RKK Pws Satlantas Bogor
RKK Pws Satlantas Bogor
DAFTAR ISI
A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi
A.1. Kepedulian pimpinan terhadap Isu eksternal dan internal
A.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi
B. Perencanaan keselamatan konstruksi
B.1. Identifikasi bahaya,Penilaian risiko,Pengendalian dan Peluang
B.2. Rencana tindakan (sasaran &program)
B.3. Standar dan peraturan perundangan
C. Dukungan Keselamatan Konstruksi
C.1. Sumber Daya
C.2. Kompetensi
C.3. Kepedulian
C.4. Komunikasi
C.5. Informasi Terdokumentasi
D. Operasi Keselamatan Konstruksi
D.1. Perencanaan dan Pengendalian Operasi
D.2. Kesiapan dan Tanggapan Terhadap Kondisi Darurat
E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi
E.1. Pemantauan dan evaluasi
E.2. Tinjauanmanajemen
E.3. Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi
PAKTA KOMITMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
Saut Mora. S
Direktur Utama
A. KEPEMIMPINAN DAN PARTISIPASI
PEKERJA DALAM KESELAMATAN
KONSTRUKSI
A.1 Kepedulian Pimpinan Terhadap lsu Eksternal dan Internal
Ditetapkan di Bogor
Tanggal 15 Agustus
2021
Mulyana Ozza, ST
Direktur Utama
A.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi
Manajemen Proyek berkomitmen untuk memastikan bahwa seluruh personil yang terlibat (secara
langsung dan tidak langsung) dalam proyek akan :
1. Mematuhi pedoman/peraturan HSE/K3L sesuai kontrak kerja yang berlaku di area owner dan
seluruh daerah operasinya
2. Melakukan usaha secara maksimal dalam mempromosikan persyaratan HSE
yang diberlkan selama proyek berlangsung.
3. Melindungi dan menjaga kelestarian lingkungan dari kerusakan yang disebabkan oleh pekerjaan
yang dilakukan oleh PT DAYA KREASI KONSTRUKSI
4. Menunjuk personii HSE/K3L sebagai koordinator atas pelaksanaan program kerja proyek
terkait HSE/K3L
5. Melaksanakan Manajemen Visit ke proyek untuk memastlkan pelaksanaan HSE/K3L berjalan
sesuai dengan kebijakan, sasaran dan program kerja PT DAYA KREASI KONSTRUKSI
6. Memastikan bahwa semua tingkatan level di organisasi proyek ikut serta aktif dalam mematuhi
persyaratan HSE/K3L di lingkungan proyek
7. Mengutamakan permasalahan terkait HSE sebelum aktivitas kerja dimulai
8. Menerima masukan,saran,usulan terkait masalah HSE untuk perbaikan dan
peningkatan keselamatan,kesehatan kerja dan lingkungan.
9. Menetapkan Kebijakan Proyek dalam pelaksanaan Mutu , Keselamatan Kesehatan
Keamanan Kerja dan Lingkungan Housekeeping serta Mlnuman Keras dan Narkotika sebagaimana
lamplran komltmen lnl.
Ditetapkan di Bogor
Tanggal 15 Agustus
2021
Mulyana
Ozza, ST
Direktur Utama
B. PERENCANAAN KESELAMATAN
KONSTRUKSI
B.1 RENCANA TINDAKAN (SASARAN DAN
PROGRAM) Pembangunan Gedung SATLANTAS
POLRES BOGOR KABUPATEN BOGOR
115 (Seratus Limabelas Hari) Kalender
APBD Kabupaten Bogor Tahun 2021
SASARAN PROGRAM
NO PENGENDALIAN RESIKO JADWAL BENTUK INDIKATOR PENANGGUNG
URAIAN TOLAK UKUR URAIAN KEGIATAN SUMBER DAYA
PELAKSANAAN MONITORING PENCAPAIAN JAWAB
- Mengadakan Induksi
pengarahan / a. Checklist
a. Menggunakan APD lengkap khususnya helm, - Segala Standar Aturan Petugas
memberikan Instruksi Selama Proyek Lapangan - Minimnya Terjadi
sepatu safety, dan masker untuk meminimalisir - Zero Accident yang dibuat khusunya - Alat Pelindung Diri Keselamatan
kepada para pekerja Berjalan b. Briefing dan Kecelakaan Kerja
cedera parah Tentang K3 terealisasi Konstruksi
tentang prosedur Evaluasi
Keselamatan Kerja
1
- Mengadakan Induksi
a. Memasang rambu lalu lintas dan spanduk pengarahan / a. Checklist
- Segala Standar Aturan - Alat Pelindung Diri Petugas
peringatan pada lokasi pekerjaan memberikan Instruksi Selama Proyek Lapangan - Minimnya Terjadi
- Zero Accident yang dibuat khusunya - Rambu lalu lintas Keselamatan
b. Menggunakan APD lengkap khususnya rompi kepada para pekerja Berjalan b. Briefing dan Kecelakaan Kerja
Tentang K3 terealisasi - Spanduk peringatan Konstruksi
untuk meningkatkan visibilitas tentang prosedur Evaluasi
Keselamatan Kerja
Team Leader
Andriyan
Pengawas Lapangan
Mulyana Ozza, ST
Direktur Utama
C.3.Kepedulian
Pengenalan, pemahaman dan peningkatan karyawan dan mitra kerja terhadap aspek Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dan Lingkungan, terencana dalam Program Kerja sebagai berikut:
a) Pengenalan K3L melalui Safety Induction , Safety Talk, dan Rapat K3L
b) Penyediaan dan sosialisasi K3L melalui papan informasi K3L
c) Penyediaan dan sosialisasi APD dan alat bantu
d) Penyediaan dan sosialisasi rambu, marka, slogan, di area kegiatan
konstruksi e) Penyediaan dan sosialisasi perihal kebersihan lingkungan proyek
f) Penyediaan dan sosialisasi izin kerja
g) Penyediaan MCK, air minum, tempat istirahat dan tempat
ibadah h) Pemberlakuan sistem reward dan punishment
i) Penyediaan CSR, sosialisasi lingkungan dan instansi terkait
C.4. Komunikasi
Induksi Keselamatan Konstruksi (Safety - Petugas K3 Saat ada Tamu Baru atau Pekerja
1
Induction) Baru
Pertemuan Kelompok Kerja (toolbox - Petugas K3 Setiap Hari Jumat pukul 07.30
3 meeting) (15 menit)
- Mandor
OPERASI PEKERJAAN
No. Nomor Dokumen Judul Dokumen Keterangan
A. PROSEDUR UMUM
1 DKK-PU-01 Pengendalian Dokumen Valid
2 DKK-PU-02 Pengendalian Rekaman Valid
3 DKK-PU-03 Komunikasi, Konsultasi dan Partisipasi Valid
4 DKK-PU-04 UU Peraturan & Persyaratan Lain Valid
5 DKK-PU-05 Penerimaan Dan Penempatan SDM Valid
6 DKK-PU-06 Pelatihan Valid
7 DKK-PU-07 Tinjauan Manajemen Valid
8 DKK-PU-08 Pemeliharaan dan Perbaikan Alat Valid
9 DKK-PU-09 Tender & Perolehan Kontrak Baru Valid
10 DKK-PU-10 Desain dan Pengembangan Valid
11 DKK-PU-11 Tinjauan Kontrak Valid
12 DKK-PU-12 Pelaksanaan dan Pengendalian Proyek Valid
13 DKK-PU-13 Evaluasi Pemasok dan Pengadaan BJ Valid
14 DKK-PU-14 Identifikasi, Penyimpangan, Pengemasan dll Valid
15 DKK-PU-15 Identifikasi dan Mampu Telusur Valid
16 DKK-PU-16 Pemeliharaan Peralatan dan Alat Ukur Valid
17 DKK-PU-17 Pemeriksaan, Pengujian dan Statusnya Valid
18 DKK-PU-18 Pelayanan Pelanggan Valid
19 DKK-PU-19 Audit Internal Valid
20 DKK-PU-20 Pengendalian Produk Tidak Sesuai Valid
21 DKK-PU-21 Manajemen Risiko Tender dan Proyek Valid
22 DKK-PU-22 Perbaikan Berkesinambungan Valid
23 DKK-PU-23 Moving Out Valid
24 DKK-PU-24 Analisa Data Valid
25 DKK-PU-25 Laporan Manajemen Valid
26 DKK-PU-26 Petunjuk Pelaksanaan Valid
27 DKK-PU-27 RAPT dan RAPK Valid
B. PROSEDUR KHUSUS
1 DKK-PK-01 Pekerjaan Beton Valid
2 DKK-PK-02 Pekerjaan Drainase Valid
3 DKK-PK-03 Pekerjaan Aspal Valid
4 DKK-PK-04 Pek. Pengambilan Sample Beton dan Pengujian Kuat Tekan Valid
5 DKK-PK-05 Pekerjaan Finishing Valid
C. INSTRUKSI KERJA KONSTRUKSI
1 DKK-IKK-01 Pekerjaan Survey Lapangan Valid
2 DKK-IKK-02 Pekerjaan Pengukuran Valid
3 DKK-IKK-03 Pekerjaan Rekayasa Lapangan Valid
4 DKK-IKK-04 Pekerjaan Mobilisasi Valid
5 DKK-IKK-05 Pekerjaan Galian Biasa Valid
6 DKK-IKK-06 Pekerjaan Timbunan Biasa Valid
7 DKK-IKK-07 Pekerjaan Demobilisasi Valid
8 DKK-IKK-08 Pelaporan Jam Kerja Peralatan Valid
9 DKK-IKK-09 Pekerjaan Operasi Alat Berat Valid
10 DKK-IKK-10 Pekerjaan Penanganan dan Penyimpangan Valid
Nama Pekerja : -
Nama Paket Pekerjaan : Pembangunan Gedung SATLANTAS POLRES BOGOR
Tanggal Pekerjaan : -
Mulyana Ozza, ST
Direktur Utama
D. 1. Perencanaan dan Pengendalian Operasi
1. Pimpinan
TUGAS :
a. Memeriksa Rencana Pelaksanaan K3 di proyek
b. Memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada semua karyawan dan
pekerja mengenai masalah K3.
c. Menyetujui laporan bulanan berupa data statistik yang merekam kejadian-kejadian K3
dan kecelakaan kerja serta mengevaluasi kecelakaan kerja.
d. Membuat laporan-laporan ke pihak ekstern
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB :
a. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) di proyek
b. Menunjuk atau memerintahkan satuan kerja di proyek untuk mendukung pelaksanaan
K3 di proyek.
2. Sekretaris
TUGAS :
a. Melaksanakan aktivitas-aktivitas pemantauan dan pengukuran di proyek
b. Membuat laporan kecelakaan, insiden, ketidaksesuaian dan rencana tindakan perbaikan
dan pencegahan yang terjadi di proyek
c. Menyusun laporan K3 ke Instansi terkait
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB :
a. Membantu Ketua UKK dalam mengevaluasi proses, cara, dan lingkungan kerja,
menentukan tindakan koreksi terbaik, mengembangkan system pengendalian
bahaya, memberi penyuluhan di bidang K3, memeriksa kelengkapan APD,
mengembangkan layanan kesehatan.
b. Membantu Pimpinan untuk mendukung pelaksanaan K3 di proyek.
3. Koor. Tanggap Darurat
TUGAS :
a. Menetapkan uraian pekerjaan dan spesifikasi Tim Penanganan Kondisi Darurat.
b. Melakukan identifikasi potensi kondisi darurat diproyek.
c. Menetapkan metode penanganan kondisi darurat.
d. Menghubungi instalasi yang terkait apabila diperlukan
e. Membuat laporan-laporan terjadinya situasi / kondisi darurat ke internal
maupun eksternal apabila diperlukan.
f. Membuat laporan terjadinya situasi / kondisi darurat ke internal maupun
eksternal g. Melakukan uji coba penanganan keadaan darurat
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB:
a. Membantu ketua UKK untuk memantau pelaksanaan K3 di proyek.
b. Menetapkan personil tanggap darurat sesuai kompetensinya.
c. Melakukan koordinasi untuk mengatasi situasi / kondisi darurat.
d. Membuat evaluasi penyebab terjadinya situasi dan kondisi darurat.
e. Memahami Site Plan dan jalur evakuasi
4. Petugas P3K
TUGAS :
a. Membantu Ketua TTD dalam menjalankan program Penanganan Kondisi Darurat
b. Memberikan penyuluhan cara hidup sehat kepada karyawan / pekerja
c. Memberikan pertolongan pertama pada korban kondisi darurat
d. Memberikan bantuan P3K kepada korban bila terjadi kecelakaan
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB:
a. Membuat berita acara penanganan kecelakaan
b. Mengirim korban ke rumah sakit jika membutuhkan pertolongan lebih
lanjut c. Mengadakan, merawat dan mengganti sarana P3K yang diperlukan
5. Petugas DAMKAR
TUGAS :
a. Melakukan tindakan-tindakan yang dianggap perlu untuk mencegah
terjadinya kebakaran di area proyek ( baik di Base Camp atau di Area Proyek)
b. Mengindentifikasi hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya
kebakaran
c. Melakukan tindakan-tindakan penyelamatan bila terjadi kebakaran di area
proyek
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB:
a. Membantu Ketua P2K3 memantau pelaksanaan K3 di
proyek
b. Melakukan koordianasi dengan pihak internal dan eksternal yang
bersangkutan bila terjadi kebakaran di proyek.
6. Security
TUGAS :
a. Membantu Ketua TTD dalam menjalankan program Penanganan Kondisi Darurat
b. Melakukan evakuasi karyawan / pekerja dan menyelamatkan aset setelah
terjadi kondisi darurat
c. Memastikan proses evakuasi dalam kondisi terkendali
d. Membuat berita acara pelaksanaan evakuasi dan penyelamatan aset setelah
terjadi
kondisi darurat
e. Melakukan uji coba proses evakuasi secara berkala kepada seluruh
karyawan
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB:
a. Membuat sarana evakuasi
b. Memberikan pelatihan proses evakuasi kepada seluruh karyawan /
pekerja c. Memahami Site plan dan jalur evakuasi
7. Tim Komunikasi
a. Memberikan pelaporan awal atas terjadinya kondisi
darurat
b. Melakukan hubungan komunikasi kepada pihak-pihak terkait yang membutuhkan
informasi
c. Menyusun dan melaporkan hasil investigasi atas terjadinya kondisi
darurat
PETUNJUK PENGELOLAAN KESEHATAN KERJA
Surat Keterangan Kesehatan
Seluruh pekerja proyek akan menjalani tes kesehatan minimal Check Up yang akan
dilakukan oleh petugas medis sebelum diterima / masuk kerja di proyek.
Kesehatan Kerja selama proyek
Konsultasi kesehatan dapat diperoleh langsung dari petugas medis atau melalui Supervisor K3L,
berkenaan dengan masalah kesehatan secara umum sesuai risiko yang ditimbulkan saat bekerja
Perusahaan menyediakan fasilitas P3K dan petugas paramedis yang akan melakukan tugasnya.
Penanganan Masalah Medis dan Tindak lanjutnya
Jika terjadi insiden yang setelah mendapatkan penanganan P3K, tetapi perlu mendapat
penanganan lanjutan oleh dokter, maka tindak lanjut medis harus dilakukan ke RS / Puskesmas
yang ditunjuk. Perusahaan akan menjalin kerjasama dengan Instansi Rumah Sakit/Puskesmas
terdekat.
Fasilitas pengobatan yang diberikan, menyesuaikan dengan standar setempat untuk
mendapatkan penanganan masalah kesehatan dan perawatan medis.
Semua pengobatan, perawatan cedera/sakit harus dicatat dan dilaporkan kepada Kepala K3L
sesuai dengan prosedur perawatan dan pelaporan medis dan dalam hal ini,
Lingkungan Kerja
- Kebijakan Larangan Merokok
Untuk kepentingan kesehatan pekerja, kebijakan perusahaan menentukan bahwa perusahaan
harus menyediakan lingkungan/ suasana kerja yang sehat dan bebas dari polusi di seluruh
tempat kerja. Oleh karena itu merokok hanya akan diperbolehkan di area yang sudah
ditentukan dan dilarang merokok saat bekerja
- Larangan Pemakaian Narkoba dan Minuman beralkohol
Pekerja dilarang mengkonsumsi obat-obatan terlarang, minuman beralkohol, narkotika saat bekerja.
Pekerja dilarang bekerja saat masih ada pengaruh narkoba dalam dirinya.
- Tempat/Lingkungan Kerja
Tempat kerja tidak boleh dibuat yang memungkinkan dapat membahayakan kesehatan pekerja,
baik biologis, kimia, kenyamanan produk/ergonomis, fisik atau psikologis.
Koordinator/Kepala K3L bekerja sama dengan manajemen dan pekerja, melakukan pemantauan
yang mengarah pada lingkungan kerja dan kepuasan kerja yang lebih baik, yakni dengan cara:
1. Mengidentifikasi potensi resiko kesehatan melalui investigasi kondisi fisik, ergonimis, biologis,
kimiawi dan psikologi.
2. Laporan manajemen yang teratur setelah melakukan investigasi
3. Pengendalian, jika memungkinkan, menghilangkan sumber bahaya kesehatan yang teridentifikasi.
PETUNJUK PENGELOLAAN SOSIAL TENAGA KERJA
Setiap tenaga kerja yang tergabung dalam perusahaan/proyek akan mendapatkan jaminan sosial
selama bekerja yaitu
Perlindungan terhadap kecelakaan & kematian
1 BPJS KETENAGAKERJAAN
Seluruh pekerja proyek akan didaftarkan sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan dengan program :
1 Jaminan Kecelakaan Kerja
2 Jaminan Kematian
2 Keselamatan selama bekerja
- Seluruh pekerja proyek akan mendapatkan fasilitas Alat Pelindung Diri secara gratis yang
disediakan oleh perusahaan/proyek
- Seluruh pekerja dilindungi oleh sistem keamanan yang disediakan oleh perusahaan/proyek
- Seluruh pekerja mendapatkan pembekalan berupa safety induction dari petugas yang
menerangkan potensi bahaya apa saja yang ada selama berada di area perusahaan/proyek
- Seluruh pekerja mendapatkan pengawasan bekerja aman dari petugas yang melakukan patroli
secara rutin di area perusahaan/proyek
PENGELOLAAN REKAYASA LALU LINTAS
Pengelolaan Rekayasa lalu lintas meliputi pengadaan, pemasangan, perbaikan, dan
pemeliharaan perlengkapan jalan yang berkaitan langsung dengan pengguna jalan.
Perlengkapan jalan yang berkaitan langsung dengan pengguna jalan meliputi:
1. Alat pemberi isyarat lau lintas (APILL);
2. Rambu lalu lintas;
4. Alat penerangan jalan;
5. Alat pengendali pemakai jalan, terdiri atas alat pembatas kecepatan, dan alat
pembatas tinggi dan lebar kendaraan;
6. Alat pengaman pemakai jalan, terdiri atas pagar pengaman, cermin tikungan, tanda patok
tikungan (delinator), pulau lalu lintas dan pita penggaduh;
7. Fasilitas pendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan yang berada di jalan maupun
diluar badan jalan meliputi jalur khusus angkutan umum, jalur/lajur sepeda motor, jalur/
lajur kendaraan tidak bermotor, parker pada badan jalan, dan fasilitas perpindahan moda
dalam rangka integrase pelayanan intra dan antar moda;
8. Fasilitas pendukung penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan, meliputi trotoar, lajur
sepeda, tempat penyebrangan pejalan kaki, halte atau fasilitas khusus bagi penyandang
disabilitas dan lanjut usia.
Prosedur Pengelolaan Rekayasa lalu lintas:
A. Pengadaan perlengakapan jalan yang berkaitan langsung dengan pengguna jalan
Pengadaan perlengkapan jalan yang berkaitan langsung dengan pengguna jalan
meliputi:
1. Inventaris kebutuhan perlengkapan jalan sesuai kebijakan penggunaan jaringan jalan
dan Gerakan lalu lintas yang telah ditetapkan;
2. Penetapan jumlah kebutuhan dan lokasi pemasangan perlengkapan jalan;
3. Penetapan lokasi rinci pemasangan perlengkapan jalan;
4. Penyusunan spesifikasi teknis yang dilengkapi dengan gambar teknis perlengkapan jalan;
5. Pengadaan perlengkapan jalan.
B. Pemasangan perlengkapan jalan yang berkaitan langsung dengan pengguna jalan
Pemasangan perlengkapan jalan yang berkaitan langsung dengan pengguna jalan meliputi:
1. Pemasangan perlengkapan jalan pada lokasi yang telah ditetapkan sesuai kebijakan
pengguna jaringan jalan dan Gerakan lalu lintas yang telah ditetapkan;
2. Meletakkan uji coba perlengkapan jalan yang dipasang antara lain berupa:
a. Melakukan uji coba pengoperasian APILL dan kelengkapannya;
b. Melakukan uji coba pengoperasian rambu elektonik;
c. Melakukan uji coba pengoperasian alat penerang jalan.
C. Perbaikan perlengkapan jalan yang berkaitan langsung dengan pengguna jalan
Perbaikan perlengkapan jalan yang berkaitan langsung dengan pengguna jalan meliputi:
1. Memperbaiki atau mengembalikan pada posisi sebenarnya apabila terjadi perubahan atau
pergeseran posisi perlengkapan jalan;
2. Mengganti perlengkapan jalan yang rusak, cacat atau hilang
D. Pemeliharaan perlengkapan jalan yang berkaitan langsung dengan pengguna jalan
Permeliharaan perlengkapan jalan yang berkaitan langsung dengan pengguna jalan
meliputi:
1. Memantau keberadaan dan kinerja perlengkapan jalan;
2. Menghilangkan atau menyingkirkan benda-benda yang dapat mengurangi atau
meghilangkan fungsi / kinerja perlengkapan jalan;
3. Mengoperasikan perlengkapan jalan dengan baik sesuai ketentuan teknis.
E. Keberadaan bangunan, jaringan utilitas, iklan dan media informasi, bangun-bangunan, bangunan
Gedung, tanaman dan pohon di ruang milik jalan (RUMIJA)
Bangunan, jaringan utilitas, iklan dan media informasi, bangun-bangunan, bangunan
Gedung, tanaman dan pohon di ruang milik jalan wajib memenuhi ketentuan teknis, sebagai
berikut:
1. Tidak mengganggu keselamatan pengguna jalan;
2. Tidak mengganggu pandangan bebas pengemudi dan konsentrasi pengemudi;
3. Tidak mengganggu keberadaan dan fungsi perlengkapan jalan yang berkaitan langsung
dengan pengguna jalan.
1. Tujuan
1.1. Untuk mengatasi produk yang tidak sesuai dengan persyaratan ditandai &
dikendalikan.
1.2. Untuk meminimalkan dampak akibat kejadian keadaan darurat terhadap semua
personil dan harta benda.
1.3. Untuk menetapkan, memelihara, mengendalikan prosedur guna mengetahui
potensi/situasi tindak darurat/insiden/yang mempunyai dampak lingkungan dan
cara mengatasinya.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk lokasi Kantor Pusat, Workshop, Proyek.
3. Referensi
3.1. SMM ISO 9001:2015, Pengendalian output tidak sesuai (8.7.),
3.2. SML ISO 14001:2015, Kesiapsiagaan dan tanggap darurat (8.2),
3.3. SMK3 ISO 45001:2018, Kesiapsiagaan dan tanggap darurat (8.2),
3.4. SMK3 PP RI Nomor 50 tahun 2012, Prosedur menghadapi Keadaan Darurat atau
Bencana (6.7.) dan Rencana Pemulihan Kondisi Darurat (6.9).
4. Definisi
4.1. Tim Tanggap Darurat (TTD) : Adalah sekelompok orang yang ditunjuk dipilih
sebagai pelaksana penanggulangan Keadaan Darurat.
4.2. Keadaan darurat (emergency) : Adalah suatu keadaan tidak normal tidak ingin
terjadi pada tempat kegiatan, membahayakan manusia, merusak peralatan/benda,
atau lingkungan.
5. Ketentuan Umum :
5.1. Prosedur ini diberlakukan terhadap semua anggota PT DAYA KREASI KONSTRUKSI
maupun
pekerja sub kontraktor, dan tamu yang berada di lokasi di bawah pengendalian PT DAYA
KREASI KONSTRUKSI.
5.2. Perencanaan penanganan keadaan darurat.
5.2.1. Informasi untuk mengatasi situasi darurat / emergency berisikan, antara lain :
1. Pengenalan situasi darurat: jenis dan prakiraan dampaknya
2. Pengkajian akibat/dampak dan menyiapkan pengendalian dan
pencegahannya
3. Prosedur penanggulangan situasi darurat
4. Sistem komunikasi dalam situasi darurat
5. Struktur organisasi yang bertanggung jawab jika terjadi situasi darurat.
6. Tata cara pemberitahuan situasi darurat
7. Petunjuk komunikasi : Nama, Instansi, Alamat, Nomor telpon Pejabat
Terkait
8. Peta situasi dalam kondisi darurat.
9. Program evakuasi dalam situasi darurat.
10. Penyediaan ruangan medis/P3K dan tenaga medis jika diperlukan serta
perlengkapan medis yang diperlukan.
11. Penyediaan peralatan yang yang diperlukan untuk situasi darurat.
12. Peta daerah aman untuk evakuasi.
13. Peta tempat / titik berkumpul (muster point /centre point / assembly
point).
14. Program pelatihan dan simulasi situasi darurat.
15. Rencana tempat untuk pengamanan dokumen penting.
16. Pengakhiran situasi darurat dan tindak lanjut.
17. Program pemulihan dari situasi darurat.
18. Tempat sementara untuk operasional usaha, setelah terjadi situasi
darurat.
5.2.2. Klasifikasi tingkatan situasi darurat yang mungkin terjadi
1. Tingkat Darurat besar.
a. Kebakaran atau ledakan
b. Gempa bumi
c. Huru-hara
d. Banjir
e. Keracunan makanan secara masal
f. Sabotase atau ancaman Bom
g. Tumpahan minyak atau bahan kimia berbahaya lainnya atau limbah
Bulan Ke-
No Kegiatan PIC
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Inspeksi Keselamatan Konstruksi Petugas Keselamatan Konstruksi
2 Patroli Keselamatan Konstruksi Petugas Keselamatan Konstruksi
3 Audit Internal Petugas Keselamatan Konstruksi
E. 1. Pemantauan dan evaluasi
1. Tujuan
Memastikan :
1.1. Alat yang digunakan untuk Pemantauan sudah terkalibrasi
1.2. Pemantauan dan Pengukuran dilakukan terhadap proses dan produk pada
tahap awal; tahap
pelaksanaan; dan tahap akhir (serah terima) sesuai keberterimaan mutu
untuk pelanggan
(kepuasan pelanggan), K3 dan lingkungan serta dicatat sebagai dokumen rekaman.
1.3. Dilakukan pemantauan dan pengukuran ketidaksesuaian terhadap kecelakaan,
insiden dan
sakit serta karakteristik kunci parameter lingkungan yang terjadi secara kualitatif dan
kuantitatif.
1.4. Cakupan pengukuran meliputi kepuasan pelanggan, pegawai dan mitra kerja .
1.5. Sebagai masukan dalam melakukan perbaikan (tindakan koreksi,
tindakan pencegahan dan
tindakan perbaikan berkelanjutan).
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk lokasi Kantor Pusat, Workshop dan Proyek.
3. Referensi
3.1. SMM ISO 9001:2015, Sumber Daya Pemantauan dan Pengukuran (7.1.5.),
Kepuasan Pelanggan
(9.1.2), Pemantauan, Pengukuran, Analisa dan Evaluasi (9.1.3)
3.2. SML ISO 14001:2015, Pemantauan, Pengukuran, Analisa dan Evaluasi (9.1.),
3.3. SMK3 ISO 45001:2018, Pemantauan, Pengukuran, Analisa dan Evaluasi Kinerja
(9.1.),
3.4. SMK3 PP RI Nomor 50 Tahun 2012, Standar Pemantauan (7), Pemeriksaan
Bahaya (7.1.),
Pemantauan/ Pengukuran Lingkungan Kerja (7.2), Pengawasan (6.2).
4. Definisi
4.1. Kinerja MK3L
adalah indikator keberhasilan sistem manajemen MK3L perusahaan, mencakup :
1. Pencapaian sasaran & Program MK3L
2. Kesesuaian terhadap UU & peraturan MK3L terkait
3. Pemantauan mutu produk, kecelakaan, insiden, penyakit akibat kerja &
pencemaran lingkungan.
4.2. Hari Hilang adalah hari dimana pekerja tidak mampu bekerja akibat kecelakaan
kerja
5. Ketentuan Umum
5.1. Umum
1. Kriteria Pemantauan dan pengukuran berdasarkan hasil penilaian risiko yang telah
dibuat sesuai Prosedur Identifikasi Bahaya, Penilaian & Pengendalian Resiko,
Undang-undang dan Peraturan
2. Pemantauan dan pengukuran mencakup hal-hal berikut ini :
a. Insiden dan ketidaksesuaian lainnya
b. Sakit akibat kerja.
c. Faktor fisika dan kimia lingkungan kerja.
d. Kebersihan, kerapian dan kelayakan peralatan dan lingkungan kerja.
e. Pemenuhan peraturan dan persyaratan lainnya.
f. Kepuasan pelanggan.
g. Karakteristik kunci parameter lingkungan, contoh : pengukuran udara
ambien SO×,NO× dll.
h. Pencapaian tujuan & sasaran MK3L.
i. Kesesuaian dengan pengendalian operasi.
3. Pemantauan & pengukuran kinerja MK3L mencakup antara lain : pembuatan
metode, peralatan yang akan dipakai, periode waktu, dan hal-hal penting lainnya
yang dipandang perlu.
4. Jadwal pemantauan dan pengukuran berdasarkan Matriks Rencana Pemantauan
dan Pengukuran Kinerja MK3L.
5. Harus ditunjuk petugas MK3L untuk melaksanakan Pemantauan dan pengukuran
kinerja MK3L, jika dilaksanakan secara internal.
6. Jika diperlukan pemantauan dan pengukuran kinerja oleh eksternal, perlu
menunjuk badan atau lembaga eksternal untuk melaksanakan pemantauan dan
pengukuran kinerja MK3L.
7. Pemantauan dan pengukuran harus sesuai kriteria yang telah ditetapkan, jadwal
pemantauan dan pengukuran, karakteristik kunci MK3L perusahaan, pencapaian
Tujuan, Sasaran dan Program, Pengendalian Operasi, Pengendalian Risiko dan
status pemenuhan terhadap peraturan dan persyaratan lainnya sesuai dengan yang
direncanakan.
Untuk ketidaksesuaian yang ditemukan dalam pencapaian Tujuan, Sasaran dan
Program serta Evaluasi Pemenuhan Peraturan, penanganannya dengan mengisi
kolom tindak lanjut dalam formulir Pemantauan Tujuan, Sasaran dan Program serta
dalam formulir Pemenuhan Legislasi, kemudian melaksanakan tindak lanjut tersebut.
8. Mengevaluasi progres dari pelaksanaan jadwal serta mengevaluasi hasil
pemantauan dan pengukuran karakteristik kunci MK3L perusahaan.
Jika ditemukan ada hasil tidak sesuai dengan spesifikasi atau yang melebihi baku
mutu atau standar dari peraturan MK3L maka ditindak lanjuti dengan membuat
laporan produk tidak sesuai, laporan insiden & ketidaksesuaian.
9. Mengevaluasi pencapaian Tujuan, Sasaran dan Program.
Jika ditemukan ada pencapaian Tujuan, Sasaran dan Program yang tidak sesuai
dengan yang direncanakan, maka harus dibuat rencana tindak lanjutnya yang di
catat dalam Form Pemantauan Pencapaian Tujuan, Sasaran dan Program MK3L
10. Mengevaluasi pencapaian pemenuhan terhadap peraturan dan persyaratan
lainnya yang terkait dengan pengendalian operasi/ risiko dengan menggunakan Form
Pemenuhan Legislasi.
Proses evaluasi ini akan dilakukan setiap 6 bulan sekali dan hasil evaluasinya
dilaporkan pada tinjauan manajemen. Apabila ada peraturan yang belum terpenuhi,
maka harus dibuat tindak lanjutnya.
11. Mengevaluasi pencapaian Pemantauan terhadap Pengendalian Operasi/ Risiko,
pengendalian operasi/ risiko yang tidak dipenuhi, harus ditindaklanjuti.
12. Hasil pemantauan, pengukuran serta evaluasinya akan disimpan dan dirawat
sesuai dengan prosedur Dokumentasi, Pengendalian Dokumen & Rekaman.
13. Menganalisa data dengan alat yang sesuai dengan Prosedur Analisa untuk
selanjutnya diadakan peningkatan/ perbaikan dengan prosedur Perbaikan
Berkesinambungan.
5.2. Proses Pemantauan & Pengukuran
1. Proses pemantauan & pengukuran MK3L dilakukan dengan mengadakan kegiatan
inspeksi
dan tes.
2. Melakukan verifikasi atas bahan/ produk milik Sub Kontraktor.
3. Memelihara seluruh rekaman pemeriksaan sesuai dengan prosedur pengendalian
rekaman.
4. Untuk produk yang pemenuhan syarat keberterimaannya baru dapat diketahui
setelah pekerjaan selesai, maka inspeksi dan Tes dilaksanakan sesuai Prosedur
Identifikasi & Mampu Telusur.
5.3. Inspeksi & Tes
1. Pelaksanaan inspeksi dan tes dapat dilakukan oleh personil PT DAYA KREASI
KONSTRUKSI atau pihak eksternal yang terkualifikasi. Personil Pelaksana Inspeksi dan
Tes dari PT DAYA KREASI KONSTRUKSI dipilih berdasarkan kualifikasinya pada saat
penyusunan Organisasi proyek.
2. Inspeksi dan Tes yang dilakukan dapat berupa :
a. Inspeksi pada Inspection Point,
b. Tes pada Test Point,
c. Menyaksikan proses pelaksanaan pada Witness Point,
d. Verifikasi oleh Pemberi Kerja pada Hold Point,
e. Pemeriksaan dokumen pada Document Verification Point untuk
memastikan bahwa sampai tahap itu pekerjaan telah dilaksanakan sesuai
dengan Rencana MK3L, sebelum memberikan izinnya untuk melanjutkan
pekerjaan.
3. Inspeksi dan Tes dilakukan dengan alat sudah terkalibrasi, meliputi :
a. Inspeksi dan Tes saat pemeriksaan,
b. Inspeksi dan Tes selama proses pelaksanaan,
c. Inspeksi dan Tes akhir untuk hasil kinerja PT DAYA KREASI KONSTRUKSI.
Pelaksanaan Inspeksi dan Tes harus didaftar pada buku Register Inspeksi dan
Tes.
4. Semua personil yang melakukan inspeksi dan tes beserta contoh paraf atau tanda
tangannya didaftar dalam Daftar Personil Pelaksana Inspeksi dan Tes.
5.4. Inspeksi Dan Tes Saat Penerimaan Material/ Produk
1. Daftar kriteria Keberterimaan Bahan/ Produk pada awal pelaksanaan proyek,
dibuat berdasarkan Rencana Mutu.
2. Inspeksi dan Tes terhadap bahan / produk pada saat penerimaannya di Proyek
meliputi bahan / produk yang pengadaannya dilakukan oleh :
a. PT DAYA KREASI KONSTRUKSI
b. Sub Kontraktor,
c. Sub Kontraktor yang ditunjuk Pengguna Jasa,
d. Pengguna Jasa.
3. Khusus untuk produk yang pemenuhan syarat keberterimaannya baru
dapat diketahui setelah pekerjaan selesai, maka inspeksi dan Tes
dilaksanakan sesuai Prosedur Identifikasi dan Mampu Telusur.
5.5. Inspeksi Dan Tes Selama Proses Pelaksanaan Pekerjaan
Rencana Inspeksi dan Tes Mingguan berdasar pada :
1. Rencana Mutu,
2. Rencana Kerja Sub Kontraktor
3. Rencana Kerja Mingguan,
dengan cara memberi notasi-notasi Inspeksi dan Tes pada Rencana Kerja Mingguan.
5.6. Inspeksi Dan Tes Akhir
1. Inspeksi dan Tes akhir bersama Pengguna Jasa, jika seluruh pekerjaan telah
dinyatakan selesai dilakukan Serah Terima Pertama.
2. Menjelang berakhirnya Masa Pemeliharaan, harus dilakukan sekali lagi Inspeksi
dan Tes akhir bersama Pengguna Jasa.
Serah Terima Kedua dilakukan bila hasil Inspeksi dan Tes tersebut memuaskan kedua belah
pihak.
5.7. Inspeksi MK3L
1. Inspeksi dilakukan dalam 2 (dua) cara yaitu, inspeksi harian & inspeksi mingguan.
2. Inspeksi harian dilakukan dengan tujuan untuk memastikan kondisi tempat kerja,
peralatan kerja & personilnya dalam kondisi yang siap pakai pada saat pekerjaan
akan dimulai lingkungan kerja, peralatan kerja dalam kondisi yang baik pada saat
pekerjaan telah selesai dilakukan.
3. Inspeksi harian dilakukan sebelum pekerjaan dimulai dan setelah pekerjaan
selesai dilakukan dengan menggunakan formulir.
4. Melakukan inspeksi MK3L secara keseluruhan dengan frekuensi minimal seminggu
sekali dengan menggunakan Form inspeksi MK3L Mingguan .
5. Selanjutnya kinerja Harian, Mingguan dan Bulanan MK3L dibuat untuk memenuhi :
a. Evaluasi Penerapan Legislasi
b. Jadwal Pemantauan & Pengukuran MK3L
c. Incident Rate
d. Pemantauan OTP
e. Matrik Rencana Pemantauan & Pengukuran kinerja MK3L
f. Inspeksi Harian
g. Inspeksi Isolasi Energi (LOTO = LockOut-TagOut)
h. Inspeksi Mingguan
i. Inspeksi House Keeping
j. Evaluasi Hasil Pengukuran Kualitas Emisi Udara
6. Hasil Evaluasi kinerja MK3L akan ditindak lanjuti sebagai tindakan koreksi,
pencegahan, dan perbaikan berkelanjutan.
E.2. Tinjauan manajemen
Tujuan 1.1. Memastikan bahwa penerapan Prosedur PT DAYA KREASI KONSTRUKSI di
Bidang QHSSE telah sesuai dengan persyaratan dalam SMM ISO 9001 : 2015, SML
14000O 14001:2015, SMK3 ISO 45001:2018 dan SMK3 PP RI 50 tahun 2012.
1.2. Memastikan peningkatan penerapan (kesesuaian, kecukupan &
keefektifan) Sistem Manajemen QHSSE berlangsung secara
berkesinambungan.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk kantor pusat, workshop dan proyek
3. Referensi
3.1. SMM ISO 9001 : 2015, Tinjauan Manajemen (9.3),
3.2. SML ISO 14001:2015, Tinjauan Manajemen (9.3),
3.3. SMK3 ISO 45001:2018, Pemantuan, Pengukuran, Analisis dan Evaluasi Kinerja
(9.1),
3.4. SMK3 PP 50 Tahun 2012, Tinjauan dan Evaluasi (1.3.)
4. Definisi
Alur pelaksanaan tinjauan manajemen di lingkungan perusahaan.
5. Ketentuan Umum
5.1. Pelaksanaan Tinjauan Manajemen QHSSE minimal dua kali setahun.
5.2. Waktu pelaksanaan Tinjauan Manajemen QHSSE dapat
diselenggarakan bersamaan dengan Tinjauan Manajemen/Rapat
Koordinasi lainnya.
5.3. Materi Tinjauan Manajemen, antara lain :
1. Tujuan Mutu dan Pelaksanaan HSSE,
2. Tindak Lanjut Tinjauan Manajemen dari hasil tinjauan
manajemen yang lalu,
3. Temuan hasil Audit Eksternal dan Internal,
4. Keluhan Pelanggan,
5. Hasil Rapat Kerja dengan Divisi dan Biro,
6. Hasil pengukuran dan pemantauan kinerja sistem QHSSE dan analisanya,
7. Perubahan yang dapat mempengaruhi kinerja QHSSE dan hasil
analisanya (seperti perubahan yang menyangkut perubahan
kebijakan, proses, personel, prosedur, dokumentasi, geografi, dan
ekspansi usaha), dan
8. Rekomendasi untuk perbaikan
sistem QHSSE.
5.4. Surat Undangan Rapat Tinjauan Manajemen Korporat
dibuat dan ditandatangani oleh Head of CorSec serta
ditujukan kepada :
1. Direksi,
2. Kepala Divisi dan Biro
5.5. Surat Undangan rapat Tinjauan Manajemen Grup/Divisi dibuat dan
ditandatangani oleh QHSSE serta ditujukan kepada :
1. Kepala Biro dan Divisi
2. Kepala Bagian atau staf yang terkait.
Tujuan
1.1. Menjamin dilakukan perbaikan mutu secara terus menerus di semua aktivitas
pelayanan untuk memenuhi kepuasan Pelanggan.
1.2. Memastikan Perbaikan berkelanjutan dilakukan atas hasil audit, analisa data,
tindakan koreksi dan pencegahan serta hasil rapat koordinasi dan tinjauan
manajemen.
1.3. Penetapan metode perbaikan berkelanjutan yang digunakan.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk lokasi Kantor Pusat, Workshop, dan Proyek.
3. Referensi
3.1. SMM ISO 9001 : 2015, Analisa Dan Evaluasi (9.1.3), Audit internal (9.2),
Ketidaksesuaian dan tindakan koreksi (10.2), Perbaikan terus menerus (10.3)
3.2. SML ISO 14001:2015, Pemantauan, Pengukuran, Analisis dan Evaluasi (9.1.), Audit
Internal (9.2), Ketidaksesuaian dan tindakan koreksi (10.2), Perbaikan terus
menerus (10.3).
3.3. SML ISO 45001:2018, Pemantauan, Pengukuran, Analisis dan Evaluasi (9.1.), Audit
Internal (9.2), Insiden, Ketidaksesuaian dan tindakan koreksi (10.2), Perbaikan
terus menerus (10.3)
3.4. SMK3 PP RI Nomor 50 Tahun 2012, Data Laporan K3 (10.2.), Audit internal SMK3
(11.1)
4. Definisi
5. Ketentuan Umum.
5.1. Perbaikan berkesinambungan untuk semua aspek di Perusahaan, antara lain :
1. Pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.
2. Perolehan kontrak baru
3. Pengelolaan produksi berorientasi pada BMW (biaya, mutu,waktu).
4. Pengembangan kompetensi SDM.
5. Pengelolaan likuiditas keuangan yang efisien dan efektif
6. Pelaksanaan pengadaan sumber daya yang efisien
7. Pelaksanaan proses engineering yang baik.
8. Improvement lainnya yang menjadi prioritas.
5.2. Proses improvement yang akan dipakai, antara lain :
1. Proses perbaikan terus menerus
2. Benchmarking
3. Reengineering.
4. Penggabungan proses tersebut diatas
5.3. Data input dalam proses improvement, antara lain :
1. Hasil survey kepuasan Pelanggan
2. Hasil survey Kinerja Pemasok.
3. Hasil survey kepuasan pegawai.
4. Hasil Audit Internal / Eksternal.
5. Tinjauan Manajemen.
6. Laporan bidang pemasaran, anggaran, produksi, keuangan, sumber daya
manusia dan laporan lainnya yang diperlukan.
7. Data tentang kinerja pesaing.
8. Hasil survey lainnya.
9. Laporan perusahaan lainnya yang dibutuhkan
15 Agustus 2021
Dibuat oleh
David Susanto, ST
Petugas Keselamatan Konstruksi
Disetujui Oleh
Mulyana Ozza, ST
Direktur Utama