Anda di halaman 1dari 17

PERTEMUAN 8

PENALARAN

Tim Dosen MKU Pendidikan Bahasa Indonesia


Universitas Pendidikan Indonesia
Indikator
Pencapaian
Kompetensi

Mampu menganalisis dan


melakukan penalaran
pengertian
P
 Penalaran adalah proses berpikir yang
E bertolak dari pengamatan indera
N (pengamatan empirik) yang menghasilkan
sejumlah konsep dan pengertian.
A
 Didasari sejumlah proposisi
L (pernyataan/fakta) yang diketahui atau
A dianggap benar (pengamatan),
R  Proses seorang menyimpulkan sebuah
A proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui disebut menalar.
N
pengertian
P
Menurut Tim Balai Pustaka (dalam Shofiah,
E 2007 :14), istilah penalaran mengandung
N tiga pengertian, di antaranya:
1. cara → menggunakan nalar, pemikiran
A atau cara berpikir logis.
L 2. hal → mengembangkan atau
A mengendalikan sesuatu dengan nalar dan
bukan dengan perasaan atau pengalaman.
R 3. proses → proses mental dalam
A mengembangkan atau mengendalikan
pikiran dari beberapa fakta atau prinsip
N
pengertian
P
 Dua bagian dalam penalaran, yaitu:
E proposisi yang dijadikan dasar
N penyimpulan disebut dengan premis
(antesedens)
A hasil kesimpulannya disebut dengan
L konklusi (consequence).
A  Hubungan antara premis dan konklusi
disebut konsekuensi
R  Penalaran dikelompokkan menjadi dua
A yaitu penalaran induktif dan deduktif
N
PENALARAN INDUKTIF
P
Penalaran induktif adalah cara berpikir
E dengan menarik kesimpulan umum dari
N pengamatan atas gejala-gejala yang
bersifat khusus.
A
L Contoh:
A Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
R Jika dipanaskan, emas memuai.
A Jika dipanaskan, platina memuai.
∴ Jika dipanaskan, logam memuai.
N
3 (tiga) macam PENALARAN INDUKTIF
P
1. Generalisasi adalah suatu proses
E penalaran yang bertolak dari sejumlah
N fenomenal individual untuk menurunkan
suatu inferensi yang bersifat umum yang
A mencakup semua fenomena.
L  peristiwa-peristiwa khusus untuk
mengambil kesimpulan secara umum.
A  dari segi bentuknya dibedakan
R menjadi 2 (dua), yaitu: loncatan
induktif dan yang bukan loncatan
A induktif. (Gorys Keraf, 1994 : 44-45).
N
2 (dua) macam generalisasi
P
E 1. Generalisasi Tanpa Loncatan Induktif
(Generalisasi tidak sempurna) adalah
N sebuah generalisasi bila fakta-fakta
A yang diberikan cukup banyak dan
menyakinkan, sehingga tidak terdapat
L peluang untuk menyerang kembali.
A 2. Generalisasi dengan Loncatan Induktif
R (Generalisasi sempurna) adalah
sebuah generalisasi bila fakta-fakta
A yang digunakan tersebut dianggap
N sudah mewakili seluruh persoalan
yang diajukan
3 (tiga) macam PENALARAN INDUKTIF
P 2. Analogi, yaitu proses membandingkan dari
E dua hal yang berlainan berdasarkan
kesamaannya kemudian berdasarkan
N kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan.
A  Kesimpulan yang diambil dengan
analogi, yaitu kesimpulan dari pendapat
L khusus dengan beberapa pendapat
A khusus yang lain, dengan cara
membandingkan kondisinya.
R  Tujuan analogi adalah meramalkan
A kesamaan, menyingkap kekeliruan, dan
menyusun sebuah klasifikasi.
N
3 (tiga) macam PENALARAN INDUKTIF
P 3. Kausal
E  Paragraf yang dimulai dengan
N mengemukakan fakta khusus yang
menjadi sebab, dan sampai pada simpulan
A yang menjadi akibat.
L  Setiap kejadian memperoleh kepastian
A dan keharusan serta merupakan hal-hal
yang diterima tanpa ragu dan tidak
R memerlukan sanggahan.
A  Hubungan kausal yang berlangsung
dalam tiga pola, yaitu: sebab akibat,
N akibat-sebab, akibat-akibat.
PENALARAN deduktif
P
 Penalaran deduktif adalah suatu
E penalaran yang berpangkal pada suatu
N peristiwa umum, yang kebenarannya
telah diketahui atau diyakini, dan
A berakhir pada suatu kesimpulan atau
L pengetahuan baru yang bersifat lebih
A khusus.
 Metode ini diawali dari pembentukan
R teori, hipotesis, definisi operasional,
A instrumen dan operasionalisasi.
N
PENALARAN deduktif
P
Jenis penalaran deduktif, yaitu:
E 1. silogisme kategorial = silogisme yang terjadi
N dari tiga proposisi.
2. silogisme hipotesis = silogisme yang terdiri
A atas premis mayor yang berproposisi
konditional hipotesis.
L 3. silogisme akternatif = silogisme yang terdiri
A atas premis mayor berupa proposisi
alternatif.
R 4. entimen = silogisme ini jarang ditemukan
A dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam
tulisan maupun lisan. yang dikemukakan
N hanya premis minor dan simpulan.
PENALARAN deduktif
P
 Penarikan kesimpulan deduktif dibagi
E menjadi dua, yaitu penarikan langsung
N dan tidak langsung.
 Simpulan secara langsung adalah
A penarikan simpulan yang ditarik dari
L satu premis
A  simpulan secara adalah penarikan
simpulan dari dua premis. Premis yang
R pertama adalah premis yang bersifat
A umum dan premis yang kedua adalah
premis yang bersifat khusus.
N
“Kalau hidup sekadar hidup, babi di hutan juga hidup.
Kalau bekerja sekadar bekerja, kera juga bekerja.”

― Hamka
Uji Pemahaman
1. Umur Anggun terletak antara umur Ayu dan4. Semua karyawan menerima gaji. Sebagian
Betty. Jika Betty lebih muda daripada Putri karyawan menerima uang lembur.
maka? A. Semua karyawan menerima gaji dan uang
a) Putri lebih muda daripada Anggun lembur
b) Putri lebih tua daripada Ayu B. Semua karyawan menerima uang lembur
c) Anggun lebih tua daripada Putri C. Sebagian karyawan menerima gaji dan uang
d) Betty seumur dengan Putri lembur
2. Semua anak bergembira jika bermain di taman. D. Hanya karyawan yang menerima gaji
Hari ini semua anak bermain di taman. 5. Jika tidak ulangan, Rido membaca komik. Hari
a) Hari ini ada anak yang tidak bergembira ini Rido tidak membaca komik.
b) Hari ini tidak ada anak yang tidak A. Rido sedang malas membaca komik
bergembira B. Rido sedang tidak enak badan
c) Hari ini anak-anak tidak bergembira C. Rido selalu membaca komik
d) Hari ini tidak semua anak bergembira D. Hari ini Rido ada ulangan
3. Setiap mahasiswa menerima dana bantuan pulsa E. Meskipun ada ulangan, Rido tetap membaca
dari pemerintah. Andri dan Ira lulusan S1 komik.
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tahun
2009. Jadi . . . .
A. Andri dan Ira tidak menerima dana bantuan
pulsa.
B. Dulu Andri dan Ira juga menerima dana
bantuan pulsa.
C. Dana bantuan pulsa untuk Andri dan Ira sudah
dihapus.
D. Andri dan Ira sudah bukan mahasiswa lagi.
Daftar Pustaka
P Djajasudarma, Fatimah. T. Hj. Penalaran Deduktif-
E Induktif Dalam Wacana Bahasa Indonesia. Bandung:
alqaprint,1999
N Faizah, Hasnah. (2009). Pembinaan dan Pengembangan
A Bahasa Indonesia. Pekanbaru: Cendikia Insani
---------- (2011). Menulis Karangan Ilmiah. Pekanbaru:
L Cendikia Insani.
---------- (2011). Bahasa Indonesia. Pekanbaru:
A Cendikia Insani.
R ---------- (2012). Filsafat Ilmu. Pekanbaru: Cendikia
Insani.
A
N
Terima Kasih
Sampai jumpa lagi

Anda mungkin juga menyukai