BAB. I I PROFIL KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN. 2.1 Gambaran Administratif Dan Luas Wilayah Batas Administrasi Wilayah
BAB. I I PROFIL KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN. 2.1 Gambaran Administratif Dan Luas Wilayah Batas Administrasi Wilayah
I I
PROFIL KABUPATEN HULU
SUNGAI SELATAN
II - 1
Peta II. 1 Batas Administrasi Kab.Hulu Sungai Selatan
II - 2
2.1.2 Luas Wilayah Kab.Hulu Sungai Selatan
Kabupaten Hulu Sungai Selatan memiliki luas wilayah sebesar 1.804,94 km2 atau 180,494 Ha.
Kecamatan Loksado merupakan kecamatan terluas yaitu memiliki luas 338,89 km 2 atau mencakup
18,78 persen dari luas keseluruhan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, sedangkan Kecamatan Telaga
Langsat memiliki luas wilayah terkecil sebesar 58,08 Km2 atau hanya 3,22 persen dari wilayah
Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Berturut – turut dari kecamatan terluas setelah Loksado adalah Daha
Selatan, Daha Utara, Padang Batung, Daha Barat, Kalumpang, Kandangan, Simpur, Sungai Raya,
Angkinang dan Telaga Langsat(Kabupaten Hulu Sungai Selatan Dalam Angka, 2015).
Tabel II. 1 Luas Daerah Menurut Kecamatan Kab.Hulu Sungai Selatan
2015
No Kecamatan
Luas (Km2) Persentase (%)
1. Padang Batung 203,93 11,30
2. Loksado 338,89 18,78
3. Telaga Langsat 58,08 3,22
4. Angkinang 58,40 3,24
5. Kandangan 106,71 5,91
6. Sungai Raya 80,96 4,49
7. Simpur 82,35 4,56
8. Kalumpang 135,07 7,48
9. Daha Selatan 322,82 17,88
10. Daha Utara 268,11 14,85
11. Daha Barat 149,62 8,29
Hulu Sungai Selatan 1.804,94 100,00
Kalimantan Selatan 37.530,52 4,81
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2015
Daha Utara
Loksado
14.85%
18.78%
Daha Selatan
17.88%
Telaga
Langsat
3.22%
Angkinang
3.24%
Kalumpang Simpur Sungai Raya Kandangan
7.48% 4.56% 4.49% 5.91%
II - 3
Dari tabel diatas terlihat besar kecila luas wilayah kecamatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, terluas
kecamatan adalah Kecamatan Loksado sebesar 338,89 Km2 atau 18,78% dari luas wilayah Kabupaten
Hulu Sungai Selatan dan terkecil Kecamatan Telaga Langsat sebesar 58,08 Km2 atau 3,22% dari luas
wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
II - 4
No Nama Objek Wisata Lokasi Jarak dari
Kabupaten
5 Riam Anai Desa Lok Lahung Kec.Loksado 42 Km
6 Goa Berangin dan Delta Alam DAM
Desa Malutu Kec.Padang Batung 14 Km
Amandit
7 Danau Bangkau Desa Bangkau Kec. Kandangan 9 Km
8 Desa Mandala Kec. Telaga
Goa Mandala 14 Km
Langsat
9 Desa Batu Bini Kec. Padang
Sumber Air Panas Batu Bini 9 Km
Batung
10 Air Terjun Kilat Api Desa Tanuhi Kec. Tanuhi 33 Km
11 Telaga Bidadari Desa Hamalau Kec. Sungai Raya 4 Km
12 Desa Lumpangi Kecamatan
Gunung Kantawan 30 Km
Loksado
13 Desa Mandala Kec. Telaga
Pemandangan Alam Bendungan 14 Km
Langsat
14 Wisata Alam Loksado Desa Loksado Kec. Loksado 35 Km
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2013
4. Kabupaten Hulu Sungai Selatan sudah memiliki waduk Amandit dengan jaringan irigasinya sehingga
dengan optimilisasi waduk Amandit Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada untuk pengembangan
pusat kawasan agropolitan yang meliputi pusat kawasan agropolitan dataran koridor Kandangan;
pusat kawasan agropolitan dataran koridor Angkinang; pusat kawasan agropolitan koridor
pegunungan termasuk waduk Amandit dan pusat kawasan agropolitan kawasan sungai dan rawa
yang ditandai dengan peningkatan produksi komoditas unggulan; peningkatan perikanan;
perkebunan dan peternakan serta pariwisata untuk memperoleh nilai tambah dengan tetap
berorientasi pada pasar .
II - 5
Tabel II. 3 Jumlah Penduduk Perkotaan dan Perdesaan Menurut Kecamatan dan Proyeksi 5 tahun kedepan
II - 6
Pada tabel II.4 tahun 2016 Kecamatan Daha barat yang merupakan nilai indeks tertinggi untuk
tingkat pertumbuhan penduduknya yaitu dengan nilai 1,49%. Selain itu terdapat pula nilai kepadatan
penduduk tertinggi pada tahun 2016 yaitu Kecamatan Kandangan dengan nilai 4,64 orang/Ha.
II - 7
Tabel II. 5 Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan
Nama Kecamatan Nama desa/ Kelurahan Jumlah Keluarga Miskin (KK)
II - 8
Nama Kecamatan Nama desa/ Kelurahan Jumlah Keluarga Miskin (KK)
Mandala 105
Pakuan timur 98
Pandulangan 62
Talaga langsat 79
Angkinang 1.290
Angkinang 126
Angkinang selatan 37
Bakarung 155
Bamban 110
Bamban selatan 74
Bamban utara 106
Kayu abang 174
Taniran kubah 147
Taniran selatan 104
Tawia 125
Telaga silisili 132
Kandangan 2.318
Amawang kanan 129
Amawang kiri 219
Amawang kiri muka 70
Baluti 109
Bangkau 125
Bariang 60
Gambah dalam 114
Gambar dalam barat 108
Gambah luar 47
Gambah luar muka 62
Jambu hilir 184
Kandangan barat 193
Kandangan kota 239
Kandngan utara 45
Lungau 206
II - 9
Nama Kecamatan Nama desa/ Kelurahan Jumlah Keluarga Miskin (KK)
Sarang halang 69
Sungai kali 21
Sungai raya selatan 72
Sungai raya utara 81
Tamiyang 88
Tanah bangkang 106
Telaga bidadari 125
Simpur 1.198
Amparaya 102
Garunggang 69
Kapuh 128
Panjampang bahagia 103
Pantai ulin 180
Simpur 76
Tebing tinggi 69
Ulin 156
Wasah hilir 140
Wasah hulu 77
Wasah tengah 98
Kalumpang 663
Bago tanggul 65
Balanti 71
Balimau 72
Kalumpang 96
Karang bulan 72
Karang paci 92
Sirih 81
Sirih hulu 58
Tamingkar 56
Daha Selatan 3.752
Banjarbaru 252
Banua hanyar 251
Barujaya 664
II - 10
Nama Kecamatan Nama desa/ Kelurahan Jumlah Keluarga Miskin (KK)
Bayanan 178
Habirau 170
Habirau tengah 115
Muning baru 117
Munig dalam 32
Muning tengah 146
Pandan sari 140
Pariki 178
Pihanin raya 277
Samuda 400
II - 11
Nama Kecamatan Nama desa/ Kelurahan Jumlah Keluarga Miskin (KK)
Taluk labak 92
Total 15.366
Sumber : Dinas Sosial dan Transmigrasi Kabupaten Hulu Sungai Selatan
2.4 Isu Strategis Sosial Ekonomi dan Lingkungan Berdasarkan RPJMD dan RTRW Kabupaten/
Kota.
Beberapa isu strategis terkait sosial ekonomi dan lingkungan sebagai berikut:
2.4.1 Data perkembangan PDRB dan potensi ekonomi
Struktur ekonomi Kabupaten Hulu Sungai Selatan ditunjukan dengan PDRB Atas Dasar Harga
Berlaku (ADHB) 2015 masih didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Sektor ini
mempengaruhi sekitar 27,22% (Tabel II.6).
Tabel II. 6 Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha di
Kab.HSS (Persen) 2012-2015-BPS 2016
II - 12
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada tahun 2015 sebesar 6,06% (Tabel II.7)
lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya 5,79%, sementara laju pertumbuhan ekonomi
Provinsi kalimantan Selatan tumbuh ditahun 2015 sebesar 3,84%.
Tabel II. 7 Laju PDRB atas Dasar Hrg Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha di Kab.HSS (%) 2012-
2015 –BPS 2016
Jika dicermati lebih jauh lagi, kondisi ekonomi makro tersebut diatas didorong pengembangan
sumber daya alam seperti sektor pertanian, kehutanan dan perikanan banyak menyerap tenaga kerja
sebesar 40,16% (BPS Kab.HSS 2015) dan sumber daya manusia yang dimiliki Kabupaten Hulu sungai
II - 13
Selatan serta tingkat investasi yang masuk ke wilayah Kabupaten Hulu sungai Selatan terutama akses
Prasarana dan sarana bidang Cipta Karya penunjang dalam mengembangkan ekonomi Kabupaten
Hulu sungai Selatan. Disamping itu juga sumber daya alam tersebut akan dapat dioptimalkan
dimanfaatannya bilamana sumberdaya manusia di Kabupaten Hulu sungai Selatan mampu
memanfaatkan dan mengelolanya demi peningkatan taraf perekonomian maupun tingkat kesejahteraan
masyarakat.
Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan
dibawah garis kemiskinan yakni nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan
dengan 2.100 kkalori perkapita per hari.
Tabel II. 8 Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin di Kab.Hulu Sungai Selatan 2010-2015, BPS
2016
II - 14
Grafik II. 2 Persentase Penduduk Miskin Di Kab.Hulu Sungai Selatan 2010-2014, BPS 2016
Garis kemiskinan Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada tahun 2014 menyentuh angka
Rp.351.691 dengan persentase penduduk miskin sebesar 6,77%.
Lebih dari separuh wilayah Kabupaten Hulu Sungai berada di kelas ketinggian 0 – 7 meter dan di
kemiringan 0 – 2 persen.Menurut kelas ketinggian dari permukaan laut 58,3 persen wilayah Kabupaten
Hulu Sungai Selatan berada pada ketinggian 0-7 meter dan hanya 0,9 persen berada pada ketinggian di
atas 1.000 meter.
Berdasarkan kemiringannya 70,95 persen wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan berada pada
kelas kemiringan 0 – 2 persen. Sedangkan 6,99 persen wilayah berada pada kemiringan lebih dari 40
persen.(Hulu Sungai Selatan dalam angka 2013). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel :
Tabel II. 9 Luas Daerah Menurut Ketinggian dari Permukaan Laut,2015
No Kelas Ketinggian Luas (Ha) Persentase (%)
1. 0–7m 105.198 58,3
2. 7 – 25 m 18.254 10,1
II - 15
No Kelas Ketinggian Luas (Ha) Persentase (%)
3. 25 – 100 m 16.590 9,2
4. 100 – 500 m 27.546 25,3
5. 500 – 1.000 m 11.226 6,2
6. > 1.000 m 1.680 0,9
Jumlah 180.494 100
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2015
Daerah dengan ketinggian di atas 25 meter dimulai dari wilayah Kecamatan Padang Batung, Telaga
Langsat, Angkinang, dan Sungai Raya mengarah kesebelah timur. Wilayah yang paling luas adalah
wilayah dengan klasifikasi ketinggian antara 0 sampai 7 meter, dengan persentase mencapai 58,3 %.
Sedangkan wilayah ketinggian yang paling sempit adalah wilayah dengan klasifikasi ketinggian di atas
1000 meter dengan persentase 0,9% yang hanya terdapat di Kecamatan Loksado.
Sesuai dengan konfigurasi medannya, maka wilayah sebelah barat didominasi oleh daerah genangan
(rawa) atau persawahan. Daerah ini meliputi Kecamatan Daha Selatan, Daha Utara, Daha Barat, dan
sedikit wilayah Kecamatan Kalumpang dan Angkinang. Sedangkan wilayah sebelah timur terutama
Kecamatan Loksado umumnya berupa hutan yang ditumbuhi berbagai jenis tanaman keras (tahunan).
Tabel II. 10 Luas Daerah Menurut Klas Kemiringan,2015
No Kelas Kemiringan Luas (Ha) Persentase (%)
1. 0–2% 128.057 70,95
2. 2- 15 % 20.737 11,49
3. 15 – 40 % 19.090 10,58
4. > 40 % 12.610 6,99
Jumlah 180.494 100
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2015
B. Kondisi Geologi
Daerah penyelidikan dapat dibagi menjadi empat satuan geomorfologi, yaitu Satuan Geomorfologi
Pendaratan, Satuan Geomorfologi Perbukitan Berelief Landai, Satuan Perbukitan Berelief Sedang dan
Satuan Geomorfologi Perbukitan Berelief Terjal.
• Satuan Geomorfologi Pendaratan ( kemiringan lereng < 3º ), yaitu terletak pada elevasi antara 0 – 50 m
d.m.l dengan luas sekitar 65%, utamanya disusun oleh batuan alluvial, endapan rawa dan sebagian
endapan sungai. Daerah ini meliputi Kecamatan-kecmatan Daha Utara, Daha Selatan, Kalumpang,
Simpur, Sungai Raya, Angkinang dan Kandangan.
II - 16
• Satuan Geomorfologi Perbukitan Berilief Landai ( kemiringan lereng 3º - 17º), umumnya mencapai
elevasi 50 – 100 m, tersebar di sebagian daerah Kecamatan Kandangan, Padang Batung, Telaga
Langsat dan Sungai Raya.
• Satuan Geomorfologi Perbukitan Berelief Sedang ( kemiringan lereng 17º - 36º ), menempati
daerah dengan elevasi 100 – 300 m, tersebar di daerah Kecamatan Telaga Langsat, Padang Batung
dan Loksado.
• Satuan Geomorfologi Perbukitan Berelief Terjal ( kemiringan lereng > 36º), menempati daerah dengan
elevasi > 300 m, tersebar di daerah Kecamatan Loksado.
Secara regional, daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan merupakan bagian dari Cekungan Barito
yang terbentuk pada Kala Eosen-Oligosen, pada kala itu terjadi penurunan daratan yang mengakibatkan
genangan air laut (Transgresi). Satuan batuan yang terdapat di daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan
(Heryanto, R dan Sanyoto, P, 1994), dikelompokan dalam Formasi batuan dari yang paling tua ke muda
adalah sebagai Berikut : Batuan tertua adalah Batuan Granit yang merupakan gabungan granodiorit dan
diorite berumur Kapur Awal. Batuan Gunung api Haruyan merupakan breksi gunungapi dan lava basal,
berumur Kapur Akhir. Batuan granit dari Kabupaten Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai
Tengah sampai ke Tabalong.
Morfologi Kabupaten Hulu Sungai Selatan sekitar 65% merupakan daerah dataran, hal ini sangat
riskan akan terjadi bencana banjir disebabkan daerah hulu dari Sungai Amandit yaitu daerah Loksado
merupakan hutan yang kian lama akan semakin gundul karena banyak penebangan kayu yang kurang
terkontrol.
Mengingat daerah Kecamatan Loksado dan sebagian wilayah Kecamatan Padang Batung merupakan
daerah dengan Satuan Geomorfologi Perbukitan Berelief Sedang hingga Terjal yaitu dengan kemiringan
lereng mencapai > 36º, maka sering terjadi bencana tanah longsor yang sangat berbahaya terutama dekat
dengan pemukiman dan jalan penghubung antar desa. Disarankan agar perluasan pemukiman tidak
menempati daerah berlereng terjal serta pembukaan lahan pertanian/perkebunan harus memperlihatkan
faktor kemiringan lereng dan daerah resapan air tanah.
II - 17
Peta II. 2 Geologi Kabupaten Hulu Sungai Selatan
II - 18
C. Kondisi Klimatogi
C.1 Kelembaban Udara
Sepanjang tahun 2012 kelembaban udara terendah terjadi pada bulan September (48 %) dan
tertinggi pada bulan Agustus (98 %). Rata-rata kelembaban udara berkisar antara 74,8 persen sampai
dengan 89,3 persen. Kelembaban Udara di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dilihat pada Tabel 2.8.
Tabel II. 11 Kelembaban Udara Setiap Bulan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015
Kelembaban Udara (%)
No Bulan Minimum Maksimum Rata-rata
1 Januari 60 93,3 83,3
2 Februari 62 91,75 84,3
3 Maret 61 98 80
4 April 62 92,3 74,8
5 Mei 59 96,5 89,3
6 Juni 60 93,5 84,5
7 Juli 53 91,5 81,6
8 Agustus 50 98 77,8
9 September 48 95,8 80
10 Oktober 50 93,8 84,4
11 November 60 92 86,9
12 Desember 65 93,3 85,3
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2015
Tabel II. 12 Keadaan Suhu Udara Setiap Bulan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015
Suhu (0C)
No Bulan Maksimun Minimun Rata-rata
1 Januari 33,9 16,9 28,7
2 Februari 34 18 28,4
3 Maret 33,2 18,4 28,1
4 April 34 18,4 28,6
II - 19
Suhu (0C)
No Bulan Maksimun Minimun Rata-rata
5 Mei 34,2 19,1 27,3
6 Juni 34,4 19 27,1
7 Juli 34,7 18,6 28,2
8 Agustus 34 18 27,8
9 September 34,2 19 28,5
10 Oktober 33,7 19 27,8
11 November 34,6 18,6 27
12 Desember 34 19 27,7
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2015
b. Kec.Kalumpang
1. Desa kalumpang
2. Desa Karang Paci
3. Desa Balanti
4. Desa Balimau
c. Kec. Angkinang
1. Desa Telaga Sili-sili
2. Desa Sungai Hanyar
3. Desa Angkinang
4. Desa Angkinang selatan
5. Desa Bakarung
II - 20
Bencana Longsor Bencana Banjir
1. Desa Sungai Raya Selatan
2. Desa Tanah Bangkang
3. Desa Ida Manggala
II - 21
Kawasan Strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang terdapat di Kabupaten Hulu Sungai
Selatan adalah :
1. Kawasan Ekonomi Sungai Terpadu (Perdagangan, Industri dan Jasa) yang berada di Kawasan
Negara meliputi:
a. Pengembangan Transportasi Sungai
i. Mengembangkan Bus Air Antar Kabupaten di kawasan rawa
ii. Meningkatkan Pengerukan Alur Sungai Negara (terutama arah sungai Batang Alai)
b. Pengembangan Pusat Niaga Kawasan Sungai dan Rawa
i. Meningkatkan Pembangunan Pertokoan di Pusat Ekonomi Aliran Sungai
ii. Mengembangkan Pasar Kawasan Sungai
c. Pengembangan Pusat Industri Alat-Alat Pertanian dan Kerajinan Rumah Tangga :
i. Mengembangkan Pusat Pengecoran Logam (Bijih Besi, Kuningan, Aluminium)
ii. Mengembangkan Pusat Rekayasa dan Produksi Alat-Alat Pertanian dan Kerajinan
Logam Lainnya
iii. Mengembangkan Industri Pembakaran Tanah/Keramik (terutama Anglo/Kompor Briket
Batu Bara)
d. Pengembangan Pusat Pelayanan Jasa Lainnya :
i. Membangun RSUD di Kawasan Daha
ii. Mengembangkan Usaha Perbengkelan dan Dok Kapal Sungai
2. Kota Transit Terpadu dan Kandangan Baru di koridor Jl. HM. Yusi---Jl. Al.Falah---Bundaran
Hamalau;
3. Kawasan Strategis Pariwisata Terpadu di Kecamatan Loksado, yang merupakan kawasan
strategis dari sudut kepentingan ekonomi.
4. Pusat Kawasan Agropilitan ditetapkan sebanyak 4 (empat) Pusat Kawasan yakni :
a. Pusat Agropolitan Kawsan Dataran Koridor Kandangan meliputi sebahagian Kecamatan
Kandangan sebelah Barat dan Timur, Kecamatan Sungai Raya dan Kecamatan Padang
Batung sebelah Barat, Kecamatan Simpur dengan unit agropolitan:
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Sungai Kupang;
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Kapuh;
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Sungai Raya.
b. Pusat Agropolitan Kawasan Dataran Koridor Angkinang meliputi sebahagian Kecamatan
Kandangan sebelah timur dan utara, Kecamatan Angkinang, Kecamatan Telaga Langsat
dan Kecamatan Padang Batung sebelah utara dengan unit agropolitan:
II - 22
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Taniran;
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Telaga Langsat;
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Bamban.
c. Pusat Agropolitan Kawasan Pegunungan Koridor Lumpangi meliputi Kecamatan Loksado,
sebahagian Kecamatan Padang Batung sebelah timur dan selatan dan Kecamatan Telaga
Langsat sebelah selatan dengan unit agropolitan:
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Loksado;
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Padang Batung.
d. Pusat Agropolitan Kasawan Rawa (Ekonomi Sungai) Koridor Pasar Negara meliputi
Kecamatan Daha Selatan, Daha Utara, Daha Barat, sebahagian Kalumpang dan
sebahagian Kecamatan Kandangan sebelah utara
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Hamayung;
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Kalumpang;
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Bajayau;
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Muning;
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Penggandingan
II - 23
3. Tingkat kesenjangan (gap) capaian penyedian akses air minum Kabupaten Hulu Sungai Selatan
tahun 2016 baru mencapai sebesar 66,14% , capaian penanganan pengurangan luas kumuh
perkotaan Kabupaten Hulu Sungai Selatan 2016 tersisa sebesar 1,50% dan penanganan sanitasi
(Akses Air Limbah SNI) di Kabupaten Hulu Sungai Selatan 2016 baru mencapai sebesar 5,20%.
Jika disandingkan terhadap rencana Aksi Daerah (RAD) target universal akses 100-0-100
RPJMN 2015-2019 terjadi gap capaian cukup besar sehingga perlu kolaborasi perencanaan pusat,
Pemerintah Daerah dan swasta dalam perencanaan program dan pelaksanaan dalam bentuk
dukungan sistim pembinaan pengembangan dan dukungan pembangunan berbasis pemberdayaan
serta dukungan pembangunan akses prasarana dan saran berdampak peningkatan pencapaian
pelayanan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, sebagai berikut :
Tabel II. 13 Sandingan Capaian Penyedian Akses Air Minum Kab.Hulu sungai Selatan :
Tahun Tahun Tahun Tahun
Tahun
No Rencana Target 2016 2017 2018 2019
2015 (%)
(%) (%) (%) (%)
1 RAD RPJMD PROV (Dok.RPJMD
66,09 72,22 77,53 82,4 87,71
PROV.KALSEL 2016-2021)
2 RAD KAB.HSS Thd universal Akses
(dok.RAD Prov.Kalsel 2015-2019- 65,25 71,24 76,8 83 89,53
Kab.HSS,2016)
3 Exiting Capaian KAB.HSS (Data 63,96 66,14 - - -
satgas Kab.Hulu Sungai
Selatan,2016)
Sumber : Tayangan kunjungan Monev Randal PIP Prov.Kalsel – Kab.HSS,2016
Tabel II. 14 Sandingan Capaian pengurangan kumuh perkotaan Kab.Hulu sungai Selatan
Tahun Tahun Tahun Tahun
Tahun
No Rencana Target 2016 2017 2018 2019
2015 (%)
(%) (%) (%) (%)
1 RAD RPJMD PROV (Dok.RPJMD
9,20 7,70 6,20 4,70 3,20
PROV.KALSEL 2016-2021)
2 RAD KAB.HSS Thd universal Akses
(dok.RAD Prov.Kalsel 2015-2019- 0,80 0,60 0,60 0,50 0,50
Kab.HSS,2016)
3 Exiting Capaian KAB.HSS (Data
satgas Kab.Hulu Sungai 1,80 1,50 - - -
Selatan,2016)
Sumber : Tayangan kunjungan Monev Randal PIP Prov.Kalsel – Kab.HSS,2016
II - 24
Tabel II. 15 Sandingan Capaian Penanganan Akses Air Limbah Kab.Hulu sungai Selatan
Tahun Tahun Tahun Tahun
Tahun
No Rencana Target 2016 2017 2018 2019
2015 (%)
(%) (%) (%) (%)
1 RAD RPJMD PROV (Dok.RPJMD
28,5 33,83 38,75 44,12 51,12
PROV.KALSEL 2016-2021)
2 RAD KAB.HSS Thd universal Akses
(dok.RAD Prov.Kalsel 2015-2019- 61,29 61,29 61,50 62,00 62,50
Kab.HSS,2016)
3 Exiting Capaian KAB.HSS (Data
satgas Kab.Hulu Sungai 2,93 5,2 - - -
Selatan,2016)
Sumber : Tayangan kunjungan Monev Randal PIP Prov.Kalsel – Kab.HSS,2016
Tabel II. 16 Sandingan Capaian Penanganan Angkutan Sampah Kab.Hulu sungai Selatan
Tahun Tahun Tahun Tahun
Tahun
No Rencana Target 2016 2017 2018 2019
2015 (%)
(%) (%) (%) (%)
1 RAD RPJMD PROV (Dok.RPJMD
47,13 49,23 51,27 54,91 47,13
PROV.KALSEL 2016-2021)
2 RAD KAB.HSS Thd universal Akses
(dok.RAD Prov.Kalsel 2015-2019- 50 62 75 87 100
Kab.HSS,2016)
3 Exiting Capaian KAB.HSS (Data
satgas Kab.Hulu Sungai 89,74 93,14 - - -
Selatan,2016)
Sumber : Tayangan kunjungan Monev Randal PIP Prov.Kalsel – Kab.HSS,2016
4. Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun antara lain ;
- Terjadinya Idle capacity sehingga perlu meningkatkan sambungan rumah (SR) dalam rangka
mengurangi idle capasity pelayanan air minum maupun mengurangi idle capasity akses
penanganan air limbah.
- Memperkuat sistim kelembagaan pelayanan infrastruktur terbangun dan;
- Membantu proses serah terima hibah aset Barang Milik Negara (BMN) infrastruktur APBN yang
terbangun di Kabupaten dengan diserah terima ke Pemerintah Daerah Kabupaten menjadi aset
barang Pemda Kabupaten sehingga dapat dimanfaatkan Pemerintah Daerah dan dapat dilakukan
pemeliharaan dengan menyediakan dana operational maintance (OM).
5. Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan kawasan
permukiman.
6. Belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia serta perangkat
organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di bidang pembangunan
perumahan dan permukiman.
II - 25
Daftar isi
Contents
2.1 Gambaran Administratif dan Luas Wilayah .................................................................................................. 1
2.3.1 Jumlah Penduduk dan KK serta Proyeksi Pertumbuhan Penduduk 5 tahun kedepan ......................... 5
2.4 Isu Strategis Sosial Ekonomi dan Lingkungan Berdasarkan RPJMD dan RTRW Kabupaten/ Kota. ............ 12
2.4.5 Isu-isu strategis terkait pembangunan infrastruktur bidang cipta karya ....................................... 21
II - 26
Daftar Tabel
TABEL II. 1 LUAS DAERAH MENURUT KECAMATAN KAB.HULU SUNGAI SELATAN ................................................... 3
TABEL II. 2 LOKASI DAYA TARIK WISATA KAB.HULU SUNGAI SELATAN ................................................................ 4
TABEL II. 3 JUMLAH PENDUDUK PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENURUT KECAMATAN DAN PROYEKSI 5 TAHUN
KEDEPAN ............................................................................................................................................... 6
TABEL II. 4 TINGKAT PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN KEPADATAN, PROYEKSI 5 TAHUN ........................................ 7
TABEL II. 5 JUMLAH PENDUDUK MISKIN PER KECAMATAN .................................................................................. 8
TABEL II. 6 DISTRIBUSI PERSENTASE PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA DI
KAB.HSS (PERSEN) 2012-2015-BPS 2016 ........................................................................................... 12
TABEL II. 7 LAJU PDRB ATAS DASAR HRG KONSTAN 2010 MENURUT LAPANGAN USAHA DI KAB.HSS (%) 2012-
2015 –BPS 2016 ................................................................................................................................ 13
TABEL II. 8 GARIS KEMISKINAN DAN PENDUDUK MISKIN DI KAB.HULU SUNGAI SELATAN 2010-2015, BPS 2016... 14
TABEL II. 9 LUAS DAERAH MENURUT KETINGGIAN DARI PERMUKAAN LAUT,2015 ............................................... 15
TABEL II. 10 LUAS DAERAH MENURUT KLAS KEMIRINGAN,2015 ....................................................................... 16
TABEL II. 12 KELEMBABAN UDARA SETIAP BULAN DI KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2015 ............... 19
TABEL II. 13 KEADAAN SUHU UDARA SETIAP BULAN DI KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2015............ 19
TABEL II. 14 SANDINGAN CAPAIAN PENYEDIAN AKSES AIR MINUM KAB.HULU SUNGAI SELATAN : ......................... 24
TABEL II. 15 SANDINGAN CAPAIAN PENGURANGAN KUMUH PERKOTAAN KAB.HULU SUNGAI SELATAN.................... 24
TABEL II. 16 SANDINGAN CAPAIAN PENANGANAN AKSES AIR LIMBAH KAB.HULU SUNGAI SELATAN....................... 25
TABEL II. 17 SANDINGAN CAPAIAN PENANGANAN ANGKUTAN SAMPAH KAB.HULU SUNGAI SELATAN ..................... 25
Daftar Peta
PETA II. 1 BATAS ADMINISTRASI KAB.HULU SUNGAI SELATAN ............................................................................ 2
PETA II. 2 GEOLOGI KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN ................................................................................ 18
Daftar Grafik
GRAFIK II. 1 PROSENTASI LUAS WILAYAH KECAMATAN ....................................................................................... 3
GRAFIK II. 2 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI KAB.HULU SUNGAI SELATAN 2010-2014, BPS 2016 ................ 15
II - 27