Anda di halaman 1dari 8

GURUKU PELITAKU

Yang kami tau

Anak-anakmu itu bukanlah anakmu

Mereka terlahir melaluimu

Namun persis bukan darimu

Mereka adalah anak bangsa yang rindu akan diri sendiri

Mereka selalu bersamamu

Di tempat pengabdian, sekolah

Namun, mereka bukan milikmu

Kau menyalurkan ilmu dan pengetahuan kepadanya

kau sampaikan dari hati dan pikiran

Dengan kata dan lakumu

Pun dengan penuh cinta dan kesabaran

Kau dipanggilanya bapak ataupun ibu

Lalu dengan embel-embel guru

Begitupun kau bukan bapak ataupun ibu sesungguhnya

Tetap saja itu sangat mulia

Mereka menganggapmu orang tua kedua Tanpa mereka

Di tempat pengabdian, sekolah Engkau bukan siapa siapa

Jadi, mereka adalah anak-anakmu Begitupun mereka

Kadang merajuk, menangis dan ceria bersamamu Tanpa engkau,tak banyak tau apa apa
SANG PENGABDI

Setiap pagi kau susuri jalan berdebu

Berpacu waktu demi waktu

Tak hirau deru kedaraan lengkingan knalpot

Tak hirau dingin memagut

Kala sang penguasa langit tuangkan cawannya

Wajah-wajah lugu haus kan ilmu

Menari-nari di pelupuk mata menunggu

Untaian kata demi kata terucap seribu makna

Untaian kata demi kata terucap penyejuk jiwa

Ruang persegi menjadi saksi bisu pengabdianmu

Entah berapa tinta tergores di papan putih

Entah berapa lisan terucap sarat makna

Entah berapa lembaran tumpahan ilmu terkoneksi

Entah berapa ajaran budi kau tanamkan

Waktu demi waktu dijalani hanya demi mengabdi

Berserah diri mengharap kasih Ilahi

Ilmu kau beri harap ka berarti

Satu persatu sang penerus silih berganti

Tumbuh menjadi tunas-tunas negeri

Kau tetap di sini setia mengabdi

Sampai masa kan berakhir mati


PAHLAWANKU YANG TERBAIK

Goresan Pena:Nadia Ayu

Sinaran sang mentari …

Tanda tuk memulai hari -harimu…

Tak ada kata lelah dari dirimu…

Kata semangat yang kau ingatkan kepadaku…

Guruku…

Jasa -jasamu yang aku ingat,

saat aku berputus asa..

Perjuangan besarmu yang aku kagumi…

Kesabaranmu yang menjadi cirikhas mu…

Ohh…guruku…

Senyum semangat mu…

Amarah mu…

Kesabaranmu…

Yang menjadi tanda kedatanganmu…

Ilmu mu…

Yang tlah kau berikan kpd semua anak didikmu…

Semoga akan bermanfaat untuk semua orang…

TERIMA KASIH GURUKU …

JASAMU AKAN AKU KENANG SLALU…

Pahlawanku yang terbaik – oleh Nadia Ayu Purwita Sari


GURUKU LAYAKNYA PELANGI

Goresan Pena:Najwa Futhana Ramadhani

Seorang pemberi ilmu itu

Tampak seperti pelangi

Yang kerap mengajari guna ini-itu

Lima belas huruf

Lima suku kata

Digabung dalam satu kalimat

Layaknya pelangi

Dapatkah kuulangi,

Dengan huruf dan suku kata lain?

Empat huruf, dua suku kata,

Guru

Guru layaknya pelangi

Yang selalu berkenan mengajarkan tentang ini itu

Dan selalu memberi motivasi

Agar terus bekerja keras hingga mendapat buahnya yang manis

Guruku layaknya pelangi …

Yang selalu mengajari untuk berbagi

Yang selalu mengajari untuk sesama yang membutuhkan

Guruku layaknya pelangi …


PAHLAWAN PENDIDIKAN

Jika dunia kami yang dulu kosong

tak pernah kau isi

Mungkin hanya ada warna hampa, gelap

tak bisa apa-apa, tak bisa kemana-mana

Tapi kini dunia kami penuh warna

Dengan goresan garis-garis, juga kata

Yang dulu hanya jadi mimpi

Kini mulai terlihat bukan lagi mimpi

Itu karena kau yang mengajarkan

Tentang mana warna yang indah

Tentang garis yang harus dilukis

Juga tentang kata yang harus dibaca

Terimakasih guruku dari hatiku

Untuk semua pejuang pendidikan

Dengan pendidikanlah kita bisa memperbaiki bangsa

Dengan pendidikanlah nasib kita bisa dirubah

Apa yang tak mungkin kau jadikan mungkin

Hanya ucapan terakhir dari mulutku

Di hari pendidikan nasional ini

Gempitakanlah selalu jiwamu

wahai pejuang pendidikan Indonesia


YANG TAK PERNAH BERHENTI BERKATA

Goresan Pena:Pandu Prabowo Jati

Di sudut malam kumembisu

Termenung akan segala dosa hariku

Bibir serasa keluh

Takkala kuucap maaf kesekian kalinya

Aku tahu,

Senyum semu yang engkau tampilkan

Beribu beban yang tak tertahankan

Karena aku

Aku malu, sungguh

Ketika aibku engkau tanggung

Saat mereka mencibir karena aku

Betapa tabah hati yang engkau tanam

Dibalik riangmu yang terenggut

Aku malu pada diriku

Takkala terucap janji-janji

Takkala terucap sesalnya hati ini

Tak sekalipun aku beranjak

Tak sekalipun gentar,meski mereka hina

Hingga ku tahu Merubah batu menjadi berlian

Kini kau selalu ada Merubah kami lebih baik


A Poem for Beloved Teachers

Morning breeze hit your face

The coldness of morning air envelop your steps

Struggling just for a success

Thinking only for a glory

There is no poem which as beautiful as your word

There is no song which as beautiful as your smile

There is no a day without your devotion

There is no love without your willingness

Day continues to change

But, no boredom looks in your face

No fatigue painted on your forehead

To educate people endlessly

If you have tired of stepping

I will continue your struggle

If you are not able to walk anymore, you will still be useful

Because, you are the trully unsung heroes.

Artinya:

Puisi untuk Guru Tercinta

Hembusan angin pagi menerpa wajahmu

Dinginnya udara pagi menyelimuti langkahmu


Berjuang hanya untuk sebuah keberhasilan

Berfikir hanya untuk sebuah kejayaan

Tiada puisi yang seindah perkataan mu

Tiada lagu seindah senyuman mu

Tiada hari tanpa bakti mu

Tiada kasih tanpa kerelan mu

Hari demi hari terus berganti

namun, tiada rasa jenuh yang terlihat di wajah mu

tiada rasa lelah yang terlukis di kening mu

Untuk mendidik manusia tanpa henti

Jika engkau telah lelah melangkah

aku akan meneruskan perjuanganmu

Jika engkau tak sanggup untuk melangkah lagi, Kau akan tetap berguna

Karena kau adalah pahlawan tanpa tanda jasa.

Anda mungkin juga menyukai