Anda di halaman 1dari 24

Dear Alpha Investor,

Terima kasih telah berkenan membeli e-book kuartalan periode Q4 2018 yang disusun oleh
tim Big Alpha Indonesia sebagai panduan Anda dalam berinvestasi saham yang pandai, tapi
santai.

Perlu kami beritahukan bahwa e-book ini hanya ditujukan bagi Alpha Investor yang sudah
memesan dan menyelesaikan pembayaran sebagaimana telah diatur oleh Big Alpha dalam
website resmi kami; bigalpha.id. Dilarang untuk menyebarkan dan/atau memperbanyak e-
book ini tanpa izin resmi tertulis sebelumnya. Pelanggaran atas hak cipta e-book ini akan
dikenakan hukuman sesuai dengan Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang
Hak Cipta.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membaca e-book kuartalan periode Q4 2018:

1. Analisa emiten Q4 2018 dirilis tidak berdasarkan urutan preferensi atau pilihan utama.
Urutan dibuat semata-mata berdasarkan aksesibilitas informasi dan tanggal rilis laporan
keuangan emiten untuk periode yang berakhir 31 Desember 2018 (atau jika disebutkan
lain).
2. e-book Q4 2018 akan terbit dalam beberapa bagian sesuai dengan tanggal rilis Laporan
Keuangan Auditan 2018, sebagaimana telah diinformasikan sebelumnya pada website.
3. Data keuangan dan harga saham yang dicantumkan di e-book ini bersifat historical dan
bukan jaminan atas data, kinerja, atau harga saham di masa depan.
4. Istilah periode yang dipakai dalam e-book ini adalah “Jangka Pendek” (kurang dari 3
bulan), “Jangka Menengah” (3 - 12 bulan) dan “Jangka Panjang” (lebih dari 12 bulan).
5. Big Alpha menyarankan agar Alpha Investor membaca e-book ini dengan perlahan supaya
dapat mengerti, memahami, dan menyesuaikan analisa yang sudah disusun dengan target
dan profil risiko masing-masing.
6. Disclaimer: Big Alpha tidak bertanggung jawab atas segala dampak yang ditimbulkan dari
pengambilan keputusan investasi saham yang pertimbangannya diambil berdasarkan
analisa dalam e-book ini. Tidak dalam keadaan apapun Big Alpha berusaha mempengaruhi
untuk melakukan tindakan apapun dalam usaha masing-masing investor untuk
berinvestasi di pasar modal.

Akhir kata, Big Alpha mengucapkan selamat membaca.

Salam,

E-book Kuartalan – Q4 2018 bigalpha.id 2


Terima kasih…

Berbeda dengan e-book periode sebelumnya, Big Alpha tidak akan mampu merilis e-book Q4
ini tanpa dukungan para partner yang telah berkolaborasi dengan apik.

Terima kasih untuk IndoPremier yang turut memberikan bonus kepada para pemesan e-book
Q4 melalui jalur pre-order.

IndoPremier saat ini telah melayani ±25% dari seluruh investor saham di Indonesia dengan
dukungan kehandalan teknologi dan menyediakan integrasi secara keseluruhan
perdagangan efek (reksadana, obligasi, saham).

Sistem IPOTSTOCK menyediakan kenyamanan dalam berinvestasi di pasar saham dengan


dukungan fitur dan tools analisa yang komprehensif seperti Advanced OrderBook, Order
Center, Stock Screener, Chart & Data Comparison, Index Mover, Target Price Hi-Lo, Chat
Room, Fasilitas Trading Limit, IPOT ATM (Auto Trading Machine), IPOT Notification, e-IPO
dan ditambahkan dengan distribusi berita dan informasi riset secara berkala yang
mendukung kebutuhan nasabah dalam mengambil suatu keputusan keuangan (investasi).

Di kesempatan ini, kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Stockbit yang telah
turut serta menyukseskan pre order e-book Q4 ini. Slot seratus pemesan pertama yang
berhak mendapatkan akses Stockbit Pro gratis selama 1 bulan, ludes hanya dalam 15 menit
sejak pre order Q4 dibuka. Juga untuk e-book edukasi analisa fundamental yang diberikan
sebagai bonus kepada para pemesan e-book Q4 2018 ini.

Stockbit adalah komunitas investasi di Indonesia yang memberi ruang bagi investor dan
trader untuk berbagi ide, berita, dan informasi keuangan lainya secara real-time. Fitur utama
dari Stockbit sendiri adalah stream yang terdiri dari ide-ide, grafik saham, link, serta data
keuangan lainya. Platform Stockbit juga sudah terintegrasi dengan platform social media
lainnya, seperti Twitter dan Facebook, sehingga mudah untuk berbagi ide-ide di Stockbit ke
akun Twitter dan Facebook pengguna.

Kami berharap ini bukanlah kolaborasi yang pertama dan satu-satunya, melainkan sebuah
langkah awal guna mencapai visi dan misi yang sama, yakni meningkatkan literasi keuangan
masyarakat Indonesia guna kehidupan berinvestasi yang lebih baik.

Salam investasi pandai, tapi santai.

E-book Kuartalan – Q4 2018 bigalpha.id 3


MUKADIMAH

Dalam beberapa e-book kami sebelumnya, kami mengatakan bahwa ada banyak hal di dunia
ini yang bergerak dalam sebuah siklus. Dan pasar modal –yang memainkan peranan sebagai
sebuah skrup dalam mesin ekonomi modern–tidak terlepas dalam sebuah siklus ini.

Siklus yang berulang ini seringkali menawarkan peluang bagi kita –investor di pasar modal–
untuk membeli saham-saham berfundamental baik, yang diobral sepanjang tahun lalu. Bila
sepanjang tahun 2018 kemarin bursa mengalami koreksi, maka sepertinya siklus itu akan
berbalik di tahun 2019 ini.

Kondisi IHSG yang sudah naik tinggi seperti ini sedikit menyulitkan kami untuk menemukan
saham-saham undervalue yang ada di bursa. Kondisinya tidak semudah tahun lalu di mana
ada banyak saham-saham yang berguguran namun tetap memiliki fundamental yang baik.
Pada waktu itu, masalahnya hanya berusaha untuk meyakinkan investor agar berpikir terbalik
(contrarian thinking), untuk masuk membeli saham dalam kondisi pasar yang sedang
berdarah-darah (terutama untuk sektor yang pada waktu itu belum banyak dilirik orang
seperti sektor properti).

Keputusan untuk bersikap tamak ketika orang lain sedang ketakutan (be greedy when others
fearful) yang disarankan oleh Warren Buffet, kini harusnya sudah berbuah manis bagi Anda
yang memiliki keberanian lebih. Portfolio Anda harusnya sudah berkembang dan
menawarkan cuan puluhan persen dari level terendahnya. Return yang lumayan, bukan?

Sayangnya, kondisi tersebut tidak datang setiap saat.

Kondisi bursa yang sudah mulai naik seperti sekarang menawarkan tantangan yang berbeda
bagi kita, investor retail di pasar modal. Kematangan emosional akan diuji tidak hanya ketika
dalam kondisi portfolio sedang porak poranda, tetapi juga ketika saham-saham pegangan
Anda dalam kondisi menghijau. Karena salah satu kesalahan yang sering dilakukan investor
pemula adalah berani menahan loss terlalu lama, tetapi terlalu cepat melepaskan profit.

Jika Anda terlalu cepat melepaskan profit, belum tentu Anda akan menemukan saham lain
yang menawarkan peluang yang lebih baik. Entah itu lebih murah atau berfundamental yang
lebih kuat. Strategi buy and hold sudah terbukti memberikan return yang lebih optimal
dibandingkan dengan strategi active investing.

Biarkan portfolio Anda terus tumbuh. Yakinlah pada aspek fundamental saham yang Anda
beli. Review kembali portfolio yang Anda miliki dan diversifikasi saham yang Anda punya agar

E-book Kuartalan – Q4 2018 bigalpha.id 4


tidak terkonsentrasi pada sektor tertentu saja. Diversifikasi seperti ini penting untuk
dilakukan agar portfolio saham Anda tetap bisa perform dalam kondisi ekonomi apapun.

Money management, capital allocation, and emotional maturity are things you need to
master as well.

Untuk Anda investor pemula yang akan bertransaksi saham untuk pertama kalinya, kami
mengucapkan selamat datang di bursa. Perlu kami ingatkan bahwa pasar modal adalah
tempat yang kejam bagi mereka yang tidak tau apa yang mereka lakukan di sini. Namun
seiring dengan adanya risiko itu, pasar modal juga menawarkan return yang tentu lebih tinggi
dari instrumen investasi lain. Untuk itu, lengkapi diri Anda dengan skill dan kematangan
emosional yang cukup.

Pahami yang Anda beli (apa perusahaannya, apa yang mereka jual, bagaimana kinerja
fundamentalnya, dll.), dan kenapa Anda membelinya. Tentukan target investasi Anda sendiri,
dan kuasai emosi diri. Karena lawan Anda dalam berinvestasi di pasar modal adalah diri Anda
sendiri, bukan orang lain.

Perlu dipahami bahwa e-book yang sedang Anda baca ini bukanlah e-book investasi jaminan
pasti cuan. Bukan pula buku ajaib yang bisa membuat investasi Anda berlipat ganda dalam
waktu singkat. E-book ini berisi analisa fundamental saham yang mengikuti kaidah-kaidah
value investing. Suatu metode investasi yang kami percaya bahwa harga saham suatu
perusahaan akan mengikuti kinerja fundamentalnya dalam jangka panjang.

Semua keputusan investasi, profit, ataupun risiko loss sekalipun hanya milik Anda seorang.

Kami bisa dengan yakin bilang bahwa tidak ada satu orang pun yang tau dengan pasti apa
yang akan terjadi di pasar modal. Saham berfundamental baik sekalipun harga sahamnya bisa
jatuh dalam waktu dekat hanya karena sentimen negatif yang beredar. Untuk itu, saran kami
berikutnya adalah untuk selalu mempunyai peluru cadangan yang bisa Anda gunakan ketika
pasar sedang dilanda pesimisme. Hal ini agar Anda bisa tetap melakukan pembelian ketika
saham yang Anda pegang sedang terkoreksi.

Investor kawakan Indonesia, Lo Kheng Hong, pernah bilang bahwa seorang investor saham
hendaknya memiliki napas yang panjang.

We kinda agree on that. Investing is not a sprint, it’s like running a marathon. It’s not about
the speed, it’s about the endurance.

E-book Kuartalan – Q4 2018 bigalpha.id 5


MARKET OUTLOOK 2019

“Pelangi setelah Hujan”


oleh: Rayenda Brahmana, Ph.D

Key metrix index:


• Predicted IHSG: > 7.200
• IDR/USD consensus: Rp14.200,-
• Oil price consensus: USD72/bbl
• IHSG Rating: OVERWEIGHT

Tahun 2019 bisa dibilang langkah awal kembalinya kinerja IHSG. Meskipun secara global
perekonomian belum pulih (bahkan mungkin semakin memburuk), IHSG mempunyai modal
fundamental yang kuat untuk bangkit. Kuncinya ada tiga: (1) pertumbuhan eknomi; (2)
Kelanjutan Perang Dagang AS-RRC; dan (3) Arus Dana Asing.

Sektor apa saja yang akan terkena imbasnya? Bagaimana strategi menghadapinya?

I. Pertumbuhan Ekonomi yang Stagnan

Outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksikan stagnan di angka 5.2%. Pertumbuhan


ekspor akan semakin melambat disebabkan oleh perang dagang antara Amerika dan RRC. Ini
selaras dengan pertumbuhan ekonomi global diprediksikan meredup pada kisaran 3.7%, yang
artinya daya beli dunia juga akan menurun. Dampaknya adalah industri yang berbasiskan
ekspor seperti komoditas mengalami perlambatan kinerja.

Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi dari konsumsi rumah tangga dan konsumsi
pemerintah di Indonesia diprediksikan naik seperti tahun 2018. Industri infrastruktur,
konsumsi dan keuangan tetap akan menjadi primadona.

E-book Kuartalan – Q4 2018 bigalpha.id 6


II. Perang Dagang AS-RRC II

Perang dagang AS-RRC masih berpotensi meningkat dan memperburuk kinerja ekspor
Indonesia. Dampaknya ada tiga: (1) Neraca Perdagangan semakin defisit; (2) Kurs Rupiah
terhadap Dollar AS semakin melemah; (3) Harga Komoditas melemah.

Lalu apa efeknya terhadap Bursa Saham Indonesia?

Melemahnya kurs Rupiah akan berdampak terhadap industri yang berbasiskan impor
(industri farmasi, misalnya), atau emiten-emiten yang memiliki utang luar negeri (apalagi
utang jangka pendek) dalam porsi jumbo. Kinerja industri atau emiten seperti ini
diproyeksikan mengikuti lemahnya kurs Rupiah.

Apa kabar baiknya? Industri yang berorientasi ekspor ke negara berkembang lain seperti India
dan RRC diperkirakan akan membaik. Sentimen pasar juga akan membaik jika nanti di 2019
Indonesia mengubah kebijakan untuk menurunkan hambatan impor, memfinalisasi
perjanjian perdagangan bebas, dan mengurangi hambatan-hambatan bagi investor asing.

III. Proyeksi Rupiah

Lalu bagaimana proyeksi kurs Rupiah di 2019? Konsensus untuk kurs Rupiah adalah Rp 14,200
- 14,500. Hal ini bisa melemah lagi jika AS kembali pengetatkan kebijakan moneternya dengan
meningkatkan suku bunga mereka. Awal Januari 2019, kurs Rupiah menguat lebih karena
sentimen intervensi pemerintah.

Faktor apa yang akan mempengaruhi pergerakan Rupiah? Tetap faktor yang sama, yaitu harga
minyak dan neraca perdagangan. Strategi yang paling tepat di 2019 adalah mengintip
kerugian selisih kurs dan atau COGS emiten di laporan Q4 2018 dan dibandingkan dengan Q1
2019. Industri manufaktur, properti, dan farmasi masih akan terkena dampak lemahnya
Rupiah.

IV. Sentimen Pemilu terhadap IHSG

Akan ada sentimen penguatan Rupiah di setiap bulan Pemilu. Meskipun sifatnya sementara,
penguatan Rupiah ini akan berimbas kepada sentimen IHSG. Pada gambar di halaman
berikutnya, terlihat juga pergerakan IHSG yang meningkat dari awal bulan hingga hari
pencoblosan. Berasumsi bahwa hal ini akan terulang, maka ketika IHSG jatuh di awal bulan
Pemilu adalah sinyal untuk membeli saham.

E-book Kuartalan – Q4 2018 bigalpha.id 7


IHSG
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0

IDR/USD
15000
14000
13000
12000
11000
10000
9000
8000
7000

V. Lesunya Harga Komoditas dan Efeknya terhadap Industri

Kenaikan harga minyak memiliki tiga dampak yang krusial. Pertama, harga minyak akan
memperbesar defisit keuangan Indonesia. Kedua, mengoreksi IHSG, dan ketiga,
meningkatkan harga komoditas.

Konsensus harga minyak dunia diproyeksikan di harga USD72 per barel dengan catatan Iran
masih dikucilkan AS, dan OPEC masih menahan kuota produksi, apalagi di tengah lesunya
ekonomi dunia saat ini.

Untuk industri perkebunan, kinerja emiten perkebunan di 2019 tidak akan jauh beda dengan
kinerja mereka di 2018. Pergerakan harga sawit di Q1 2019 lebih dikarenakan sentimen badai
El Nino.

National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) memprediksikan badai El Nino


90% akan terjadi di Q1 2019, dan berlanjut di Q2 2019. Sejak tahun 2002, badai El Nino selalu
memberikan sentimen positif terhadap harga CPO Kelapa Sawit.

E-book Kuartalan – Q4 2018 bigalpha.id 8


Meskipun demikian, hal ini tidak akan menggerek kinerja emiten perkebunan. Ada dua
penyebab; (1) India dan RRC, pasar terbesar CPO, tidak akan menambah permintaan CPO
dikarenakan perubahan selera atas minyak goreng kelapa sawit dan Perang dagang AS-RRC.
(2) Harga CPO secara rata-rata di tahun 2019 tidak akan naik signifikan.

Palm Oil Crude MAL CIF Rdam US$/MT (Mid Price)


850
800
750
700
650
600
550
500
450

Crude Oil Brent US M1 U$/BBL (mid Price)


70

65

60

55

50

45

40

35

30

VI. Kinerja Industri Batu Bara

Sementara itu, kinerja industri batu bara akan tetap membaik. Permintaan batu bara dari
Eropa dan Amerika memang akan menurun disebabkan kebijakan energi baru terbarukan.
Namun, hal tersebut akan digantikan oleh peningkatan permintaan dari India dan beberapa
negara di Asia Tenggara dalam rangka memenuhi kebutuhan pembangkit listrik.

E-book Kuartalan – Q4 2018 bigalpha.id 9


Coal Indonesia FOB Mid Price US$/MT
55

50

45

40

35

30

25

VII. Arus Dana Asing dan Undervalued IHSG

IHSG kita masih bergantung pada arus masuk investor asing. Arus modal keluar asing (net sell)
dari pasar saham Indonesia di tahun 2018 mencapai US$ 3.7 Milyar, lebih tinggi dibandingkan
Malaysia (2.9M), Vietnam (1.9M), dan Filipina (1.1M). Mempertimbangkan lemahnya
ekonomi negara maju, bagusnya ekonomi Indonesia di antara negara berkembang, jenuhnya
pasar saham di negara berkembang lainnya, dan besarnya net sell asing di tahun 2018, IHSG
diproyeksikan akan diguyur dana asing di tahun 2019.

Hal ini ditambah dengan rating “overweight” dari beberapa Bank investasi untuk pasar
Indonesia. Overweight artinya investor yakin bahwa pasar saham Indonesia akan
mengungguli kinerja pasar saham lainnya.

Merujuk hal ini, strategi yang bagus untuk tahun 2019 adalah value investing, yakni investasi
pada saham saham yang di bawah nilai fundamentalnya (undervalued). Beberapa
undervalued industry di Indonesia adalah teknologi, keuangan, dan infrastruktur.

VIII. Strategi “Ngekor IPO”

Ada 13 perusahaan yang berencana terdaftar di bursa (IPO) pada tahun 2019. Jika merujuk
kinerja saham IPO tahun 2018, investasi di emiten yang baru saja IPO merupakan strategi
yang bagus. Dari 58 saham yang IPO di 2018, ada 43 yang mencatatkan kinerja positif. Bahkan
ada 23 di antara 43 tersebut mencatatkan return d atas 100%. Lalu bagaimana di tahun 2019?
Di tahun 2019, kebanyak perusahaan yang berencana IPO adalah perusahan infrastruktur dan
properti. Permasalahannya adalah kinerja industri infrastruktur dan properti sangat

E-book Kuartalan – Q4 2018 bigalpha.id 10


bergantung dengan tingkat bunga dan kurs. Oleh karena itu, kinerja perusahaan infrastruktur
dan properti yang akan IPO tidak semanis yang lain. Perusahaan dari industri konsumsi,
teknologi, dan keuangan mungkin layak dipertimbangkan untuk strategi “Ngekor IPO”.

Disclaimer: On!

Rayenda Brahmana, Ph.D

M.Sc Investment di The University of Birmingham dan Ph.D Behavioral


Finance di Universiti Sains Malaysia. Penggagas Financial Market
Community di Universitas Padjadjaran.

E-book Kuartalan – Q4 2018 bigalpha.id 11


E-book Kuartalan – Q4 2018 bigalpha.id 12
15 EMITEN UNDERVALUE PILIHAN

Periode Q4 2018

Entry Level Target


No Emiten Hal. Title Risk
Ideal Harga
1 BBNI 14 Ekonomi Maju, Perbankan Maju < Rp8.000 > Rp10.000 Low
2 BJTM 16 Spesialis Akhir Tahun Rp715 > Rp 1.000 Low
3 ADMF 18 Konsisten Cetak Laba < Rp10.000 Rp14.000 Low
4 LPCK 20 Risk and Timing Rp2.200 > Rp3.000 Medium
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Notes:
– Sesuai informasi yang tercantum pada website, e-book Q4 2018 akan dirilis dalam 3 tahap,
menyesuaikan dengan rilisnya laporan keuangan yang telah diaudit dari masing-masing emiten. Dalam
bagian satu ini, kami menyaijkan analisa 4 emiten (dari 15 yang dijanjikan) karena hingga saat ini baru
sedikit yang telah merilis laporan keuangan Q4-nya.
– Emiten yang diberi warna hijau adalah emiten yang termasuk dalam indeks Indonesia Sharia Stock
Index (ISSI) untuk periode Desember 2018 – May 2019 sesuai dengan Pengumuman Bursa Efek
Indonesia No.: Peng-00898/BEI.OPP/11-2018 tanggal 28 November 2018.

E-book Kuartalan – Q4 2018 bigalpha.id 13


1

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI)


“Ekonomi Maju, Perbankan Maju”

Seperti biasa, e-book ini akan dimulai dengan saham-saham perbankan, karena dari semua
sektor yang ada di bursa, saham-saham perusahaan perbankan adalah sektor yang selalu
menerbitkan laporan keuangannya lebih awal.

BBNI sudah rutin masuk e-book kami dalam beberapa edisi sebelumnya. Sebagai gambaran,
BBNI adalah salah satu dari beberapa bank milik pemerintah (selain Bank Mandiri, Bank BTN
dan Bank BRI) yang kinerjanya konsisten dalam beberapa tahun terakhir.

Kenapa kami selalu memasukkan saham perbankan dalam e-book ini?

Saham bank menjadi menarik karena –suka tidak suka– sektor perbankan adalah salah satu
tulang punggung ekonomi dalam suatu negara. Fungsi mereka sebagai lembaga penyalur
kredit bagi perusahaan dan masyarat mendapatkan peranan penting dalam ekonomi suatu
negara. Jika ekonomi negara maju, maka bisa dipastikan sistem perbankannya juga ikut maju.

Ini juga yang dulu dilakukan Warren Buffet ketika membeli saham Wells Fargo di tahun 1989.

Sebagai contoh, Bank BRI pada saat pertama kali sahamnya diperdagangkan di bursa tahun
2004, kapitalisasi pasarnya ‘hanya’ Rp11 triliun. Bandingkan dengan kondisi sekarang, 15
tahun kemudian, ketika kapitalisasi pasar BBRI di bursa sudah melewati Rp460 triliun. Bahkan,
net profit BBRI tahun 2018 saja sudah Rp32 triliun hampir 3x lipat dari kapitalisasi pasarnya
pada saat pertama kali listing di bursa.

Jadi bayangkan apa yang akan terjadi dengan saham-saham perbankan, ketika nanti ekonomi
Indonesia –yang digadang-gadang akan menjadi ekonomi terkuat no.4 di dunia tahun 2050
(hasil riset lembaga keuangan PWC)– meningkat pesat?

Kembali ke Bank BNI. Saham perusahaan ini bisa dibilang belum ke mana-mana dalam satu
tahun terakhir. Memang, ketika IHSG dikoreksi tengah tahun 2018, BBNI ikut terseret hingga
Rp6.675. Namun ketika bursa pulih, BBNI juga ikut terkerek naik.

Sekarang, harga sahamnya sudah Rp8.650 atau sudah naik sekitar 30% dari level terendahnya
di 2018. Tapi kenaikan ini justru masih belum apa-apa, soalnya BBNI pernah menyentuh
Rp10.175 di bulan Februari tahun lalu.

E-book Kuartalan – Q4 2018 bigalpha.id 14


Jadi, jika dibandingkan dalam waktu 1 tahun, BBNI saat ini dalam status terdiskon dari level
tertingginya tersebut. Padahal di sisi lain, kinerja BBNI sudah naik dibandingkan 2017. Laba
bersih BBNI untuk tahun 2018 sebesar Rp15.02 triliun, naik sekitar 10% dari 2017 sebesar
Rp13.62 triliun.

Memang pertumbuhan laba BBNI sedikit melambat jika kita lihat tahun per tahun, soalnya,
dari tahun 2016 ke 2017, laba BBNI naik 20.10% dari Rp11.34 triliun (2016) ke Rp13.62 triliun
(2017). Tapi mengingat tahun 2018 kondisi bursa dan nilai tukar Rupiah yang tidak kondusif,
membuat hal ini menjadi terasa wajar. Apalagi Bank Indonesia sempat menaikkan suku bunga
acuan beberapa kali di tahun 2018.

Untuk saham-saham perbankan, suku bunga acuan tentu menjadi penting karena suku bunga
acuan yang ditetapkan Bank Indonesia menjadi basis bagi perbankan nasional untuk
mengenakan/memberikan bunga ke nasabah. Bunga yang tinggi tentu mempengaruhi minat
nasabah untuk meminjam ke bank, sementara bunga pinjaman adalah salah satu sumber
pendapat bank.

Jadi seiring dengan membaiknya kinerja BBNI, harga sahamnya juga akan menyesuaikan.
Kami cukup percaya diri dalam jangka pendek, BBNI akan segera menembus level psikologis
Rp10ribu per lembar saham. Apalagi setelah Pemilu selesai dan para pelaku pasar modal
sudah mendapatkan kepastian.

Dibandingkan peers-nya BBRI, BBNI juga sedikit lebih ‘murah’. BBNI diperdagangkan hanya
1.5x dari nilai bukunya (price to book value/PBV), sementara BBRI sudah lewat dari 2.5x PBV.

Untuk prospek ke depannya, berita-berita yang kami peroleh untuk BBNI masih terdengar
sangat normatif di mana perusahaan akan berusaha meningkatkan pendapatan dari anak
perusahaan syariah dan terus berupaya untuk menggenjot usaha digital banking mereka.

But indeed, investing should be normative and boring.

Jadi, untuk kalian yang ingin memasukkan satu saham bank ke dalam portfolionya, BBNI
menjadi pilihan yang seksi. Di level harganya sekarang, BBNI sudah cukup murah. Tapi jikalau
ada koreksi besar-besaran lagi di IHSG (yang mungkin sulit terjadi lagi), level beli ideal BBNI
ada di sekitar Rp7ribu per lembar sahamnya.

Kalau kalian ingin ikut menunggangi kemajuan ekonomi Indonesia yang akan terjadi dalam
beberapa tahun lagi, maka memiliki saham bank menjadi salah satu opsi yang baik. (BBNI –
Fin)

E-book Kuartalan – Q4 2018 bigalpha.id 15


2

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM)


“Spesialis Akhir Tahun”

Ada satu saham yang selalu menarik untuk diperhatikan ketika akhir tahun tiba. Saham ini
adalah saham perusahaan perbankan milik pemerintah daerah Jawa Timur. Seperti layaknya
bank daerah lain, BJTM digunakan sebagai institusi penyaluran APBD, gaji dan tunjangan PNS,
serta program-program pemerintah daerah Jawa Timur lainnya.

Saham ini menarik untuk diperhatikan karena merupakan salah satu dari sedikit perusahaan
yang dividend payout ratio-nya tinggi. Setiap tahun mereka konsisten dan royal membagikan
dividen kepada pemegang saham mereka.

BJTM termasuk bank kelas dua yang kinerja operasionalnya baik dan konsisten dari tahun ke
tahun. Memang, jika dibandingkan dengan bank papan atas seperti BCA atau BRI, ukuran
BJTM terbilang kecil.

Tapi jangan khawatir, meskipun lebih kecil dari bank papan atas, laba mereka terus meningkat
dari tahun ke tahun. Tahun ini laba mereka naik 9%, dari Rp1.15 triliun di 2017 menjadi Rp1.26
triliun di 2018. Tentu saja hal ini tercermin dari meningkatnya laba per lembar saham (earning
per share-EPS) mereka. EPS tahun ini sudah meningkat sekitar 10% dari Rp78 (2017) menjadi
Rp84 (2018).

BJTM juga rajin membagikan laba mereka sebagai dividen. Perhatikan saja dividen payout
ratio mereka dalam beberapa tahun terakhir yang selalu di atas 50%. Artinya, mereka rutin
membagikan 50-70% dari laba bersih mereka sebagai dividen. Rasanya sedikit sekali
perusahaan di bursa yang memiliki dividen payout ratio setinggi ini.

E-book Kuartalan – Q4 2018 bigalpha.id 16


Tahun lalu, mereka membagikan dividen sebesar Rp44 per lembar saham di bulan Februari
2018. Tahun ini, jika 50% dari labanya dibagikan sebagai dividen, maka itu sudah Rp42 per
lembar saham, atau sekitar 6% dari harga sahamnya sekarang di Rp715 per lembar saham.

Itu sudah hampir sama dengan tingkat return deposito di perbankan nasional. Melihat
historical trend tahun-tahun sebelumnya, kami prediksi dividen payout ratio BJTM nanti akan
lebih dari 50%. We’ll see.

Dalam dua tahun terakhir, BJTM juga cenderung membagikan dividen lebih cepat dari emiten
lainnya. Jika emiten-emiten lain membagikan dividennya di bulan April-Mei, BJTM sudah
mengumumkannya di akhir Februari, dan membagikannya di bulan Maret.

Jadi, hanya dengan menahannya beberapa minggu saja, Anda sudah berpotensi
mendapatkan dividen dengan tingkat imbal hasil (yield) setinggi bunga deposito setahun.

Belum lagi potensi capital gain dari kenaikan harga sahamnya. Pun, jika harga sahamnya sulit
naik, strategi untuk BJTM ini sederhana saja. Beli, lupakan, dan jadikan dia sebagai cash cow
yang menghasilkan ‘susu’ berupa dividen setiap tahun.

Make it as your personal money machine.

Rasanya tidak perlu khawatir dengan kinerja BJTM. Kredit bermasalah (non-performing loan-
NPL) BJTM hanya 0.63%. Bandingkan dengan batas aman yang ditetapkan Otoritas Jasa
Keuangan sebesar 5%. Sebagai pembanding lainnya, NPL Bank BRI 1.16%, Bank Mandiri
0.81%, dan Bank Jabar (sebagai sesama bank milik Pemda) 1.05%.

Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio / CAR) BJTM juga lebih baik dari bank lain.
CAR BJTM ada di 23.35%, jauh di atas 8% sebagai batas minimum yang ditetapkan Otoritas
Jasa Keuangan. Lagi, sebagai pembanding, CAR Bank BRI ada di 21.21%, Bank Mandiri 20.96%
dan Bank Jabar di 17.53%.

So, in other words, BJTM performs relatively better than its competitors.

Jika kinerjanya nanti konsisten meningkat seperti sekarang, tentu dividen yang Anda terima
sebagai pemegang saham akan terus membesar. Dan pastinya, harga sahamnya juga akan
ikut naik.

So, there you go. Satu saham perbankan yang layak untuk masuk dalam portfolio Anda. (BJTM
– Fin)

E-book Kuartalan – Q4 2018 bigalpha.id 17


3

PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF)


“Konsisten Cetak Laba”

ADMF salah satu langganan yang bolak-balik masuk e-book kuartalan kami. Yang terkini,
ADMG masuk di e-book Q3 tahun lalu. Perusahaan ini bergerak di bidang consumer financing,
yakni memberikan kredit bagi masyarakat untuk membeli consumer goods. Meskipun bisa
digunakan untuk membeli furniture ataupun gadget, mayoritas orang menggunakan jasa
Adira untuk membeli kendaraan bermotor secara kredit (baik mobil ataupun motor).

Business model ADMF cukup sederhana. Mereka meminjam uang dengan cara menerbitkan
obligasi (pinjaman), lalu menggunakan uang tersebut untuk membelikan motor kepada
nasabahnya yang nantinya dibayarkan secara dicicil (pembiayaan). Bunga yang dikenakan
kepada nasabah akan lebih tinggi dari bunga obligasi yang dibayarkan kepada bondholders
mereka.

Selisih dari bunga pinjaman dan bunga pembiayaan inilah yang menjadi sumber pendapatan
ADMF. Karena model bisnis yang sederhana tersebut, margin ADMF juga cukup tebal.

ADMF kembali masuk e-book kali ini karena dari beberapa perusahaan yang sudah merilis
laporan keuangan mereka, ADMF adalah sedikit dari yang masih terbilang murah. Laba ADMF
di 2018 sudah sebesar Rp1.8 triliun atau naik 29% dari laba mereka di 2017. Dan ini konsisten
naik dalam 5 tahun terakhir. Jadi, kalau semua laba di tahun 2018 dibagi dengan jumlah
saham yang beredar, maka laba per lembar saham (earning per share) ADMF adalah Rp1.800-
an per lembar saham.

Apalagi mengingat kita akan segera memasuki musim dividen (bulan April-Mei) di mana
perusahaan-perusahaan akan membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya. Dan
ADMF merupakan salah satu emiten yang rutin membagikan dividen bagi stockholders-nya.
Dari tahun 2015, ADMF konsisten membagikan 50% dari laba bersihnya sebagai dividen.

Jika ADMF kembali membagikan 50% dari laba mereka sebagai dividen di bulan April nanti,
maka dividen yang akan kita terima sebesar Rp900-an per lembar sahamnya, alias
menawarkan imbal hasil (yield) sekitar 9% dari harga sahamnya sekarang Rp10.325 per
lembar saham.

Kalau masuk sekarang, bisa dipastikan kalian akan mendapat 9% dari dividen yang akan
dibagikan di bulan April. Dan itu di luar potensi kenaikan harga sahamnya. Meskipun biasanya,

E-book Kuartalan – Q4 2018 bigalpha.id 18


harga sahamnya akan terus naik menkompensasi momentum pembagian dividen, dan
kemudian jatuh setelah dividen dibagikan.

Jika ingin bermain dalam jangka pendek, kalian bisa memanfaatkan momentum pembagian
dividen ini.

Untuk jangka panjang, pendekatan analisanya sedikit berbeda. ADMF adalah sedikit dari
saham consumer financing yang terus konsisten mencetak laba. Target mereka adalah
menyalurkan pembiayaan sebesar Rp37 triliun di 2018. Sementara di 2019, target itu dibuat
konservatif dengan hanya meningkat 5% atau sekitar 39 triliun.

Trend penggunaan sepeda motor di Indonesia sepertinya akan terus berjalan. Dan ADMF ada
di sana untuk memfasilitasi kebutuhan tersebut. (ADMF – Fin)

E-book Kuartalan – Q4 2018 bigalpha.id 19


4

PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK)


“Risk and Timing”

Dilematis. Itulah yang Big Alpha rasakan ketika harus menarik keluar LPCK dari e-book Q3
2018 terbitan November tahun lalu, setelah sebelumnya masuk sebagai deretan saham
undervalued di Q2 2018.

Di satu sisi kami masih optimis dengan kinerja keuangan LPCK. Namun kasus Meikarta yang
menyeret jajaran manajemen Lippo Group (Dirut Operasional, Billy Sindoro ditetapkan oleh
KPK sebagai tersangka dalam kasus suap terkait izin Meikarta) membuat kami harus lebih
berhati-hati dalam menganalisa emiten yang satu ini.

Selain kinerja perusahaan yang tercermin dalam performa keuangan, kredibilitas dan
integritas manajemen sebuah perusahaan adalah faktor utama yang kami pertimbangkan
dalam menentukan apakah sebuah emiten layak dipilih.

Lantas apa yang membuat LPCK tetap layak untuk diamati di jajaran emiten pilihan Q4?
Jawabannya bisa diringkas dalam dua kata: risk and timing.

Let’s deep dive into those.

Terhitung sejak Juni 2018, LPCK melepas sebagian besar kepemilikan saham mereka atas PT
Mahkota Sentosa Utama (MSU), pemilik megaproyek Meikarta1, kepada Hasdeen Holdings
Ltd.. Manajemen mengungkapkan bahwa corporate action ini sebagai usaha Grup Lippo untuk
menggandeng investor asing guna mendukung proyek Meikarta dengan suntikan dana segar.

Namun Big Alpha melihat ini sebagai sebuah “kebetulan” dan sebuah aksi mitigasi risiko yang
perlu diambil oleh LPCK untuk memberikan sinyal positif kepada investor. Bahwa setelah
dekonsolidasi, manajemen tidak lagi mengendalikan Meikarta dan informasi mengenai
Meikarta tidak akan muncul di laporan keuangan LPCK.

Untuk yang belum terlalu familiar, LPCK adalah salah satu perusahaan properti yang yang
dimiliki secara tidak langsung2 (indirect ownership) oleh Lippo Karawaci (LPKR), raksasa real
estate dan urban development yang juga melantai di bursa. Mulai menjalankan kegiatan
komersialnya sejak 1993, LPCK berhasil menapakkan kakinya sebagai perusahaan

1
Digadang-gadang bernilai Rp280 triliun.
2
LPCK dimiliki oleh LPKR secara tidak langsung melalui PT Kemuning Satiatama dan PT Lippo Malls Indonesia.

E-book Kuartalan – Q4 2018 bigalpha.id 20


pengembang terkemuka yang berpengalaman dalam mengelola berbagai kawasan
residensial, komersial, dan industrial.

“Location, location and location” adalah 3 faktor penting dalam bisnis properti. Area di mana
LPCK beroperasi menjadi sangat strategis karena letaknya yang persis di sisi jalan tol pesisir
utara (Pantura) yang menghubungkan Jakarta dengan kota-kota satelitnya, serta kota-kota
besar lainnya di Jabar dan Jateng. Geographical advantage LPCK semakin tinggi sejak
dibukanya jalan tol Cipularang yang menjadi penghubung utama Jakarta dan Bandung.

Now we take a good look at the numbers.

47% dari total pendapatan LPCK sepanjang 9 bulan 20183 berasal dari kontribusi penjualan
Lahan Komersial dan Ruko, 39% dari Rumah Hunian dan Apartemen, dan sisanya dari
pengelolaan kota, sewa, dan pendapatan lainnya.

Kenaikan pendapatan sebesar 53% membuat laba bersih LPCK tumbuh sebesar 60% dari
Rp542 miliar ke Rp872 miliar. Bisnis seperti ini memang dikenal memiliki profit margin yang
tebal. Total biaya yang dikeluarkan perusahaan praktis hanya sekitar 50-55% dari total
pendapatan. Performa keuangan ini di luar dari penjualan saham MSU sebesar Rp2.3 triliun.

Perusahaan juga mencatatkan aset lancar sebesar Rp6 triliun (mayoritas dalam bentuk rumah
hunian dan tanah siap jual, piutang dan uang kas). Bandingkan dengan utang lancar mereka
yang hanya Rp1 triliun, LPCK jelas tidak memiliki masalah solvabilitas (kemampuan untuk
membayar utang jangka panjang). Ditambah lagi LPCK tidak memiliki hutang pinjaman
berbunga (debt) baik kepada pihak ketiga maupun pihak berelasi.

Harga saham LPCK sempat anjlok sampai ke Rp1,200 per lembar saham di Oktober 2018,
setelah sempat menyentuh all year high Rp3,590 di Januari 2018. Koreksi dalam sepanjang
2018 seiring dengan koreksi IHSG dan juga dipengaruhi isu Meikarta.

Namun awal 2019 ini ditandai dengan mencuatnya harga saham-saham properti, tidak
terkecuali LPCK yang sempat nangkring di Rp2,800 sebelum kembali ke level Rp2,500 saat

3
Pada saat tulisan ini diturunkan, laporan keuangan Q4 LPCK belum dirilis.

E-book Kuartalan – Q4 2018 bigalpha.id 21


tulisan ini dibuat. Big Alpha menilai, investor sudah mulai menyadari bahwa harga LPCK sudah
terlampau murah. Bagaimana tidak? Dengan harga saat ini, PBV LPCK hanya sebesar 0.24x,
bayangkan saham ini dijual hanya 24% dari book value-nya! Ridiculous!

Tahun 2019 memang tahun politik dan dikhawatirkan sektor properti akan lesu karena
sentimen ketidakpastian. Namun optimisme tidak lantas surut karena banyak yang menilai
segmen properti retail masih punya banyak ruang untuk berkembang, melihat potensi
kenaikan dari penyaluran KPR di 2019.

Lalu apakah sudah terlambat untuk membeli LPCK sekarang? Jawabannya ya dan tidak.
Timing menjadi sangat penting. Mereka yang menyadari potensi LPCK pasti sudah sempat
menyerok di harga Rp1,500-an. Namun jika kita melihat jangka menengah dan panjang, untuk
sekedar kembali ke level Rp3,000-an saja, potensi cuan emiten ini bisa mencapai 20%-an. Dan
harga itu baru mencerminkan 0.3x dari nilai bukunya (PBV). Ini yang membuat kami tergesa-
gesa untuk menyampaikan info LPCK di e-book kali ini meski LK auditnya belum dirilis.

Disclaimer: Saat ini Big Alpha dalam posisi memegang saham LPCK di average Rp2.169 per
lembar saham. Posisi ini dapat berubah tanpa pemberitahuan sebelumnya. (LPCK – Fin)

E-book Kuartalan – Q4 2018 bigalpha.id 22


Bersambung.

Bagian Dua – 11 Maret 2019


Bagian Tiga – 8 April 2019

E-book Kuartalan – Q4 2018 bigalpha.id 23


PROFIL BIG ALPHA INDONESIA

Big Alpha Indonesia adalah sebuah research firm dengan misi untuk meningkatkan literasi
keuangan masyarakat Indonesia, khususnya mengenai saham dan investasi. Kami melihat
masih lebarnya jarak antara masyarakat dengan institusi pasar modal, baik itu perusahaan
sekuritas maupun otoritas bursa. Jarak yang seolah memberi persepsi negatif sehingga
banyak yang enggan berkecimpung di dalamnya. Jarak yang membuat masyarakat
melewatkan kesempatan untuk mempunyai investasi yang lebih baik.

Jarak inilah yang menginspirasi lahirnya Big Alpha. Meski baru berdiri di awal 2018, Big Alpha
bukanlah pemain baru. Dimotori oleh para pelaku pasar saham yang telah aktif sejak 2012,
kini Big Alpha hadir sebagai institusi dengan semangat social-entrepreneur; berusaha
sekaligus terus memberikan kontribusi sosial yang berdampak langsung bagi masyarakat.

Berlandaskan kaidah value investing, Big Alpha mempunyai 3 (tiga) core value, yakni bold,
informative, growth. Sebagai profesional muda yang berintegritas, kami akan selalu
menghadirkan analisa dan pemikiran yang tajam, mudah dimengerti, dan konsisten
mengedepan semangat untuk terus bertumbuh.

Singkat kata, Big Alpha hadir agar yang awam jadi paham, dengan cara yang kredibel namun
simpel, demi kehidupan berinvestasi yang lebih baik.

Telegram: t.me/bigalphaid
Twitter: @BigAlphaID
Instagram: @bigalphaid
Podcast: bigalpha.id/podcast

E-book Kuartalan – Q4 2018 bigalpha.id 24

Anda mungkin juga menyukai