1Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya, Jl.
Ketintang Surabaya, Jawa Timur, Indonesia 60231
* rizqiaulianl@gmail.com
ABSTRACT
Hydroponic agriculture in urban areas is one of urban farming, an agricultural system without using
soil media that uses narrow land in urban areas and is free from the use of synthetic pesticides. This
purposes of this study were to identify the species, analyze the diversity, and abundance of insects
that attack lettuce on hydroponic land. The samples were collected by using the yellow pan trap,
netting, and hand picking methods. Identification of insects based on morphological characteristics.
Data were analyzed by the Shannon-Wiener diversity index (H) and abundance index (Di). The
results showed that there were 18 species of insects belongs to 13 families that attacked hydroponic
lettuce, namely the family Acrididae, Agromyzidae, Aleyrodidae, Calliphoridae, Coccinellidae,
Crambidae, Dolichopodidae, Hesperiidae, Noctuidae, Pieridae, Psilidae, Stratiomyidae, and
Syrphidae. The diversity of the insects was in the category medium with a diversity index value of
2,707 and the most abundant species found was Chrysodeixis chalcites 11,70%, Spodoptera litura
10,64%, and Pieris rapae 9,57%.
ABSTRAK
Pertanian hidroponik di perkotaan merupakan salah satu bentuk urban farming dengan sistem
pertanian tanpa menggunakan media tanah dengan memanfaatkan lahan sempit di perkotaan
dan bebas dari penggunaan pestisida sintetis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
jenis-jenis, menganalisis keanekaragaman, dan kemelimpahan serangga yang menyerang
tanaman selada pada lahan hidroponik. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode
perangkap yellow pan, netting, dan hand picking. Identifikasi serangga berdasarkan ciri morfologi.
Data dianalisis dengan menghitung indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (H) dan indeks
kemelimpahan (Di). Hasil penelitian menunjukkan terdapat 18 spesies serangga dari 13 famili
yang menyerang selada hidroponik, yaitu famili Acrididae, Agromyzidae, Aleyrodidae,
Calliphoridae, Coccinellidae, Crambidae, Dolichopodidae, Hesperiidae, Noctuidae, Pieridae,
Psilidae, Stratiomyidae, dan Syrphidae. Keanekaragaman serangga yang kebun hidroponik selada
termasuk dalam kategori sedang dengan nilai indeks keanekaragaman sebesar 2,707 dan
kemelimpahan jenis tertinggi yang dijumpai yaitu jenis Chrysodeixis chalcites sebesar 11,70%,
Spodoptera litura sebesar 10,64%, dan Pieris rapae sebesar 9,57%.
http://jurnalsaintek.uinsby.ac.id/index.php/biotropic 90
Biotropic Tahun 2020, Vol.4 (No.2): 89–97
Identifikasi Serangga Selada Hidroponik sebagai Langkah Awal Penyediaan Sayur Sehat
keadaan dan keseimbangan ekosistem yang melihat ciri morfologinya. Jenis yang belum
terjadi di lahan pertanian hidroponik. dapat diidentifikasi, dicatat ciri morfologinya
dan diambil serta dimasukkan kedalam botol.
METODE
Lokasi dan Waktu Analisis Data
dilakukan dengan metode purposive sampling. kelimpahan serangga. Selain itu, data pada
hidroponik dengan konsep urban farming di deskriptif dan statistik. Analisis statistik
Laboratorium Taksonomi Jurusan Biologi serangga pada setiap titik yang telah
http://jurnalsaintek.uinsby.ac.id/index.php/biotropic 91
Biotropic Tahun 2020, Vol.4 (No.2): 89–97
Identifikasi Serangga Selada Hidroponik sebagai Langkah Awal Penyediaan Sayur Sehat
sedang (Odum, 1993). Pada hasil pengamatan rapae. Kupu-kupu berperan sebagai sebagai
http://jurnalsaintek.uinsby.ac.id/index.php/biotropic 92
Biotropic Tahun 2020, Vol.4 (No.2): 89–97
Identifikasi Serangga Selada Hidroponik sebagai Langkah Awal Penyediaan Sayur Sehat
http://jurnalsaintek.uinsby.ac.id/index.php/biotropic 93
Biotropic Tahun 2020, Vol.4 (No.2): 89–97
Identifikasi Serangga Selada Hidroponik sebagai Langkah Awal Penyediaan Sayur Sehat
penelitian ini yang dijumpai ialah kumbang ini yang dijumpai ialah belalang kayu (Valanga
koksi (Coccinella septempunctata). nigricornis) dan belalang kecil (Oxya yezoensis).
Keanekaragaman kumbang ini dipengaruhi
Lee (2013) menyatakan bahwa V.
oleh ketersediaan mangsanya, sebab hal ini
nigricornis dapat menyerang bibit tanaman dan
berhubungan dengan sumber makanan dan
tanaman yang baru ditanam. Selain berperan
ketersediaan nutrisi bagi kelanjutan hidup
sebagai serangga polifag, belalang (Oxya
kumbang koksi. Semakin banyak mangsa maka
yezoensis) juga berperan sebagai predator.
akan semakin tinggi kemampuan memangsa.
Keanekaragaman serangga ini cukup banyak
Apabila jumlah mangsa sedikit maka predator
dikarenakan pada lahan hidroponik tidak
akan memangsa dengan jumlah yang sedikit
diaplikasikan pestisida sehingga predator ini
pula untuk mempertahankan hidup
dapat hidup dengan baik (Karindah, 2011).
(Kedawung dkk, 2013).
Toxomerus geminatus (lalat bunga)
Serangga dari anggota Aleyrodidae yang
merupakan serangga famili Syrphidae.
dijumpai ialah kutu kebul (Bemisia tabaci).
Syrphidae memiliki ciri-ciri ukuran panjang
Serangga dari suku ini merupakan serangga
tubuh 1 cm, mata fasetnya besar dan tajam
polifag yang tersebar luas di daerah trofik dan
sehingga memudahkannya dalam menemukan
subtrofik (Delatte et al, 2005). Menurut Lanya
makanan (Bug et al, 2008). Lalat ini berperan
(1988), keberadaan kutu kebul dipengaruhi
sebagai serangga yang membantu
oleh iklim dan cuaca. Curah hujan yang tinggi
penyerbukan dan predator dari serangga Aphid
akan meningkatkan keberadaan kutu kebul.
sp. dan kupu-kupu. Dari berbagai spesies
Selain itu, umur tanaman juga serangga yang ditemukan, keanekaragaman
mempengaruhi keberadaan kutu kebul sebagai serangga ini paling rendah pada tanaman
makanan dan sebagai peletakkan telur oleh selada hidroponik. Hal ini dikarenakan lalat
imago kutu kebul. Hal ini disebabkan pada pada pada jenis ini dianggap kurang mampu
tanaman yang sudah tua, relung ekologisnya bertahan dalam tempat berkembangbiak.
berupa daun-daun muda sudah tidak ada atau Habitat asli dari serangga ini adalah pada
pertumbuhan vegetatif tanaman sudah tanaman yang berbunga (Wahyudi, 2015).
berhenti sehingga kutu kebul menyukai
Berdasarkan perhitungan indeks
tanaman yang umurnya muda (Yuliani dkk,
keanekaragaman menggunakan indeks
2006).
keanekaragaman jenis Shannon-Wienner, pada
Acrididae merupakan kelompok area tanaman selada hidroponik memiliki
serangga yang bertindak sebagai herbivor atau indeks keanekaragaman serangga sebesar
pemakan tumbuhan sehingga berpotensi besar 2,707 yang tergolong indeks keanekaragaman
sebagai hama tanaman (Sofyan, 2010). sedang dengan kelimpahan jenis tertinggi yang
Serangga kelompok Acrididae dalam penelitian dijumpai pada tanaman selada hidroponik ini
http://jurnalsaintek.uinsby.ac.id/index.php/biotropic 94
Biotropic Tahun 2020, Vol.4 (No.2): 89–97
Identifikasi Serangga Selada Hidroponik sebagai Langkah Awal Penyediaan Sayur Sehat
yaitu jenis Chrysodeixis chalcites sebesar diketahui dapat merusak perkembangan telur,
11,70%, Spodoptera litura sebesar 10,64%, dan larva, dan pupa serta mengusir serangga
Pieris rapae sebesar 9,57%. adalah menggunakan bawang putih yang
dihaluskan dan direndam dalam air selama 24
Serangga yang ditemukan termasuk
jam kemudian diaplikasikan pada tanaman
dalam kelompok hama dan musuh alami.
(Rosliani dan Sumarni, 2005).
Kelompok hama terdiri atas famili
Agromyzidae (lalat penggorok daun), KESIMPULAN
Arcididae (belalang), Aleyrodidae (kutu), dan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di
Noctuidae (ulat). Musuh alami terdiri atas
area tanaman selada hidroponik ditemukan
famili Calliphoridae (lalat), Coccinellidae
beragam jenis serangga, dijumpai 18 spesies
(kumbang), Crambidae (kupu-kupu hitam),
serangga yang termasuk ke dalam 13 famili
Dolichopodidae (lalat kaki panjang),
yaitu Acrididae, Agromyzidae, Aleyrodidae,
Drosophilidae (lalat buah), Lycosidae (laba-
Calliphoridae, Coccinellidae, Crambidae,
laba), Pieridae (kupu-kupu putih),
Dolichopodidae, Hesperiidae, Noctuidae,
Stratiomyidae (lalat tentara), Syrphidae (lalat
Pieridae, Psilidae, Stratiomyidae, dan
bunga). Keanekaragaman serangga ini
Syrphidae.
berkaitan dengan melimpahnya sumber daya
Keanekaragaman serangga di tanaman
tanaman, seperti makanan serangga terutama
selada hidroponik termasuk dalam kategori
tanaman hijau, serbuk sari, dan nektar
sedang dengan nilai indeks keanekaragaman
(Fajarwati dkk, 2009).
area sebesar 2,707 dan kemelimpahan jenis
Pengendalian hama serangga ini dapat
tertinggi yang dijumpai yaitu jenis Chrysodeixis
dilakukan dengan secara fisik dan secara
chalcites sebesar 11,70%, Spodoptera litura
mekanik. Secara fisik, pengendalian hama
sebesar 10,64%, dan Pieris rapae sebesar
dapat dilakukan dengan cara pemasangan
9,57%.
insect net dan yellow bottle trap untuk
Hama serangga yang menyerang
mengantisipasi dan mencegah serangga masuk
tanaman selada hidroponik dapat dikendalikan
di lahan hidroponik.
secara manual dengan hand picking,
Sedangkan secara mekanik dapat
pemasangan insect net dan yellow bottle trap
dilakukan dengan pengambilan hama secara
serta menggunakan biopestisida.
langsung menggunakan tangan (hand picking)
Bagian ini berisi kesimpulan dan saran.
atau pinset (Rahayu dkk, 2013).
Kesimpulan menggambarkan jawaban dari
Selain itu, pengendalian dapat dilakukan hipotesis dan/atau tujuan penelitian atau
dengan menggunakan pestisida nabati temuan yang diperoleh. Kesimpulan bukan
(biopestisida) yang terbuat dari bahan alami. berisi ulangan dari hasil dan pembahasan,
Salah satu bahan yang mudah didapat dan
http://jurnalsaintek.uinsby.ac.id/index.php/biotropic 95
Biotropic Tahun 2020, Vol.4 (No.2): 89–97
Identifikasi Serangga Selada Hidroponik sebagai Langkah Awal Penyediaan Sayur Sehat
http://jurnalsaintek.uinsby.ac.id/index.php/biotropic 96
Biotropic Tahun 2020, Vol.4 (No.2): 89–97
Identifikasi Serangga Selada Hidroponik sebagai Langkah Awal Penyediaan Sayur Sehat
Lee, C. Y. 2013. Urban Forest Insect Pests and Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Their Management in Malaysia. Program Studi Megister Arkeologi:
International Symposium on Forest Universitas Indonesia.
Health Management. University Sains
Suheriyanto, Dwi. 2008. Ekologi Serangga.
Malaysia.
Malang: UIN Press.
Othman, N.M. 2007. Food Safety in Southeast
Susila, A. D dan Y. Koerniawati. 2004. Pengaruh
Asia: Challenges Facing the Region. Asian
Volume dan Jenis Media Tanam pada
Journal of Agriculture and Development.
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada
4(2): 83-92.
(Lactuca sativa) Pada Teknologi
Radiyanto I., Sodiq, M. & Nurcahyani, N.M. Hidroponik Sistem Terapung. Bul. Agon.
2010. Keanekaragaman Serangga Hama 32(3): 16-21.
dan Musuh Alami pada Lahan
Sutiyoso, Y. 2006. Hidroponik Ala Yos. Jakarta:
Pertanaman Kedelai di Kecamatan
Penebar Swadaya.
Balong Ponorogo. Jurnal Entomologi
Indonesia. 7(2): 116-121. Wahyudi, Puguh 2015. Keragaman Jenis Lalat
di Pasar Tradisional Kota Bogor dan
Rahayu, S., C.T. Maryani, P. Yusnani. 2013.
Status Kerentanannya terhadap Berbagai
Pengaruh Perangkap Warna Berperekat
Jenis Insektisida. Thesis. Dipublikasikan.
Aroma Rempah untuk Mengendalikan
Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Hama Gudang Lasioderma serricorne
Fabricius (Coleoptera: Anobiidae) di Widyawati, Nugraheni. 2013. Urban Farming
Gudang Tembakau. Jurnal Agroteknologi. Gaya Bertani Spesifik Kota. Yogyakarta:
1(4): 1382-1390. Penerbit Andi.
Roidah, Ida Syamsu. 2014. Pemanfaatan Lahan Yuliani, Purnama Hidayat, dan Dewi Sartiami.
dengan Menggunakan Sistem 2006. Identifikasi Kutu Kebul dari
Hidroponik. Jurnal Universitas Beberapa Tanaman Inang dan
Tulungagung Bonorowo. 1(2). Perkembangan Populasinya. Jurnal
Entomologi Indonesia. 3(1): 41-49
Rosliani, R., dan Sumarni, N. 2005. Budidaya
Tanaman Sayuran dengan Sistem
Hidroponik. Monografi. 27.
Rusyana, Adun. 2013. Zoologi Invertebrata;
Teori dan Praktik. Bandung: Penerbit
Alfabeta.
Samudra, F. B., M. Izzati., dan H. Purnaweni.
2013. Kemelimpahan dan
Keanekaragaman Arthropoda Tanah di
Lahan Sayuran Organik” Urban Farming.
Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013.
Sembel, Dantje, T. 2010. Pengendalian Hayati.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Sofyan. M. R. 2010. Pemaknaan Koleksi
Serangga Musium Zologicum Bogoriense
dari Sudut Pandang Ethno-Entomologi.
http://jurnalsaintek.uinsby.ac.id/index.php/biotropic 97