Anda di halaman 1dari 8

PEMANFAATAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT DALAM

PENCEGAHAN DIARE DI PUSKESMAS KOLANG


KECAMATAN KOLANG KABUPATEN
TAPANULI TENGAH
2021

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

RULIANTO NAHAMPUN
201913030

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NAULI HUSADA


SIBOLGA
PROGRAM STUDI S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
SIBOLGA
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Diare merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang


penting karena merupakan penyebab utama ketiga angka kesakitan dan
kematian anak di berbagai negara termasuk Indonesia. Diperkirakan lebih
dari 1,3 miliar serangan dan 3,2 juta kematian per tahun pada balita
disebabkan oleh Diare. Lebih kurang 80% kematian terjadi pada anak
berusia kurang dari dua tahun (Widoyono, 2017). WHO memperkirakan
bahwa 3 – 5 milyar kasus terjadi setiap tahun diseluruh dunia (1milyar
terjadi pada anak-anak berusia dibawah 5 tahun) dan sekitar 5 juta kematian
disebabkan oleh Diare setiap tahun (2,5 juta kematian pada anak berusia
dibawah 5 tahun) (Corwin, 2017).
Penyakit diare atau juga sering disebut gastroenteritis merupakan
salah satu penyakit yang masih banyak dijumpai di masyarakat, terbukti
pada survey pengobatan tradisional di Garut dan Baduy Selatan, diperoleh
hasil bahwa dari 10 penyakit terbanyak, ternyata diare mempunyai rangking
tertinggi (71%) dibanding penyakit lain. Diare biasanya ditandai dengan
frekuensi defekasi melebihi frekuensi normal, konsistensi encer, bersifat
akut dan kronis. Diare akut ditandai dengan adanya infeksi yang disebabkan
oleh bakteri Escherichia coli, Shigella sp, Salmonella sp, virus, amuba,
dapat juga oleh toksin bakteri seperti Staphylococcus aureus, Clostridium
welchii yang mencemari makanan, sedangkan diare kronis terkait dengan
gangguan gastrointestinal (Evacuasiany, 2016).
Banyak tanaman obat yang digunakan secara empiris oleh

masyarakat sebagai obat diare. Adapun tanaman obat yang dapat digunakan

untuk membantu mengatasi diare diantaranya mempunyai efek sebagai

adstringen (pengelat) yaitu dapat mengerutkan selaput lendir usus sehingga

mengurangi pengeluaran cairan diare dan disentri, selain itu juga

mempunyai efek sebagai antiradang, dan antibakteri (Tjay dan Rahardja,

2018).

Di Indonesia banyak sekali tanaman yang dapat digunakan sebagai

obat tradisional. Salah satu jenis tanaman yang dapat digunakan untuk

pengobatan penyakit diare adalah kunyit (Curcuma domestica Val.).

Rimpang kunyit digunakan secara tradisional untuk penambah nafsu

makan, peluruh empedu, obat luka dan gatal, antiradang, sesak nafas,

antidiare dan merangsang keluarnya angin perut. Sebagai obat luar

digunakan sebagai lulur kecantikan dan kosmetika. Secara umum

rimpang kunyit digunakan untuk stimulansia, pemberi warna masakan, dan

minuman serta digunakan sebagai bumbu dapur (Sudarsono dkk.,2015).

Adapun kandungan utama kunyit yaitu kurkumin dan minyak

atsiri berfungsi sebagai anti oksidan, anti mikroba, anti kolesterol, anti
HIV dan anti tumor. Ekstrak kurkuminnya juga dapat mencegah kerusakan

hati yang diinduksi alkohol pada tikus, sedangkan ekstrak kurkumanya

dapat mencegah hepatotoksisitas dan dapat menurunkan semua komposisi

lipid (trigliserida, pospolipid dan kolesterol) pada aorta dan kadar

trigliserida pada serum secara ex vivo. Rimpang kunyit dapat juga

digunakan sebagai obat analgetik dan anti inflamasi (Hargono, 2017).

Berdasarkan penelitian Linta dkk (2020) tentang uji uji efek


antidiare ekstrak rimpang kunyit (curcuma domestica val.) pada mencit
jantan disimpulkan bahwa Ekstrak rimpang kunyit dosis 20 mg / kg bb
menunjukkan efek antidiare yang lemah dibandingkan dengan Loperamid
HCl dosis 1 mg / kgbb. Ekstrak rimpang kunyit dosis 40 mg/kg bb
menunjukkan efek antidiare yang hampir sama dengan Loperamid HCl
dosis 1 mg/kgbb. Ekstrak rimpang kunyit dosis 80 mg/kg bb menunjukkan
efek antidiare yang lebih kuat dibandingkan dengan Loperamid HCl 1
mg/kg bb. Terdapat adanya hubungan antara besarnya dosis dengan efek
antidiare yang terjadi. Hastuti telah melakukan penelitian (2018) tentang
uji aktivitas infus rimpang kunyit sebagai antidiare dengan menggunakan
metode “Castor oil–induced diarrhea”, atau minyak jarak sebagai penyebab
diare pada tikus putih dengan hasil bahwa infus rimpang kunyit dengan
konsentrasi 15% mempunyai khasiat sebagai antidiare (Tjay dan Rahardja,
2002).

Untuk pengembangan penemuan obat-obat baru dengan

menggunakan pendekatan bioassay guided, perlu dikembangkan metode-


metode penyarian yang lain pada rimpang kunyit sebagai antidiare. Salah

satunya rimpang kunyit disari dengan menggunakan etanol 96% dan diuji

efeknya sebagai antidiare dengan menggunakan metode “Castor oil–

induced diarrhea”.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pemanfaatan Ekstrak

Rimpang Kunyit Dalam Pencegahaan Diare Di Puskesmas Kolang

Kecamatan Kolang Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2021.”


1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “Apakah ada hubungan

pemanfaatan Ekstrak Rimpang Kunyit dalam Pencegahan Diare Di

Puskesmas Kolang Kecamatan Kolang Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun

2021?”.

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan ekstrak

rimpang kunyit dalam pencegahan diare di puskesmas Kolang Kecamatan

Kolang Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2021.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan bagi ilmu

pengetahuan khususnya tentang pemanfaatan ekstrak rimpang

kunyit dalam pencegahan diare, sehingga dapat digunakan sebagai

bahan perbaikan maupun peningkatan pengetahuan.


2. Manfaat Praktis

Tempat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

perkembangan ilmu pengetahuan di ilmu kesehatan dan dapat

meningkatkan pemanfaatan tanaman obat di Indonesia.

Bagi penulis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang

cara pemanfaatan ekstrak rimpang kunyit dalam pencegahan

penyakit diare.

Anda mungkin juga menyukai