Anda di halaman 1dari 9

Sumpahku Bukan Sumpahmu

Melihat kuyup, basah temaliku


Tali asa menjulur ke dasar hati
Sesekali darah mudaku bergejolak
Menggoyang urat baktiku, Tuan!!

Sumpah itu tiada ternodai


Jilatan sumpahmu takkan membinasakanku
Karena sumpahku, bukan sumpahmu
Karena sumpahku perisai negeri

Tali itu semangat persatuan


Kuyup tanahku dibasahi darah dusta
Darahku menolak keruntuhan jiwa
Darah muda untuk kebangkitan banggsa

Jiwa yang runtuh berjuta-juta


Binasa oleh kepicikanmu, Tuan!!
Tak kupungkiri, dukaku tumpah bersamanya
Tapi demi sumpahku, kukepakkan sayap harapan

Aku tulang berkulit semboyan


Walau kerontang terkikis zaman
Kesatuan kan tetap kutegakkan
Terbang ulurkan kasih pertiwi

Selamat pagi, Tuan…


Mari baca sumpahku dengan hatimu
Agar terpatri dalam jiwamu
Inilah sepenggal pengabdianku

Cianjur, 26 Oktober 2015


Mati Yang Hidup

Di pintu kasihku, kumengadu…


Dadaku bergemetar dalam takbirku
Kumengenang arti Kebesaran-Mu
Tirai sejarah membuka lembaran waktu
Membukukan retorika rengkuhan Cinta-Mu
Pejuang bangsa yang teguh dalam keikhlasan
Dalam darahnya mengalir semangat perjuangan
Negeriku… bernyawa jiwa-jiwa islami
Dengan takbir-takbirnya negeriku nyata hidup
Kepulangan mereka hanya kematian raga
Jiwa-jiwanya menjadi nafas perjuanganku
Kusematkan tasbih di setiap denyut nadiku

Cianjur, 28 November 2015


Siluet Pohon Generasi

Tengoklah sejenak, anak muda..


Rotan zaman yang melilit tubuh kita
Sebuah kayu kutanam sebelum kau lahir
Kini mencengkram tulang belulangku
Walaupun tanah kembali pada tanah
Iklarku adalah nafas pengabdianmu
Tubuh kita persatuan
Kayu itu kebaktianku
Tipudaya nafsu dunia
Lembutlah jeratannya
Dengan akar semangat
Kualirkan darah muda
Kulailah olehmu rotan

Cianjur, 28 Oktober 2015


Hari Sumpah Pemuda

Hari yang memberi sebuah nama


Pada putik alamat jiwa

Adalah debu waktu yang terhempas


Dibawanya benang sari ketangguhan
Benih kehidupan dalam rengkuhannya

Taukah kau, NAMA itu?

Nama itu adalah keikhlasan…


Tentang diri kita kan berpulang
Tangguhlah dalam keikhalasan
Demi debu semangat perjuangan

Cianjur, 29 Oktober 2015


Panah-Panah Tombak Bambu

Saat kedua tanganmu


Lebih dari sekedar memegang
Lincahkanlah tuk gerakan perisai

Telah Dia turunkan sebuah pedoman


Didalamnya dermaga kehidupan
Bersiaplah tuk bermuara sepanjang jalan

Tentang senjata dengan panah


Bambu runcing elok gemulai
Berbaktilah dengan perangai islami

Sepucuk pesan itu tercatat sejarah


Kini mekar beraroma jiwa islami
Mari menjadi kumbang zaman

Tajamkan kemampuan kita harumkan negeri


Fokuskan fikiran kita menata masa depan
Terbarkan jiwa islami sepanjang jalan

Cianjur, 31 Oktober 2015


Persimpangan Tapak Pertiwi

Wajah pucat bernanah tangis


Dalam kumparan kemarau hati
Api gelobalisasi melepuhkan kulit semboyan
Serpihan debunya rancukan arah

Tubuh pertiwi menatap sinis


Sebuah persimpangan zaman
Arah tak lagi berpeta kesatuan

Tangan lumpuh bersama tulang kerontang


Kaki berpijak diatas keruntuhan jiwa
Pertiwi meraung-raung dalam pertentangan emosi
Darah muda anyir melumuri kaki pertiwi
Tangan itu kematian jati diri pemuda Indonesia

Cianjur, 1 November 2015


Jari-jari Lingkaran Setan

Setiap telapaknya adalah cinta


Kolam susu yang mendarah daging
Hidup menjadi celah-celah harapan

Padanya ada kuku-kuku zaman


Mengepalkan sebuah tekad persatuan
Bukan lagi ras maupun golongan
Namun, jari-jari itu naungan setiap insan

Kotor kusam tangan kepemimpinan


Pandai bersilat lidah, tajam kebawah

Perpindahan ketangkasan semboyan


Dalam pergulatan lingkaran setan
Padanya ada keteguhan cinta sedarah
Putarannya mengintari noda kemerdekaan

Cianjur, 2 November 2015


Kematian Sebuah Kenang

Dia selalu diam, Tuan!

Terlihat digenggamnya seonggok jagung


Terdengar kokokan ayam dibalik sarungnya

Engkau masih dengan ketidaksadaranmu, Tuan!


Memaksaku untuk membujuknya
Sekedar menceritakan perjuangan kemerdekaan
Namun, ia tetap dalam kematian sebuah kenang
Karena kau tidak mengayomi hidupnya
Padahal sepersepuluh makananmu lebih dari cukup
Setidaknya ia pahlawan, harum namanya
Bau bangkai ketidakadilan menyengat di tubuh pertiwi…

Cianjur, 4 November 2015

Nama : Fitri Indahyani

Nama/No.rek : Fitri Indahyani / 0905888180

FB : Fitri Indahyani

IG : @Fitriindah257

Motto : Khairunnas Anfauhun Linnas

Anda mungkin juga menyukai