangan maupun secara
kelompok dan meminta pertolongan bila perlu.

Tujuan

53
pusat kesehatan masyarakat 2014
Tercapainya perubahan perilaku individu , keluarga dan masyarakat dalam
membina dan memelihara perilaku sehat serta berperan aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal

Sasaran
1. Sasaran jangkauan penyuluhan
a. Kelompok umum : masyarakat umum baik di pedesaan maupun di
perkotaan.
b. Kelompok khusus : masyarakat di daerah terpencil, pemukiman
baru, yang terkena masalah kesehatan, yang rentan
2. Sasaran hasil penyuluhan : terjadinya perubahan pengertian, sikap dan
perilaku dari sasaran . Misalnya dikaitkan dengan program KIA maka
salah satu sasaran hasil penyuluhan adalah meningkatnya pengertian ibu
hamil tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan.

Mengubah “perilaku” seseorang yaitu dalam pengetahuan, sikap dan


tindakannya memerlukan cara berlainan. Secara ideal program penyuluhan
kesehatan di suatu tempat disebut berhasil bila unsur pengetahuan, sikap dan
tindakan masyarakat yang diberi penyuluhan berubah secara positif yaitu
berperilaku sesuai dengan cara hidup sehat yang diharapkan.

PEMBINAAN PERAN SERTA MASYARAKAT


Pengertian:
Peningkatan peranan serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan
adalah suatu proses agar individu, keluarga dan lembaga masyarakat
termasuk swasta:
1. mengambil tanggung jawab atas kesehatan diri, keluarga dan masyarakat
2. mengembangkan kemampuan untuk menyehatkan diri, keluarga dan
masyarakat

54
pusat kesehatan masyarakat 2014
3. Menjadi pelaku/perintis kesehatan dan pemimpin yang menggerakkan
masyarakat di bidang kesehatan berdasarkan asa kemandirian dan
kebersamaan.

Tujuan umum:
Meningkatnya jumlah dan mutu upaya masyarakat di bidang kesehatan

Tujuan khusus:
a. Meningkatnya kemampuan peminpin/pemuka/tokoh masyarakat dalam
merintis dan menggerakkan upaya kesehatan di masyarakat
b. Meningkatnya kemampuan organisasi masyarakat dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan.
c. Meningkatnya kemampuan masyarakat dan organisasi masyarakat dalam
menggali, menghimpun dan mengelola dana/sarana masyarakat untuk
upaya kesehatan.

Sasaran peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan


meliputi individu/keluarga, kelompok/organisasi masyarakat dan masyarakat
umum sebagai berikut:
b. individu yang berpengaruh atau tokoh masyarakat baik tokoh formal
maupun informal
c. keluarga dan perpuluhan keluarga
d. kelompok masyarakat dengan kebutuhan khusus kesehatan.
e. organisasi masyarakat yang secara langsung maupun tidak langsung
dapat menyelenggarakan upaya kesehatan
f. masyarakat umum di desa, di kota dan di pemukiman khusus.

UPAYA KESEHATAN OLAHRAGA

Pengertian

55
pusat kesehatan masyarakat 2014
1. Sehat menurut WHO adalah keadaan sehat jasmani, rohani dan sosial
dan bukan hanya bebas dari penyakit , cacat dan kelemahan.
2. Kesegaran jasmani
3. Latihan fisik/olahraga
4. Kesehatan olahraga

Tujuan dan sasaran


Umum:
Tujuan umum upaya kesehatan olahraga adalah menunjang upaya
peningkatan derajat kesehatan dan kualitas hidup melalui latihan fisik.

Khusus
1. Mengembangkan upaya peningkatan derajat kesehatan melalui latihan
fisik
2. Membantu upaya peningkatan kesegaran jasmani yang mempunyai
pengaruh lansung terhadap produktivitas kerja.
3. Membantu peningkatan upaya olahraga produktivitas, olahraga prestasi,
olahraga masyarakat dan olahraga tradisional.

Sasaran
Upaya peningkatan kesegaran jasmani melaui upaya kesehatan olahraga
akan menjangkau:
1. Seluruh golongan usia produktif terutama di kota besar
2. Seluruh kelompok masyarakat usia sekolah melalui pelaksanaan
kurikulum dan program ekstrakurikuler.
3. Seluruh kelompok olahraga masyarakat dalam bentuk perkumpulan, klub
4. Pusat pelayanan kesegaran jasmani lain
5. Tenaga pemberi pelayanan dalam bidang kesehatan olahraga baik medis
maupun nonmedis
6. Puskesmas sebagai ujung tombak baik medis maupun nonmedis
7. Organisasi olahraga prestasi
8. Golongan penderita penyakit degeneratif

56
pusat kesehatan masyarakat 2014

Peranan upaya kesehatan olahraga:


1. Peningkatan(promotif)
2. Pencegahan(preventif)
3. Pengobatan(kuratif)
4. Pemulihan(rehabilitatif)
5. Peningkatan prestasi keolahragaan

LABORATORIUM SEDERHANA DASAR


Pengertian
Pelayanan laboratorium sederhana dasar adalah pelayanan dasar esensial di
bidang laboratorium kesehatan yang diperlukan di tingkat Puskesmas.
Tujuan umum:
Diselenggarakannya pelayanan laboratorium kesehatan secara efisien dan
efektif untuk mendukung upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
diagnosis dini maupun monitoring terapi dalam rangka penyembuhan.

Tujuan khusus
1. Dikembangkannya kegiatan laboratorium kesehatan di Puskesmas ,
Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, Posyandu dan pos kesehatan
lainnya sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya
2. Ditingkatkannya peranan Puskesmas, petugas lapangan lain dan kader
kesehatan dalam kegiatan laboratorium kesehatan sampai pada batas
kewenangan/kompetensi tertentu.
3. Ditingkatkannya peran serta masyarakat dalam kegiatan di bidang
laboratorium kesehatan sesuai dengan tingkat kemampuannya.

57
pusat kesehatan masyarakat 2014
Fungsi
Fungsi laboratorium sederhana di Puskesmas adalah :
a. Melaksanakan pemeriksaan laboratorium sederhana sesuai dengan
standar kemampuan yang telah ditentukan. Atau merujuk ke laboratorium
yang lebih mampu untuk menemukan tanda-tanda adanya penyakit yang
mungkin akan menimbulkan masalah bagi kesehatan masyrakat
setempat.
b. Mengumpulkan dan merujuk spesimen untuk diperiksa lebih lanjut:
 sampel air dari sumber air yang dimanfaatkan oleh umum
 spesimen tinja
 serum untuk keperluan tes antibodi guna menentukan penyakit tertentu
 spesimen untuk keperluan kultur/biakan maupun tes sensitivitas dalam
pengobatan maupun pencegahan lebih lanjut
 spesimen untuk pemeriksaan kimia klinik
 spesimen lain
c. Memberikan kepada petugas pelayanan kesehatan sedini mungkin
adanya penemuan laboratoris yang menyangkut kepentingan kesehatan
masyarakat dan mengupayakan cross check ke laboratorium yang lebih
mampu.
d. Melaksanakan pemeriksaan penyaringan terhadap ibu hamil untuk
kemungkinan adanya anemia, proteinuria dan malaria dan bila perlu
merujuk serumnya.
e. Melaksanakan pemeriksaan laboratorium dilakukan sendiri atau dirujuk
f. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
g. Dalam keadaan darurat melaksanakan rujukan spesimen secara
horizontal antar Puskesmas di wilayahnya
h. Melaksanakan penyuluhan kesehatan dengan jalan memberikan
pengertian/petunjuk tentang: pengenalan terhadap spesimen
sendiri(urin,tinja) antara yang normal/tidak normal; cara mempersiapkan
diri untuk pemeriksaan laboratorium;mengenal keadaan anemia/tidak
anemia
i. Khusus untuk Puskesmas perawatan tenaga analis kesehatan yang ada
bertugas membantu tugas laboratorium Puskesmas dalam hal:

58
pusat kesehatan masyarakat 2014
 rujukan/konsultasi pemeriksaan tertentu;
 menyediakan reagen,
 larutan pewarna yang tidak dapat disiapkan di laboratorium Puskesmas;
 melakukan sterilisasi peralatan,
 tempat spesimen yang tidak dapat dilakukan di laboratorium Puskesmas
 melakukan supervisi teknis ke laboratorium Puskesmas

UPAYA KESEHATAN LAIN


UPAYA PELAYANAN KESEHATAN DI DAERAH TRANSMIGRASI
Contoh formulir rujukan medik

Nama penderita :………………………………No. Reg……. .


Alamat penderita :………………………………………..
Umur :…………………………………….L/P
Diagnosis sementara :………………………………………..

Diferensial diagnosis :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

Hasil pemeriksaan laboratorium :


…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………………….

Pengobatan sementara :

59
pusat kesehatan masyarakat 2014
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………..

Keadaan umum penderita pada saat dirujuk:


Tensi :………………
Hb :……………………………
Kesadaran : Tenang/Gelisah/Kesakitan
Nama dokter /tempat rujukan:……………………....................................
Jabatan :………………………………………………………………………
Tanggal :………………………………………………………………………

Tanda tangan yang merujuk

Nama:.........................................................

Jabatan:......................................................

60
pusat kesehatan masyarakat 2014
Contoh formulir jawaban rujukan medik

Nama penderita :…………………………….. No.Reg :…………


Alamat penderita :………………………………
Umur :………………………………. L/P

Diagnosis :…………………………………..

Telah dilakukan pengobatan/tindakan:


…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………..

Saran perawatan dan pengobatan lebih lanjut:


…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………

Nama dan jabatan yang memeriksa/mengobati/melakukan tindakan :


Nama :……………………………………….
Jabatan :………………………………………
Tanggal :………………………………………

Tanda tangan

Ditujukan Kepada Yth,


Nama :…………………………………………
Jabatan :…………………………………………
Alamat :………………………………………….

61
pusat kesehatan masyarakat 2014
REKAPITULASI PUSKESMAS
  Keadaan April 30, 2014
Total Puskesmas:
PUSKESMAS
No. Propinsi Total Non
Perawatan
Puskesmas Perawatan
1 ACEH 334 149 185
2 SUMATERA UTARA 570 164 406
3 SUMATERA BARAT 262 88 174
4 RIAU 207 75 132
5 JAMBI 176 68 108
6 SUMATERA SELATAN 319 95 224
7 BENGKULU 180 45 135
8 LAMPUNG 280 91 189
9 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 60 20 40
10 KEPULAUAN RIAU 70 26 44
11 DKI JAKARTA 340 30 310
12 JAWA BARAT 1050 176 874
13 JAWA TENGAH 873 309 564
14 D I YOGYAKARTA 121 42 79
15 JAWA TIMUR 960 504 456
16 BANTEN 230 56 174
17 B A L I 120 34 86
18 NUSA TENGGARA BARAT 158 109 49
19 NUSA TENGGARA TIMUR 362 128 234
20 KALIMANTAN BARAT 237 94 143
21 KALIMANTAN TENGAH 194 73 121
22 KALIMANTAN SELATAN 228 45 183
23 KALIMANTAN TIMUR 222 127 95
24 SULAWESI UTARA 183 88 95
25 SULAWESI TENGAH 183 78 105
26 SULAWESI SELATAN 440 225 215
27 SULAWESI TENGGARA 264 79 185
28 GORONTALO 91 25 66
29 SULAWESI BARAT 92 43 49
30 M A L U K U 190 63 127
31 MALUKU UTARA 125 27 98
32 PAPUA BARAT 143 39 104
33 PAPUA 391 102 289
  JUMLAH 9655 3317 6338

62
pusat kesehatan masyarakat 2014

Daftar Pustaka

63
pusat kesehatan masyarakat 2014
1. Depertemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik,
Buku Saku Informasi Rumah Sakit Edisi Tahun 2004, Jakarta
2. _______, Direktorat Kesehatan Gigi , Pedoman Upaya Pelayanan
Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas, Jakarta, tahun 2000
3. _______, Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat,
Pedoman Kerja Puskesmas jilid I , Jakarta, tahun 1999
4. _______, Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat,
Pedoman Kerja Puskesmas jilid II , Jakarta, tahun 1999
5. _______, Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat,
Pedoman Kerja Puskesmas jilid I , Jakarta, tahun 1991
6. _______, Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat,
Pedoman Kerja Puskesmas jilid II , Jakarta, tahun 1991
7. _______, Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat,
Pedoman Kerja Puskesmas jilid III , Jakarta, tahun 1991
8. _______, Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat,
Pedoman Kerja Puskesmas jilid IV , Jakarta, tahun 1991
9. Kementerian Kesehatan RI, Data dasar Puskesmas, 2012,
http://www.depkes.go.id/downloads/DATA%20DASAR
%20PUSKESMAS%20-%20ALL.pdf diunduh tanggal 6 September 20
13
10. Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta , PUSKESMAS YANG TELAH
MENDAPATKAN SERTIFIKASI ISO 9001:2008
DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA tersedia di
http://web.dinkes-dki.go.id/dinkesdki/index.php?
option=com_content&view=article&id=80&Itemid=128 , diunduh
tanggal 6 September 2013
11. KemKesRI REKAPITULASI PUSKEMAS
http://www.bankdata.depkes.go.id/puskesmas/, diunduh tanggal 30
April 2014
12. KemKes RI Puat Daata dan Informasi , Data Dasar Puskesmas
Kondisi Desember 2011, tahun 2012

64

Anda mungkin juga menyukai