Oktaviani (2014)
Oktaviani (2014)
1 April 201
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN BAHASA GAUL DENGAN
KETERBUKAAN KOMUNIKASI DI KALANGAN SISWA
ABSTRAK
Penelitian ini menjelaskan tentang hubungan antara bahasa Gaul dengan terbuka komunikasi
antara mahasiswa, The menguasai slang bahasa dianggap ascapitalin perintah untuk masuk di
dunia diyakini membutuhkan orang yang pandai bergaul. Reseacrh ini menggunakan riset
Perpustakaan dengan mengumpulkan bahan-bahan dari buku dan artikel yang relevan dengan
diskusi. Dalam menganalisis itu, ada pencari menggunakan metode analisis deskriptif, yang
memberikan ikhtisar tentang masalah penelitian. Penelitian menyimpulkan bahwa ada tidak ada
hubungan antara penggunaan bahasa Gaul: pertama, kesediaan untuk mendengarkan keterbukaan
komunikasi di antara siswa. Kedua, kemauan untuk menjelaskan keterbukaan komunikasi di antara
siswa. Ketiga, ekspresi tanggung jawab dan rasa shipin pemilik keberatan keterbukaan komunikasi
di antara siswa.
ABSTRACT
This reseacrh explains about the Relationship Between Slang Language with Open
Communication Among Students, The Mastering slang language regarded ascapitalin order to
enterin the world are believed to need people who are good at hanging out. This reseacrh uses
library research by collecting materials from books andarticles relevant tothe discussion. In
analyzing it, there searcher uses descriptive analysis method, which provides an overview ofthe
research problem. The research concludes that there are no relationship between the use of slang
language: First, a willingness to listen to the openness of communication among students. Second,
the willingness to explain the openness of communication among students. Third, expression of
responsibility and sense of owner shipin mind the openness of communication among students.
Remaja yang merupakan bagian dari Secara rinci hal itu berupa penjelasan
masyarakat membentuk kelompok kecil tentang apa masalah pribadi yang dihadapi,
(subkultur ) yang terbentuk oleh kesamaan bagaimana penyelesaiannya.
umur. Subkultur ini mengembangkan sistem Kedua, mengacu pada kesediaan
komunikasi sendiri demi meningkatkan seseorang untuk berekasi secara jujur dan
efisiensi. Mereka juga membentuk budaya terbuka serta spontan. Termasuk dalam hal
sendiri sesuai dengan nilai, norma, dan cara ini adalah perhatian terhadap apa yang
berpikirnya. sedang dibicarakan, tanggap dan krtis.
Kehadiran bahasa prokem itu dapat Aspek kedua ini terangkum dalam proses
dianggap wajar karena sesuai dengan mendengarkan aktif. Mendengarkan
tuntutan perkembangan nurani anak usia diartikan sebagai proses aktif menerima
remaja. Masa hidupnya terbatas sesuai rangsang (stimulus) telinga (aural).
dengan perkembangan usia remaja. Selain ―Mendengarkan merupakan suatu proses
itu, pemakainnya pun terbatas pula di yang aktif, tidak pasif‖. (De Vito,
kalangan remaja kelompok usia tertentu dan 1997).Mendengarkan adalah keterampilan
bersifat tidak resmi. Jika berada di luar yang sangat penting dalam segala bentuk
lingkungan kelompoknya, bahasa yang komunikasi interpersonal.
digunakannya beralih ke bahasa lain yang Mendengarkan bisa dilakukan secara
berlaku secara umum di lingkungan aktif maupun pasif. Mendengarkan pasif
masyarakat tempat mereka berada. Jadi, adalah mendengarkan tanpa bicara dan tanpa
kehadirannya di dalam pertumbuhan bahasa mengarahkan pembicaraan dengan cara -
Indonesia ataupun bahasa daerah tidak perlu cara non verbal. Ini bukanlah tidak
dirisaukan karena bahasa itu masing-masing bermanfaat, mendengarkan pasif berguna
akan tumbuh dan berkembang sendiri sesuai untuk mengkomunikasikan akseptansi.
dengan fungsi dan keperluannya masing- Mendengarkan pasif memungkinkan
masing. pembicara mengembangkan dan
Maraknya bahasa gaul sangat didukung gagasannya di depan orang lain yang
oleh media seperti jejaring sosial maupun menerima tetapi tidak mengevaluasi, yang
media televisi. Persebaran dengan bantuan mendukung tetapi tidak mencampuri.Dengan
teknologi media membuat bahasa gaul tidak mendengarkan pasif akan tercapai suasana
hanya menjadi milik remaja urban, namun mendukung yang reseptif. Jika ini tercipta,
meluas sampai ke penjuru daerah dan tidak seseorang mungkin dapat memulai
mengenal batas usia. mendengarkan yang lebih aktif, secara
Bahasa gaul menjadi perilaku verbal dan non verbal.
komunikasi yang tak terbantahkan, Mendengarkan secara aktif adalah
manakala telah menjadi bagian dalam proses pengiriman balik kepada pembicara
perilaku kebanyakan orang. Komunikasi baik mengenai isi maupun perasaan.
dengan bahasa gaul telah membentuk Mendengarkan aktif bukanlah suatu proses
penggunanya masuk dalam suasana yang yang mengulang - ulang kata - kata dari si
lebih akrab. Dengan kata lain, bahasa gaul pembicara tetapi lebih merupakan upaya
telah menjadi wahana ekspresi keeratan memahami seluruh pesan.
sebuah hubungan dan memupuk Ada lima komponen atau unsur penting
kehangatan dengan orang lain. Komunikasi dalam komunikasi yang harus diperhatikan
dengan bentuk semacam ini dapat yaitu: pengirim pesan (sender), pesan yang
dikategorikan sebagai phatic communication dikirimkan (message), bagaimana pesan
(Mulyana, 2005). Komunikasi fatik ini dapat tersebut dikirimkan (delivery channel atau
sekaligus berfungsi sebagai mekanisme media), penerima pesan (receiver), dan
untuk menunjukkan ikatan sosial di antara umpan balik (feedback).
pelaku komunikasi. Kemampuan mengembangkan
Keterbukaan dalam pandangan komunikasi efektif merupakan salah satu
humanistik mengacu pada 3 aspek penting. ketrampilan yang amat diperlukan dalam
Pertama, keterbukaan mengacu pada rangka pengembangan diri kita baik secara
kesediaan. Seseorang mengungkapkan personal maupun profesional. Paling tidak
informasi yang biasanya disembunyikan kita harus menguasai empat jenis
dengan patut. Dalam hal ini keterbukaan ketrampilan dasar dalam berkomunikasi
dari siswaberupa kesediaan menyampaikan yaitu: menulis – membaca (bahasa tulisan)
masalah pribadinya termasuk berbagai hal dan mendengar – berbicara (bahasa lisan).
yang harus dilakukan untuk mempermudah Bayangkan betapa waktu-waktu kita setiap
dan mempercepat proses penyelesaian. detik setiap saat kita habiskan untuk
Jurnal Ilmu Komunikasi. JIKA. Vol.1 No.1 April 201
akan mempengaruhi seseorang itu diterima diterimanya. Mengerti tidaknya pesan yang
atau ditolak oleh kelompoknya. disampaikan dangat tergantung kepada
Pada penelitian ini sekolah yang faktor seberapa sering ia melakukan
dijadikan objek penelitian adalah para percakapan bahasa gaul dengan orang lain.
siswa/i SMU BPI 1 kelas 1 & 2, dan SMU Nada suara yang digunakan responden
BPI 2 kelas 2. Jumlah populasi adalah 855 dalam percakapan dalam percakapan dengan
orang, sedangkan jumlah sample yang menggunakan bahasa gaul biasanya
diambil sebanyak 10 %, 855 X 10 % = 85.5 tergantung dari faktor emosi responden pada
= 86 orang. saat itu, dengan siapa responden biasanya
Klasifikasi data penelitian dibagi bergaul atau berasal dari latar belakang
menjadi 13 bagian, yang terdiri atas : budaya yang berbeda seperti suku. Nada
Frekuensi penggunaan bahasa gaul, suara antara suku batak misalnya tidak sama
penguasaan bahasa gaul, kejelasan pesan, dengan nada suara yang biasa dipergunakan
memotong pembicaraan, ekspresi wajah, oleh individu yang bersuku jawa.
tanggapan, masalah dengan orang tua, Apabila seorang komunikator yang
masalah dengan pacar, masalah dengan menyampaikan pesan atau masalah kepada
guru, masalah pelajaran, menjelaskan temannya tidak sering atau sangat tidak
masalah pribadi, mendengarkan, dan sering dipotong pembicaraannya maka
memberikan solusi. komunikan tersebut mendengarkan secara
Semakin sering individu menggunakan sekasama terlebih dahulu, lalu memberikan
bahasa gaul dalam berkomunikasi dengan penjelasannya.
teman maka semakin sering pula ia Mendengarkan keluhan teman
menerima pesan yang menggunakan bahasa (komunikator) merupakan salah satu bagian
gaul dan semakin bertambah kosa kata dari anamesa (wawancara pengobatan) yang
bahasa gaul yang didapatkan. Lain halnya harus di lakukan seorang komunikan.
dengan yang tidak sering menggunakan Dikarenakan tanpa mendengarkan keluhan
bahasa gaul dalam melakukan percakapan komunikator dengan seksama, dengan
dengan teman. Ia semakin kurang dalam sendirinya komunikan akan kesulitan dalam
menerima pesan yang menggunakan bahasa menentukan masalah apa yang sebenarnya
gaul dan hanya sedikit kosa kata yang terjadi.
dimilikinya. Seseorang yang berpandangan positif
Frekuensi penggunaan bahasa gaul akan mendengarkan setiap keluhan yang
dengan sesama guru, responden lebih sedang di hadapi oleh temannya dengan
banyak menyatakan tidak sering melakukan seksama, karena pada hakekatnya
percakapan mengunakan bahasa gaul dengan mendengarkan adalah untuk membantu
guru, hal ini disebabkan karena mereka teman yang sedang menghadapi masalah.
menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa Dengan menggunakan perasaan
daerah dalam hal ini adalah bahasa sunda. komunikan, komunikator memberikan
Atau mungkin dirasa kurang sopan rangsangan untuk menggali lebih jauh
menggunakan bahasa gaul didalam perasaan ini. (De Vito, 1997 : 103).
percakapan dengan guru bahkan guru Apa yang diungkapkan De Vito ini
tersebut mungkin saja tidak mengerti pesan memang didukung oleh pernyataan
yang disampaikan dengan menggunakan responden yang menyatakan bahwa
bahasa gaul. Sedangkan responden yang komunikan selalu menanggapi apa yang
menggunakan bahasa gaul, mungkin mereka rasakan dan ceritakan. Mereka
dikarenakan ingin lebih mengakrabkan merasa mendapat tempat untuk lebih terbuka
dirinya dengan guru tersebut atau bahkan terhadap komunikan tentang perasaan
guru tersebut lebih dekat dengan responden. mereka.
Penguasaan bahasa gaulSemakin sering Seseorang yang berpandangan positif
individu menggunakan bahasa gaul dalam akan cenderung untuk menceritakan masalah
berkomunikasi dengan teman maka semakin dengan orang tuanya secara terbuka.
tepat pula ia dalam mengucapkan lafal atau Sebagaian besar responden memiliki sifat
kata bahasa gaul yang digunakan didalam introvet. Dalam keluarga mungkin saja
percakapan. sudah diterapkan bahwa masalah keluarga
Kejelasan pesan, jika seseorang sering tidak boleh diceritakan kepada orang lain.
melakukan percakapan dengan Dengan demikian teman kita tidak dapat
menggunakan bahasa gaul maka ini semakin membantu menyelesaikan masalah tersebut
mengerti pesan yang disampaikan dengan dengan memberikan saran atau pendapat.
bahasa gaul, dan semakin jelas pesan yang Namun masih banyak responden yang
Jurnal Ilmu Komunikasi. JIKA. Vol.1 No.1 April 201