Anda di halaman 1dari 13

ANALISA PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT

PADA PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP (OVERBURDEN)

Nurnilam Oemiati1) Revisdah2) Rahmawati3)


Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Palembang
Jln. Jend. Ahmad Yani 13 Ulu, Palembang, Sumatera Selatan 302623
bearing@um-palembang.ac.id

Abstrak
Salah satu kegiatan pertambangan batubara adalah pengupasan lapisan tanah penutup
(overburden) yang diawali dengan penggalian dan pengangkutan menuju area penimbunan (disposal).
Lapisan tanah penutup dipindahkan dari lokasi penggaliam (front) menuju disposal memerlukan alat
mekanis berupa alat muat Excavator dan alat angkut Heavy Duty. PT. Satria Bahana Sarana memiliki target
produksi yang diberikan kepada subkontraktor, sehingga perlu dilakukan analisa produktivitas alat muat
dan alat angkut pada pengupasan lapisan tanah penutup lokasi PIT I utara Banko Barat.
Persentase ketercapaian target produktivitas berdasarkan rencana pengupasan lapisan tanah
penutup (Overburden) sebesar 600 Bcm / Jam. Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan kombinasi kerja
alat muat dan alat angkut didapat, pada alat muat Excavator sebesar 90% (540,205 Bcm / Jam) sedangkan
alat angkut HD sebesar 48,95% (293,727 Bcm / Jam) dari target Hasil produksi berdasarkan perhitungan
kurang dari target produksi yang direncanakan. Penyebab tidak tercapainya target produksi adalah
mekanisme penyiapan lokasi, pengaruh penyiapan lokasi dan pengaruh keserasian jumlah alat.
Dari hasil pengamatan di lapangan dan hasil perhitungan faktor keserasian antara excavator dan
heavy duty didapat bahwa hasil MF sebesar 0,642 < 1, artinya alat muat excavator bekerja kurang dari
100% sedangkan alat angkut heavy duty bekerja 100%, sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat muat.
Dengan demikian jika dilakukan optimasi terhadap kerja efektif alat tersebut, evaluasi jam kerja dan
penambahan jumlah excavator dan heavy duty dapat meningkatkan hasil produksi sehingga target dapat
terpenuhi.

Kata kunci: produktivitas, ketercapaian target, faktor keserasian.

I. PENDAHULUAN (overburden) adalah semua lapisan


1.1 Latar Belakang tanah / batuan berada di atas dan
Dalam melakukan pertambangan langsung menutupi lapisan bahan
batubara terdapat beberapa jenis galian berharga sehingga perlu
lapisan tanah yaitu lapisan pertama disingkirkan terlebih dahulu
top soil dan sub soil, lapisan kedua sebelum dapat menggali bahan
pasir dan overburden, dan lapisan galian berharga tersebut.
terakhir adalah batubara. Dalam hal Pengupasan lapisan tanah
ini lapisan tanah penutup penutup (overburden) yang diawali
(overburden) merupakan salah satu dengan penggalian di front dan
kegiatan yang dilakukan oleh pengangkutan ke disposal area
kontraktor untuk mendapatkan menggunakan peralatan mekanis,
batubara. Tanah penutup berupa alat muat excavator PC 2000

VOL 06, NO. 03, BULAN JUNI, TAHUN 2020 194


dengan volume bucket 12 m³ dan Barat PT. Satria Bahana Sarana
alat angkut komatsu HD 785 dengan (SBS) sebagai berikut:
volume 60 m³. 1. Hanya membahas produktivitas
Dengan adanya area alat muat excavator PC 2000 dan
pertambangan di Tanjung Enim ini alat angkut komatsu HD 785 di Pit
yang dapat membuka lapangan 1 Utara Banko Barat.
pekerjaan dan dapat menjadi salah 2. Mengetahui persentase
satu sektor penghasilan bagi ketercapaian produktivitas alat
masyarakat dan daerah di muat dan alat angkut.
sekitarnya. 3. Mengetahui angka keserasian alat
1.2 Maksud Dan Tujuan muat dan alat angkut pada
Maksud dari penulisan penelitian pengupasan tanah penutup
ini adalah untuk mengetahui (Overburden).
produktivitas alat muat excavator II. TINJAUAN PUSTAKA
Komatsu PC 2000 dan alat angkut 2.1 Pengertian Lapisan Tanah
Komatsu HD 785 di lapangan. Penutup (Overburden)
1.3 Rumusan Masalah Pengupasan lapisan tanah
Berdasarkan latar belakang di penutup merupakan pekerjaan awal
atas, maka permasalahan yang dalam suatu operasi pertambangan.
diangkat dalam penelitian ini Adapun dalam pekerjaan
adalah: pengupasan lapisan tanah penutup
1. Berapa produktivitas dari alat gali ini sangat penting agar didapat
muat dan alat angkut? stripping ratio yang baik dan
2. Berapa persentase ketercapaian recovery batubara yang tinggi.
produktivitas dari alat gali muat Berdasarkan kondisinya volume
dan alat angkut? tanah dapat berubah-ubah.
3. Berapa angka keserasian alat gali a. Volume asli (insitu/bank) adalah
muat dan alat angkut? volume tanah yang belum
1.4 Batasan Masalah diganggu atau belum pernah
Adapun batasan masalah dari dilakukan penggalian ataupun
penelitian ini adalah lokasi kegiatan pembongkaran dengan alat-alat
penelitian diadakan di lokasi mekanis.
pertambangan Pit I Utara Banko

VOL 06, NO. 03, BULAN JUNI, TAHUN 2020 196


b. Volume lepas (loose) adalah Tujuan dari penggunaan alat-alat
volume tanah setelah dibongkar berat tersebut adalah untuk
atau dikeruk dari tempat asalnya. memudahkan manusia dalam
c. Volume padat (compacted) mengerjakan pekerjaanya, sehingga
adalah volume tanah yang sudah hasil yang diharapkan dapat tercapai
ditimbun dan sudah dipadatkan, dengan lebih mudah dengan waktu
misalnya sebagai badan jalan, yang relatif lebih singkat.
landasan stockpile batubara dan 2.4 Jenis-Jenis Alat Gali Muat Dan
sebagainya. Alat Angkut
2.2 Pengertian Pemindahan Tanah a. Alat Muat Hydraulic Excavator
Mekanis Komatsu PC 2000
Pemindahan tanah mekanis Excavator merupakan
adalah semua pekerjaan yang alat berat yang terangkai dari
berhubungan dengan kegiatan sebuah batang atau lengan (arm),
penggalian (digging), pemuatan tongkat (bahu) atau boom serta
(loading), pengangkutan (hauling), keranjang atau bucket (alat
penimbunan (dumping), perataan keruk) dan digerakkan oleh
(leveling), pemadatan (compacting) tenaga hidrolis yang dimotori
tanah atau batuan menggunakan dengan mesin diesel dan berada
alat-alat mekanis (alat-alat di atas roda rantai (trackshoe).
berat/besar). b. Alat Angkut Heavy Duty
2.3 Pengertian Alat Berat Komatsu HD 785
Alat berat merupakan alat yang Heavy Duty (HD) biasanya
digunakan untuk membantu yang digunakan untuk
menusia dalam melakukan pengangkutan jarak dekat dan
pekerjaan pembangunan suatu sedang. Karena kecepatannya
struktur bangunan. Alat berat yang tinggi (kondisi jalan bagus),
merupakan factor penting di dalam maka heavy duty (HD) memiliki
proyek, terutama proyek kapasitas tinggi sehingga ongkos
konstruksimaupun pertambangan angkut perton material rendah.
dan kegiatan lainnya dengan skala Selain itu, heavy duty (HD)
yang besar. bersifat fleksibel artinya dapat
dipakai untuk mengangkut

VOL 06, NO. 03, BULAN JUNI, TAHUN 2020 197


bermacam-macam barang 𝑊𝑚𝑖𝑛 = lebar jalan angkut
minimum pada jalan tikungan,
dengan berat muatan yang
meter
berubah-ubah (Rezky Anisari U = lebar alat angkut dari
pusat ban roda kanan dan kiri,
2016:78).
meter
Fa = lebar juntai depan,
2.5 Keadaan Jalan Angkut meter
a. Lebar Jalan Angkut Minimum Fa = sin 𝜶 × jarak as roda
depan dengan bagian depan
Pada Jalan Lurus
truk
𝐿𝑚𝑖𝑛 = (𝑛 × 𝑊𝑡 ) + (𝑛 + 1) × (0,5 × 𝑊𝑡 ) Fb = lebar juntai belakang,
Keterangan: meter
Fb = sin 𝜶 × jarak as roda
𝐿𝑚𝑖𝑛 = lebar jalan angkut
belakang dengan bagian
minimun pada jalan lurus, meter. belakang truk
Z = jarak sisi luar truk ke
n = jumlah jalur. tepi jalan, meter
𝑊𝑡 = lebar dump truck, C = jarak antara dua truk
meter. yang akan bersimpangan, meter
Nilai 0,5 pada rumus di atas 2.6 Waktu Edar
menunjukkan bahwa ukuran aman Waktu edar (cycle time)
kedua kendaraan berpapasan adalah merupakan waktu yang diperlukan
sebesar 0,5 𝑊𝑡 yaitu setengah lebar oleh alat untuk menghasilkan daur
terbesar dari alat angkut yang kerja. Semakin kecil waktu edar
bersimpangan. Ukuran 0,5 𝑊𝑡 juga suatu alat, maka produksinya
digunakan untuk jarak dari tepi semakin tinggi.
kanan atau kiri jalan ke alat angkut 2.6.1 Waktu Edar Alat Muat
yang melimtas secara berlawanan. 𝑇𝑚1 +𝑇𝑚2 +𝑇𝑚3 +𝑇𝑚4
𝐶𝑇𝑚 = 60
b. Lebar Jalan Angkut Minimum
Pada Tikungan Keterangan:
Rumus yang digunakan CTm = waktu edar excavator,
menit
untuk menghitung lebar jalan 𝑇𝑚1 = waktu menggali
angkut pada jalan tikungan material, detik
𝑇𝑚2 = waktu berputar (swing)
adalah sebagai berikut: dengan bucket terisi
𝑊𝑚𝑖𝑛 = 𝑛(𝑈 + 𝐹𝑎 + 𝐹𝑏 + 𝑍) + 𝐶 muatan,detik
(𝑈 + 𝐹𝑎 + 𝐹𝑏) 𝑇𝑚3 = waktu menumpahkan
𝐶=𝑍= muatan, detik
2 𝑇𝑚4 = waktu berputar (swing)
Keterangan: dengan bucket kosong, detik
2.6.2 Waktu Edar Alat Amgkut

VOL 06, NO. 03, BULAN JUNI, TAHUN 2020 198


𝑇𝑎1 +𝑇𝑎2 +𝑇𝑎3 +𝑇𝑎4 +𝑇𝑎5 +𝑇𝑎6
𝐶𝑇𝑎 = 60
Setelah menghitung waktu kerja
efektif, maka diperoleh efisiensi
Keterangan:
kerja dengan rumus sebagai berikut:
CTa = waktu edar alat angkut, 𝑊𝑒
menit 𝐸𝑘 = × 100%
𝑊𝑡
𝑇𝑎1 = waktu mengambil
posisi untuk siap dimuati, detik Keterangan:
𝑇𝑎2 = waktu diisi muatan, Ek = efisiensi kerja, %
detik We = waktu kerja efektif,
𝑇𝑎3 = waktu mengangkut menit
muatan, detik Wt = waktu kerja tersedia,
𝑇𝑎4 = waktu mengambil menit
posisi untuk penumpahan, detik
𝑇𝑎5 = waktu muatan 2.8 Faktor Pengisian (Fill Factor)
ditumpahkan (dumping), detik Faktor pengisian merupakan
𝑇𝑎6 = waktu kembali kosong,
detik perbandingan antara kapasitas nyata
2.7 Efisiensi Kerja suatu alat dengan kapasitas baku alat
Efisiensi kerja ini akan yang dinyatakan dalam persen (%).
mempengaruhi kemampuan Suatu bak truk mempunyai faktor isi
produksi dari suatu alat. Untuk 87% artinya 13% volume bak
memperoleh waktu kerja yang tersebut tidak dapat diisi.
efektif dapat dilakukan dengan cara 𝑉𝑛
𝐹𝑝 = 𝑉𝑏 × 100%
memperkecil hambatan-hambatan
tersebut. Keterangan:
Waktu kerja efektif dapat Fp = faktor pengisian atau fill
factor, %
dihitung dengan menggunakan Vn = kapasitas nyata alat, m³
rumus sebagai berikut: Vb = kapasitas baku alat, m³
𝑊𝑒 = 𝑊𝑡 − (𝑊𝑡𝑑 + 𝑊ℎ𝑑) 2.9 Faktor Pengembangan (Swell
Keterangan: Factor)
Faktor pengembangan adalah
We = waktu kerja efektif,
menit pengembangan volume suatu
Wt = waktu kerja tersedia, material setelah digali. Di alam
menit
Whd = waktu hambatan dapat material didapati dalam keadaan
dihindari, menit padat sehingga hanya sedikit bagian
Wtd = waktu hambatan tidak
dapat di hindari, menit kosong yang terisi dengan udara
diantara butir-butirnya.
𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝑖𝑛 𝑏𝑎𝑛𝑘−𝑙𝑜𝑜𝑠𝑒 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
% 𝑆𝑤𝑒𝑙𝑙 = ( ) × 100%
𝑙𝑜𝑜𝑠𝑒 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦

VOL 06, NO. 03, BULAN JUNI, TAHUN 2020 199


𝑙𝑜𝑜𝑠𝑒 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
𝑆𝑤𝑒𝑙𝑙 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 = 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝑖𝑛 𝑏𝑎𝑛𝑘 × 100% Cb = kapasitas bucket, m³
Ff = faktor pengisian (fill
2.10 Produktivitas Alat Muat Dan factor), %
Sf = faktor pengembangan
Alat Angkut
(swell factor), %
Besarnya produksi dari alat muat E = efisiensi kerja, %
dan alat angkut didapat dengan 2.11 Keserasian Kerja Alat Muat
mengalikan kapasitas mangkuk Dan Alat Angkut
(bucket), jumlah trip per jam dan Hubungan kerja yang serasi
faktor koreksi. Faktor koreksi terdiri antara alat muat dan alat angkut
dari faktor pengisian (fill factor), dapat terjadi, bila produksi alat muat
dan efisiensi kerja. harus sesuai dengan produksi alat
Sehingga perhitungan rumus angkut. Faktor keserasian alat muat
produktivitas alat muat adalah dan alat angkut ini didasarkan pada
sebagai berikut: produksi alat muat dan alat angkut
60 yang dinyatakan dalam faktor
𝑄𝑚 = ( ) × 𝐶𝑏 × 𝐹𝑓 × 𝑆𝑓 × 𝐸
𝐶𝑡𝑚
keserasian (match factor).
Keterangan: 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡
1= 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑚𝑢𝑎𝑡
Qm = produktivitas alat muat,
Bcm/jam 60
𝑁𝑎× ×𝑛×𝐶𝑏×𝐹𝐹×𝐸×𝑆𝐹
𝐶𝑡𝑎
Ctm = cycle time alat muat, 1= 60
𝑁𝑚× ×𝐶𝑏×𝐹𝐹×𝐸×𝑆𝐹
𝐶𝑡𝑚
menit
Cb = kapasitas bucket alat 1=
𝑁𝑎×𝑛
×
𝐶𝑡𝑚
muat, m³ 𝐶𝑡𝑎 𝑁𝑚
Ff = faktor prngisian (fill 𝑛×𝐶𝑡𝑚×𝑁𝑎
factor), % 1= 𝐶𝑡𝑎×𝑁𝑚
Sf = faktor pengembangan
(swell factor) 𝑀𝐹 =
𝐶𝑡𝑚×𝑛×𝑁𝑎
E = effisiensi kerja, % 𝐶𝑡𝑎×𝑁𝑚

Sedangkan besarnya Keterangan:

produktivitas untuk alat angkut MF = Match factor


Na = Jumlah alat angkut, unit
adalah: Nm = jumlah alat muat, unit
𝑄𝑎 = 𝑁𝑎 × (
60
) × 𝐶𝑏 × 𝐹𝑓 × 𝑆𝑓 × 𝐸
n = banyaknya pengisian
𝐶𝑡𝑎
tiap satu alat angkut
Keterangan: Cta = cycle time alat angkut,
menit
Qa = produktivitas alat Ctm = cycle time alat muat,
angkut, Bcm/jam menit
Na = jumlah pengisian dalam
satu alat angkut, Bila dari hasil perhitungan
Cta = cycle time alat angkut,
menit diperoleh:

VOL 06, NO. 03, BULAN JUNI, TAHUN 2020 200


a) MF < 1 4) Faktor kerja alat muat sama
1) Produksi alat angkut lebih dengan faktor kerja alat
kecil dari produksi alat muat angkut (Fkm = Fka)
2) Waktu tunggu alat angkut
(Wta) = 0 III. METODELOGI PENELITIAN
3) Faktor kerja alat angkut (Fka) 3.1 Lokasi Dan Topografi
= 100% Lokasi penambangan PT. Satria
4) Faktor kerja alat muat (Fkm) = Bahana Sarana terletak di Tanjung
MF × 100% Enim, Kecamatan Lawang Kidul,
5) Waktu tunggu alat muat Kabupaten Muara Enim, Sumatera
(Wtm) Selatan dengan jarak ±168 km barat
𝐶𝑡𝑎×𝑁𝑚
𝑊𝑡𝑚 =
𝑁𝑎
− 𝐶𝑡𝑚 × 𝑛 daya dari pusat kota Palembang.
b) MF > 1 Wilayh IUP PT. Satria Bahan
1) Produksi alat angkut lebih Sarana terletak pada posisi 103º45ʼ
besar dari produksi alat muat BT ˗ 103º50ʼ BT dan 3º42ʼ30 ʼʼ LS
2) Waktu tunggu alat muat ˗ 4º47ʼ30ʼʼ LS atau garis bujur
(Wtm) = 0 9.583.200 ˗ 9.593.200 dan lintang
3) Faktor kerja alat muat (Fkm) = 360.600 ˗ 367.000 dalam sistem
100% koordinat internasional.
4) Faktor kerja alat angkut (Fka) 3.2 Alat
1
= × 100% Dalam penelitian ini alat yang
𝑀𝐹

5) Waktu tunggu alat angkut digunakan untuk membantu

(Wta) mempermudah membuat penelitian

𝑊𝑡𝑎 =
𝐶𝑡𝑚×𝑁𝑎
− 𝐶𝑡𝑎 yaitu:
𝑁𝑚

c) MF = 1 a) Literatur yang digunakan sebagai


1) Produksi alat angkut sama panduan atau sumber ilmiah yang
dengan produksi alat muat bisa mendasari dalam penelitian.
2) Waktu tunggu alat muat b) Laptop, alat yang digunakan untuk
(Wtm) = 0 membantu menyelesaikan laporan
3) Waktu tunggu alat angkut ini.
(Wta) = 0 c) Kalkulator, digunakan untuk
menghitung dan mengecek ulang
hitungan hasil penelitian.

VOL 06, NO. 03, BULAN JUNI, TAHUN 2020 201


3.3 Tata Laksana Penelitian Tabel 3. 2 Cycle Time Rata-Rata Alat
Penelitian dilakukan di PT Satria Angkut Komatsu HD 785
Bahan Sarana, untuk lokasi
penelitian adalah PIT I Utara Banko
Barat. Langkah kerja yang
dilakukan dalam penyelesaian
penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a) Sebelum lanjut ketahap penelitian,
peneliti membuat bagan alir.
b) Studi literatur
Study literatur di sini adalah
peneliti mencari bahan dari
penelitian yang akan dilakukan.
c) Pengamatan lapangan
Dilakukan dengan melakukan
pengamatan langsung terhadap
kondisi lapangan dan gambaran.
d) Pengambilan data
Siklus kegiatan Waktu (s)
Pengambilan data tergantung
Maneuver empty time 20,834
dari jenis data yang dibutuhkan,
yaitu: Loading time 171,789
1) Data primer adalah data yang Hauling load time 329,912
diambil langsung dari objek
Maneuver load time 59,669
penelitian data ini dapat
Dumping 18,641
diperoleh dari media observasi.
Tabel 3. 1 Cycle Time Rata-Rata Alat Hauling empty time 398,853

Muat Komatsu PC 2000 2) Data sekunder adalah data yang


Siklus kegiatan Waktu (s) sudah jadi dan diperoleh berupa
Digging Time 16,37 publikasi. Data ini menjadi salah
Swing Load Time 7,97 satu yang paling penting dalam
Dumping Time 4,65 melakukan penelitian tugas
Swing Empty Time 4,99 akhir. Jadi peneliti harus
mendatangi instansi terkait untuk

VOL 06, NO. 03, BULAN JUNI, TAHUN 2020 202


mendapatkan data tersebut. digunakan saat ini untuk
Adapun data-data tersebut adalah mengupas lapisan tanah penutup
data: dengan target produksi 600 Bcm
a. Data curah hujan. / Jam.
b. Data jumlah alat dan 4.1.2 Pola Muat
spesifikasinya. Pola muat yang
c. Data geologi. digunakan di lapanhan
d. Data pendukung lainnya. berdasarkan level penggalian
3.4 Bagan Alir Penelitian antar alat muat dan alat angkut
Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian

IV. PEMBAHASAN
4.1 Kondi Lapangan
Kondisi lapangan dapat
mempengaruhi kinerja alat muat dan
alat angkut. Kondisi lapangan yang
baik, seperti kondisi jalan angkut
yang tidak berdebu pada musim
kemarau atau tidak berlumpur pada
musim hujan, maka alat mekanis
dapat bekerja secara optimal.
Sebaliknya dalam kondisi lapangan
menggunakan pola top loading
yang buruk alat mekanis tidak dapat
yaitu excavator melakukan
bekerja secara optimal.
pemuatan dengan menempatkan
4.1.1 Kondisi Front Penambangan
dirinya di atas jenjang atau truk
Dari hasil pengamatan
berada di bawah alat muat
diketahui lebar dari loading point
4.1.3 Kondisi Jalan Angkut
sebesar 30 meter dan jumlah alat
Keadaan jalan yang
yang digunakan saat itu alat muat
digunakan dalam pengangkutan
Excavator Komatsu PC 2000
material overburden menuju
sebanyak 1 unit dan alat angkut
disposal sudah cukup baik. Akan
Dump Truck Komatsu HD 785
tetapi pada saat hujan kondisi
sebanyak 4 unit. Jumlah alat yang
jalan kurang baik dimana jalan

VOL 06, NO. 03, BULAN JUNI, TAHUN 2020 203


menjadi licin yang membuat alat
angkut dapat tergelincir. Pada Sudut penyimpangan roda
saat musim kemarau kondisi depan (𝜶)
jalan angkut menjadi berdebu 𝑊𝑏
sin 𝛼 = 𝑡𝑢𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑢𝑠
sehingga menghalangi 4,95 𝑚
𝛼 = 𝑠𝑖𝑛−1 10,1 𝑚
penglihatan operator dump truck.
Untuk mengatasinya dilakukan 𝛼 = 𝑠𝑖𝑛−1 0,5

penyiraman secara berkala 𝛼 = 30°


disepanjang jalan angkut Penyimpangan roda depan
menggunakan water truck. Jalan saat membelok membentuk sudut
akan bergelombang karena 30°, maka lebar jalan angkut
adanya beban dari alat-alat yang minimum pada tikungan untuk dua
melewatinya sehingga dilakukan jalur:
perawatan menggunakan motor 𝐹𝑎 = 2,15 × sin 30° = 1,075
greader. m
4.1.4 Geometri Jalan Angkut 𝐹𝑏 = 3,19 × sin 30° = 1,595
Jarak jalan angkut yang dalam m
𝑈+𝐹𝑎+𝐹𝑏
pengangkutan overburden antara 𝐶=𝑍= 2
Pit 1 utara menuju disposal area 4,325+1,075+1,595
= 2
adalah sejauh 2500 meter.
= 3,498 𝑚
a) Lebar Jalan Angkut Minimum
Maka lebar jalan angkut pada
Pada Jalan Lurus
tikungan adalah:
𝐿𝑚𝑖𝑛 = (𝑛 × 𝑊𝑡 ) + (𝑛 +
𝑊 = 𝑛(𝑈 + 𝐹𝑎 + 𝐹𝑏 + 𝑍) + 𝐶
1) × (0,5 × 𝑊𝑡 )
𝑊 = 2(4,325 + 1,075 + 1,595 + 3,498) + 3,498
𝐿𝑚𝑖𝑛 = (2 × 6,885) + (2 + 1)(0,5 × 6,885)
= 24,484 m
=24,097m
4.2 Waktu Kerja
b) Lebar Jalan Angkut Minimum
Dalam satu bulan jumlah hari
Pada Tikungan
kerja adalah 30-31 hari, sedangkan
Berdasarkan spesifikasi
jam kerja yang berlaku diperusahaan
alat angkut dan pengamatan
dibagi menjadi tiga gilir ( shift )
unjuk kerja alat angkut di
dalam sehari. Proses penambangan
lapangan, maka untuk Komatsu
dikerjakan oleh perusahaan
HD 785-7 diperoleh data sebagai
berikut:

VOL 06, NO. 03, BULAN JUNI, TAHUN 2020 204


kontraktor PT Satria Bahana Sarana. adalah dump truck komatsu HD 785
Waktu kerja dibagi yaitu : sebanyak 4 unit.
Tabel 4. 1 Pembagian Waktu Kerja 4.5 Waktu Edar
Sumber : PT Satria Bahana Sarana

Pada hari jumat, istirahat siang

dimulai jam 11.00 – 13.00 sehingga jam

kerja berkurang menjadi 20 jam. Rata-

rata jam efektif kerja menjadi:

(20,5×6)𝑗𝑎𝑚 ⁄𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢+(20×1)𝑗𝑎𝑚 ⁄𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢


= 7ℎ𝑎𝑟𝑖/𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢

= 20,5 jam = 1.230 menit

4.3 Faktor Pengisian (Fill Factor)

Diketahui:
Volume = 42,17 BCM / Rit
(didapat dari hasil uji petik)
Vb = 12 𝑚3
n = 5 kali
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 42,17
Vn = = = 8,434
𝑛 5
𝑉𝑛
𝐹𝑝 = 𝑉𝑏 × 100%
4.5.1 Waktu Edar Alat Muat
8,434
𝐹𝑝 = × 100%
12 Diketahui:
= 0,70 𝑇𝑚1 = 16,37 detik
𝑇𝑚2 = 7,97 detik
4.4 Alat Muat Dan Alat Angkut Yang
𝑇𝑚3 = 4,65 detik
Digunakan
𝑇𝑚4 = 4,99 detik
Alat muat yang khusus 484,57+243,02+150,77+146,61
𝐶𝑇𝑚 =
digunakan untuk pengupasan 60

lapisan tanah penutup di pit 1 utara = 0,569 menit

adalah komatsu PC 2000 sabanyak 1 4.5.2 Waktu Edar Alat Angkut

unit. Alat angkut yang khusus Diketahui:


digunakan untuk pengangkutan
𝑇𝑎1 = 20,834 detik
lapisan tanah penutup di pit 1 utara
𝑇𝑎2 = 171,789 detik

VOL 06, NO. 03, BULAN JUNI, TAHUN 2020 205


𝑇𝑎3 = 329,912 detik Cb = 12 m³
𝑇𝑎4 = 59,669 detik Ff = 0,7
𝑇𝑎5 = 18,641 detik Sf = 0,85
𝑇𝑎6 = 398,853 detik E = 70,6 %
60
20,834+171,789 +329,912+59,669+18,641+398,853 𝑄𝑚 = ( ) × 12 × 0,7 × 0,85 × 0,706
0,569
𝐶𝑇𝑎 = 60
= 531,547 Bcm / Jam
= 17,712 menit
4.6 Efisiensi Kerja 4.7.2 Produktivitas Alat Angkut
Diketahui:
4.6.1 Efisiensi kerja Alat Muat
Na = 4 unit
𝑊𝑒 = 𝑊𝑡 − (𝑊𝑡𝑑 + 𝑊ℎ𝑑)
Cta = 17,712 menit
= 1230 ˗ ( 320 + 41 )
Cb = 60 m³
= 869 menit
Ff = 0,7 %
Sehingga dapat dihitung
Sf = 0,85 %
efisiensi kerja alat muat, yaitu:
𝑊𝑒 E = 59,18 %
𝐸𝑘 = × 100%
𝑊𝑡 60
𝑄𝑎 = 4 × ( ) × 60 × 0,7 × 0,85 × 0,5918
17,712
869
𝐸𝑘 = × 100% = 286,277 Bcm / Jam
1230
= 70,6 % 4.8 Faktor Keserasian Kerja Saat Ini

4.6.2 Efisiensi Kerja Alat Angkut Diketahui:

𝑊𝑒 = 𝑊𝑡 − (𝑊𝑡𝑑 + 𝑊ℎ𝑑) Na = 4 unit

= 1230 ˗ ( 301 + 201 ) Nm = 1 unit

= 728 menit N = 5 kali

Sehingga dapat dihitung Cta = 17,712 menit

efisiensi kerja alat angkut, yaitu: Ctm = 0,569 menit


0,569×5×4
𝐸𝑘 =
𝑊𝑒
× 100% 𝑀𝐹 = = 0,642 < 1
17,712×1
𝑊𝑡
728 MF < 1, artinya alat muat bekerja kurang
𝐸𝑘 = × 100%
1230 dari 100% sedang alat angkut bekerja
= 59,18 % 100%, sehingga terdapat waktu tunggu
4.7 Produktivitas Alat Muat Dan Alat bagi alat muat sebagai berikut:
𝐶𝑡𝑎×𝑁𝑚
Angkut Saat Ini 𝑊𝑡𝑚 = − 𝐶𝑡𝑚 × 𝑛
𝑁𝑎
17,712×1
4.7.1 Produktivitas Alat Muat 𝑊𝑡𝑚 = 4
− 0,569 × 5 = 2,845 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Diketahui:

Ctm = 0,569 menit

VOL 06, NO. 03, BULAN JUNI, TAHUN 2020 206


V. KESIMPULAN Pengupasan Lapisan Tanah
Penutup Di Pit 8 Fleet D PT.
1. Produktivitas actual di PIT I Utara Jhonlin Baratama Jobsite I
Banjarmasin.Kalimantan
Banko Barat alat muat PC 2000
Selatan, Kalimantan Selatan.
adalah 531,547 Bcm / Jam, Dalam Jurnal Intekna Volume 16
(hlm. 1-100).
sedangkan produktivitas actual
alat angkut HD 785 adalah Komatsu Ltd. 2009. “Specification And
Application Handbook”. 30𝑡ℎ
286,277 Bcm / Jam. Dengan target Edition. Komatsu Ltd.
produktivitas sebesar 600 Bcm Rochmanhadi. 1982. “Alat-Alat Berat
/Jam. Dan Penggunaanya. Departemen
Pekerjaan Umum”. Jakarta.
2. Persentase ketercapaian
Rostiyanti. Susy fatena. 2008. “Alat
produktivitas alat muat PC 2000 Berat Untuk Proyek Konstruksi”.
adalah 88,59% dan alat angkut HD Jakarta.: PT Rineka Cipta.
785 adalah 47,713%. Thopan adiharta. 2015. “Studi Alat Berat
Pada Pekerjaan Tanah
3. Angka keserasian alat muat PC Dikecamatan Loa Kulu
2000 dan alat angkut HD 785 Kabupaten Kutai Kertanegara”.
Jurnal Mahasiswa.
adalah 0,642. MF < 1, artinya alat
muat bekerja kurang dari 100%
sedang alat angkut bekerja 100%,.
4. Faktor penyebab tidak tercapainya
produktivitas dengan adanya
hambatan-hambatan seperti
kerusakan alat, perbaikan front,
serta operator yang terlambat
dalam pergantian shift.

DAFTAR PUSTAKA
Ade kurniawan, Hendrik. 2014. “Analisa
Produktivitas Dan Biaya
Penggunaan Alat Berat Pada
Proyek Penyiapan Lokasi
Pengeboran Minyak Bumi Di
Lokasi Kaji 1 & 3”. Skripsi
Jurusan Teknik Sipil Universitas
Tridinanti Palembang.
Anisari, Rezky. 2016. “Produktivitas
Alat Muat Dan Angkut Pada

VOL 06, NO. 03, BULAN JUNI, TAHUN 2020 207

Anda mungkin juga menyukai