Anda di halaman 1dari 3

FORMAT WAWANCARA

Nama pewawancara : Akmal Budi Septian

Masalah : Mengidentifikasi National Character Building

1. Nama yang diwawancarai : Dhimas Wilandra

(Misalnya tokoh masyarakat, orang tua mahasiswa, pejabat pemerintah,


pengusaha, profesor di perguruan tinggi, dan lain-lain). Catatan: Jika yang
diwawancarai tidak mau dicatat namanya, hormatilah keinginan itu.
Pewawancara cukup menuliskan pekjerjaannya saja.

2. Jelaskan masalah yang sedang diteliti kepada orang yang diwawancarai. Kemudian ajukan
pertanyaan berikut. Catatlah jawaban yang diberikan.

a. Apakah Bapak/Ibu menganggap masalah ini penting? Mengapa?

Sangat penting, sebab konsep national character building tersebut harus diterapkan
sejak usia mereka dianggap mampu menerima pembentukkan karakter tersebut. Agar
kedepannya terbentuk individu yang berkompeten dan mampu menghadapi
perubahan pada era globalisasi seperti sekarang ini.

b. Apakah menurut Bapak/Ibu masalah ini juga dianggap penting warga masayarakat
yang lain? Mengapa?

Penting juga, sebab hal ini juga berlaku pada khalayak umum, tujuannya tidak lain
ialah, agar masyarakat tersebut mampu memiliki karakter lebih baik, baik secara
pikiran dan tingkah laku

c. Kebijakan apakah, jika belum ada, yang harus dibuat untuk menangani masalah ini?

Untuk kasus ini mungkin lebih berfokus pada rentang usia 17 keatas, seperti halnya
anak –anak SMA/U. Karena pada rentang usia ini, pola pikir dan perilaku mereka mulai
terbentuk menjadi pribadi yang sesungguhnya, maka dari itu penting menerapkan
konsep NCB ini, agar kedepannya diharapkan mereka paham akan pentingnya
pembentukkan karakter untuk menghadapi perubahan pada era sekrang ini.

3. Jika memang kebijakan untuk menangai masalah itu sudah dibuat, tanyakanlah persoalan
persoalan berikut ini:

a. Apakah keuntungan dari kebijakan tersebut?


Agar kedepannya sikap dan pola pikir mereka sesuai dengan konsep National
Character building.

b. Apakah kerugian dari kebijakan tersebut?

Kurangnya keminatan terhadap penerapan konsep tersebut, yang bisa saja akan
pemahaman mereka yang salah menilai konsep tersebut.

c. Adakah kemungkinan kebijakan itu dapat diperbaharui? Bagaimana caranya?


Mungkin saja bisa, karena seiring perkembangan waktu dari tahun ke tahun
perkembangan individu baik secara emosional dan tingkah laku mengalami
kemunduran atau kemajuan. Maka dari itu, bisa saja konsep ini diterapkan mulai dari
anak – anak SMP sederajat dan usia selanjutnya.

d. Apakah kebijakan itu perlu diganti? Mengapa?


Tidak perlu, sebab hal ini sudah dirasa efektif. Sehingga, tidak perlu dilakukan
perubahan lagi kedepannya. Kalau pun dirubah, hal itu pasti sebanding dengan
perkembangan waktu dan era tertentu.

e. Apakah dalam masyarakat ditemukan adanya perbedaan-perbedaan penda[at


berkenaan dengan dibuatnya kebijakan tersebut? Apa sajakah silang pendapat
tersebut?
“Kebijakan yang harus diterapkan mungkin sesungguhnya haruslah sejak dari anak
tersebut menginjak bangku SMP. Tapi hal ini rentang sulit dilakukan, karena anak SMP
pada umunya belum memiliki kestabilan baik secara emosional dan pola pikir, maka
dari itu cukup dari SMA saja”. Tuturnya.
Menurut saya pribadi, benar, bahwa konsep ini memang diwajibkan diterapkan mulai
pada anak tersebut menginjak bangku SMA, agar kedepannya karakter mereka sesuai
dengan konsep tersebut.

f. Dimana dapat memperoleh lebih banyak informasi untuk memahami masalah ini?
Guru atau Dosen pembimbing, internet, media masaa, dan lingkungan sekitar.

Anda mungkin juga menyukai