Anda di halaman 1dari 7

Setiap pagi kau susuri jalan berdebu

Berpacu waktu demi waktu


Tak hirau deru kendaraan
Tak hirau dingin memagut
Kala sang penguasa langit tuangkan cawannya

Wajah-wajah lugu haus kan ilmu


Menari-nari di pelupuk mata menunggu
Untaian kata demi kata terucap seribu makna
Untaian kata demi kata terucap penyejuk jiwa

Ruang persegi menjadi saksi bisu pengabdianmu


Menyaksikan tingkah polah sang penerus
Canda tawa penghangat suasana
Hening sepi berkutat dengan soal
Lengking suara kalah adu argumen

Ruang persegi menjadi saksi bisu pengabdianmu


Entah berapa tinta tergores di papan putih
Entah berapa lisan terucap sarat makna
Entah berapa lembaran tumpahan ilmu terkoreksi
Entah berapa ajaran budi kau tanamkan

Waktu demi waktu dijalani hanya demi mengabdi


Berserah diri mengharap kasih Ilahi
Ilmu kau beri harap kan berarti
Satu persatu sang penerus silih berganti
Tumbuh menjadi tunas-tunas negeri
Kau tetap di hati ini
Sampai masa kan berakhir nanti.
Gemerlapan bintang di langit
Bagai kiasan fatamorgana
Curahan hati dan pikiran
Senyuman indah bak taman surga

Guruku sang cahayaku…..


Terangi mimpi khayalku
Warnai semangatku
Penyemangat untuk hari esok

Jiwamu selalu kau abdikan


Untuk para muridmu tersayang
Tak pernah mengenal waktu
Tuk ciptakan motivasi baru

Guruku sang cahayaku…..


Kau adalah lentera di jalan yang sunyi
Kompas arah menuju kesuksesan

Getarkan isi karang dihatiku


Kuikuti sudah langkah kaki ini
Membawaku menuju lorong lorong tak berujung
Namun, selalu kudengar sang pelita memanggilku
Dengan untaiannya sang pelita menuntunku

Karena pelita, kukeluar dari lorong


Karena pelita kudapat meraih cita-cita
Tahukah engkau?
Ada pelita yang selalu kuingat
Ada pelita yang selalu kuhormati

Dialah guruku
Guru yang memberi setitik ilmu
Tak putus asa walau peluh terus mengucur
Tidaklah untuk dirinya seorang
Tapi untuk generasi penerus bangsa

Janganlah pernah redup pelitaku!


Cahaya ilmu selalu ditunggu
Bukan untuk satu jiwa
Tapi untuk semua umat…
Tetesan keringat jerih payahmu…
Jemari-jemarinya luluh lantakan meja…
Diajarkannya berdo’a dan bernyanyi…
Alun-alun semilir indahkan kedamaian cinta…
Menegakkan badan menghargai jasanya…
Menuruti langkahnya jejak pun ada…
Jiwanya memberikan pengorbanannya…

Tinta-tinta bocor tumpahkan darahnya…


Lembaran pun tersobek-sobek singgasana…
Suaranya menggemakan dunianya…
Gertakan langkahnya dan detakan jantungnya…

Wahai guruku…jiwaku…
Tanpamu aku tak akan bisa terbang hingga ke langit
Permata indah, indahkan cinta…
Gemerlap dari matamu selalu senyumkan hatiku…
Di relung hati kumembisu
Termenung akan segala dosa hariku
Bibir serasa keluh
Tatkala kuucap maaf kesekian kalinya

Aku tahu,
Senyum semu yang engkau tampilkan
Beribu beban yang tak tertahankan
Karena aku

Aku malu, sungguh


Ketika aibku engkau tanggung
Saat mereka mencibir karena aku
Betapa tabah hati yang engkau tanam
Dibalik riangmu yang terenggut

Aku malu pada diriku


Tatkala terucap janji-janji
Tatkala terucap sesalnya hati ini
Tak sekalipun aku beranjak

Hingga kutahu
Kini kau selalu ada
Tak sekalipun gentar, meski mereka hina
Merubah batu menjadi berlian
Merubah kami lebih baik
Wahai Guruku
Ku harap pagi ini engkau baik baik saja
Pagi ini masih terasa seperti pagi yang lalu
Ini aku yang dulu selembar kertas putih

Yang pernah engkau lukis warna-warna damai nan berarti


Putih… agar diriku berpikir jernih
Emas… agar diriku bersinar cerah
Dan merah agar hatiku penuh dengan semangat yang membara

Dan akhirnya hari yang kunanti tiba saatnya


Hari untuk melepas tanganmu dari pundakku
Sketsa aku yang tangguh yang akan engkau lepaskan
Sketsa aku yang tersenyum ceria yang siap untuk melangkah

Guruku tersayang
Aku telah siap meneruskan impianku ini
Terima kasih kusematkan
Rasa syukur aku panjatkan
Teruntuk engkau
Yang tak pernah berhenti berkata

Terima kasih telah membimbingku


Terima kasih bersabar atas kenakalanku
Terima kasih telah mengajariku tanpa pamrih dan ikhlas dengan
kesederhanaanmu

Dengan doa, cinta dan harapan…


Maafkanlah kami ibu bapak guru

Terima kasih kusematkan


Rasa syukur aku panjatkan
Teruntuk engkau
Yang tak pernah berhenti berkata

Terima kasih telah membimbingku


Terima kasih bersabar atas kenakalanku
Terima kasih telah mengajariku tanpa pamrih dan ikhlas dengan
kesederhanaanmu

Dengan doa, cinta dan harapan…


Maafkanlah kami ibu bapak guru

Anda mungkin juga menyukai