Tugas Kewarganegaraan
Tugas Kewarganegaraan
Tugas Kewarganegaraan
“DEMOKRASI INDONESIA”
1 a). Negara
Pemilu multi partai yang diikuti oleh sangat banayk partai.
Pelaksanaan demokrasi di negara contohnya adalah pemilihan presiden
dan wakil presiden ,pemilihan presiden dan wakil presiden secara
langsung sejak 2004 yang diadakan setiap 5 tahun sekali. Untuk pilpres,
proses atau mekanismenya nyaris serupa dengan pemilu partai, hanya
obyek yang dipilih berupa pasangan calon .
Pemilihan MPR ( Majelis Permusyawaratan rakyat) adalah salah salah
satu lembaga tinggi Negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang
terdiri dari anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih melalui
pemilihan umum.
b). Provinsi
Pemilihan gubernur dan wakil gubernur di selenggarakan dengan
pemilihan walikota dan wakil walikota yang secara langsung dipilih oleh
rakyat.
Pemilihan DPR dan anggota DPD dipilih secara langsung melalui pemilu
yang di selenggarakan 5 tahun sekali oleh KPU( komisi pemilihan
umum ).
c). Kabupaten
Pemilihan bupati dan wakil bupati dipilih oleh rakyat melalui
pemilihan umum yang dilaksanakan 5 tahun sekali oleh KPU provinsi
dan KPU kabupaten / kota dengan diawasi oleh badabn pengawas
pemilihan umum ( bawaslu) ditiap daerah masing-masing.
DPRD ( dewan perwakilan rakyat daerah) , adalah lembaga perwakilan
rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara
pemerintah daerah di provinsi\kabupeten \kota diindonesia.yang proses
pemilihanya.
Kekurangan:
Lembaga eksekutif tidak ditentukan sampai kapan masa jabatannya.
Kekuasaan lembaga eksekutif tergantung dari mayoritas dari dukungan
parlemen.
Parlemen dapat dikendalikan anggota kabinet.
Kekurangan:
Penetapan kehidupan konstitusi tidak berjalan.
Adanya pertentangan ideologi sangat tajam antara nasionalis,agama
dan komunis.
Kehidupan politik tidak demokratis.
Kekurangan:
Maraknyaa kasus korupsi, kolusi dan juga tindakan nepotisme hampir
di seluruh masyarakat .
Pembangunan yang berjaalan tidak merata.
Bannyak kekayaan yang dipakai untuk pemerintah kota.
Kekurangan:
Banyak masyarakat yang salah tafsir tentang reformasi.
Masyarakat terlalu bebas.
Ditinggalkanya program-program pemerintah yang secara konseptual
cukup baik.
Banyak pemaksaaan yang dilakukan oleh pihak tertentu.
Rendahnya pengetahuan tentang politik.