1
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga Makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga Makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
Makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Makalah ini.
2
Daftar Isi
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
tersebar karena kerugian pada salah satu saham yang dibeli dapat ditutupi oleh keuntungan
pada saham lainnya.
Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan
harapan dapat menghasilkan keuntungan di masa depan. Agar harapan tersebut tercapai, maka
sebelum memasuki dunia investasi diperlukan pengetahuan di bidang investasi. Pengetahuan
ini penting sebagai pegangan ketika akan memasuki dunia investasi yang penuh resiko dan
ketidakpastian.
Modal dan pengetahuan belumlah cukup untuk membuat investasi berhasil sesuai
dengan yang diharapkan. Satu hal lain yang diperlukan adalah ketepatan dan strategi dalam
pemilihan berbagai instrumentinvestasi yang ada.
Batasan Masalah
Dalam makalah yang kami tulis ini, dengan judul ”Pemilihan portopolio optimal” hanya akan
membahas mengenai pemilihan portopolio yang optimal.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulis dalam meyusun makalah ini, antara lain:
Memenuhi tugas matakuliah manajemen investasi.
Sebagai bahan pembelajaran bersama mengenai pemilihan portopolio yang optimal.
Sebagai bahan diskusi bersama agar lebih memahami mengenai pemilihan portopolio
yang optimal.
Metode penulisan
Dalam melakuan penulisan makalah ini kami melakukan metode penulisan dengan metode
pengumpulan data melalui media internet dan metode keperpustakaan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi Portopolio
Sebelum membahas mengenai pemilihan portopolio yang optimal kita sebaiknya
memahami terlebih dulu mengenai portopolionya sendiri. Portofolio merupakan investasi pada
beberapa alat investasi, bisa sejenis, bisa juga tidak sejenis, yang tujuannya adalah menghindari
resiko dan menghasilkan pendapatan sesuai dengan tujuannya. Sedangkan pada intinya
portofolio adalah suatu kegiatan investasi yang dilakukan pada lebih dari satu asset, dimana
gabungan dari berbagai asset tersebut bertujuan mengurangi resiko dari investasi, tanpa
mengurangi hasil atau keuntungan.
Dan sedangkan bila dalam portofolio yang efisien dapat diartikan sebagai portofolio
yang memberikan tingkat pengembalian yang diharapkan pada tingkat optimal dengan suatu
tingkat resiko tertentu, atau portofolio yang memberikan suatu tingkat resiko minimal, pada
tingkat pengembalian yang diharapkan.
Portopolio Optimal
Secara inti Portofolio optimal adalah portofolio yang efisien yang memberikan manfaat
maksimal bagi investor. Portofolio yang optimal adalah portofolio yang dipilih dan disukai
oleh investor karena memberikan manfaat tertinggi, jadi dari berbagai portofolio yang efisien
namun hanya ada satu portofolio yang optimal.
6
Didalam suatu kumpulan portofolio yang efisien, terdapat satu portofolio yang optimal,
yaitu portofolio yang dapat memberikan keuntungan yang maksimal dengan resiko yang
seminimal mungkin.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menentukan suatu portofolio agar
dapat dikatakan optimal. Salah satunya adalah dengan menggunakan pendekatan Sharpe Ratio
dan Treynor Ratio.
Kegunaan dari Sharpe Ratio adalah:
a. Mengukur return per unit dari total resiko yang diterimanya.
b. Semakin tinggi nilai Sharpe ratio, maka makin baik pula performa dari suatu portofolio,
sehingga dapat dikatakan optimal.
c. Portofolio dapat diperingkatkan dari yang terbaik (Sahrpe Ratio besar) sampai yang
terburuk (Sharpe Ratio kecil)
Dengan menggunakan rumus Sharpe tersebut, maka dapat dipilih saham-saham apa
saja yang akan diportofoliokan. Demikian pula dalam hal menentukan berapa besar proporsi
saham-saham dalam portofolio yang optimal. Sehingga dapat dikatakan bahwa portofolio yang
memiliki nilai Sharpe Ratio tertinggi merupakan portofolio yang optimal.
Sedangkan metode Treynor Ratio adalah metode yang menggunakan pendekatan ratio
antara excess return terhadapa beta. Yang dimaksud dengan excess return adalah kelebihan
return suatu saham terhadap tingkat pengembalian dari aktiva bebas resiko.
Proses pemilihan portofolio mungkin dibagi menjadi dua tingkat. Tingkat pertama
dimulai dengan observasi serta pengalaman dan diakhiri dengan keyakinan mengenai kinerja
masa depan saham-saham yang tersedia. Tingkatan yang kedua dimulai dengan kepercayaan
mengenai kinerja masa depan dan diakhiri dengan pemilihan portofolio.
7
Aset berisiko dan aset bebas risiko
Investor bisa memilih salah satu atau kombinasi dari keduanya
Aset berisiko : aset yang tingkat return aktualnya di masa depan masih mengandung
ketidakpastian
Misal : investor membeli saham P.T. Aneka Tambang, pada masa satu tahun ke depan
, investor tersebut masih belum tahu berapa return yang didapatnya
Aset yang bebas risiko, tingkat return sudah bisa dipastikan, misal SBI
Bila investor menginvestasikan dananya dalam bentuk obligasi jangka panjang
pemerintah misal dalam jangka waktu 20 tahun
Ada risiko yang terkandung di dalamnya yaitu penurunan tingkat suku bunga.
8
Membentuk Portofolio Markowitz yang Efisien
Teknik pembentukan MEP dari sejumlah besar saham membutuhkan sejumlah besar
perhitungan. Dalam portofolio sekuritas G, ada kovarians unik (G2-G)/2. Oleh karena itu,
untuk portofolio dari 50 sekuritas, ada 1.224 kovarians yang harus diperhitungkan. Sedangkan
bagi 100 sekuritas, ada 4.950 kovarians. Lebih jauh lagi, untuk mencari portofolio dengan
risiko terkecil pada setiap tingkat pengembalian, harus digunakan tehnik perhitungan
matematis yang disebut program pengkuadratan(quadratic programming = QP) dan pakai
computer. Tehnik QP sendiri tidak akan dibahas. Bagaimanapun, masih dimungkinkan untuk
mengilustrasikan gambaran umum pembentukan MEP dengan menggunakan portofolio dua
aktiva yang terdiri dari saham C dan saham D.
Ingat kembali bahwa bagi dua aktiva, saham C dan D pada Tabel 4-1.
Tabel 4-1. Pengembalian Diharapkan dari Portofolio dan Deviasi Standar pada Berbagai
Proporsi Saham C dan D
Berdasarkan kombinasi saham C dan D yang ada, selanjutnya akan dimungkinkan pengenalan
terhadap gagasan pemikiran dari portofolio yang mungkin dan portofolio yang efisien.
9
Jika dipertimbangkan untk membuat kombinasi lebih dari dua aktiva, maka rangkaian
portofolio yang mungkin tidak lagi berbentuk garis kurva, namun akan ditunjukkan sebagai
wilayah berbayang-bayang dalam gambar 4-2.
10
Kumpulan portofolio efisien Markowitz disebut kumpulan portofolio efisien
Markowitz karena secara grafis seluruh portofolio tersebut terletak pada batas serangkaian
portofolio yang mungkin yang memiliki pengembalian maksimal untuk tingkat risiko tertentu.
Setiap portofolio di atas kumpulan portofolio efisien Markowitz tidak dicapai. Sedangkan
portofolio di bawah kumpulan portofolio efisen Markowiz tidak sebaik portofolio pada
kumpulan portofolio Markowitz.
11
U1,U2,U3 = kurva-kurva yang tidak berbeda dengan U1<U2<U3
PMEF = portofolio yang optimal pada MEF
Ketidakmampuan dalam mengukur fungsi kegunaan bukan berarti teori yang ada tidak
baik. Maksudnya adalah pada saat investor membentuk MEF, investor secara subyektif akan
menentukan portofolio mana yang sesuai dengan toleransi risiko yang bersedia dihadapinya.
Mean variance model mempunyai kelemahan dalam 2 hal. Pertama kita perlu menaksir
variabel yang sangat banyak kalau kita memebentuk portfolio dengan jumlah sekuritas yang
memadai. Sebgaia misal kalau portfolio kita terdiri dari 20 sekuritas, maka kita perlu menaksir
20(20-1)/2 – 190 covariances. Kedua, nilai koefisien korelasi (yang sangat penting untuk
penentuan risiko portfolio) sangat sulit ditaksir dengan menggunakan data historis. Artinya,
koefisien korelasi periode yang lalu mungkin sekali sangat berbeda dengan koefisien korelasi
saat ini.
Model indeks tunggal mencoba mengatasi hal tersebut, model indeks tunggal
mendasarkan diri pada pemikiran bahwa tingkat keuntukngan suatu sekuritas dipengaruhi oleh
suatu tingkat keuntungan portfolio pasar. Dengan menggunakan model indeks tunggal bisa
diredusir jumlah varibel yabg ditaksir. Asumsikan perubahan pasar bisa dinyatakan sebagai
12
tingkat keuntungan indeks pasar, maka tingkat keuntungan suatu saham bisa dinyatakan
sebagai berikut :
Ri = ai + βi Rm
Ri Adalah bagian dari tingkat keunutangan saham I yang tidak dipengaruhi oleh
perubahan pasar. Variabel ini merupakan variabel acak.
Rm Adalah tingkat keuntungan indeks pasar. Variabel ini merupakan variabel acak.
βi Adalah beta, yaitu parameter yang mengukur perubahan yang diharapkan pada Ri
kalau terjad perubahan pada Rm
ai = αi + ei
dan ei mempunyai nilai pengharapan sebesar nol. Persamaan tingkayt keuntungan suatu saham
sekarang dapat dinyatakan sebagai
Ri = ai + βi Rm+ ei
Persamaan di atas merupakan persamaan regresi linier sedrehana yang dihitung dengan
Ri sebagai variabel tergantung dan Rm sebagai variabel independen. Perhatikan sekali lagi
bahwa Rm dan ei adalah variabel random. Karena itu cov (ei , Rm) = 0. kemudian diasumsikan
bahwa ei independen terhadap ei untuk setiap nilai i dan j, tau secara formal bisa dinyatakan
bahwa E(ei, ej) = 0.
Berdasarkan asumsi
Per definisi
(2) variance Rm = σ m2
14
Perhatikan bahwa model tersebut menujukkan bahwa tingkat keuntungan yang
diharapkan terdiri daro dua komponen; bagian yang unik, yaitu dan σ i bagian yang
berhubungan dengan pasar, yaitu βi E(Rm). demikian juga Variance tingkat keuntungan terdiri
dari 2 bagian, yaitu risiko yang unik (σ ei2) dan risiko yang berhubungan dengan pasar βi 2 σ m2.
sebaliknya Covariance semata-mata tergantung pada risiko pasar.ini berarti model indeks
tunggal menunjukkan bahwa satu-satunya alasan mengapa saham-saham “bergerak bersama”
adalah bereaksi terhadap gerakan pasar.
Dengan menggunakan model indeks tunggal bisa diredusir jumlah variabel yang
ditaksir, karena tidak perlu lagi ditaksir koefisien korelasi untuk menaksir deviasi standar
portfolio. Disamping itu, betajuga merupakan variabel yang relatif stabil. Dengan
menggunakan modifikasi tertentu, beta historis nampaknya bisa dipergunakan untuk
memperkirakan beta di masa yang akan datang dengan cukup baik. Akhirnya, beberapa
variabel fundamental nampaknya bisa diidentifikasikan sehingga lebih memudahkan untuk
memperkirakan beta di masa yang akan datang.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
15
Alternatif investasi modal sangat dipengaruhi oleh faktor kondisi pasar modal yang
mencakup berbagai informasi yang berhubungan dengan harga saham yang terjual belikan.
Rationalitas investor dapat diukur sejauhmana mereka dapat menentukan pilihannya untuk
mendapatkan hasil yang maksimum pada tingkat risiko tertentu. Para investor secara rasional
akan mencari portofolio yang memberikan Return maksimal pada risiko minimal.
Dengan menghitung koefisien beta yang mencerminkan tingkat risiko dan tingkat
return masing-masing saham yang diamati, dengan diketahuinya tingkat return saham dan
koefisien beta, kita dapat menentukan exess returns to beta (ERB) yang. mencerminkan tingkat
keuntungan yang sangat mungkin dapat dicapai. Langkah selanjutnya untuk mendapatkan
kandidat portofolio kuat, diperoleh dengan membandingkan antara ERB dengan Cut off Rate
untuk menghasilkan saham-saham yang memiliki tingkat return yang tinggi dan risiko yang
minimal untuk mengeliminir risiko tidak sistematis. Dari analisis portfolio tersebut, kita dapat
menentukan proporsi dana vang diinvestasikan, dengan cara membagi persentase tingkat return
dengan total proporsi investasi.
Daftar Pustaka
http://www.scribd.com/doc/2560873/Menentukan-Efisien-Set-Untuk-Memperoleh-
Portofolio-Yang-Optimal-Berdasarkan-Model-Markowitz-
16
http://artikel.staff.uns.ac.id/2009/01/05/pembentukan-portofolio-saham-yang-optimal-
dengan-menggunakan-beberapa-model-analisis/
17