Anda di halaman 1dari 4

Lembar Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester

Nama : Ela Lupia Siska


Nim : 11511203818
Kelas : PAI SLTP/SLTA 5 MODEL
Mata kuliah : Ilmu Tasawuf

1. Kata orang: a) setiap tasawuf itu adalah tharekat, tapi setiap tharekat belum tentu tasawuf. b)
setiap tharekat itu tasawuf, tapi setiap tasawuf belum tentu tharekat, jelaskan mana yang
benar dari pernyataan itu, berikan alasan?
Jawabannya:
Dari 2 pernyataan diatas itu keduanya benar bahwa, a) setiap tasawuf itu adalah
tharekat, tapi setiap tharekat belum tentu tasawuf. b) setiap tharekat itu tasawuf, tapi setiap
tasawuf belum tentu tharekat, alasan saya membenarkan keduanya karena jika sesorang
bertasawuf saja, tapi tidak berthariqah, dia akan sulit mengamalkan ilmunya. Jadi, ibarat
begini, untuk masuk ke dalam Masjidil Haram, lho pintunya kok banyak banget ini. Padahal
dia kan butuh satu pintu saja untuk masuk. Nah, kalau dia ngawur, malah dia ingin manjat.
Masjidil Haram masa dipanjat, padahal udah ada pintunya.
Begitu juga sebaliknya artinya, dia nggak tahu makanan itu beracun apa nggak. Dia
nggak tahu porsi makannya seberapa. Padahal kalau anda misalnya, masa ini satu meja ini
berbagai makanan untuk anda. Kalau orang tidak punya tasawuf, ini milik saya semua.
Makan semua kalau begitu. Keracunan dia. Padahal yang dibutuhkan satu piring. Ambil saja
yang pas. Udah. Walaupun itu milik anda semua. Masak anda makan semua? Kalau nggak
ada ilmunya, bisa-bisa begitu.
2. Pada garis besarnya tasawuf terbagi 2 yaitu: a) tasawuf syi‟i, b) tasawuf sunni, jelaskan
pengertian dan perbedaan keduanya itu?
Jawabannya:
a) Tasawuf syi‟i adalah tasawuf yang beranggapan bahwa manusia akan manunggal dengan
tuhannya karena ada kesamaan esensi antara keduanya. Pada tasawuf syi‟i
penghormatan yang berlebihan diberikan kepada Ali Bin Abi Thalib sebagai
imam pertama kaum syi‟ah, Ali menggabungkan dua jenis otoritas di atas dalam satu
pribadi, dan menurut Syi‟isme, aturan tepat bagi seorang imam adalah imam harus
mengatur dan memerintah secara spiritual dan temporal. Dalam Syi‟isme
aspek esoteris Islam diproyeksikan ke masyakarat umum, sehingga perbedaan
antara eksoteris dan esoteris menjadi samar. Selain itu tasawuf Syi‟i atau yang di sebut
juga tasawuf Syi‟ah, ajarannya adalah pemulyaan kepada imam secara berlebihan,
bahkan tidak sedikit dari mereka yang menuhankan imam.
b) Tasawuf sunni adalah aliran tasawuf yang ajarannya berusaha memadukan aspek syari‟ah
dan hakikat namun diberi interpertasi dan metode baru yang belum dikenal pada masa
shalat aṣ-ṣāliḥin dan lebih mementingkan cara-cara mendekatkan diri kepada Allah serta
bagaimana cara menjauhkan diri dari semua hal yang dapat menggangu kekhusyu‟an
jalannya ibadah yang mereka lakukan. Aliran tasawuf ini memiliki ciri yang paling utama
yaitu kekuatan dan kekhusyukannya beribadah kepada Allah, ẓikrullah serta konsekuen
dalam sikap walaupun mereka diserang dengan segala godaan kehidupan duniawi.
Hal itu menyebabkan citra tasawuf menjadi jelek dimata umat, maka sebagian tokoh sufi
melakukan usaha-usaha untuk mengembalikan citra tasawuf. Usaha ini memperoleh
kesempurnaan ditangan imam al-Ghazali, yang kemudian melahirkan Tasawuf Sunni.
Perbedaan yang cukup kontras antara tasawuf syi‟i dengan sunni ialah pada masanya
Syi‟i dan Sunni adalah aliran atau tasawuf yang saling bertolak belakang dalam kecintaan
kepada Ali Bin Abi Thalib dan karena keruhaniannya yang unggul. Di mana Syi‟i karena
kecintaannya yang berlebihan pada Ali Bin Abi Thalib, sehingga membatalkan kekhalifaan
khalifah sebelum Ali Bin Abi Thalib, bahkan mengkafirkan mereka.
3. Ada pula pembagian tasawuf itu kepada 4 macam yaitu: a) tasawuf falsafi, b) tasawuf amali,
c) tasawuf akhlaki, d) tasawuf taraki, jelaskanlah ke empat macam tasawuf tersebut?
Jawabannya:
a) Tasawuf Falsafi secara bahasa bisa kita bagi menjadi dua, yaitu antasa Tasawuf dan
Filsafat. Tasawuf artinya kecintaan terhadap tuhan, Falsafi disini adalah cara yang
digunakan dalam bertasawuf. Tasawuf Falsafi adalah sebuah aliran dalam bertasawuf
yang menggabungkan antara visi mistik dan visi yang rasional. Tasawuf ini merupakan
hasil dari pemikiran-peminkiran para tokoh-tokoh yang diungkapkan dengan bahasa
filosofis.Tasawuf ini tidak bisa dikatakan sebagai Tasawuf yang murni karena telah
menggunakan pendekatan fikiran dan rasio, namun juga tidak bisa dikatakan filsafat
seutuhnya karena didasarkan pada rasa. Dengan kata lain Tasawuf Falsafi merupakan
penggabungan antara rasa dan rasio. Secara istilah dapat kita simpulkan bahwa
pengertian dari Tasawuf Falsafi adalah, kajian terhadap tuhan, manusia dan sebagainya
yang menggunakan motode rasio atau akal. Aliran dalam Tasawuf Falsafi terkesan tidak
jelas, karena banyaknya istilah-istilah yang diungkapkan oleh tokoh-tokkohnya dalam
aliran ini yang tidak bisa dimengerti, lantaran menggunakan istilah Filsafat.
b) tasawuf „amali dapat dipahami sebagai ajaran tasawuf yang lebih menekankan kepada
perilaku yang baik, dalam kaitannya dengan amalan ibadah kepada Allah. Di dalamnya
ditekankan tentang bagaimana melakukan hubungan dengan Allah melalui dhikir atau
wirid yang terstruktur dengan harapan memperoleh ridla Allah Swt. Tasawuf „amali
merupakan tasawuf yang mengedepankan mujahadah, dengan menghapus sifat-sifat yang
tercela, melintasi semua hambatan itu, dan menghadap total dengan segenap esensi diri
hanya kepada Allah Swt. Tasawuf Amali merupakan kelanjutan dari tasawuf akhlaki.
Jika tasawuf akhlaki berfokus pada pensucian jiwa, tasawuf amali lebih menekankan
terhadap cara-cara mendekatkan diri kepada Allah SWT, baik melalui amalan lahiriah
maupun batiniah. Di samping itu, ada juga yang berpendapat bahwa tasawuf amali adalah
ajaran yang dianut oleh pengikut tarekat (ashhâbut turuq), yang meliputi menjauhi sifaf-
sifat tercela, mengutamakan mujâhadah, menghadap Allah dengan bersungguh-sungguh
dan memutuskan hubungan dengan lainnya. Apabila dilihat dari sudut amalan dan ilmu
yang dipelajari, terdapat 4 aspek yang harus dipelajari dalam aliran tasawuf amali, yaitu
syaria‟t, thariqat, dan ma‟rifat.
c) Tasawuf akhlaki jika ditinjau dari sudut bahasa merupakan bentuk frase atau dalam
kaidah bahasa Arab dikenal dengan sebutan jumlah idhafah. Frase atau jumlah idhafah
merupakan gabungan dari dua kata menjadi satu kesauan makna yang utuh dan
menentukan realitas yang khusus. Dua kata itu adalah “tasawuf” dan “akhlak”. Arti dari
kata “tasawuf” dalam bahasa Arab adalah bisa membersihkan atau saling membersihkan.
Kata “membersihkan” merupakan kata kerja transitif yang membutuhkan objek. Objek
dari tasawuf ini adalah akhlak manusia. Kemudian saling membersihkan merupakan kata
kerja yang di dalamnya harus terdapat dua subjek yang aktif memberi dan menerima.
d) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti taraki adalah proses pengenalan
AllahSWT. Dalam bidang ilmu tasawuf taraki ini berkaitan dengan tanazul. Taraki dan
tanazul adalah dua istilah yang sering digunakan dalam menggambarkan relasi antara
hamba dengan Tuhan. Taraki dan tanazul merupakan proses sebab-akibat yang terjadi
antara sang pencari dan yang dicari, antara yang sang pencipta dan yang dicinta, atau
antara abid dan mabud. Taraki diartikan sebagai proses spiritual seorang hamba dalam
upaya mendaki mendekati Tuhannya. sedangkan tanazull ialah respon positif dari Tuhan
terhadap upaya yang penuh kesungguhan (mujahadah) seorang hamba yang digambarkan
seolah-olah Tuhan turun menjemput kekasih-Nya.
4. Apakah anda masuk tharekat, kalau ada jelaskan proses masuknya, apa tharekatnya,
bagaimana silsilahnya dan konsep ajarannya, kalau tidak jelaskan saja menurut yang anda
pelajari!
Jawabannya:
Saya tidak masuk tharekat karena tidak satupun dasar hukum yang dapat diajukan sebagai
dasar kewajiban untuk bertarekat. Kecuali alur logika dan pemahaman yang karenanya
mengharuskan orang untuk bertarekat. Misalnya untuk kesempurnaan Islam orang harus
menbersihkan hatinya dan jalan membersihkan hati salah satunya dengan tarekat. Maka
tarekat hukumnya wajib. Tetapi sebenarnya jalan menuju kebersihan hatipun tidak hanya
dengan tarekat. Bisa dengan cara yang lain.

Anda mungkin juga menyukai