PENUTUP
A. Simpulan
1. Hasil pengkajian yang dilakukan peneliti didapatkan data pada kasus I,
data subjektif klien mengeluh nyeri luka perineum dengan skala nyeri 4(0-
10) klien juga mengatakan ASI nya belum keluar. Data objektif klien
tampak meringis kesakitan, terdapat jahitan luka perineum, dan juga ASI
belum keluar, payudara bengkak. Lalu pada kasus II didapatkan data klien
mengeluh nyeri luka perineum dengan skala nyeri 3(0-10), klien tampak
meringis kesakitan.
2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus I adalah, nyeri
berhubungan dengan agen cidera fisik (luka perineum), ketidakefektifan
ASI berhubungan dengan ansietas ibu, resiko infeksi berhubungan dengan
trauma mekanis, lalu pada kasus II adalah nyeri berhubungan dengan agen
cidera fisik, resiko infeksi berhubungan dengan trauma mekanis.
3. Intervensi keperawatan yang dilakukan pada kasus I dan II pada diagnosa
keperawatan yang utama yaitu nyeri yang berhubungan dengan agen
cedera fisik (luka perineum) peneliti menyusun perencanaan yaitu kaji
skala nyeri dengan skala (0-10), pantau TTV, berikan posisi nyaman,
berikan kompres dingin pada daerah genitalia (perineum) dan kolaborasi
dengan dokter untuk pemberian obat analgetik.
4. Implementasi dilakukan pada kasus I dan II dengan diagnosa keperawatan
yang utama pada tanggal 24-28 april 2018 yaitu mengkaji skala nyeri
dengan skala (0-10), memantau TTV, memberikan posisi nyaman,
mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, memberikan kompres dingin
pada daerah genitalia (perineum) dan berkolaborasi dengan dokter untuk
pemberian obat analgetik. Dan mengevaluasi hasil tindakan
5. Evaluasi pada kasus I dan II dilakukan selama 3 hari dari mulai tanggal 24
april - 28 april 2018 dengan diagnosa nyeri berhubungan dengan agen
cidera fisik (luka perineum), data subjektif kasus I klien mengatakan nyeri
92
93
skala nyeri berkurang 1 (0-10) dan kasus II klien mengatakan nyeri skala
nyeri 1 (0-10) dengan analisa masalah teratasi. Planning pada evaluasi
anjurkan pasien untuk menjaga kesehatannya pola aktivitas, kebersihan
daerah genitalia dan perbaikan luka pada perineum. Anjurkan untuk
melakukan tindakan kompres dingin pada perineum bila nyeri terasa.
6. Aplikasi tindakan kompres dingin dilakukan selama 3 hari pada kasus I
dan kasus II didapatkan hasil skala nyeri pada kasus I 4(0-10) dan kasus II
3(0-10). Setelah dilakukan tindakan kompres dingin selama 3 hari
mengalami penurunan skala nyeri pada kasus I dan kasus II menjadi 1(0-
10)
B. Saran
1. Bagi Ibu PostPartum
Diharapkan pasien bisa mengaplikasikan secara mandiri tindakan kompres
dingin pada nyeri luka perineum.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Dijadikan sebagai wawasan dan pengetahuan untuk meningkatkan
keterampilan dalam memberikan asuhan keperawatan Maternitas.
b. Dapat meningkatkan keterampilan dalam melakukan asuhan
keperawatan pada ibu postpartum dengan nyeri luka perineum.
3. Bagi Rumah Sakit
Dibuatkannya jadwal khusus bagi tenaga medis di ruangan untuk
melaksanakan tindakan kompres dingin pada ibu postpartum dengan nyeri
luka perineum, mengobservasi dan mencatat hasil tindakan yang telah
dilakukan.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Dijadikan sebagai bahan kurikulum mata ajar di institusi untuk referensi
bagi mahasiswa dan menambah pengetahuan tentang penerapan kompres
dingin pada ibu postpartum yang mengalami nyeri luka perineum.