Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmu Komunikasi. JIKA. Vol.1 No.

1 April 201
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN BAHASA GAUL DENGAN
KETERBUKAAN KOMUNIKASI DI KALANGAN SISWA

Femi Oktaviani Fakultas


Ilmu Komunikasi
Universitas BSI
Jl. Sekolah Internasional No.1-6 Antapani Bandung 40282
Femi.foi@bsi.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini menjelaskan tentang hubungan antara bahasa Gaul dengan terbuka komunikasi
antara mahasiswa, The menguasai slang bahasa dianggap ascapitalin perintah untuk masuk di
dunia diyakini membutuhkan orang yang pandai bergaul. Reseacrh ini menggunakan riset
Perpustakaan dengan mengumpulkan bahan-bahan dari buku dan artikel yang relevan dengan
diskusi. Dalam menganalisis itu, ada pencari menggunakan metode analisis deskriptif, yang
memberikan ikhtisar tentang masalah penelitian. Penelitian menyimpulkan bahwa ada tidak ada
hubungan antara penggunaan bahasa Gaul: pertama, kesediaan untuk mendengarkan keterbukaan
komunikasi di antara siswa. Kedua, kemauan untuk menjelaskan keterbukaan komunikasi di antara
siswa. Ketiga, ekspresi tanggung jawab dan rasa shipin pemilik keberatan keterbukaan komunikasi
di antara siswa.

Kata Kunci: Komunikasi, Bahasa, Keterbukaan, Hubungan, Siswa.


Jurnal Ilmu Komunikasi. JIKA. Vol.1 No.1 April 201

ABSTRACT

This reseacrh explains about the Relationship Between Slang Language with Open
Communication Among Students, The Mastering slang language regarded ascapitalin order to
enterin the world are believed to need people who are good at hanging out. This reseacrh uses
library research by collecting materials from books andarticles relevant tothe discussion. In
analyzing it, there searcher uses descriptive analysis method, which provides an overview ofthe
research problem. The research concludes that there are no relationship between the use of slang
language: First, a willingness to listen to the openness of communication among students. Second,
the willingness to explain the openness of communication among students. Third, expression of
responsibility and sense of owner shipin mind the openness of communication among students.

Keyword : Communication, Language, Openness, Realationship, Students.

I. PENDAHULUAN Bahasa adalah alat komunikasi verbal


yang berupa simbol - simbol yang sudah
Manusia adalah mahluk komunikasi, disepakati oleh masyarakat dimana bahasa
artinya manusia tidak bisa tidak, haruslah tersebut digunakan, karena bahasa bersifat
berkomunikasi. Ini mengandung pengertian eksplisit, maka sarana ini membuat bahasa
bahwa didalam memenuhi berbagai menjadi alat untuk menyalurkan persepsi
kebutuhannya baik bagi diri sendiri maupun seperti nilai, norma, dan sebagainya, dari
sosialnya, faktor komunikasi merupakan hal satu individu ke individu lain.
yang tidak bisa hindari. Pemenuhan Bahasa gaul atau yang biasa dikenal
kebutuhan itu berlangsung terus selama dengan bahasa "prokem", merupakan
manusia berada didunia ini sehingga ia juga fenomena tersendiri di kalangan masyarakat.
berusaha untuk meningkatkan mutu Pengguna jenis bahasa ini biasanya
hidupnya ke arah yang lebih baik lagi digunakan oleh remaja sebagai bahasa
melalui komunikasi dengan lingkungannya. sehari - hari untuk berkomunikasi dengan
Sebagai manusia tampaknya kita tidak dapat teman seumurnya.
mengelakkan suatu hakikat kemanusiaan Setiap kelompok masyarakat memiliki
antara lain berkomunikasi dengan sesama, budayanya masing - masing. Masyarakat
yaitu dengan komunikasi antarpribadi. disini tidak hanya ditentukan oleh faktor
Komunikasi antar pribadi merupakan geografis saja, tetapi lebih kompleks dari itu,
suatu bidang ilmu komunikasi. Setiap hari misalnya umur. Begitu juga dengan remaja.
bidang ilmu komunikasi antarpribadi itu Dengan keadaan psikologisnya yang penuh
hadir dalam situasi - situasi yang berkaitan gejolak akibat pertentangan nilai - nilai,
dengan hubungan antar manusia. Pesan mereka membentuk satu kebudayaannya
merupakan sekumpulan lambang atau sendiri sesuai dengan nilai dan norma yang
simbol. Lambang - lambang itu bersifat mereka percayai. Budaya yang biasa disebut
verbal dan nonverbal. Setiap pembicaraan, dengan budaya popular (pop culture)
percakapan antarpribadi adalah betuk tersebut kemudian mempengaruhi segala
komunikasi antar pribadi yang tidak aspek kehidupan mereka, termasuk juga
bermedia, selalu memakai pesan. gaya berbahasa yang mereka gunakan.
Dalam pikiran seseorang ada suatu Bahasa Indonesia kian hari kian
bentuk gagasan. Maunya gagasan itu memprihatikan, karena terjadi pergeseran
diterjemahkan ke dalam suatu lambang, penggunaan bahasa, yaitu dengan
misalnya bahasa, dan di kirim melalui munculnya bahasa - bahasa "Indonesia"
ucapan kata - kata, sehingga diterima oleh yang di Indonesia-kan. Bahasa - bahasa
orang lain. Dalam penyampaian pesan verbal tersebut lebih sering disebut sebagai bahasa
kita sering menggunakan suatu sistem kode gaul para komunitas - komunitas yang
yang disebut bahasa. Bahasa dapat secara tidak langsung menjadi suatu
didefinisikan sebagai seperangkat simbol budaya. Bahasa gaul adalah bahasa yang
dengan aturan untuk mengkombinasikan timbul sebagai upaya remaja untuk
simbol - simbol tersebut yang digunakan dan menunjukkan eksistensinya, dan sebagai
dipahami suatu komunitas. upaya untuk tampil berbeda dengan aturan-
Jurnal Ilmu Komunikasi. JIKA. Vol.1 No.1 April 201

aturan, terutama bahasa baku yaitu Bahasa IV. PEMBAHASAN


Indonesia.
Penggunaan bahasa baku atau bahasa Setiap orang mungkin tidak diwajibkan
yang sesuai dengan EYD, dikalangan remaja untuk mempelajari aturan - aturan tata
khususnya, tidak diminati. Mereka dalam bahasa dengan seksama. Namun dalam
menggunakan bahasa yang baku, merasa batas - batas tertentu setiap orang harus
bahwa situasi yang tercipta, merupakan mampu menjadikan bahasa sebagai alat
situasi resmi, dianggap kaku dan formal. komunikasi. Tata bahasa merupakan aturan -
Mereka tidak menemukan kenyamanan aturan yang dipergunakan dalam menjadikan
dalam berkomunikasi dengan sesama. bahasa sebagai alat komunikasi. Aturan -
Dalam mencapai kepuasan, mereka aturan tersebut mengatur setiap penutur agar
menggunakan bahasa gaul sebagai bahasa dia berbahasa secara baik dan benar
pengantar sehari - hari, baik dalam sehinggga komunikasi lebih efektif.
berinteraksi maupun dalam mencari sebuah Apakah bahasa itu ? Didalam sejumlah
informasi yang mereka butuhkan.Dari pertemuan, hampir pasti, kita selalu
perspektif inilah peneliti menelisiksalah menggunakan bahasa untuk bercakap -
satu praktik berbahasa di kalangan siswa cakap. Bahasa adalah sistem ungkapan
yang dikenal sebagai ragam 'bahasa gaul' melalui suara yang bermakna, dengan
dengan tujun penelitian : satuan - satuan utamanya berupa kata - kata
1. Meneliti hubungan penggunaan dan kalimat, yang masing - masing memiliki
bahasa gaul dengan kesediaan kaidah - kaidah pembentukannya.Bahasa
mendengarkan di kalangan Siswa. yang pada dasarnya lisan itu dalam
2. Untuk mengetahui hubungan sejumlah peradaban di dunia ini dapat
penggunaan bahasa gaul dengan dialihkan kedalam wujud suatu sistem
kesediaan dalam menjelaskan lambang visual yang disebut tulisan.
masalah pribadi dikalangan siswa. Menurut Ferdinand de Saussure,
3. Meneliti hubungan penggunaan seorang tokoh linguistik struktural yang
bahasa gaul dengan ungkapan dikutif Sarwono, ―menyimpulkan bahwa
tanggung jawab kepemilikan pikiran kelanggengan sebuah sistem bahasa justru
dan perasaan di kalangan siswa. terjadi karena setiap orang bebas di hadapan
bahasa, sebagai sebuah sistem, bahasa
II. KAJIAN LITERATUR memang cenderung langgeng karena
kebebasan masyarakat dihadapan bahasa‖.
Penelitian yang sama dilakukan oleh (Sarwono, 2001 ).
Rahkmat (1991) penelitian ini Perubahan tersebut terus berkembang,
menyimpulkan bahwa terdapat hubungan sampai lahirlah bahasa gaul/bahasa prokem
antara penggunaan bahasa gaul dengan yang biasanya digunakan oleh remaja.
keterbukaan komunikasi dikalangan pelajar. Bahasa gaul/bahasa prokem jelas merupakan
Kesediaan mereka mendengarkan masalah "penyelewengan" dari bahasa Indonesia
sekaligus menjelaskan masalah pribadi yang diresmikan dalam peristiwa "Sumpah
mereka terutama dikalangan Pelajar SMU. Pemuda 28 Oktober 1928".
Bahasa gaul/bahasa prokem sendiri
III. METODE PENELITIAN
didefinisikan dalam kamus besar bahasa
Dalam tulisan ini, peneliti Indonesia sebagai ragam dengan leksikon
mengumpulkan data melalui studi tertentu digunakan oleh kaum remaja.
kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan Seperti kata di bawah ini :
bahan-bahan dari buku bacaan maupun
artikel yang relevan dengan pembahasan
dalam tulisan ini. Dalam menganalisisnya,
peneliti menggunakan metode analisis
deskriptif, yaitu memberikan gambaran
mengenai Hubungan Antara Penggunaan
Bahasa Gaul dengan Keterbukaan
Komunikasi di Kalangan Siswa.
Jurnal Ilmu Komunikasi. JIKA. Vol.1 No.1 April 201

Tabel 1 kata tertentu yang telah ada sebelumnya.


Perbandingan Bahasa Gaul dan Bentuk - bentuk kata yang sudah ada itu
Bahasa EYD dimodifikasi dan ada yang diberi makna
Bahasa Gaul Bahasa EYD baru yang sama sekali berbeda dari makna
kata yang sebenarnya.
Amigos Agak minggir sedikit Bahasa prokem memang merupakan
Berger Bergerak/pindah bahasa untuk tujuan khusus, yaitu sebagai
Boam Bodoh amat identifikasi kelompok, dalam hal ini
Capcus Cepetan kelompok pelajar yaitu siswa, untuk
CDMA Capek deh males ah membedakannya dari kelompok-kelompok
Cengil Adil lain di dalam masyarakat.
Cikil Licik Sebagai hasil budi daya manusia, tentu
Ngemeng Ngomong saja bahasa tidak dapat lepas dari
Cipoa Menipu/berbohong manusianya itu sendiri. Dengan demikian,
tampak adanya unsur di luar bahasa yang
Ababil Anak Baru Gede
(ABG) akan mempengaruhi pemakaian bahasa.
Dalam hal ini yang dimaksud dengan unsur
Coil Cowok idaman lain
luar bahasa atau pun variabel lain di luar
Curcol Curhat colongan
bahasa, adalah variabel sosial karena bahasa
Geje Gak jelas
pada dasarnya merupakan penggambaran
Titi DJ Hati-hati di jalan hubungan antara variabel bahasa itu sendiri
Hadijah Hati-hati di jalan juga dengan variabel sosial. Hal itu ditegaskan
IDL Itu derita lu juga oleh Sudaryanto (1985) yang
Jarpul Jarang pulang mengutarakan bahwa ―di mana ada
Lemot Lemah Otak masyarakat, di situ pasti ada pemakaian
Metal Mellow bahasa‖. Dengan perkataan lain di mana
Ciyus Serius aktivitas masyarakat itu terjadi, di situ
Miapah Demi apa terjadi pula aktivitas berbahasa.
Binun Bingung Etnografi komunikasi diantaranya juga
Cemungudh Semangat menyoroti faktor lingkungan atau tepatnya
Maacih Makasih situasi yang merupakan faktor yang sangat
Sumber : Twitter, 2013 mewarnai pemakaian bahasa.Kita dapat
mengamati berbagai gejala berbahasa dalam
Efektif - tidaknya sebuah situasi - situasi tertentu yang pada umumnya
percakapan, sebenarnya, sangatlah memiliki ciri khasnya masing - masing.
dipengaruhi oleh kemultifungsian sifat Misalnya saja pembicaraan dalam
bahasa itu sendiri. Yakni, diantaranya, lingkungan keluarga, dalam lingkungan
sebagai sarana komunikasi emotif, afektif, kantor, atau pun di dalam lingkungan umum
dan simbolik. Didalam percakapan ilmiah, lainnya seperti di pasar, di rumah sakit, dan
yang pada umumnya diwarnai obyektifitas, sebagainya akan memperlihatkan ciri -
umpamanya, bahasa yang digunakan cirinya yang khas. Selain mempengaruhi
haruslah bebas dari aspek emotif dan pemakaian bahasa, secara otomatis situasi
afektif.Namun, dalam kenyataannya, juga mempengaruhi pesan atau pun topik
keharusan itu sulit sekali dilakukan. Sebab, pembicaraan yang akan disampaikan melalui
biang keladinya justru si manusia itu pemakaian bahasa tersebut. Agar pesan yang
sendiri. Karena, manusia selalu membawa akan kita sampaikan diterima sebagaimana
aspek emotif dan afektifnya ke mana pun ia yang diinginkan, tentunya faktor - faktor
pergi. luar bahasa patut mendapat perhatian.
Orang - orang yang mempunyai latar Faktor lain yang turut menentukan
belakang sosial yang berbeda lazimnya dalam proses pemakaian bahasa dalah faktor
berbicara dengan cara yang berbeda. sosial. Faktor sosial yang dimaksud di sini
Perbedaan ini boleh jadi menyangkut dialek, adalah hal - hal yang menyangkut umur dan
intonasi, kecepatan, volume (keras atau jenis kelamin serta status orang - orang yang
lemahnya) dan yang pasti adalah kosakata. terlibat di dalam peristiwa percakapan.
Cara bicara dan pilihan kata ilmuwan Keragaman pemakaian bahasa yang
berbeda dengan cara bicara dan pilihan kata disebabkan adanya faktor sosial tersebut
pedagang. pada akhirnya akan menghasilkan variasi -
Bahasa gaul pada dasarnya bukanlah variasi bahasa.
bahasa. Bahasa gaul hanya merupakan kosa
Jurnal Ilmu Komunikasi. JIKA. Vol.1 No.1 April 201

Remaja yang merupakan bagian dari Secara rinci hal itu berupa penjelasan
masyarakat membentuk kelompok kecil tentang apa masalah pribadi yang dihadapi,
(subkultur ) yang terbentuk oleh kesamaan bagaimana penyelesaiannya.
umur. Subkultur ini mengembangkan sistem Kedua, mengacu pada kesediaan
komunikasi sendiri demi meningkatkan seseorang untuk berekasi secara jujur dan
efisiensi. Mereka juga membentuk budaya terbuka serta spontan. Termasuk dalam hal
sendiri sesuai dengan nilai, norma, dan cara ini adalah perhatian terhadap apa yang
berpikirnya. sedang dibicarakan, tanggap dan krtis.
Kehadiran bahasa prokem itu dapat Aspek kedua ini terangkum dalam proses
dianggap wajar karena sesuai dengan mendengarkan aktif. Mendengarkan
tuntutan perkembangan nurani anak usia diartikan sebagai proses aktif menerima
remaja. Masa hidupnya terbatas sesuai rangsang (stimulus) telinga (aural).
dengan perkembangan usia remaja. Selain ―Mendengarkan merupakan suatu proses
itu, pemakainnya pun terbatas pula di yang aktif, tidak pasif‖. (De Vito,
kalangan remaja kelompok usia tertentu dan 1997).Mendengarkan adalah keterampilan
bersifat tidak resmi. Jika berada di luar yang sangat penting dalam segala bentuk
lingkungan kelompoknya, bahasa yang komunikasi interpersonal.
digunakannya beralih ke bahasa lain yang Mendengarkan bisa dilakukan secara
berlaku secara umum di lingkungan aktif maupun pasif. Mendengarkan pasif
masyarakat tempat mereka berada. Jadi, adalah mendengarkan tanpa bicara dan tanpa
kehadirannya di dalam pertumbuhan bahasa mengarahkan pembicaraan dengan cara -
Indonesia ataupun bahasa daerah tidak perlu cara non verbal. Ini bukanlah tidak
dirisaukan karena bahasa itu masing-masing bermanfaat, mendengarkan pasif berguna
akan tumbuh dan berkembang sendiri sesuai untuk mengkomunikasikan akseptansi.
dengan fungsi dan keperluannya masing- Mendengarkan pasif memungkinkan
masing. pembicara mengembangkan dan
Maraknya bahasa gaul sangat didukung gagasannya di depan orang lain yang
oleh media seperti jejaring sosial maupun menerima tetapi tidak mengevaluasi, yang
media televisi. Persebaran dengan bantuan mendukung tetapi tidak mencampuri.Dengan
teknologi media membuat bahasa gaul tidak mendengarkan pasif akan tercapai suasana
hanya menjadi milik remaja urban, namun mendukung yang reseptif. Jika ini tercipta,
meluas sampai ke penjuru daerah dan tidak seseorang mungkin dapat memulai
mengenal batas usia. mendengarkan yang lebih aktif, secara
Bahasa gaul menjadi perilaku verbal dan non verbal.
komunikasi yang tak terbantahkan, Mendengarkan secara aktif adalah
manakala telah menjadi bagian dalam proses pengiriman balik kepada pembicara
perilaku kebanyakan orang. Komunikasi baik mengenai isi maupun perasaan.
dengan bahasa gaul telah membentuk Mendengarkan aktif bukanlah suatu proses
penggunanya masuk dalam suasana yang yang mengulang - ulang kata - kata dari si
lebih akrab. Dengan kata lain, bahasa gaul pembicara tetapi lebih merupakan upaya
telah menjadi wahana ekspresi keeratan memahami seluruh pesan.
sebuah hubungan dan memupuk Ada lima komponen atau unsur penting
kehangatan dengan orang lain. Komunikasi dalam komunikasi yang harus diperhatikan
dengan bentuk semacam ini dapat yaitu: pengirim pesan (sender), pesan yang
dikategorikan sebagai phatic communication dikirimkan (message), bagaimana pesan
(Mulyana, 2005). Komunikasi fatik ini dapat tersebut dikirimkan (delivery channel atau
sekaligus berfungsi sebagai mekanisme media), penerima pesan (receiver), dan
untuk menunjukkan ikatan sosial di antara umpan balik (feedback).
pelaku komunikasi. Kemampuan mengembangkan
Keterbukaan dalam pandangan komunikasi efektif merupakan salah satu
humanistik mengacu pada 3 aspek penting. ketrampilan yang amat diperlukan dalam
Pertama, keterbukaan mengacu pada rangka pengembangan diri kita baik secara
kesediaan. Seseorang mengungkapkan personal maupun profesional. Paling tidak
informasi yang biasanya disembunyikan kita harus menguasai empat jenis
dengan patut. Dalam hal ini keterbukaan ketrampilan dasar dalam berkomunikasi
dari siswaberupa kesediaan menyampaikan yaitu: menulis – membaca (bahasa tulisan)
masalah pribadinya termasuk berbagai hal dan mendengar – berbicara (bahasa lisan).
yang harus dilakukan untuk mempermudah Bayangkan betapa waktu-waktu kita setiap
dan mempercepat proses penyelesaian. detik setiap saat kita habiskan untuk
Jurnal Ilmu Komunikasi. JIKA. Vol.1 No.1 April 201

mengerjakan setidaknya salah satu dari bersedia mengubah memegang teguh


keempat hal itu. Oleh karenanya kepercayaan. system
kepercayaannya.
kemampuan untuk mengerjakan ketrampilan 5. Mencari pengertian 5. Menolak
dasar komunikasi tersebut dengan baik pesan yang tidak mengabaikan,
mutlak diperlukan demi efektifitas dan sesuai dengan mendistorsi dan
keberhasilan kita. Justru komunikasi rangkaian menolak pesan yang
kepercayaannya yang tidak konsisten
merupakan ketrampilan yang paling penting dengan sistem
dalam hidup kita. Kita menghabiskan kepercayaannya.
sebagian besar jam di saat kita sadar dan 6. Memiliki 6. Memiliki
bangun untuk berkomunikasi. Sama halnya kepribadian: mudah keptribadian: tenang,
bergaul, menyukai pemalu, intrispektif,
dengan pernafasan, komunikasi kita anggap pesta, memiliki lebih suka membaca
sebagai hal yang otomatis terjadi begitu saja, banyak teman, daripada menemui
sehingga kita tidak memiliki kesadaran membutuhkan orang orang lain, suka
untuk melakukannya dengan efektif. Kita lain untuk bercakap – menyendiri, dapat
cakap, tidak suka dipercaya, agak
tidak pernah dengan secara khusus membaca atau belajar pesimis.
mempelajari bagaimana menulis dengan sendiri.
efektif, bagaimana membaca dengan cepat
dan efektif, bagaimana berbicara secara Sekolah disamping sebagai lembaga
efektif, apalagi bagaimana menjadi pendidikan sebenarnya juga sebagai unit
pendengar yang baik. Bahkan untuk yang sosial tersendiri, yang untuk jangka waktu
terakhir, yaitu ketrampilan untuk mendengar cukup lama terjadi proses saling
tidak pernah diajarkan atau kita pelajari mempengaruhi, antara berbagai pihak yang
dalam proses pembelajaran yang kita ada di lingkungan sekolah, seperti antara
lakukan baik di sekolah formal maupun siswa yang satu dengan lainnya, antara siswa
pendidikan informal lainnya. dengan guru. Hubungan antara berbagai
Jika komunikasi yang kita bangun pihak yang terus menerus terjalin, mudah
didasarkan pada lima hukum pokok terjadi ketegangan dan mempengaruhi emosi
komunikasi yang efektif (Respect, maupun kepribadian dari mereka yang
Empathy,Audible, Clarity, Humble) maka tersangkut. Seorang siswa bisa merasakan
kita dapat menjadi seorang komunikator lingkungan sekolah sebagai lingkungan yang
yang handal dan pada gilirannya dapat menekan karena merasa dirinya diremehkan,
membangun jaringan hubungan dengan tidak diperhatikan dan dikucilkan, misalnya
orang lain yang penuh dengan karena penampilan fisiknya atau karena
penghormatan(respect), karena inilah yang kesulitannya memahami bahasa yang
dapat membangun hubungan jangka panjang dipakai kelompoknya yang dikenal dengan
yang saling menguntungkan dan saling bahasa gaul atau karena status ekonomi yang
menguatkan. sangat berbeda.
Sikap terbuka (open mindedness)amat Pergaulan adalah juga sesuatu
besar pengaruhnya dalam menumbuhkan kebutuhan untuk perkembangan aspek sosial
komunikasi interpersonal yang efektif. Lihat siswa, khususnya komunikasi yang
table di bawah ini. berlangsung diluar jam pelajaran tetapi
masih didalam lingkungan sekolah yang
Table 2. biasanya disebut dengan komunikasi
Karakteristik Orang Bersikap Terbuka informal di sekolah. Melalui hubungan
Dikontraskan Dengan Karakteristik dengan lingkungan sosialnya, siswa tersebut
Orang Tertutup sengaja atau tidak sengaja, langsung atau
tidak langsung terpengaruh kepribadiannya.
Sikap Terbuka Sikap Tertutup Didalam berkomunikasi pada konteks
komunikasi informal seorang siswa pasti
1. Menilai pesan 1. Menilai pesan
objektif, dengan berdasarkan motif – menyampaikan pesan kepada siswalain yang
menggunakan data motif pribadi biasanya pesan tersebut berupa bahasa.
keajegan logika. Sehingga bahasa diartikan sebagai alat yang
2. Membedakan 2. Berpikir simplitis,
artinya berpikir
dimiliki bersama untuk mengungkapkan
mudah, melihat
nuansa, dsb. hitam-putih gagasan, karena bahasa hanya dapat
3. Mencari 3. Bersandar lebih dipahami bila ada kesepakatan di antara
dari berbagai sumber banyak pada sumber anggota - anggota kelompok sosial untuk
pesan daripada isi
pesan
menggunakannya. Seperti bahasa yang
4. Lebih bersifat 4. Secara kaku berkembang pada kelompok remaja yang
provisional dan mempertahankan dan disebut dengan bahasa gaul yang nantinya
Jurnal Ilmu Komunikasi. JIKA. Vol.1 No.1 April 201

akan mempengaruhi seseorang itu diterima diterimanya. Mengerti tidaknya pesan yang
atau ditolak oleh kelompoknya. disampaikan dangat tergantung kepada
Pada penelitian ini sekolah yang faktor seberapa sering ia melakukan
dijadikan objek penelitian adalah para percakapan bahasa gaul dengan orang lain.
siswa/i SMU BPI 1 kelas 1 & 2, dan SMU Nada suara yang digunakan responden
BPI 2 kelas 2. Jumlah populasi adalah 855 dalam percakapan dalam percakapan dengan
orang, sedangkan jumlah sample yang menggunakan bahasa gaul biasanya
diambil sebanyak 10 %, 855 X 10 % = 85.5 tergantung dari faktor emosi responden pada
= 86 orang. saat itu, dengan siapa responden biasanya
Klasifikasi data penelitian dibagi bergaul atau berasal dari latar belakang
menjadi 13 bagian, yang terdiri atas : budaya yang berbeda seperti suku. Nada
Frekuensi penggunaan bahasa gaul, suara antara suku batak misalnya tidak sama
penguasaan bahasa gaul, kejelasan pesan, dengan nada suara yang biasa dipergunakan
memotong pembicaraan, ekspresi wajah, oleh individu yang bersuku jawa.
tanggapan, masalah dengan orang tua, Apabila seorang komunikator yang
masalah dengan pacar, masalah dengan menyampaikan pesan atau masalah kepada
guru, masalah pelajaran, menjelaskan temannya tidak sering atau sangat tidak
masalah pribadi, mendengarkan, dan sering dipotong pembicaraannya maka
memberikan solusi. komunikan tersebut mendengarkan secara
Semakin sering individu menggunakan sekasama terlebih dahulu, lalu memberikan
bahasa gaul dalam berkomunikasi dengan penjelasannya.
teman maka semakin sering pula ia Mendengarkan keluhan teman
menerima pesan yang menggunakan bahasa (komunikator) merupakan salah satu bagian
gaul dan semakin bertambah kosa kata dari anamesa (wawancara pengobatan) yang
bahasa gaul yang didapatkan. Lain halnya harus di lakukan seorang komunikan.
dengan yang tidak sering menggunakan Dikarenakan tanpa mendengarkan keluhan
bahasa gaul dalam melakukan percakapan komunikator dengan seksama, dengan
dengan teman. Ia semakin kurang dalam sendirinya komunikan akan kesulitan dalam
menerima pesan yang menggunakan bahasa menentukan masalah apa yang sebenarnya
gaul dan hanya sedikit kosa kata yang terjadi.
dimilikinya. Seseorang yang berpandangan positif
Frekuensi penggunaan bahasa gaul akan mendengarkan setiap keluhan yang
dengan sesama guru, responden lebih sedang di hadapi oleh temannya dengan
banyak menyatakan tidak sering melakukan seksama, karena pada hakekatnya
percakapan mengunakan bahasa gaul dengan mendengarkan adalah untuk membantu
guru, hal ini disebabkan karena mereka teman yang sedang menghadapi masalah.
menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa Dengan menggunakan perasaan
daerah dalam hal ini adalah bahasa sunda. komunikan, komunikator memberikan
Atau mungkin dirasa kurang sopan rangsangan untuk menggali lebih jauh
menggunakan bahasa gaul didalam perasaan ini. (De Vito, 1997 : 103).
percakapan dengan guru bahkan guru Apa yang diungkapkan De Vito ini
tersebut mungkin saja tidak mengerti pesan memang didukung oleh pernyataan
yang disampaikan dengan menggunakan responden yang menyatakan bahwa
bahasa gaul. Sedangkan responden yang komunikan selalu menanggapi apa yang
menggunakan bahasa gaul, mungkin mereka rasakan dan ceritakan. Mereka
dikarenakan ingin lebih mengakrabkan merasa mendapat tempat untuk lebih terbuka
dirinya dengan guru tersebut atau bahkan terhadap komunikan tentang perasaan
guru tersebut lebih dekat dengan responden. mereka.
Penguasaan bahasa gaulSemakin sering Seseorang yang berpandangan positif
individu menggunakan bahasa gaul dalam akan cenderung untuk menceritakan masalah
berkomunikasi dengan teman maka semakin dengan orang tuanya secara terbuka.
tepat pula ia dalam mengucapkan lafal atau Sebagaian besar responden memiliki sifat
kata bahasa gaul yang digunakan didalam introvet. Dalam keluarga mungkin saja
percakapan. sudah diterapkan bahwa masalah keluarga
Kejelasan pesan, jika seseorang sering tidak boleh diceritakan kepada orang lain.
melakukan percakapan dengan Dengan demikian teman kita tidak dapat
menggunakan bahasa gaul maka ini semakin membantu menyelesaikan masalah tersebut
mengerti pesan yang disampaikan dengan dengan memberikan saran atau pendapat.
bahasa gaul, dan semakin jelas pesan yang Namun masih banyak responden yang
Jurnal Ilmu Komunikasi. JIKA. Vol.1 No.1 April 201

menyatakan bahwa apabila mereka komunikasi keterbukaan di kalangan


menceritakan masalah dengan orang tuanya, pelajar.
bagi mereka di takutkan akan menimbulkan 3. Tidak terdapat hubungan antara
penilaian yang buruk oleh komunikan penggunaan bahasa gaul dengan
terhadap orang tuanya. ungkapan tanggung jawab kepemilikan
Besarnya persentase responden memilih pikiran dan perasaan dalam komunikasi
jawaban suka bekerja sama dengan keterbukaan di kalangan pelajar.
temannya dikarenakan ketidakpastian yang
selama ini melingkupi responden sudah Saran
Ada beberapa saran yang Peneliti hasilkan,
dikurangi dengan penjelasan komunikan,
sebagai berikut:
sehingga komunikator merasa lebih tenang,
1. Kepada responden yang
optimis akan dapat menyelesaikan masalah
mempergunakan bahasa gaul
dan mengikuti apa yang dikatakan
diharapkan dapat memilah – milah
komunikan.
bahasa gaul yang dipergunakannya dan
Dengan banyak responden yang
mengerti arti kata – kata bahasa gaul
menyatakan sering menumbuhkan motivasi
yang dipergunakannya. Tidak
apabila temannya mendengarkan keluhannya
mempergunakan bahasa gaul pada saat
dengan menggunakan bahasa gaul,
situasi formal dikelas.
menandakan bahwa dengan mendengarkan
2. Untuk guru diharapkan agar lebih
keluhan secara seksama akan memberi
mengawasi atau membatasi siswa yang
dukungan dan menumbuhkan motivasi yang
mempergunakan bahasa gaul di
sangat besar kepada teman untuk
lingkungan sekolah, karena
menyelesaikan masalah. Karena ia merasa
dikhawatirkan apabila siswa sering
mendapat tempat dan perhatian dari
mempergunakan bahasa gaul di sekolah
komunikan. Salah satu kunci untuk
maka pemakaian Bahasa Indonesia yang
mendengarkan efektif adalah berpartisipasi
sesuai dengan ejaan yang
dan pasif. Mendengarkan secara pasif adalah
disempurnakan jarang dipakai.
mendengarkan tanpa bicara dan tanpa
3. Untuk pakar bahasa diharapkan untuk
mengarahkan pembicaraan dengan cara –
membuat buku acuan mengenai bahasa
cara non verbal, merupakan cara ampuh
gaul remaja sehingga bahasa gaul yang
untuk mengkomunikasikan akseptansi.
dipergunakan oleh remaja bukanlah
Salah satu fungsi mendengarkan adalah
bahasa gaul yang biasa dipakai oleh
untuk membantu. Pada kegiatan
preman atau para penjahat. Lebih baik
mendengarkan merupakan hal yang sangat
lagi apabila para pakar bahasa
penting.Bila mendengarkan seseorang
membuat buku acuan bahasa gaul
mengeluh, membicarakan suatu masalah,
remaja yang kata – katanya berasal dari
atau berusaha mengambil keputusan, kita
bahasa daerah yang ada di Indonesia,
seringkali mendengarkan untuk membantu.
sehingga itu akan lebih memperkaya
Barangkali bantuan ini sekadar berupa
kebudayaan Indonesia.
menjadi pendengar yang perhatian dan
mendukung.Selain itu, bantuan yang kita
berikan dapat bersifat lebih langsung,
misalnya dalam bentuk pemberian saran dan DAFTAR PUSTAKA
nasihat. Alwasilah, A. Chaedar., 1978.
Sosiologi Bahasa. Angkasa,
V. PENUTUP Bandung
Badudu, JS., 2001. Inilah Bahasa
Kesimpulan
Dari paparan di atas Peneliti dapat Indonesia yang benar III. PT
menyimpulkan bahwa: Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
1. Tidak terdapat hubungan antara Cangara, Hafied., 1998, Pengantar Ilmu
penggunaan bahasa gaul dengan Komunikasi, PT Raja Grafindo
kesediaan mendengarkan dalam Persada, Jakarta.
komunikasi keterbukaan di kalangan
pelajar Effendy, Onong Uchjana., 1992.Ilmu
2. Tidak terdapat hubungan antara Komunikasi : Teori dan Praktek.
penggunaan bahasa gaul dengan PT Remaja Rosdakarya, Bandung
kesediaan menjelaskan dalam Devito, Joseph. A., 1997. Komunikasi
Antar Manusia : Kuliah Dasar.
Jurnal Ilmu Komunikasi. JIKA. Vol.1 No.1 April 201

Edisi ke- 5.Penerjemah : Agus Sumber Lain :


Maulana, Profesional Book,
Jakarta. Buku Panduan SMU BPI Bandung Pelajaran
2000 / 2001
Kawira, Lita Pamela., 1988. Bahasa
Prokem di Jakarta, dalam seminar Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer.
Sosiolinguistik II. DEPOK : FSUI. 1991. Modern English Press
Keraf, Gorys., 1996. Linguistik Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,
Bandingan Historis. PT Gramedia, 1997.Kartika. Surabaya.
Jakarta. Program Kerja OSIS SMU BPI Bandung
Liliweri, Alo. M. S., 1997. Komunikasi Tahun ajaran 2002 / 2003.
Antarpribadi . PT Citra Aditya Tim Penyusun pusat pembinaan dan
Bakti, Bandung. pengembangan bahasa. 994
Lunandi. A. G., 1987, Komunikasi
Mengena : Meningkatkan Efektivitas
Komunikasi Antarpribadi. Kanisius,
Yogyakarta..
Mulyana, Deddy., 2001. Ilmu Komunikasi :
Suatu Pengantar. PT Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Mulyana, Deddy & Jalaluddin RakhmAt.,
2000, Komunikasi Antarbudaya :
Panduan Berkomuniasi Dengan
Orang –Orang Berbeda Budaya. PT
Remaja Rosdakarya, Bandung..
Papalah . M. O.,& Atang Syamsudin. 1983,
Studi Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu
Komunikasi Universitas Padjdjaran,
Bandung..
Sahertian, Debby., 2002. Kamus Bahasa
Gaul. Pustaka Sinar Harapan,
Jakarta..
Soemiati, Koesdarini., 1982. Komunikasi
Antar Persona sebagai spesialisasi
ilmu komunikasi. Seminar Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu
Komunikasi Universitas
Padjadjaran, Bandung.
Soesilowindradini,. 1992. Psikologi
Perkembangan. Rineka Cipta,
Surabaya.
Sujianto, Agus., 1996. Psikologi
Perkembangan. Rineka Cipta,
Surabaya.
Rakhmat, Jalaluddin., 1999, a. Metode
Penelitian Komunikasi. PT Remaja
Rosdakarya, Bandung.
-----------------------., 1999, b. Psikologi
Komunikasi, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Wibowo, Wahyu., 2001. Manajemen
Bahasa. PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai