Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menjadi seorang guru adalah tantangan untuk kita bekerja kreatif, aktif, dan

berkompeten di bidangnya. Salah satunya yakni penguasaan materi dalam pembelajaran yang

diampunya. Guru tidak bisa dikatakan sebagai guru jika tidak mampu mengakomodir materi

pembelajaran.

Kami sebagai calon tenaga pendidik diajarkan materi-materi pembelajaran yang berkaitan

dengan materi pembelajaran di sekolah dasar salah satunya yaitu Ilmu Pengetahuan Alam.

Dalam makalah ini, kami berusaha untuk menganalisis keterkaitan materi pembelajaran IPA

biologi dengan materi konsep pembelajaran yang telah kami pelajari dalam kuliah IPA 1.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja materi pembelajaran IPA kelas VI SD yang berkaitan dengan konsep IPA
1(biologi)?

2. Bagaimana hasil analisis terhadap materi IPA kelas VI SD?

3. Adakah keterkaitan materi pembelajaran IPA kelas VI SD dengan materi konsep dasar IPA
1 (biologi)?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui materi pembelajaran IPA kelas VI SD yang berkaitan dengan konsep IPA
1(biologi)?

2. Mengetahui hasil analisis terhadap materi IPA kelas VI SD?

3. Mengetahui keterkaitan materi pembelajaran IPA kelas VI SD dengan materi konsep dasar
IPA 1 (biologi)?
BAB II
PEMBAHASAN
MATERI I
CIRI KHUSUS MAKHLUK HIDUP

A. Ciri Khusus pada Hewan


1. Cecak

Cecak sering kita lihat di dinding dan langit-langit rumah dan sangat jarang berada di

lantai. Cecak bergerak dengan cara merayap. Saat merayap di dinding, cecak tidak terjatuh.

Cecak memiliki perekat pada setiap ujung jari kakinya dan dapat mengatur banyaknya perekat

yang dikeluarkan sehingga dapat menempel di dinding.

Selain itu, cecak mempunyai kemampuan autotomi. Cecak dapat memutuskan ekornya

secara tiba-tiba saat ditangkap mangsa. Dengan demikian cecak dapat melarikan diri. Ekor

cecak yang putus dapat tumbuh kembali.

2. Kelelawar

Kelelawar keluar dan mencari makan pada malam hari. Sebaliknya, pada siang hari,

kelelawar hanay berdiam di sarangnya. Dalam keadaan gelap, kelelawar tidak pernah

menabrak benda yang dilaluinya dan tidak kesulitan menemukan makanannya. Hal ini karena

kelelawar memiliki indera pembau dan pendengar yang tajam sehingga dapat menemukan

makanan, menentukan arah terbang, dan menghindari tabrakan.

Saat terbang, kelelawar mengeluarkan bunyi yang nyaring yang memiliki frekuensi

sangat tinggi (bunyi ultrasonik). Bunyi ultrasonic akan mengenai benda atau mangsa di

sekitarnya dan dipantulkan kembali oleh benda tersebut. Bunyi pantulan membuat kelelawar

memperkirakan bunyi pantulan. Inilah yang menjadikan kelelawar dapat membedakan antara

mangsa dan bukan mangsa. Kemampuan ini dinamakan ekolokasi.


3. Landak

Landak adalah hewan unik yang memiliki bulu keras di bagian atas tubuhnya. Bulu

landak mengandung ribuan duri yang dihasilkan otot-otot kulit. Duri-duri tersebut merupakan alat

pertahanan mereka. Apabila diserang musuh, landak akan melarikan diri masuk ke sarangnya di

dalam tanah. Jika tidak sempat melarikan diri, landak akan menggulung tubuhnya. Bulu kerasnya

akan mengembang dan seluruh tubuhnya dipenuhi dur tajam yang akan menancap pada tubuh

musuh yang menyentuhnya.

B. Ciri Khusus pada Tumbuhan

1. Mawar

Tanaman mawar memiliki bunga yang indah namun duri-durinya sangat tajam. Duri

tersebut berfungsi melindungi diri dari musuh.

2. Kantong Semar

Tanaman kantong semar memiliki kantong di bagian ujung daun yang berfungsi

untuk menangkap hewan, terutama serangga. Saat serangga masuk kantong, kantong segera

menutup. Kantong semar kemudian mengeluarkan enzim yang membunuh serangga.

Kantong semar hanya mengandalkan kantongnya untuk mencari makanan. Kantong

semar tidak memerlukan pupuk karena justru dapat membuatnya mati.

3. Raflesia

Bunga raflesia merupakan bunga raksasa dengan berat mencapai tujuh kilogram. Bunga ini

mengeluarkan bau busuk yang menyebabkan serangga tertarik dan mendekatinya. Setelah dekat,

serangga tersebut dimangsa oleh raflesia.

Selain itu raflesia juga memantulkan cahaya yang akan didekati lalat kemudian raflesia

memangsanya.
Setiap jenis hewan maupun tumbuhan memiliki ciri khusus yang merupakan bentuk adaptasi.

Adaptasi dibedakan menjadi tiga sebagai berikut.

1. Adaptasi morfologi merupakan bentuk penyesuaian bentuk tubuh makhluk hidup

terhadap lingkungannya. Contohnya, kaki berselaput pada bebek dan antenna pada

semut.

2. Adaptasi fisiologi yaitu penyesuaian fungsi alat-alat tubuh makhluk hidup terhadap

lingkungannya. Contohnya bunga raflesia mengeluarkan enzim untuk menarik serangga

dan kantong semar mengeluarkan enzim untuk membunuh serangga.

3. Adaptasi tingkah laku berupa perubahan tingkah laku. Contohnya, cecak memutuskan

ekornya saat ditangkap musuh dan putri malu mengatupkan daunnya bila disentuh.

MATERI II
PENGARUH KEGIATAN MANUSIA TERHADAP KESEIMBANGAN EKOSISTEM
Indonesia memiliki kekayaan alam dari daratan dan lautan. Contoh kekayaan alam dari
daratan, misalnya hutan, sawah, ladang, sedangkan dari perairan misalnya kolam, sungai,
daratan, dan lautan. Semua kebutuhan manusia, hewan, dan tumbuhan berasal dari
kekayaan alam tersebut. Oleh karena itu, tidak ada makhluk hidup yang dapat hidup
sendiri. Antara tumbuhan dan hewan yang hidup di hutan terjadi hubungan saling
ketergantungan membentuk ekosistem. Manusia memanfaatkan hasil hutan, misalnya kayu
dan rotan. Ekosistem dapat terganggu keseimbangannya oleh berbagai kegiatan manusia,
seperti penebangan hutan, perburuan, juga penggunaan bahan kimia yang tidak sesuai
aturan. Penebangan hutan dilakukan untuk dimanfaatkan kayunya. Selain itu, juga untuk
membuat ladang, perkebunan, pertambangan, industri, dan untuk tempat tinggal.
Manusia dapat merusak ekosistem hutan misalnya dengan cara penebangan pohon secara
liar atau pembakaran hutan, perburuan secara liar, dan penggunaan pupuk yang
berlebihan.
1. Penebangan Pohon secara Liar dan Pembakaran Hutan

Jenis kayu yang banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, contohnya
meranti, kamper, jati, dan mahoni. Jenis-jenis kayu tersebut diambil dari hutan. Adanya
penebangan hutan secara liar dapat menimbulkan kerusakan pada tempat hidup tumbuhan
dan habitat hewan. 5
Akibatnya banyak jenis tumbuhan yang menjadi berkurang dan lama-lama menjadi langka.
Hal ini terjadi karena pengambilan secara terus-menerus tetapi tidak dilakukan penanaman
kembali. Tumbuhan yang menjadi langka akibat kerusakan habitatnya misalnya pohon jati,
bunga anggrek, dan bunga rafflesia.
Hutan mempunyai peran yang sangat penting bagi ekosistem. Di dalam hutan hidup
berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Hutan menyediakan makanan, tempat tinggal, dan
perlindungan bagi hewan-hewan tersebut.
Jika pohon-pohon ditebang terus, sumber makanan untuk hewan-hewan yang hidup di
pohon tersebut juga akan berkurang atau tidak ada, karena itu banyak hewan yang
kekurangan makanan. Akibatnya banyak hewan yang musnah dan menjadi langka.
Selain menebang pohon, manusia kadang-kadang membuka lahan pertanian dan
perumahan dengan cara membakar hutan. Akibatnya lapisan tanah dapat terbakar, tanah
menjadi kering dan tidak subur. Hewan-hewan tanah tidak dapat hidup, hewan-hewan
besar banyak yang mencari makan ke tempat lain bahkan sampai ke pemukiman manusia.
Hal ini juga dapat merusak keseimbangan ekosistem.
2. Perburuan Hewan secara Terus-Menerus

Banyak kegiatan manusia yang merusak keseimbangan ekosistem misalnya penangkapan


ikan di laut dengan racun atau peledak. Hal ini dapat menyebabkan rusaknya terumbu
karang. 6
Terumbu karang merupakan tempat hidup ikan-ikan kecil yang merupakan makanan ikan
yang lebih besar. Penangkan ikan dengan kapal- kapal pukat harimau dapat menimbulkan
penurunan jumlah ikan di laut. Sebab dengan pukat harimau ikan kecil akan ikut terjaring.
Penangkapan secara liar pada beberapa hewan, seperti penyu, cendra- wasih, badak, dan
harimau dapat menyebabkan hewan-hewan tersebut menjadi langka.
Manusia ada yang berburu hewan hanya untuk bersenang-senang. Juga ada yang
memanfaatkan sebagai bahan makanan, hiasan, atau pakaian.
3. Penggunaan Pupuk yang Berlebih

Para petani biasanya melakukan beberapa cara agar hasil pertaniannya tetap baik dan
banyak. Cara-cara yang dilakukan oleh para petani itu, di antaranya dengan pemupukan
dan pemberantasan hama. Pupuk tanaman yang digunakan para petani ada dua macam,
yaitu pupuk alami dan pupuk buatan.
Pupuk alami adalah pupuk yang dibuat dari bahan-bahan alami, misalnya dari kotoran
hewan atau dari daun-daunan yang telah membusuk. Pupuk alami dikenal dengan sebutan
pupuk kandang atau pupuk kompos. Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat dari bahan
kimia. Contoh pupuk buatan adalah urea, NPK, dan ZA.
Penggunaan pupuk buatan harus sesuai dengan aturan pemakaian karena dapat
mempengaruhi ekosistem. Pupuk buatan yang berlebihan jika 7
kena air hujan akan larut dan terbawa air ke sungai atau danau. Akibatnya di tempat
tersebut terjadi penumpukan unsur hara sehingga gulma tumbuh subur. Eceng gondok
tumbuh dengan subur sampai menutupi permukaan sungai atau danau. Makhluk hidup
dalam sungai atau danau tersebut akan berkurang karena sinar matahari yang dibutuhkan
tidak sampai ke dasar sungai atau danau.
MATERI III
CARA PERKEMBANGBIAKAN MAKHLUK HIDUP
A. Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia dari Bayi sampai Lanjut Usia

Coba kamu perhatikan adikmu, dirimu sendiri, dan orangtuamu. Perbedaan apakah yang
dapat kamu lihat? Perbedaan yang paling mencolok dapat kamu lihat adalah tinggi badan.
Tinggi badanmu biasanya lebih tinggi daripada adikmu. Orangtuamu badannya lebih tinggi
daripada dirimu. Selain itu, bentuk tubuhmu pun berbeda dengan orangtuamu.
Perubahan tinggi dan bentuk badan terjadi karena tubuh manusia mengalami pertumbuhan
dan perkembangan. Pertumbuhan dan per- kembangan manusia sejak bayi dalam rahim
ibu sampai lanjut usia melalui beberapa tahapan berikut ini.
1. Masa fetus, yaitu sejak terbentuk zigot sampai bayi dalam rahim ibu.
2. Masa balita yaitu sejak bayi lahir sampai anak-anak umur 5 tahun.
3. Masa anak-anak sekitar umur 5 tahun sampai 10 tahun.
4. Masa remaja sekitar umur 10 tahun sampai 17 tahun.
5. Masa dewasa sekitar umur 17 tahun sampai 20 tahun ke atas.
6. Masa tua sekitar umur 50 tahun ke atas. 8
B. Perkembangbiakan Hewan

1. Bertelur

Isi telur ayam merupakan hasil pembuahan antara sel kelamin betina dan sel kelamin
jantan. Ayam betina akan menghasilkan sel kelamin betina disebut sel telur, ayam jantan
akan menghasilkan sel kelamin jantan disebut sel sperma.
2. Melahirkan

Hewan jantan akan membuahi sel telur dalam tubuh hewan betina. Zigot hasil pembuahan
ini akan tumbuh menjadi janin. Janin tumbuh di dalam tubuh induknya. Saat ini hewan
dikatakan hamil. Makin lama perut hewan makin besar. Setelah janin membentuk anak
hewan dengan sempurna, induk hewan akan melahirkan. Setelah melahirkan, induk hewan
akan menyusui anaknya.
Lamanya hamil tiap jenis hewan berbeda-beda. Untuk gajah 12 bulan, sedangkan kelinci 30
hari. Hewan yang berkembang biak dengan cara melahirkan disebut vivipar.
3. Bertelur dan Mlahirkan

Contohnya, buaya. Anak buaya tumbuh di dalam telur semasa telur masih ada di perut
induknya. Kemudian telur dikeluarkan, menetas, dan keluar anaknya. Hewan demikian
berkembang biak dengan 9
bertelur dan melahirkan. Contoh lainnya hewan yang berkembang biak dengan bertelur dan
melahirkan yaitu ular dan kadal.
4. Perkembangbiakan Tumbuhan

a. Perkembangbiakan Vegetatif

1) Secara alami

a) Tunas, contohnya pisang, bamboo, sukun, tebu, cocor bebek, dan cemara.

b) Spora, contohnya suplir dan paku-pakuan.

c) Umbi, contohnya umbi batang (kentang) umbi lapisan (bawang merah, bawang putih),
umbi akar (wortel, umbi jalar).

d) Rizhoma, contohnya kencur, kunyit, dan lengkuas.

2) Secara buatan

a) Stek

b) Mencangkok

b. Perkembangan Generatif

Macam-macam penyerbukan:
a) Penyerbukan sendiri, artinya serbuk sari yang jatuh ke kepala putik berasal dari bunga
sendiri.

b) Penyerbukan silang, artinya serbuk sari berasal dari tumbuhan lain, tetapi yang sejenis.

c) Penyerbukan buatan, artinya manusia dengan sengaja menyerbukkan. Hal ini sengaja
dilakukan untuk mendapatkan tanaman jenis baru. Misalnya pada tumbuhan vanili.
10
BAB III
ANALISIS
Dari ketiga materi pembelajaran IPA SD tersebut, hasil analisis terhadap materi IPA kelas
VI SD dan keterkaitan dengan konsep IPA 1 biologi sebagai berikut.
a. Materi I mengenai ciri khusus makhluk hidup dijelaskan mengenai ciri-ciri morfologi
tumbuhan dan hewan. Pada materi tersebut dijelaskan bagaimana tumbuhan dan hewan
beradaptasi terhadap lingkungannya untuk bertahan hidup, mencari makanan atau mangsa,
dan mempertahankan diri dari pemangsa. Materi I memiliki keterkaitan dengan konsep IPA
1 yaitu tentang mahluk hidup dan cirinya (morfologi) yang dipelajari pada presentasi
kelompok 1 bagian satu. Materi I ini sesuai dengan materi yang dipelajari dalam konsep IPA
1.

b. Materi II mengenai pengaruh kegiatan manusia terhadap keseimbangan ekosistem.


Materi II menjeaskan mengenai penggunaan sumber daya alam oleh manusia dan dampak
pemanfaatan secara terus menerus tanpa memperhatikan etika lingkungan. Pada materi
tersebut memiliki keterkaitan dengan konsep IPA 1 mengenai pencemaran dan etika
lingkungan (bioteknologi) yang telah dipelajari dari presentasi kelompok 4 bagian kedua.
Materi II telah sesuai dan berkaitan dengan materi yang dipelajari dalam konsep IPA 1.

c. Materi III megenani cara perkembangbiakan makhluk hidup menjelaskan bagaimana


manusia, hewan, dan tumbuhan beregenerasi dalam ekosistem lingkungan. Di sini
dijelaskan bagaimana perkembangbiakan tumbuhan baik secara vegetatif alami dan buatan
maupun generatif, perkembangbiakan hewan baik dengan bertelur, melahirkan, maupun
bertelur-melahirkan, dan manusia dalam menghasilkan keturunannya. Materi III memiliki
keterkaitan dengan konsep IPA 1 mengenai perkembangbiakan makhluk hidup
(bioteknologi) yang telah dipelajari dalam materi konsep IPA 1.
11
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis kami terhadap ketiga materi pembelajaran IPA kelas VI SD yang
tediri tentang ciri khusus makhluk hidup, pengaruh kegiatan manusia terhadap
keseimbangan ekosistem, dan perkembangbiakan makhluk hidup memiliki keterkaitan
denga konsep IPA 1 (biologi). Tiga materi tersebut sesuai dengan tiga materi yang telah
kami pelajari di pembelajaran konse IPA 1 sebelumnya. 12
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Sri, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam SD dan MI Kelas VI. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Suhartanti, Dwi, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas VI SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai