0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
19 tayangan9 halaman
Kumpulan puisi ini menceritakan tentang semangat persatuan dan perjuangan bangsa Indonesia. Puisi-puisi ini menggunakan bahasa yang emosional untuk menyampaikan pesan-pesan tentang kesetiaan terhadap tanah air dan semangat melawan penjajahan serta korupsi.
Deskripsi Asli:
Puisi-puisi semangat perjuangan pemuda Indonesia
Judul Asli
Kumpulan Puisi Tentang Perjuangan Pemuda _ Fitri Indahyani
Kumpulan puisi ini menceritakan tentang semangat persatuan dan perjuangan bangsa Indonesia. Puisi-puisi ini menggunakan bahasa yang emosional untuk menyampaikan pesan-pesan tentang kesetiaan terhadap tanah air dan semangat melawan penjajahan serta korupsi.
Kumpulan puisi ini menceritakan tentang semangat persatuan dan perjuangan bangsa Indonesia. Puisi-puisi ini menggunakan bahasa yang emosional untuk menyampaikan pesan-pesan tentang kesetiaan terhadap tanah air dan semangat melawan penjajahan serta korupsi.
Tali asa menjulur ke dasar hati Sesekali darah mudaku bergejolak Menggoyang urat baktiku, Tuan!!
Sumpah itu tiada ternodai
Jilatan sumpahmu takkan membinasakanku Karena sumpahku, bukan sumpahmu Karena sumpahku perisai negeri
Tali itu semangat persatuan
Kuyup tanahku dibasahi darah dusta Darahku menolak keruntuhan jiwa Darah muda untuk kebangkitan banggsa
Jiwa yang runtuh berjuta-juta
Binasa oleh kepicikanmu, Tuan!! Tak kupungkiri, dukaku tumpah bersamanya Tapi demi sumpahku, kukepakkan sayap harapan
Aku tulang berkulit semboyan
Walau kerontang terkikis zaman Kesatuan kan tetap kutegakkan Terbang ulurkan kasih pertiwi
Selamat pagi, Tuan…
Mari baca sumpahku dengan hatimu Agar terpatri dalam jiwamu Inilah sepenggal pengabdianku
Cianjur, 26 Oktober 2015
Mati Yang Hidup
Di pintu kasihku, kumengadu…
Dadaku bergemetar dalam takbirku Kumengenang arti Kebesaran-Mu Tirai sejarah membuka lembaran waktu Membukukan retorika rengkuhan Cinta-Mu Pejuang bangsa yang teguh dalam keikhlasan Dalam darahnya mengalir semangat perjuangan Negeriku… bernyawa jiwa-jiwa islami Dengan takbir-takbirnya negeriku nyata hidup Kepulangan mereka hanya kematian raga Jiwa-jiwanya menjadi nafas perjuanganku Kusematkan tasbih di setiap denyut nadiku
Cianjur, 28 November 2015
Siluet Pohon Generasi
Tengoklah sejenak, anak muda..
Rotan zaman yang melilit tubuh kita Sebuah kayu kutanam sebelum kau lahir Kini mencengkram tulang belulangku Walaupun tanah kembali pada tanah Iklarku adalah nafas pengabdianmu Tubuh kita persatuan Kayu itu kebaktianku Tipudaya nafsu dunia Lembutlah jeratannya Dengan akar semangat Kualirkan darah muda Kulailah olehmu rotan
Cianjur, 28 Oktober 2015
Hari Sumpah Pemuda
Hari yang memberi sebuah nama
Pada putik alamat jiwa
Adalah debu waktu yang terhempas
Dibawanya benang sari ketangguhan Benih kehidupan dalam rengkuhannya
Taukah kau, NAMA itu?
Nama itu adalah keikhlasan…
Tentang diri kita kan berpulang Tangguhlah dalam keikhalasan Demi debu semangat perjuangan
Cianjur, 29 Oktober 2015
Panah-Panah Tombak Bambu
Saat kedua tanganmu
Lebih dari sekedar memegang Lincahkanlah tuk gerakan perisai
Telah Dia turunkan sebuah pedoman
Didalamnya dermaga kehidupan Bersiaplah tuk bermuara sepanjang jalan
Tentang senjata dengan panah
Bambu runcing elok gemulai Berbaktilah dengan perangai islami
Sepucuk pesan itu tercatat sejarah
Kini mekar beraroma jiwa islami Mari menjadi kumbang zaman
Tajamkan kemampuan kita harumkan negeri
Fokuskan fikiran kita menata masa depan Terbarkan jiwa islami sepanjang jalan
Cianjur, 31 Oktober 2015
Persimpangan Tapak Pertiwi
Wajah pucat bernanah tangis
Dalam kumparan kemarau hati Api gelobalisasi melepuhkan kulit semboyan Serpihan debunya rancukan arah
Tubuh pertiwi menatap sinis
Sebuah persimpangan zaman Arah tak lagi berpeta kesatuan
Tangan lumpuh bersama tulang kerontang
Kaki berpijak diatas keruntuhan jiwa Pertiwi meraung-raung dalam pertentangan emosi Darah muda anyir melumuri kaki pertiwi Tangan itu kematian jati diri pemuda Indonesia
Cianjur, 1 November 2015
Jari-jari Lingkaran Setan
Setiap telapaknya adalah cinta
Kolam susu yang mendarah daging Hidup menjadi celah-celah harapan
Padanya ada kuku-kuku zaman
Mengepalkan sebuah tekad persatuan Bukan lagi ras maupun golongan Namun, jari-jari itu naungan setiap insan
Kotor kusam tangan kepemimpinan
Pandai bersilat lidah, tajam kebawah
Perpindahan ketangkasan semboyan
Dalam pergulatan lingkaran setan Padanya ada keteguhan cinta sedarah Putarannya mengintari noda kemerdekaan
Cianjur, 2 November 2015
Kematian Sebuah Kenang
Dia selalu diam, Tuan!
Terlihat digenggamnya seonggok jagung
Terdengar kokokan ayam dibalik sarungnya
Engkau masih dengan ketidaksadaranmu, Tuan!
Memaksaku untuk membujuknya Sekedar menceritakan perjuangan kemerdekaan Namun, ia tetap dalam kematian sebuah kenang Karena kau tidak mengayomi hidupnya Padahal sepersepuluh makananmu lebih dari cukup Setidaknya ia pahlawan, harum namanya Bau bangkai ketidakadilan menyengat di tubuh pertiwi…