Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA

Dosen Pembimbing: Makmur,SE.M.M

Di susun oleh:
Nama: Wa Ode Citrala Saputri
Kelas: A AkuntansiI
Npm:101901030
Semester:IV

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
2021
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penyusun tidak
akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam
tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Penyusun mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga makalah “Gambaran umum perekonomian indonesia” dapat diselesaikan.Makalah
ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Perekonomian indonesia. Penyusun berharap
makalah tentang “Gambaran umum perekonomian indonesia”dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena masih
banyak kekurangan sehingga penyusun terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar
makalah ini dapat lebih baik.

Demikian yang dapat saya sampaikan.Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN

BAB II PEMBAHASAN

A. MASA SEBELUM TERJAJAH(SEBELUM THN 1600).


B. MASA PENJAJAHAN(1600-1945).
C. MASA SEBELUM 1966(SEJAK MERDEKA).
D. MASA SESUDAH MERDEKA(SEJAK ORDE BARU).
E. MASA REFORMASI 1998 SAMPAI SEKARANG

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Sejarah perekonomian Indonesia merupakan suatu catatan penting untuk melihat


bagaimana perkembangan perekonomian Indonesia dalam perjalanan waktunya. Kondisi
perekonomian Indonesia mengalami berbagai dinamika seiring perputaran waktu. Hal itu
relevan diungkapkan sebagai bagian untuk mengetahui realita perekonomian Indonesia.

Sejarah ekonomi mengkaji dua masalah utama, yaitu perubahan ekonomi secara angka
dan kondisi masyarakat selama perubahan itu berlangsung. Indonesia merupakan sebuah
kenyataan bangsa yang mendiami geografis yang subur, namun pernah diperas oleh bangsa
lain. Sebagai sebuah sejarah, kondisi ini lebih sering dikaitkan terhadap aspek politik Jawa
dalam hubungannya dengan dunia internasional pada saat itu. Potret ekonomi sepanjang
sejarah itu pun dirasakan sebagai bentuk eksploitasi penjajahan semata.

Padahal, potret ekonomi Indonesia secara menyeluruh penting pula diungkap. Hal ini tidak
terlalu mengherankan karena cerita tentang politik terus direproduksi menjadi epic dalam
politik kotemporer di Indonesia. Sementara, berbagai data mengenai ekonomi hanya tersusun
rapi sebagai arsip di Belanda, sebagai mantan penjajahnya.

Pada makalah ini akan membahas mengenai pengertian sejarah perekonomian


Indonesia dan perkembangan perekonomian Indonesia dari masa ke masa.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan maka perumusan masalah yang akan
disampaikan sebagai berikut :

1. Pengertian sejarah perekonomian Indonesia !

2. Sejarah perekonomian Indonesia


3. Dan bagaimana perkembangan perekonomian Indonesia dari sebelum penjajahan
hingga saat ini ?

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan, menambah wawasan


mengenai Sejarah Perekonomian Indonesia bagi penulis dan pembaca, sehingga lebih
memahami, mengetahui perkembangan Indonesia dari zaman sebelum penjajahan hingga saat
ini. Dan makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah Perekonomian
Indonesia.
Bab II
Pembahasan

Sejarah perekonomian Indonesia merupakan suatu catatan penting untuk melihat


bagaimana perkembangan perekonomian Indonesia dalam perjalanan waktunya. Kondisi
perekonomian Indonesia mengalami berbagai dinamika seiring perputaran waktu. Hal itu
relevan diungkapkan sebagai bagian untuk mengetahui realita perekonomian Indonesia.

Melihat dinamika perjalanan perekonomian Indonesia, maka pendekatan historis


layak dikedepankan. Pendekatan ini sejalan dengan rekam jejak perjalanan Bangsa Indonesia.
Aspek sejarah Indonesia sedikit banyak menjadi acuan bagi derap langkah perjalanan
perekonomian Indonesia.

Perkembangan Perekonomian Indonesia Dari Masa Ke Masa

PERTEMUAN KE 1.1

A. Masa Sebelum Penjajahan ( Sebelum Tahun 1600 )

Dinamika perekonomian Indonesia pada masa sebelum penjajahan dimulai dari jaman
pra-sejarah sampai dengan masuknya kolonialisme di Indonesia. Atas dasar hal itu, maka
dinamika perekonomian Indonesia sejalan dengan perkembangan kehidupan bangsa
Indonesia yang diwujudkan melalui keberadaan kerajaan yang ada di nusantara. Posisi
gografis dimana pusat kerajaan berada beragam dan berakibat pada keragaman corak
aktivitas perekonomiannya.

Kerajaan Kutai terletak pada jalur perdagangan dan pelayaran antara Barat dan Timur,
maka aktivitas perdagangan menjadi mata pencaharian utama, sehingga rakyat Kutai sudah
mengenal perdagangan internasional. Kerajaan Tarumanegara berada di daerah agraris
sehingga kehidupan perekonomian masyarakat Tarumanegara adalah pertanian dan
peternakan. Kerajaan Sriwijaya berada di pesisir utara Pulau Sumatera dan berada pada urat
nadi perdagangan di Asia Tenggara, sehingga masyarakat Sriwijaya menguasai perdagangan.
Kerajaan Mataram berada bagian tengah Pulau Jawa, posisi ini membuat masyarakat
Mataram bertumpu pada sektor pertanian. Kehidupan ekonomi masyarakat pada jaman
Kerajaan Singasari berbasis pada pertanian, pelayaran, dan perdagangan. Kerajaan Majapahit
dekat dengan pertanian, maka kehidupan ekonomi masyarakat Majapahit hidup dari pertanian
dan perdagangan.

Singkatnya, dalam masa sebelum penjajahan, perekonomian Indonesia bertumpu pada sector
pertanian dan perdagangan.

PERTEMUAN KE 1.2:

B.Masa penjajahan (1600-1945)

1. Masa Penjajahan Portugis ( 1509 – 1659 )

Perjalanan historis Portugis dalam menjajah Indonesia dimulai dengan ekspedisi


eksplorasi yang dikirim dari Malaka yang baru ditaklukan dalam tahun 1512. Bangsa
Portugis merupakan bangsa Eropa pertama yang tiba dikepulauan yang sekarang menjadi
Indonesia, dan mencoba untuk menguasai sumber rempah-rempah yang berharga dan untuk
memperluas usaha misionaris Katolik Roma.

Bangsa Portugis adalah bangsa yang mempunyai keahlian dalam navigasi, pembuatan kapal,
dan persenjataan. Selain itu, bangsa Portugis adalah salah satu bangsa yang menjadikan
perdagangan (khususnya rempah-rempah) menjadi komoditi ekonomi . pada masa penjajahan
Portugis, kondisi perekonomian Indonesia lebih banyak diwarnai adanya perlawan dari rakyat
terhadap Portugis, karena komoditi rempah-repah yang menjadi andalan rakyat Indonesia
dijarah begitu saja. Sumber daya yang menjadi tumpuan kehidupan masyarakat, menjadi
bagian dari ekspolitasi Portugis.

2. Masa Penjajahan Belanda ( 1602 – 1942 )

Belanda masuk ke Indonesia pada tahun 1602. Hal itu dilakukan dengan
memanfaatkan perpecahan diantara kerajaan-kerajaan kecil yang telah enggantikan
Majapahit. Satu-satunya yang tidak terpengaruh adalah Timor Portugis, yang tetap dikuasai
Potugal hingga 1975 ketika bertintegrasi menjadi propinsi Indonesia bernama Timor Timur.

Penjajahan Belanda belangsung kurang lebih selama 350 tahun, 3,5 abad. Dibentukya
Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) adalah satu kebijakan dalam bidang ekonomi
yang dilakukan Belanda. VOC menguasai perdagangan, sehingga kewenangan dimilikny,
seperti mencetak uang, menyatakan perang dan damai, membuat angkatan bersenjata sendiri,
dan membuat perjanjian dengan raja-raja. Pada tahun 1795 VOC dibubarkan karena dianggap
gagal dalam mengekspolarasi kekayaan Hindia Belanda (Indonesia). Kegagalan itu Nampak
pada defisitnya kas VOC, yang antara lain disebabkan oleh :

1. Peperangan terus-menerus dilakukan oleh VOC dan memakan biaya besar.

2. Penggunaan tentara sewaan membutuhkan biaya besar.

3. Korupsi yang dilakukan pegawai VOC sendir

4. Pembagian deviden kepada para pemegang saham, walaupun kas deficit.

Bubarnya VOC muncul kebijakan baru yang disebut dengan cultuur stelstel (sistem tanam
paksa). Kebijakan ini diberlakukan mulai pada tahun 1836 yang diinisiasi oleh Van Den
Bosch.

Sistem tanam paksa bertujuan memproduksi berbagai komoditi yang diminta dipasar dunia.
Sistem ini sangat merugikan bahkan menyiksa, tetapi bagi Belanda sangat menguntungkan.
Kemudian diganti dengan VOC (sistem tanam paksa) dahulu sIstem landrent , sIstem ini juga
ada sisi positifnya, yaitu masyarakat pribumi mulai mengenal tata cara menanam tanaman
komoditas ekspor yang pada umumnya bukan tanaman asli Indonesia, dan masuknya
ekonomi uang dipedesaan yang memicu meningkatnya taraf hidup.

Setelah melakukan sistem tanam paksa, kemudian menerapkan Sistem Ekonomi Pintu
Terbuka (Liberal). Kebijakan ini dilakukan kaerna desakkan kaum Humanis Belanda yang
menginginkan perubahan nasib warga bumi kearah yang lebih baik dengan memdorong
pemerintah Belanda mengubah kebijakan ekonominya. Pada jaman penjajahan Belanda,
bangsa Indonesia ibarat hanya dapat menerima sisa dari kekayaannya sendiri. Segala sumber
daya dikeruk bagi keuntungan Belanda.

3. Masa Penjajahan Jepang ( 1942 – 1945 )


Konstelasi peta politik pada masa perang dunia II nampaknya berimbas pada
konstelasi politik di Indonesia, durasi penjajahan Jepang di Indonesia tidak berlangsung lama,
karena hanya berjalan hingga sekitar tahun 1945. Secara besar penjahan Jepang di Indonesia
diawali pasa bulan juni 1942. Bulan Maret 1945 Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pertemuan pertamanya pada bulan Mei,
Soepomo membicarakan integrasi nasional dan melawan individualisme perorangan. Pada 9
Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan radjiman Widioningrat diterbangkan ke Vietnam untuk
bertemu Marsekal Terauchi.

Kebijakan ekonomi pada jaman penjajahan Jepang, terdiri atas :

1. Perluasan Areal Persawahan

2. Pengawasan Pertanian Dan Perkebunan.

Perluasan areal persawahan guna meningkatkan produksi beras. Meskipun demikian


produksi pangan antara tahun 1941-1944 terus-menurun. Pada jaman Jepang hasil pertanian
diatur sebagai berikut: 40% untuk petani, 30% harus dijual kepada pemerintah Jepang dengan
harga yang sangat murah, dan 305 harus diserahkan ke lumbung desa. Badan yang
menanganimasalah pelanggaran disebut Kempetei (Korps Polisi Militer), suatu badan yang
sangat ditakuti rakyat. Jepang mengizinkan dua jenis tanaman perkebunan yaitu karet dan
kina kedua jenis tanaman itu berhubungan langsung dengan kepentingan perang. Sedangkau
tembakau, teh, kopi harus dihetikan penanamannya Karena hanya berhubungan dengan
kenikmatan. Jepang menduduki Indonesia hanya tiga tahun setengah, sedangkan Belanda
menjajah Indonesia selama tiga abad.

PERTEMUAN KE 1.3

C.Masa Orde Lama ( 1945 – 1967 )

Pada tanggal 17 agustus 1945, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.


Namun demikian, tidak berarti Indonesia sudah bebas dari Belanda. Tetapi setelah akhirnya
pemerintah Belanda mengakui secara resmi kemerdekaan Indonesia. Sampai tahun 1965,
Indonesia gejolak politik di dalam negeri dan beberapa pemberontakan di sejumlah daerah.
Akibatnya, selama pemerintahan orde lama, keadaan perekonomian Indonesia sangat buruk.
Seperti pertumbuhan ekonomi yang menurun sejak tahun 1958 dan defisit anggaran
pendapatan dan belanja pemerintahan terus membesar dari tahun ke tahun. Dapat
disimpulkan bahwa buruknya perekonomian Indonesia selama pemerintahan Orde Lama
terutama disebabkan oleh hancurnya infrastruktur ekonomi, fisik, maupun nonfisik selama
pendudukan Jepang. Dilihat dari aspek politiknya selama periode orde lama, dapat dikatakan
Indonesia pernah mengalami sistem politik yang sangat demokratis yang menyebabkan
kehancuran politik dan perekonomian nasional.
Masa Pasca Kemerdekaan (1945-1950) keadaan ekonomi keuangan pada masa awal
kemerdekaan amat buruk karena inflasi yang disebabkan oleh beredarnya lebih dari satu mata
uang secara tidak terkendali. Pada Oktober 1946 pemerintah RI mengeluarkan ORI (Oeang
Republik Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang. Namun adanya blokade ekonomi oleh
Belanda dengan menutup pintu perdagangan luar negeri mengakibatkan kekosongan kas
negara.

Perekonomian Indonesia pada masa orde lama perlu dicermati karena pada masa
tersebut, Indonesia merupakan Negara yang baru saja merdeka. Dalam masa ini,
perkembangan perekonomian dibagi dalam 3 (tiga) masa, yaitu :

1. Masa Kemerdekaan ( 1945 – 1950 )

Keadaan ekonomi pada masa awal kemerdekaan dapat dibilang sangat tidak
menggembirakan. Hal itu terjadi karena adanya inflasi yang disebabkan oleh beredarnya lebih
dari satu mata uang secara tidak terkendali. Oktober 1946 Pemerintah RI mengeluarkan ORI
(Oeang Republik Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang, namun adanya blockade
ekonomi oleh Belanda dengan menutup pintu perdagangan luar negeri mengakibatkan
kekosongan kas Negara. Akibatnya Negara berada dalam kondisi krisis keuangan dan kondisi
itu tentu membahayakan bagi keberlangsungan perekonomian Indonesia pada saat itu.

Dalam menghadapi krisis tersebut, pemerintah menempuh beberapa kebijakan, yaitu :

1. Pinjaman Nasional

Pinjaman nasional dilakukan oleh menteri keuagan kala itu dengan persetujuan Badan
Pekerja Komiter Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP) mengadakan pinjaman nasional yang
akan dikembalikan dalam jangka waktu 40 tahun. Pinjaman ini dimaksudkan agar tersedia
dana segar bagi operasionalisasi penyelenggaraan Negara.
2. Pemenuhan Kebutuhan Rakyat

3. Melakukan Konferensi Ekonomi

Pembahasan mengenai peningkatan hasil produksi pangan, distribusi bahan makanan,


sandang, serta status administrasi perkebunan asing dilakukan melalui konferensi ekonomi.

4. Membuat Rencana Pembangunan

Dibuat Rencana Lima Tahunan (Kasimo Plan) untuk melengkapi pembahasan mengenai
peningkatan hasil produksi pangan, distribusi bahan makanan, sandang, serta status
perkebunan asing. Dalam dokumen ini meliputi anjutan memperbanyak kebun bibit dan padi
unggul, mencegah penyembelihan hewan-hewan yang membantu dalam pertanian, menanami
tanah terlantar di Sumatra, dan mengadakan transmigrasi.

5. Membangun Partisipasi Swasta Dalam Pembangunan Ekonomi

Pemerintah berusaha menggandeng swasta untuk mewujudkan rencana-rencana diatas.

6. Nasionalisasi Bank Indonesia

Selain kebijakan di atas, muncul pula kebijakan yang dikenal dengan sebutan Sistem
Ekonomi Gerakan Benteng dan Sistem Ekonomi Ali-Baba. Kondisi perekomiman pada masa
ini lebih banyak berkutat pada bagaimana menyelesaikan permasalahan ekonomi dasar
namun hal inipun juga tidak bisa berjalan dengan baik akibat situasi politik yang tidak stabil.

7. Masa Demokrasi Liberal ( 1950 – 1957 )

Ciri utama masa Demokrasi Liberal adalah sering bergantinya kabinet. Hal ini disebabkan
karena jumlah partai yang cukup banyak tetapi tidak ada partai yang memiliki mayoritas
mutlak dan hal ini kemudian membuat pada masa ini perekonomian diserahkan sepenuhnya
kepada pasar. Dampak dari kebijakan ini akhirnya hanya memperburuk kondisi
perekonomian Indonesia.

Pemerintah terkesan memaksakan sistem pasar dalam perekonomian, anehnya pemerintah


sudah mengetahui dampaknya dan melakukan berbagai upaya untuk mengatasi kondisi
perekonomian. Usaha-usaha tersebut adalah melalui pemotongan nilai uang, melanjutkan
program Benteng, dan memutuskan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB). Pemotongan nilai
uang dimaksudkan untuk mengurangi jumlah uang yang beredar agar tingkat harga turun,
dikenal dengan sebutan Gunting Syarifuddin. Pemerintah juga melanjutkan Program Benteng
(Kabinet Natsir) dengan maksud untuk menumbuhkan wiraswasta pribumi agar bisa
berpartisipasi dalam perkembangan ekonomi nasional dan pembatalan sepihak atas hasil-hasil
KMB, termasuk pembubaran Uni Indonesia-Belanda.

8. Masa Demokrasi Terpimpin ( 1959 – 1967 )

Demokrasi Terpimpin tidak lepas dari sosok Presiden Soekarno, sehingga pemikiran
Soekarno menjadi dasar bagi pelaksanaan demokrasi terpimpin. Dalam pidato beliau yang
berjudul Kembali ke Rel Revolusi terbitlah pemikiran Soekarno tentang demokrasi terpimpin.
Demokrasi Terpimpin benar-benar terjadi setelah muncul Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Mulai
saat itulah Indonesia menjalankan sistem demokrasi terpimpin. Akibat dari system ini
berdampak pada perubahan struktur ekonomi Indonesia yang akhirnya cenderung berjalan
melalui system etatisme, dimana dalam system ini Negara dan aparatur ekonomi Negara
bersifat dominan serta mematikan potensi dan kreasi unit-unit ekonomi diluar sektor Negara.

Tidak menunjukkan kondisi perekonomian yang baik justru berdampak pada adanya
devaluasi (penurunan nilai uang yang tujuannya guna membendung inflasi yang tetap tinggi,
mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat, serta agar dapat meningkatkan nilai
rupiah sehingga rakyat kecil tidak dirugikan), perlunya membentuk lembaga ekonomi, dan
kegagalan dalam bidang moneter. Pada saat ini dibentuk pula Deklarasi Ekonomi, tujuannya
untuk mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin.

PERTEMUAN KE 1.4

D. Masa Orde Baru ( 1967 – 1998 )

Masa Orde Baru identik dengan masa pemerintahan Presiden Soeharto. Dikenal
beberapa tahapan pembangunan yang menjadi agendanya. Orde Baru mengawali rezimnya
dengan menekankan pada prioritas stabilitas ekonomi, dan politik. Program pemerintah
berorientasi pada pengendalian inflasi, penyelamatan keuangan Negara, dan pengamanan
kebutuhan pokok rakyat. Pemerintah menerapkan kebijakan ekonomi yang baru melalui
pendekatan demokrasi pancasila, dan secara perlahan campur tangan pemerintah dalam
perekonomian mulai masuk.

Pentingnya aspek pemerataan disadari betul dalam masa ini sehingga muncul istilah 8
(delapan) jalur pemerataan sebagai basis kebijakan ekonominya, yaitu :
1) Kebutuhan Pokok

2) Pendidikan dan kesehatan

3) Pembagian pendapatan

4) Kesempatan kerja

5) Kesempatan berusaha

6) Partisipasi wanita dan generasi muda

7) Penyebaran pembangunan

8) Peradilan

Agar implementasi kebijakan tersebut dapat terlaksana dengan baik dan terencana, maka
kebijakan tersebut dilaksanakan dengan sebutan pola umum pembangunan jangka panjang
(25-30 tahun) dan berlangsung dalam periodisasi lima tahunan sehingga dikenal dengan
sebutan Pelita (Pembangunan Lima Tahun). Pelita menunjukkan hasil yang signifikan dalam
proses pembangunan ekonomi, terbukti pada tahun 1984 Indonesia berhasil swasembada
beras, menurunkan angka kemiskinanm meningkatkan partisipasi pendidikan, penurunan
angka kematian bayi, dan peningkatan sector industri, berhasil dalam mengendalikan jumpal
penduduk melalui program Keluarga Berencana (KB).

Sisi negatif dari Pelita adalah kerusakan serta pencemaran lingkungan hidup, kerusakan suber
daya alam, ketimpangan pertumbuhan ekonomi antar daerah, ketimpangan antar golongan
pekerjaan, akumulasi utang luar negeri yang semakin menumpuk serta muncul pula
konglomerasi dan bisnis yang sarat korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Meskipun Orde Baru berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tetapi fundamental


ekonomi justru rapuh. Titik kulminasi keterpurukan Orde Baru berujung pada mundurnya
Soeharto dari kursi presiden pada tanggal 21 Mei 1998.

Terlepas dari berbagai kontroversi tentang perjalanan rezim Orde Baru, harus diakui bahwa
Orde Baru paling tidak telah meletakkan dasar-dasar perekonomian bagi rezim selanjutnya.
Kondisi politik yang relatif stabil menjadi modal bagi tumbuhnya perekonomian secara baik.
PERTEMUAN KE 1.5

E. Masa Reformasi (1998 - Sekarang)

Masa reformasi dianggap sebagai tonggak baru perjalanan kehidupan bangsa


Indonesia dari sisi sosial dan politik. Muncul beberapa kebijakan yang kemudian menjadi
landasan bagi perjalanan sejarah Bangsa Indonesia kedepan. Kebijakan yang paling menonjol
adalah adanya pergeseran pengelolaan pemerintahan dari sentralitis menjadi desentralitis.

1. Masa Presiden BJ. Habibie ( 21 Mei 1998 - 20 Oktober 1999 )

Salah satu tugas penting Presiden Habibie adalah mendapatkan kembali komunitas Negara-
negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Untuk menyelesaikan krisis moneter dan
perbaikan ekonomi Indonesia, BJ Habibie melakukan langkah-langkah :

1) Melakukan restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan melalui pembentukan BPPN dan


unit Pengelola Aset Negara

2) Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah

3) Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar hingga di bawah Rp 10.000,00

4) Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri

5) Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang disyaratkan IMF

6) Mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan
yang Tidak Shat

7) Mengesahkan UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

Meski hanya singkat dalam masa pemerintahannya, namun Habibie menjadi peletak dasar
bagi pemerintahan selanjutnya.

2. Masa Presiden Abdurrahman Wahid / Gus Dur ( 20 Oktober 1999 - 23 Juli 2001)

Gus Dur memerintah dengan gaya yang agak kontroversial. Banyak pernyataan-pernyataan
yang membuat kebingungan public sehingga berakibat seringnya muncul perdebatan di
public yang tidak memberikan pendidikan bagi masyarakat. Gus Dur juga gemar melakukan
perjalanan ke luar negeri, yang cenderung terkesan pemborosan. Keterbatasan fisiknya juga
mempengaruhi kinerjanya dalam menjalankan pemerintahan.
Perekonomian kala itu butuh perhatian serius dalam penanganannya, salah satunya sector
moneter dan untuk mengatasi krisis moneter dan memperbaiki ekonomi Indonesia, dibentuk
Dewan Ekonomi Nasional (DEN) yang bertugas untuk memecahkan perbaikan ekonomi
Indonesia yang belum pulih dari krisis ekonomi yang berkepanjangan.

Kondisi perekonomian Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid


memliki karakteristik sebagai berikut :

1) Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kondisi perekonomian Indonesia mulai


mengarah pada perbaikan, di antaranya pertumbuhan PDB yang mulai positif, laju inflasi dan
tingkat suku bunga yang rendah, sehingga kondisi moneter dalam negeri juga sudah mulai
stabil.

2) Hubungan pemerintah dengan IMF kurang baik

3) Sosial dan Politik yang tidak stabil dan semakin parah yang membuat investor asing
menjadi enggan untuk menanamkan modal di Indonesia

4) Makin rumitnya persoalan ekonomi ditandai lagi dengan pergerakan Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) yang cenderung negative dikarenakan lebih banyaknya kegiatan
penjualan daripada kegiatan pebelian dalam perdagangan saham di dalam negeri

Gus Dur telah menghiasi bagian sejarah perjalanan Bangsa Indonesia. Di tengah keterbatasan
fisiknya dan gaya kontroversinya, Gus Dur juga telah meletakkan dasar kebijakan yang dapat
menjadi pijakan bagi pemerintahan selanjutnya.

3. Masa Pemerintahan Megawati Soekarnoputri ( 23 Juli 2001 - 20 Oktober 2004 )

Mewarisi kondisi perekonomian Indonesia yang jauh lebih buruk daripada masa
pemerintahan Gus Dur ditunjukkan dengan adanya inflasi dan rendahnya pertumbuhan
ekonomi Indonesia kurang berkembangnya investor swasta, baik dalam negeri maupun
swasta. Selain itu, nilai tukar rupiah yang masih fluktuatif dan indeks harga saham gabungan
yang cenderung menurun.

Salah satu masalah yang mendesak untuk dipecahkan adalah pemulihan ekonomi. Untuk
mengatasi krisis moneter, Megawati berhasil menaikkan pendapatan per kapita dan
menurunkan kurs mata uang rupiah dibawah Rp 10.000,00 dan untuk mengatasi korupsi
dibentuklah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Pada masa kepemimpinan Presiden Megawati, perekonomian Indonesia mulai mengalami
kemajuan walaupun masih ada beberapa kebijakannya yang memicu banyak kontroversi
tetapi Megawati sebagai presiden wanita pertama di Indonesia menjadi bagian dari perjalanan
sejarah bangsa Indonesia. Keberhasilannya dalam memperbaiki sector moneter, dan
membidani terbentuknya lembaga korupsi jelas merupakan modal berharga bagi
pemerintahan selanjutnya.

4. Masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (20 Oktober 2004-


tahaun oktober2014)

Merupakan presiden pertama yang dipilih oleh rakyat melalui Pemilu tahun 2004 dan tahun
2009. Pada masa jabatannya, Indonesia mengalami sejumlah bencana alam dan menjadi
tantangan tambahan bagi Presiden yang masih bergelut dengan upaya memulihkan kehidupan
ekonomi Negara dan kesejahteraan rakyat.

Kebijakan SBY yang dianggap kontroversial yaitu :

1) Kebijakan mengurangi subsidi BBM

Dilatarbelakangi oleh naiknya harga minyak dunia. Anggaran subsidi BBM dialhikan ke
subsidi sector pendidikan dan kesehatan, serta bidang-bidang yang mendukung peningkatan
kesejahteraan masyarakat.

2) Kebijakan Bantuan Langsung Tunai (BLT)

Kebijakan ini ditujukan untuk memberikan bantuan langsung berupa uang tunai kepada
masyarakat miskin namun pada kenyataannya kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang
berhak dan pembagiannya juga banyak menimbulkan masalah sosial.

Kebijakan lain yang ditempuh adalah untuk meningkatkan pendapatan perkapita. Kebijakan
ini dilakukan melalui pengendalian pembangunan infrastruktur, melalui ajang pertemuan
pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan (tahun 2006). Event ini mempertemukan
para investor dengan kepala-kepala daerah. Dengan semakin banyaknya investasi asing di
Indonesia diharapkan jumlah kesempatan kerja juga akan bertambah.

Perkembangan dalam sector utang luar negeri juga menggembirakan. Pada pertengahan bulan
Oktober 2006 Indonesia melunasi seluruh sisa hutang pada IMF. Lalu masa ini juga ditandai
dengan adanya tingkat pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Namun, tingkat inflasi pada
masa ini sempat membumbung tinggi.

Pada tahun 2010, perumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh signifikan seiring pemulihan
ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga 2009. Terbukti,
perekonomian Indonesia mampu bertahan dari ancaman pengaruh krisis ekonomi dan
finansial yang terjadi di zona Eropa. Walaupun korupsi dan kemiskinan tetap menjadi
masalah di Indonesia namun setelah beberapa tahun berada dalam kepemimpinan nasional
yang tidak menentu, SBY telah berhasil menciptakan kestabilan politik dan ekonomi di
Indonesia.

Era SBY meninggalkan beberapa masalah yaitu implementasi pembangunan ekonomi


terkesan seadanya karena belum muncul strategi yang bisa membuat perekonomian Indonesia
kembali bergairah. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya tingkat angka pengangguran
dan kemiskinan yang sampai sekarang masih menjadi perdebatan.

5. Masa pemerintahan Presiden Jokowi dodo(Tahun 20 oktober 2014-sekarang)

Tahun 2014 diwarnai oleh pertumbuhan ekonomi global yang tidak stabil, yang tidak saja
dialami oleh negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris dan Jepang; tetapi juga
dialami oleh negara-negara berkembang seperti Brazil, serta beberapa negara anggota
ASEAN seperti Indonesia. Namun di lain pihak, terdapat sejumlah negara yang pertumbuhan
ekonominya meningkat, seperti Thailand dan Vietnam. Kondisi perekonomian global tersebut
ini merupakan dampak dari berbagai perkembangan yang terjadi baik di kawasan regional
maupun global seperti krisis yang tengah berlangsung antara Rusia – Ukraina yang kembali
melemahkan perekonomian di kawasan Euro setelah sebelumnya berhasil bangkit pasca krisis
ekonomi yang melanda pada tahun 2013. Pelemahan pertumbuhan ekonomi di kawasan Euro
ini terutama terjadi pada negaracore di kawasan tersebut, yaitu Jerman dan Italia. Hal yang
sama terjadi di Jepang, dimana kebijakan pemerintah untuk menaikkan pajak penjualan telah
mengakibatkan turunnya investasi serta menurunkan daya beli masyarakatnya. Selain itu,
adanya peningkatan jumlah pasokan minyak akibat meningkatnya supply minyak negara non
OPEC, khususnya Amerika Serikat, ditengah melemahnya permintaan akibat perlambatan
ekonomi negara emerging market, terutama Tiongkok berdampak pada turunnya harga
minyak
dunia.Kondisi-kondisi seperti ini tidak dapat dipungkiri turut mempengaruhi kondisi
perekonomian Indonesia.
Sepanjang tahun 2014, pertumbuhan ekonomi Indonesia melemah menjadi 5.1 % jauh di
bawah pertumbuhan ekonomi pada tahun sebelumnya yaitu 5.8 %. Nilai ekspor Indonesia
hingga periode November 2014 dengan niai sebesar US$ 161.67 milyar mengalami
penurunan sebesar 2.36 % jika dilihat dari periode yang sama tahun 2013. Turunnya nilai
ekspor tersebut turut dipengaruhi oleh turunnya permintaan dan harga komoditas global serta
pembatasan ekspor mineral mentah. Indonesia dengan kepemimpinan yang baru di bawah
Presiden Joko Widodo, tentu saja diharapkan dapat membawa perubahan khususnya
pertumbuhan ekonomi yang lebih baik yang tidak hanya dirasakan oleh kelompok/golongan
tertentu tetapi juga dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Presiden Jokowi
secara tegas menyatakan akan merealisasikan ideologi Trisakti yaitu untuk menjadikan
Indonesia negara yang berdaulat dalam politik berdikari dalam ekonomi; serta berkepribadian
dalam kebudayaan. Guna mencapai suatu perekonomian yang berbasis kerakyatan
tersebut,tentu diperlukan suatu terobosan dalam hal diplomasi ekonomi Indonesia dengan
mitranya baik secara bilateral, regional maupun multilateral. Hal ini sejalan dengan 9
(sembilan) agenda prioritas (NAWACITA) pemerintah periode 2015 –2019 yang salah
satunya adalah untuk mewujudkan suatu negara yang berdikari dalam ekonomi dengan cara
menggerakkan sektor- sektor strategis ekonomi domestik sesuai dengan percerminan dari
ideology Trisakti. Presiden Joko Widodo menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada
tahun 2015 sebesar 5.6% hingga 5.8%. Secara keseluruhan, ekspor nonmigas Indonesia lebih
unggul dibandingkan sektor migas. Sepanjang Januari-November.

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah menyetujui enam poin paket kebijakan
ekonomi yang diajukan oleh beberapa menteri dalam Kabinet Kerjanya.
Jumlah tersebut bertambah setelah terahir pemerintah telah memangkas paket kebijakannya
menjadi empat poin saja.

Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Sofyan Djalil mengungkapkan, enam paket


kebijakan tersebut telah disetujui oleh Jokowi. Paket kebijakan ekonomi itu akan diwujudkan
dalam Peraturan Pemerintah untuk selanjutnya langsung ditandatangani oleh Presiden.

"Jadi setelah ini seminggu ke depan akan diproses PP nya. Untuk kemudian akan berlaku
setelah satu bulan ditandatangani," kata Sofyan di Istana Kepresidenan, Senin (16/3/2015).
Adapun enam paket kebijakan tersebut adalah :

1. Tax allowance, untuk perusahaan yang mampu melakukan reinvestasi dengan hasil
dividen. Perusahaan yang mampu ciptakan lapangan kerja dan perusahaan yang
berorientasi dan perusahaan yang investasi di research and development. Kemudian
setelah itu juga pemerintah berlakukan insentif PPn untuk industri galangan kapal.
2. Kebijakan tentang Bea masuk anti dumping sementara dan bea masuk tindak
pengamanan sementara thd produk impor yang unfair trade. Poin ini dalam rangka
melindungi industri dalam negeri.
3. Pemerintah memberikan bebas visa kunjungan singkat kepada wisatawan. Pemerintah
putuskan bebas visa kepada 30 negara baru. Setelah Perpres jalan yang diperkirakan
bulan depan, akan menjadi 45 negara ke RI untuk turis tanpa visa.
4. Kewajiban penggunaan biofuel sampai 15 persen dengan tujuan mengurangi impor
solar cukup besar.
5. Penerapan LC (Letter of Credit) untuk produk SDA, seperti produk tambang,
batubara, migas dan cpo. Intinya dengan ini pemerintah ingin tidak ada distorsi.
6. Restrukturisasi perusahaan reasuransi domestik. Pemerintah sudah mulai dengan
perkenalan reasuransi BUMN. Jadi dari 2 perusahaan, menjadi 1 perusahaan nasional.

Lima Tahun Pertama Era Jokowi Pertumbuhan Ekonomi Jalan Ditempat

Target pertumbuhan stagnan di 5 persen Lima Tahun Pertama Era Jokowi Pertumbuhan
Ekonomi Jalan Ditempat

06 februari 2020 Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik telah menyampaikan laporan
pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2019 yang tercatat sebesar 5,02 persen. Capaian
itu diperoleh dari realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2019 yang sebesar 5,07 persen,
kuartal II-2019 sebesar 5,05 persen, kuartal III-2019 sebesar 5,02 persen dan kuartal IV
sebesar 4,97 persen.

Berdasarkan catatan IDN Times, capaian 5,02 persen menjadi penutup di periode pertama
kepemimpinan Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Selama itu juga, pertumbuhan ekonomi
jalan di tempat.

Pertumbuhan ekonomi stagnan di 5 persen Selama lima tahun kepemimpinan Presiden


Jokowi, pertumbuhan ekonomi tidak pernah bergerak di atas 5 persen. Capaian pertumbuhan
ekonomi tertinggi justru dicapai pada tahun 2018 yang sebesar 5,17 persen. Bagaimana
dengan tahun lainnya?

Pada 2015 ekonomi Indonesia tumbuh 4,88 persen, 2016 sebesar 5,03 persen, lalu 2017
naik tipis 5,07 persen, kemudian di 2018 naik cukup tinggi menjadi 5,17 persen dan terakhir
5,02 persen.Meski capaian pertumbuhan ekonomi jalan di tempat, pertumbuhan 5 persen
sudah cukup baik. Jika membandingkan capaian pada kuartal IV, pertumbuhannya lebih baik
dibanding Amerika Serikat (AS) yang hanya 2,3 persen, Singapura 0,8 persen hingga Korea
Selatan yang sebesar 2,2 persen. Indonesia hanya kalah dari Tiongkok yang capaian
pertumbuhannya mencapai 6 persen.
Bab III
Penutup

A.Kesimpulan

perekonomian Indonesia mengalami berbagai dinamika seiring perputaran waktu. Hal


itu relevan diungkapkan sebagai bagian untuk mengetahui realita perekonomian Indonesia.
Sejarah ekonomi mengkaji dua masalah utama, yaitu perubahan ekonomi secara angka dan
kondisi masyarakat selama perubahan itu berlangsung. Indonesia merupakan sebuah
kenyataan bangsa yang mendiami geografis yang subur, namun pernah diperas oleh bangsa
lain. Sebagai sebuah sejarah, kondisi ini lebih sering dikaitkan terhadap aspek politik Jawa
dalam hubungannya dengan dunia internasional pada saat itu. Potret ekonomi sepanjang
sejarah itu pun dirasakan sebagai bentuk eksploitasi penjajahan semata.

B.Saran

Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat membantu pembaca dan pemubuat
untuk memperoleh informasi mengenai gambaran umum perekonomian indonesia. Namun
kami sadar bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan-kekurangan atau jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan bantuan pembaca untuk memberikan
kritik dan saran.Terima kasih atas perhatiannya.
DAFTAR PUSTAKA

http://putrihemasita.blogspot.com/2014/04/sejarah-perekonomian-indonesia.html.
http://rulemji.blogspot.comnu/2014/04/makalah-perekonomian-indonesia-dari.html.
https://www.academia.edu/17540655/perekonomian_indonesia.
https://sumsel.idntimes.com/news/indonesia/hana-adi-perdana-1/5-tahun-jokowi-
pertumbuhan-ekonomi-di-atas-7-persen-hanya-mimpi-ragional-sumsel.

Anda mungkin juga menyukai