Anda di halaman 1dari 26

TUGAS 2 DASAR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

CONTOH PENYAKIT SINGLE DAN MULTI KAUSA

OLEH :

NAMA : NASYWA RASYIFA

NIM : J1A121167

KELAS :C

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2021
I. PENYAKIT SINGLE KAUSA

Penyakit single kausa merupakan penyakit yang hanya memiliki satu penyebab saja.
Penyebab penyakit ini dikenal sebagai patogen (terkadang disebut agen infeksi atau
agen penyakit) yang meliputi berbagai jenis bakteri, virus, protozoa, dan jamur.
Penyakit infeksi dapat ditularkan, misalnya melalui kontak dari tangan-ke-mulut setelah
menyentuh materi infeksius pada permukaan benda, melalui gigitan serangga atau
pembawa penyakit lainnya, serta dari air atau makanan yang terkontaminasi (sering kali
melalui kontaminasi tinja), dan lain-lain. Beberapa contoh dari penyakit single kausa ini
adalah sebagai berikut.

1. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)

a. Pengertian

Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA adalah infeksi di saluran pernapasan,
yang menimbulkan gejala batuk, pilek, disertai dengan demam. ISPA sangat
mudah menular dan dapat dialami oleh siapa saja, terutama anak-anak dan lansia.

b. Penyebab

Kondisi ini tidak hanya disebabkan oleh virus, tetapi juga bakteri. ISPA yang
disebabkan oleh infeksi virus biasanya akan membaik dalam waktu 3–14 hari.
Bila disebabkan oleh bakteri, dokter akan memberikan obat antibitoik untuk
menanganinya.
c. Gejala

Penyakit ISPA biasanya ditandai dengan munculnya gejala, seperti demam,


tenggorokan sakit, nyeri saat menelan, batuk kering atau berdahak, serta pilek.

d. Pengobatan

Beberapa tindakan untuk meredakan gejala dapat dilakukan secara mandiri di


rumah, yaitu dengan:

1) Memperbanyak istirahat dan konsumsi air putih untuk mengencerkan


dahak, sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan.
2) Mengonsumsi minuman lemon hangat atau madu untuk membantu
meredakan batuk.
3) Berkumur dengan air hangat yang diberi garam, jika mengalami sakit
tenggorokan.
4) Menghirup uap dari semangkuk air panas yang telah dicampur dengan
minyak kayu putih atau mentol untuk meredakan hidung yang tersumbat.
5) Memposisikan kepala lebih tinggi ketika tidur dengan menggunakan bantal
tambahan, untuk melancarkan pernapasan.

Jika gejala yang dialami tidak membaik, maka perlu berkonsultasi dengan dokter.
Dokter dapat memberikan obat-obatan untuk meredakan gejala, antara lain:

1) Ibuprofen atau paracetamol, untuk meredakan demam dan nyeri otot.


2) Diphenhydramine dan pseudoephedrine, untuk mengatasi pilek dan hidung
tersumbat.
3) Obat batuk.
4) Antibiotik, jika dokter menemukan bahwa ISPA disebabkan oleh bakteri.

e. Pencegahan

Tindakan pencegahan utama ISPA adalah menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat. Beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu:

1) Cuci tangan secara teratur, terutama setelah beraktivitas di tempat umum.


2) Hindari menyentuh wajah, terutama bagian mulut, hidung, dan mata, untuk
menghindari penularan virus dan bakteri.
3) Gunakan sapu tangan atau tisu untuk menutup mulut ketika bersin atau
batuk. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit ke orang
lain.
4) Perbanyak konsumsi makanan kaya vitamin, terutama vitamin C, untuk
meningkatkan daya tahan tubuh.
5) Olahraga secara teratur.
6) Berhenti merokok.
7) Lakukan vaksinasi, baik vaksin MMR, influenza, atau pneumonia.
Diskusikan dengan dokter mengenai keperluan, manfaat, dan risiko dari
vaksinasi ini.

2. COVID-19

a. Pengertian

COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang
baru ditemukan. Virus baru dan penyakit yang disebabkannya ini tidak dikenal
sebelum mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019. COVID-
19 ini sekarang menjadi sebuah pandemi yang terjadi di banyak negara di seluruh
dunia.

b. Penyebab

COVID-19 disebabkan oleh SARS-CoV-2, yaitu virus jenis baru dari coronavirus
(kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan). Infeksi virus Corona bisa
menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu, atau infeksi
sistem pernapasan dan paru-paru, seperti pneumonia.
c. Gejala

Gejala awal infeksi COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek,
batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang
dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa
mengalami demam tinggi, batuk berdahak atau berdarah, sesak napas, dan nyeri
dada. Gejala-gejala tersebut di atas muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus
COVID-19. Secara umum, ada tiga gejala umum yang bisa menandakan
seseorang terinfeksi COVID-19, yaitu demam (suhu tubuh di atas 38°C), batuk
kering, dan sesak napas.

d. Pengobatan

Tak ada perawatan khusus untuk mengatasi infeksi virus corona. Umumnya,
pengidap akan pulih dengan sendirinya. Namun, ada beberapa upaya yang bisa
dilakukan untuk meredakan gejala infeksi virus corona. Contohnya:

1) Minum obat yang dijual bebas untuk mengurangi rasa sakit, demam, dan
batuk. Namun, jangan berikan aspirin pada anak-anak. Selain itu, jangan
berikan obat batuk pada anak di bawah empat tahun.
2) Gunakan pelembap ruangan atau mandi air panas untuk membantu
meredakan sakit tenggorokan dan batuk.
3) Perbanyak istirahat.
4) Perbanyak asupan cairan tubuh.

Jika merasa khawatir dengan gejala yang dialami, segeralah hubungi penyedia
layanan kesehatan terdekat. Khusus untuk virus corona yang menyebabkan
penyakit serius, seperti SARS, MERS, atau infeksi COVID-19, penanganannya
akan disesuaikan dengan penyakit yang diidap dan kondisi pasien.

Bila pasien mengidap infeksi novel coronavirus, dokter akan merujuk ke RS


Rujukan yang telah ditunjuk oleh Dinkes (Dinas Kesehatan) setempat. Bila tidak
bisa dirujuk karena beberapa alasan, dokter akan melakukan isolasi, serial foto
toraks sesuai indikasi, terapi simptomatik, terapi cairan, ventilator mekanik (bila
gagal napas), dan bila ada disertai infeksi bakteri, dapat diberikan antibiotik.
e. Pencegahan

Salah satu langkah pencegahan yang penting dilakukan adalah dengan melakukan
vaksinasi. Ada berbagai jenis vaksin COVID-19 yang beredar saat ini. Selain itu,
dengan cara mengikuti protocol-protokol kesehatan guna mengurangi risiko
terjangkit virus.

3. Diare

a. Pengertian

Diare adalah penyakit yang membuat penderitanya menjadi sering buang air besar
dengan kondisi tinja yang encer atau berair. Diare umumnya terjadi akibat
mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi virus, bakteri, atau
parasit.

b. Penyebab

Sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri di usus besar yang
berasal dari makanan atau minuman yang dikonsumsi. Namun, diare yang
berlangsung lama dapat terjadi akibat peradangan di saluran pencernaan.

c. Gejala

Diare ditandai dengan buang air besar lebih dari tiga kali sehari dengan tinja
berbentuk cair dan disertai rasa mulas. Untuk beberapa kondisi, diare juga dapat
disertai darah atau lendir.
d. Pengobatan

Pengobatan utama diare adalah untuk mencegah dehidrasi. Penderita dapat


meminum cairan elektrolit, untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat
diare. Selain itu, konsumsi makanan lunak, suplemen probiotik, dan obat antidiare
yang bisa didapatkan di apotek, juga disarankan untuk mempercepat pemulihan
diare.

e. Pencegahan

Pencegahan diare dapat dilakukan dengan mencuci tangan dengan baik dan
benar, mencuci bahan makanan sebelum diolah menjadi masakan, dan
memastikan makanan yang dikonsumsi telah matang sempurna.

Untuk anak, pemberian vaksin rotavirus dapat dilakukan untuk mencegah


penularan penyakit ini.

4. Tuberkulosis

a. Pengertian

Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Mycobacterium tuberculosis di paru-paru. Kondisi ini, kadang disebut juga
dengan TB paru.

b. Penyebab
Penyebab TBC adalah infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis di paru-paru.
Penularan tuberkulosis terjadi ketika seseorang menghirup udara yang
terkontaminasi bakteri tuberkulosis. Bakteri dikeluarkan oleh penderita TBC saat
batuk dan bersin dalam bentuk droplet alias percikan lendir.

c. Gejala

Gejala-gejala TBC (tuberkulosis) yang muncul dapat berupa: Batuk yang


berlangsung lama (3 minggu atau lebih), biasanya berdahak. Batuk mengeluarkan
darah. Berkeringat pada malam hari.

d. Pengobatan

TBC dapat disembuhkan jika penderitanya patuh mengonsumsi obat sesuai


dengan resep dokter. Untuk mengatasi penyakit ini, penderita perlu minum
beberapa jenis obat untuk waktu yang cukup lama (minimal 6 bulan). Obat itu
umumnya berupa isoniazid, rifampicin, pyrazinamide, dan thambutol.

e. Pencegahan

TBC dapat dicegah dengan pemberian vaksin BCG yang disarankan dilakukan
sebelum bayi berusia 2 bulan. Selain itu, pencegahan juga dapat dilakukan
dengan cara:

1) Mengenakan masker saat berada di tempat ramai.


2) Tutupi mulut saat bersin, batuk, dan tertawa.
3) Tidak membuang dahak atau meludah sembarangan.

5. Demam Dengue

a. Pengertian
Demam dengue merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus
dengue. Virus ini menginfeksi manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti
dan Aedes albopictus. Demam dengue merupakan penyakit musiman yang umum
terjadi di negara beriklim tropis, termasuk Indonesia. Di Indonesia, penyakit
menular ini lebih banyak terjadi saat musim hujan. Bila dibiarkan tanpa
penanganan, demam dengue dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih berat,
yaitu demam berdarah dengue (DBD).

b. Penyebab

Demam dengue disebabkan oleh virus Dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes
aegypti dan Aedes albopictus. Virus Dengue masuk ke aliran darah manusia
melalui gigitan nyamuk tersebut.

c. Gejala

Umumnya gejala demam dengue bersifat ringan, dan muncul 4–7 hari sejak
gigitan nyamuk, dan dapat berlangsung selama 10 hari. Gejala biasanya
menyerupai penyakit flu, dan bisa saja berkembang menjadi semakin parah jika
telat ditangani. Beberapa gejala demam dengue, yaitu:

1) Demam tinggi mencapai 40 derajat Celsius


2) Nyeri kepala berat
3) Nyeri pada sendi, otot, dan tulang
4) Nyeri pada bagian belakang mata
5) Nafsu makan menurun
6) Mual dan muntah
7) Pembengkakan kelenjar getah bening
8) Ruam kemerahan sekitar 2–5 hari setelah demam
9) Kerusakan pada pembuluh darah dan getah bening
10) Perdarahan dari hidung, gusi, atau di bawah kulit

.d. Pengobatan

Hingga kini belum ada pengobatan spesifik untuk mengatasi demam dengue.
Langkah pengobatan dilakukan untuk mengatasi gejala yang muncul, serta
mencegah infeksi virus semakin parah. Berikut ini beberapa upaya yang dapat
dilakukan:
1) Cegah dehidrasi dengan banyak minum air putih.
2) Mencukupi waktu istirahat.
3) Konsumsi obat penurun panas yang relatif aman dan dianjurkan dokter;
4) Menghindari konsumsi obat-obatan pereda nyeri. Hal ini dikarenakan obat-
obatan tersebut dapat menimbulkan komplikasi perdarahan.
5) Pantau frekuensi buang air kecil dan jumlah urine yang keluar..

e. Pencegahan

Pencegahan penularan demam dengue bisa dilakukan dengan menerapkan 3M


plus, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup wadah air, mengubur
barang bekas, menggunakan losion antinyamuk, menggunakan kelambu saat
tidur, menghindari kebiasaan menggantung baju, dan menanam tanaman pengusir
nyamuk.

6. Malaria

a. Pengertian

Malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh parasit dan juga
ditularkan melalui gigitan nyamuk.

b. Penyebab

Malaria adalah penyakit menular akibat infeksi parasit plasmodium yang


ditularkan melalui gigitan nyamuk malaria yang bernama Anopheles. Nyamuk
Anopheles penyebab penyakit malaria ini banyak terdapat pada daerah dengan
iklim sedang khususnya di benua Afrika dan India.
c. Gejala

Gejala malaria timbul setidaknya 10-15 hari setelah digigit nyamuk. Munculnya
gejala melalui tiga tahap selama 6-12 jam, yaitu menggigil, demam dan sakit
kepala, lalu mengeluarkan banyak keringat dan lemas sebelum suhu tubuh
kembali normal. Tahapan gejala malaria dapat timbul mengikuti siklus tertentu,
yaitu 3 hari sekali (tertiana) atau 4 hari sekali (kuartana).

d. Pengobatan

Malaria harus segera ditangani untuk mencegah risiko komplikasi yang


berbahaya. Penanganan malaria dapat dilakukan dengan pemberian obat
antimalaria. Obat-obatan ini perlu disesuaikan dengan jenis parasit penyebab
malaria, tingkat keparahan, atau riwayat area geografis yang pernah ditinggali
penderita. Penyakit malaria pada anak-anak bisa ditangani oleh dokter anak
konsultan penyakit infeksi tropis.

e. Pencegahan

Meski belum ada vaksinasi untuk mencegah malaria, dokter dapat meresepkan
obat antimalaria sebagai pencegahan jika seseorang berencana bepergian atau
tinggal di area yang banyak kasus malarianya. Selain itu, pencegahan bisa
dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk dengan memasang kelambu pada
tempat tidur, menggunakan pakaian lengan panjang dan celana panjang, serta
menggunakan krim atau semprotan antinyamuk. Langkah pencegahan gigitan
nyamuk juga penting untuk selalu dilakukan pada anak-anak.

II. PENYAKIT MULTI KAUSA

Penyakit multi kausa adalah penyakit yang memiliki lebih dari satu penyebab. Penyakit
ini bukan disebabkan oleh infeksi kuman dan tidak dapat ditularkan dari orang ke orang
melalui bentuk kontak apa pun. Meski demikian, beberapa macam penyakit ini
memiliki angka kematian yang cukup tinggi. Faktor yang dapat meningkatkan risiko
terjadinya penyakit multi kausa, di antaranya faktor genetik atau turunan, usia lanjut,
serta faktor lingkungan, seperti polusi. Selain itu, penyakit multi kausa juga lebih
berisiko terjadi pada orang yang memilki gaya hidup kurang sehat, misalnya kurang
olahraga, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dan pola makan tidak sehat, seperti
kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji, makanan tinggi kolesterol, garam dan
gula, serta kurang mengonsumsi sayur dan buah. Yang termasuk kategori penyakit
multi kausa ini diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Stroke

a. Pengertian

Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau
berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah
(stroke hemoragik). Tanpa darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen
dan nutrisi, sehingga sel-sel pada sebagian area otak akan mati. Kondisi ini
menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak
dapat berfungsi dengan baik. Stroke adalah kondisi gawat darurat yang perlu
ditangani secepatnya, karena sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit.
Tindakan penanganan yang cepat dan tepat dapat meminimalkan tingkat
kerusakan otak dan mencegah kemungkinan munculnya komplikasi.

b. Penyebab

Berdasarkan penyebabnya, ada dua jenis stroke, yaitu:

1) Stroke iskemik. Stroke iskemik terjadi ketika pembuluh darah arteri yang
membawa darah dan oksigen ke otak mengalami penyempitan, sehingga
menyebabkan aliran darah ke otak sangat berkurang. Kondisi ini disebut
juga dengan iskemia. Stroke iskemik dapat dibagi lagi ke dalam 2 jenis,
stroke trombotik dan stroke embolik.
2) Stroke hemoragik. Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak
pecah dan menyebabkan perdarahan. Pendarahan di otak dapat dipicu oleh
beberapa kondisi yang memengaruhi pembuluh darah. Kondisi tersebut
meliputi hipertensi yang tidak terkendali, melemahnya dinding pembuluh
darah, dan pengobatan dengan pengencer darah. Stroke hemoragik terdiri
dari dua jenis, yaitu perdarahan intraserebral dan subarachnoid.

c. Gejala

Tiap bagian otak mengendalikan bagian tubuh yang berbeda-beda, sehingga


gejala stroke tergantung pada bagian otak yang terserang dan tingkat
kerusakannya. Itulah mengapa gejala atau tanda stroke bisa bervariasi pada tiap
pengidap. Namun, umumnya stroke muncul secara tiba-tiba. Ada tiga gejala
utama stroke yang mudah untuk dikenali, yaitu:

1) Salah satu sisi wajah akan terlihat menurun dan tidak mampu tersenyum
karena mulut atau mata terkulai.
2) Tidak mampu mengangkat salah satu lengannya karena terasa lemas atau
mati rasa. Tidak hanya lengan, tungkai yang satu sisi dengan lengan
tersebut juga mengalami kelemahan.
3) Ucapan tidak jelas, kacau, atau bahkan tidak mampu berbicara sama sekali
meskipun penderita terlihat sadar.

d. Pengobatan

Pengobatan khusus yang diberikan pada pengidap stroke tergantung pada jenis
stroke yang dialaminya, stroke iskemik atau stroke hemoragik.

1) Pengobatan stroke iskemik. Penanganan awal akan berfokus untuk menjaga


jalan napas, mengontrol tekanan darah, dan mengembalikan aliran darah.
2) Pengobatan stroke hemoragik. Pada kasus stroke hemoragik, pengobatan
awal bertujuan untuk mengurangi tekanan pada otak dan mengontrol
perdarahan. Ada beberapa bentuk pengobatan terhadap stroke hemoragik,
antara lain dengan mengonsumsi obat-obatan dan operasi.
3) Pengobatan TIA (Transient Ischemic Attack). Pengobatan TIA bertujuan
untuk menurunkan faktor risiko yang dapat memicu timbulnya stroke,
sehingga penyakit jantung tersebut dapat dicegah. Obat-obatan akan
diberikan oleh dokter untuk mengatasinya. Dalam beberapa kasus, prosedur
operasi endarterektomi karotis diperlukan jika terdapat penumpukan lemak
pada arteri karotis.

e. Pencegahan

Cara mencegah stroke yang utama adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat.
Selain itu, kenali dan hindari faktor risiko yang ada, serta ikuti anjuran dokter.
Berbagai tindakan pencegahan stroke, antara lain:

1) Menjaga pola makan. Terlalu banyak mengonsumsi makanan asin dan


berlemak dapat meningkatkan jumlah kolesterol dalam darah dan risiko
menimbulkan hipertensi yang dapat memicu terjadinya stroke. Hindari
konsumsi garam yang berlebihan. Konsumsi garam yang ideal adalah
sebanyak 6 gram atau satu sendok teh per hari. Makanan yang disarankan
adalah makanan yang kaya akan lemak tidak jenuh, protein, vitamin, dan
serat. Seluruh nutrisi tersebut bisa diperoleh dari sayur, buah, biji-bijian
utuh, dan daging rendah lemak seperti dada ayam tanpa kulit.
2) Olahraga secara teratur. Olahraga secara teratur dapat membuat jantung dan
sistem peredaran darah bekerja lebih efisien. Olahraga juga dapat
menurunkan kadar kolesterol dan menjaga berat badan serta tekanan darah
pada tingkat yang sehat.
3) Berhenti merokok. Perokok berisiko dua kali lipat lebih tinggi terkena
stroke, karena rokok dapat mempersempit pembuluh darah dan membuat
darah mudah menggumpal. Tidak merokok berarti juga mengurangi risiko
berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit paru-paru dan
jantung.
4) Hindari konsumsi minuman beralkohol. Minuman keras mengandung kalori
tinggi. Jika dikonsumsi secara berlebihan, seseorang rentan terhadap
berbagai penyakit pemicu stroke, seperti diabetes dan hipertensi. Konsumsi
minuman beralkohol berlebihan juga dapat membuat detak jantung menjadi
tidak teratur.
5) Hindari penggunaan NAPZA. Beberapa jenis NAPZA dapat menyebabkan
penyempitan arteri dan mengurangi aliran darah.
2. Penyakit Jantung Koroner

a. Pengertian

Penyakit jantung koroner adalah kondisi ketika pembuluh darah utama yang
memberi pasokan darah, oksigen, dan nutrisi untuk jantung menjadi rusak.
Biasanya, kondisi ini disebabkan oleh plak kolesterol dan proses peradangan.

b. Penyebab

Penyebab penyakit jantung koroner ada banyak. Meski begitu, penelitian telah
menunjukkan bahwa tekanan darah tinggi, kolesterol dan trigliserida tinggi,
diabetes, kegemukan, kebiasaan merokok, serta peradangan pada pembuluh darah
merupakan faktor utama yang melukai dinding arteri, sehingga menyebabkan
penyakit jantung coroner. Saat arteri rusak, plak akan lebih mudah menempel
pada arteri dan lambat laun menebal. Penyempitan pembuluh kemudian akan
menghambat aliran darah kaya oksigen ke jantung. Jika plak ini pecah, trombosit
akan menempel pada luka di arteri dan membentuk gumpalan darah yang
memblokir arteri. Hal ini dapat menyebabkan angina semakin parah. Ketika
bekuan darah cukup besar, maka arteri akan tertekan yang menyebabkan infark
miokard atau kematian otot jantung.

c. Gejala

Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit jantung koroner, meliputi:

1) Nyeri dada atau ketidaknyamanan pada dada, nyeri ini bisa menjalar ke
leher, rahang, bahu, dan tangan sisi kiri, punggung, perut sisi kiri (sering
dianggap maag). Nyeri ini ringan sampai dengan berat.
2) Keringat dingin, mual, muntah, atau mudah lelah.
3) Irama denyut jantung yang tidak stabil (aritmia), bahkan bisa menyebabkan
henti jantung (sudden cardiac arrest) yang bila tidak ditangani dengan cepat
dapat menyebabkan kematian.

d. Pengobatan

Dengan menggunakan obat-obatan, seperti:

1) Obat-obatan penurun kolesterol, termasuk statin, niasin, dan fibrat. Obat-


obatan ini membantu mengurangi kadar kolesterol darah, sehingga
mengurangi jumlah lemak yang menempel pada pembuluh.
2) Aspirin: Obat ini atau pengencer darah lainnya membantu untuk melarutkan
darah yang tersumbat, dan mencegah risiko stroke atau infark miokard.
Namun dalam beberapa kasus, aspirin mungkin bukan pilihan yang baik.
Beritahu dokter jika keluarga atau kerabat mengidap gangguan pembekuan
darah.
3) Beta blockers: Obat ini menurunkan tekanan darah dan mencegah risiko
infark miokard.
4) Nitrogliserin dan inhibitor enzim yang mengubah angiotensin: Obat ini
dapat membantu mencegah risiko infark miokard.

Melalui jalur operasi:

1) Pemasangan stent untuk memperlebar arteri koroner yang menyempit.


2) Bedah koroner seperti operasi bypass jantung adalah pengobatan yang
paling umum untuk PJK. Dokter juga dapat melakukan angioplasty jika
diperlukan.

e. Pencegahan

Untuk mencegah penyakit jantung koroner, maka haruslah menjaga pola makan
yang sehat, berhenti merokok, menghindari stres, hipertensi, obesitas serta
olahraga teratur, dan mengonsumsi antioksidan seperti sayuran dan buah.
3. Kanker

a. Pengertian

Kanker adalah penyakit yang terjadi akibat pertumbuhan sel-sel abnormal yang
tidak terkendali, menyebabkan jaringan tubuh normal rusak. Pada dasarnya, tubuh
manusia terdiri dari triliunan sel yang tersebar di setiap organ dan bagian.
Nantinya, sel-sel ini akan terus tumbuh dan berkembang menjadi sel baru. Karena
sudah tergantikan, secara alami sel-sel yang tidak sehat, tidak berfungsi dan tua
akan mati. Sementara sel kanker tidak akan mati dengan sendirinya. Sel tersebut
akan memperbanyak diri hingga jumlah yang sudah tak bisa dikendalikan lagi.
Perubahan inilah yang bisa memicu munculnya sel kanker. Penyakit ini bisa
muncul pada bagian tubuh mana pun karena asalnya dari sel dalam tubuh
manusia. Hal tersebut menjawab pertanyaan mengapa kanker banyak sekali
jenisnya. Berdasarkan laporan dan riset, terdapat lebih dari 200 jenis penyakit
kanker yang berbeda.

b. Penyebab

Penyebab utama kanker adalah terjadinya perubahan (mutasi) pada gen dalam sel.
Terkandung ribuan DNA dalam gen yang memberikan instruksi pada sel agar
menjalankan fungsinya pada organ tubuh tempat sel tersebut hidup. Namun,
prosesnya belum tentu selalu sempurna. Saat pembelahan diri pada sel terjadi,
terdapat risiko sel baru dari pembelahan tersebut mengandung gen yang rusak
atau terjadi penggandaan terlalu banyak. Hal itu disebut sebagai mutasi gen,
ditandai dengan adanya perubahan struktur pada gen.
Biasanya, mutasi gen baru akan berpotensi menimbulkan kanker jika terjadi lebih
dari lima kali dan melibatkan gen yang berbeda. Proses ini bisa berlangsung
hingga bertahun-tahun sampai sel-sel tersebut membelah diri dan membentuk sel
kanker yang cukup besar. Barulah gejala-gejalanya mulai muncul dan sel-sel
kanker tampak ketika tubuh diperiksa. Namun pada anak-anak, kerusakan gen
sudah terjadi sejak dalam kandungan atau sejak lahir.

Secara umum, ada dua faktor penyebab kanker yang paling sering terjadi, yaitu
faktor internal (seperti, keturunan) dan faktor eksternal (misalnya, perubahan
hormon, obesitas, kurang berolahraga, kebiasaan merokok, serta paparan radiasi,
virus, dan bahan-bahan kimia).

c. Gejala

Gejala-gejala kanker antara lain, munculnya benjolan yang tidak lazim,


perubahan pada kulit, masalah pada kelenjar getah bening, berat badan turun
tanpa sebab, batuk atau sesak napas berkepanjangan, munculnya rasa sakit tanpa
sebab, dan peredarahan tidak normal.

d. Pengobatan

Pengobatan pada kanker tergantung dari jenis dan stadium dari penyakit ini,
potensi efek samping, serta pilihan dan kesehatan umum dari pasien. Secara
umum, pengobatan penyakit kanker adalah sebagai berikut.

1) Kemoterapi, merupakan perawatan yang menggunakan zat kimia dengan


intensitas kuat untuk membunuh sel yang bertumbuh cepat pada tubuh.
Kemoterapi paling sering digunakan sebagai metode pengobatan kanker,
karena sel penyakit ini berkembang lebih cepat dari sel normal dalam
tubuh. Obat-obatan kemoterapi dapat digunakan sendiri atau
dikombinasikan sebagai obat kanker. Kemoterapi adalah cara yang efektif
untuk mengobati banyak jenis penyakit ini, tetapi memiliki risiko efek
samping yang juga harus diwaspadai.
2) Radioterapi, metode pengobatan kanker yang mengandalkan radiasi dengan
menggunakan gelombang energi tinggi seperti, sinar-X, gama, proton, dan
elektron untuk membunuh sel kanker. Walaupun radioterapi merupakan
metode pengobatan kanker yang paling umum, tetapi terkadang terapi ini
juga dipakai untuk mengobati pasien yang tidak terkena penyakit ini, seperti
tumor dan gangguan pada kelenjar tiroid.
3) Terapi target, adalah metode terapi untuk mengobati kanker dengan
menggunakan obat-obatan atau bahan kimia lain untuk mengidentifikasi
dan menyerang sel kanker secara spesifik tanpa membunuh sel-sel normal.
Terapi ini antara lain antibodi monoklonal, penghambat tirosin kinase, dan
penghambat cyclin-dependent kinase.

e. Pencegahan

Ada beberapa cara lain yang bisa dilakukan untuk mengobati kanker di rumah,
yakni dengan perubahan gaya hidup, seperti berhenti merokok, makanlah dengan
pola makan yang sehat dan banyak konsumsi buah-buahan sayuran, batasilah
konsumsi daging olahan, pertahankanlah berat badan yang sehat dan aktif secara
fisik, lindungilah diri dari sinar matahari, serta dapatkan perawatan medis yang
teratur.

4. Diabetes Melitus

a. Pengertian

Diabetes adalah penyakit kronis atau yang berlangsung jangka panjang yang
ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah (glukosa) hingga di atas nilai
normal. Ada dua jenis utama diabetes, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2.

b. Penyebab

Diabetes disebabkan karena adanya gangguan dalam tubuh, sehingga tubuh tidak
mampu menggunakan glukosa darah ke dalam sel, sehingga glukosa menumpuk
dalam darah.
Pada diabetes tipe 1, gangguan ini disebabkan sistem kekebalan tubuh yang
biasanya menyerang virus atau bakteri berbahaya lainnya, malah menyerang dan
menghancurkan sel penghasil insulin. Akibatnya, tubuh kekurangan atau bahkan
tidak dapat memproduksi insulin sehingga gula yang seharusnya diubah menjadi
energi oleh insulin menyebabkan terjadinya penumpukan gula dalam darah.

Sedangkan pada diabetes tipe 2, tubuh bisa menghasilkan insulin secara normal,
tetapi insulin tidak digunakan secara normal. Kondisi ini dikenal juga sebagai
resistensi insulin.

c. Gejala

Gejala diabetes akan dialami berbeda-beda oleh tiap pengidapnya. Namun, secara
umum ada beberapa gejala yang akan dialami oleh pengidap diabetes tipe 1
maupun tipe 2, seperti peningkatan rasa haus, peningkatan frekuensi buang air
kecil, kelelahan terus menerus, gangguan penglihatan, dan terjadinya infeksi terus
menerus. Infeksi yang terjadi umumnya terjadi pada bagian gusi maupun kulit.
Sedangkan pada wanita, waspada infeksi bagian bagian vagina yang bisa menjadi
tanda penyakit diabetes.

d. Pengobatan

Pengobatan akan disesuaikan dengan jenis diabetes yang dialami. Terapi insulin
menjadi salah satu pengobatan yang bisa dilakukan oleh pengidap diabetes tipe 1
maupun tipe 2. Bahkan, pada diabetes tipe 1 yang cukup berat, tranplantasi
pankreas bisa dilakukan guna mengatasi kerusakan pada pankreas. Sedangkan,
pengidap diabetes tipe 2 akan diberikan beberapa jenis obat-obatan untuk
menangani diabetes tipe 2.

e. Pencegahan

Untuk mencegah penyakit diabetes melitus, hal yang dapat dilakukan diantaranya
dengan menerapkan pola hidup sehat sebagai kunci utamanya. Mengonsumsi
makanan sehat dan bergizi seimbang, berolahraga secara teratrur, dan menjaga
berat badan agar tetap ideal.
5. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

a. Pengertian

Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah peradangan kronis pada paru-paru
yang menyebabkan terjadinya obstruksi aliran udara pada jalan napas. Dua
kondisi yang paling umum yang berkontribusi pada PPOK adalah bronkitis
kronik dan emfisema. Pada bronkitis kronik, terjadi peradangan pada bronkus
(saluran yang membawa udara dari dan ke kantung udara paru-paru atau alveoli).
Sedangkan pada emfisema, peradangan dan kerusakan terjadi pada alveoli yang
merupakan sebuah kantong tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida.

b. Penyebab

Beberapa kondisi yang menjadi penyebab PPOK, antara lain:

1) Emfisema. Penyakit paru ini menyebabkan kerusakan dinding dan serat


elastis dari alveoli.
2) Bronkitis Kronis. Dalam kondisi ini, saluran bronkial pengidap meradang
dan menyempit, serta paru-paru menghasilkan lendir yang banyak, sehingga
menghalangi saluran udara.
3) Merokok dalam waktu yang lama.
4) Iritasi lain, seperti asap cerutu, polusi udara, dan paparan debu.
5) Kekurangan alfa-1 antitripsin. Kekurangan protein tersebut bisa
memengaruhi kesehatan hati dan paru-paru.

c. Gejala

Gejala PPOK seringkali tidak muncul sampai paru-paru mengalami kerusakan


yang signifikan dan kinerjanya sudah semakin memburuk seiring berjalannya
waktu, apalagi jika pengidap tetap merokok. Pada bronkitis kronik, gejala utama
yang dialami pengidap adalah batuk berdahak yang berlangsung minimal 3 bulan
dalam 2 tahun.

Gejala lain pada PPOK dapat meliputi sesak napas, terutama saat melakukan
aktivitas fisik, mengi,, produksi dahak yang banyak, batuk kronik yang produktif,
seringnya terpapar infeksi saluran napas, mudah Lelah, sianosis pada kuku
maupun bibir, penurunan berat badan, dan bengkak pada pergelangan kaki, kaki,
atau betis.

d. Pengobatan

PPOK merupakan penyakit yang bisa diobati dengan melakukan beberapa


perawatan. Bahkan bila PPOK sudah mencapai tahap lebih lanjut pun, masih ada
terapi yang efektif untuk mengendalikan gejala dan mengurangi risiko
komplikasi. Berikut adalah beberapa pilihan pengobatan PPOK:

1) Berhenti Merokok

Ini adalah langkah terpenting dalam mengatasi PPOK. Berhenti merokok


adalah satu-satunya cara agar PPOK tidak bertambah buruk, yang pada
akhirnya bisa mengurangi kemampuan bernapas.

2) Pemberian Obat-obatan

Dokter dapat memberikan beberapa jenis obat untuk mengobati gejala dan
komplikasi PPOK. Pengidap dianjurkan untuk mengonsumsinya secara
teratur dan sesuai kebutuhan.

3) Terapi Paru-paru

Dokter sering menggunakan terapi tambahan ini untuk pengidap PPOK


yang sedang sampai berat.

4) Operasi

Operasi adalah tindakan bagi pengidap emfisema yang parah dan tidak
mempan lagi diobati dengan obat-obatan. Pilihan operasi yang biasanya
dilakukan adalah operasi pengurangan volume paru-paru, transplantasi
paru-paru, dan bullectomy.
e. Pencegahan

Pencegahan utama dan yang terbaik untuk menghindari PPOK adalah dengan
menghindari paparan rokok, baik secara aktif maupun pasif. Oleh sebab itu, bagi
orang yang tidak merokok disarankan untuk tidak mencoba rokok dan sebisa
mungkin menghindari asapnya. Sedangkan bagi perokok, cara terbaik adalah
berhenti merokok dan juga menghindari paparan asapnya.

Bagi para pekerja yang bekerja di lingkungan yang penuh dengan bahan kimia
yang dapat membuat paru-paru menjadi iritasi, disarankan untuk menggunakan
alat pelindung seperti masker.

6. Gangguan Mental

a. Pengertian

Gangguan mental atau gangguan jiwa adalah penyakit yang memengaruhi emosi,
pola pikir, dan perilaku penderitanya. Sama halnya dengan penyakit fisik,
penyakit mental juga ada obatnya.

b. Penyebab

Ada banyak faktor yang bisa memicu terjadinya gangguan mental, mulai dari
menderita penyakit tertentu sampai mengalami stres akibat peristiwa traumatis,
seperti ditinggal mati orang yang disayang, kehilangan pekerjaan, atau terisolasi
untuk waktu yang lama.

c. Gejala

Terdapat beberapa tanda fungsi fisiologi jiwa yang tidak sehat, yaitu :
1) Perasaan tidak nyaman (inadequacy)

2) Perasaan tidak aman (insecurity)

3) Kurang percaya diri

4) Kurang memahami diri

5) Kurang mendapat kepuasan dalam berhubungan sosial

6) Ketidakmatangan emosi

7) Kepribadiannya terganggu

8) Mengalami patologi dalam struktur sistem saraf (thorpe)

d. Contoh Gangguan Mental

Dari sekian banyak jenis gangguan mental, beberapa yang paling sering terjadi
adalah:

1) Depresi

Depresi merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan penderitanya


terus-menerus merasa sedih. Berbeda dengan kesedihan biasa yang
berlangsung selama beberapa hari, perasaan sedih pada depresi bisa
berlangsung hingga berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

2) Skizofrenia

Skizofrenia adalah gangguan mental yang menimbulkan keluhan halusinasi,


delusi, serta kekacauan berpikir dan berperilaku. Skizofrenia membuat
penderitanya tidak bisa membedakan antara kenyataan dengan pikirannya
sendiri.

3) Gangguan kecemasan

Gangguan kecemasan merupakan gangguan mental yang membuat


penderitanya merasa cemas dan takut secara berlebihan dan terus menerus
dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Penderita gangguan kecemasan dapat
mengalami serangan panik yang berlangsung lama dan sulit dikendalikan.

4) Gangguan bipolar
Gangguan bipolar adalah jenis gangguan mental yang ditandai dengan
perubahan suasana hati. Penderita gangguan bipolar dapat merasa sangat
sedih dan putus asa dalam periode tertentu, kemudian menjadi sangat
senang dalam periode yang lain.

5) Gangguan tidur

Gangguan tidur merupakan perubahan pada pola tidur yang sampai


mengganggu kesehatan dan kualitas hidup penderitanya. Beberapa contoh
gangguan tidur adalah sulit tidur (insomnia), mimpi buruk (parasomnia),
atau sangat mudah tertidur (narkolepsi).

e. Pengobatan

Pengobatan gangguan mental tergantung pada jenis gangguan yang dialami dan
tingkat keparahannya. Selain terapi perilaku kognitif dan pemberian obat, dokter
juga akan menyarankan pasien menjalani gaya hidup yang sehat.

1) Terapi perilaku kognitif

Terapi perilaku kognitif adalah jenis psikoterapi yang bertujuan mengubah


pola pikir dan respons pasien, dari negatif menjadi positif. Terapi ini
menjadi pilihan utama untuk mengatasi gangguan mental, seperti depresi,
skizofrenia, gangguan kecemasan, gangguan bipolar, dan gangguan tidur.

Pada banyak kasus, dokter akan mengombinasikan terapi perilaku kognitif


dan obat-obatan, agar pengobatan menjadi lebih efektif.

2) Obat-obatan

Untuk meredakan gejala yang dialami penderita dan meningkatkan


efektifitas psikoterapi, dokter dapat meresepkan sejumlah obat berikut:

a) Antidepresan, misalnya fluoxetine


b) Antipsikotik, seperti aripiprazole.
c) Pereda cemas, misalnya alprazolam.
d) Mood stabilizer, seperti lithium.
3) Perubahan gaya hidup
Menjalani gaya hidup sehat dapat memperbaiki kualitas tidur penderita
gangguan mental yang juga mengalami gangguan tidur, terutama bila
dikombinasikan dengan metode pengobatan di atas. Beberapa langkah yang
bisa dilakukan adalah:

a) Mengurangi asupan gula dalam makanan.


b) Memperbanyak makan buah dan sayur.
c) Membatasi konsumsi minuman berkafein.
d) Berhenti merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.
e) Mengelola stres dengan baik.
f) Melakukan olahraga secara rutin.
g) Makan cemilan dengan sedikit karbohidrat sebelum tidur.
h) Tidur dan bangun di jam yang sama setiap hari.

Jika mengalami gangguan mental yang cukup parah, penderita perlu menjalani
perawatan di rumah sakit jiwa. Demikian juga jika penderita tidak bisa menjalani
perawatan mandiri atau sampai melakukan tindakan yang membahayakan diri
sendiri dan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai