Anda di halaman 1dari 19

1.

Sifat Gas
Gas merupakan satu dari tiga wujud zat dan walaupun wujud ini merupakan bagian tak
terpisahkan dari studi kimia, bab ini terutama hanya akan membahasa hubungan antara
volume, temperatur dan tekanan baik dalam gas ideal maupun dalam gas nyata, dan teori
kinetik molekular gas, dan tidak secara langsung kimia. Bahasan utamanya terutama tentang
perubahan fisika, dan reaksi kimianya tidak didisuksikan. Namun, sifat fisik gas bergantung
pada struktur molekul gasnya dan sifat kimia gas juga bergantung pada strukturnya. Perilaku
gas yang ada sebagai molekul tunggal adalah contoh yang baik kebergantungan sifat
makroskopik pada struktur mikroskopik.

Sifat-sifat gas dapat dirangkumkan sebagai berikut.

1. Gas bersifat transparan.


2. Gas terdistribusi merata dalam ruang apapun bentuk ruangnya.
3. Gas dalam ruang akan memberikan tekanan ke dinding.
4. Volume sejumlah gas sama dengan volume wadahnya. Bila gas tidak diwadahi,
volume gas akan menjadi tak hingga besarnya, dan tekanannya akan menjadi tak
hingga kecilnya.
5. Gas berdifusi ke segala arah tidak peduli ada atau tidak tekanan luar.
6. Bila dua atau lebih gas bercampur, gas-gas itu akan terdistribusi merata.
7. Gas dapat ditekan dengan tekanan luar. Bila tekanan luar dikurangi, gas akan
mengembang.
8. Bila dipanaskan gas akan mengembang, bila didinginkan akan mengkerut.

Dari berbagai sifat di atas, yang paling penting adalah tekanan gas. Misalkan suatu cairan
memenuhi wadah. Bila cairan didinginkan dan volumenya berkurang, cairan itu tidak akan
memenuhi wadah lagi. Namun, gas selalu akan memenuhi ruang tidak peduli berapapun
suhunya. Yang akan berubah adalah tekanannya.

Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan gas adalah manometer. Prototipe alat
pengukur tekanan atmosfer, barometer, diciptakan oleh Torricelli.

Tekanan didefinisikan gaya per satuan luas, jadi tekanan = gaya/luas.

Dalam SI, satuan gaya adalah Newton (N), satuan luas m2, dan satuan tekanan adalah Pascal
(Pa). 1 atm kira-kira sama dengan tekanan 1013 hPa.
Tugas 1 KIMDAS II - Hariadi

1 atm = 1,01325 x 105 Pa = 1013,25 hPa

Namun, dalam satuan non-SI unit, Torr, kira-kira 1/760 dari 1 atm, sering digunakan untuk
mengukur perubahan tekanan dalam reaksi kimia.

1
A.VOLUME DAN TEKANAN

• Volume

Volume atau bisa juga disebut kapasitas adalah penghitungan seberapa banyak ruang yang
bisa ditempati dalam suatu objek. Objek itu bisa berupa benda yang beraturan ataupun benda
yang tidak beraturan. Benda yang beraturan misalnya kubus, balok, silinder, limas, kerucut,
dan bola. Benda yang tidak beraturan misalnya batu yang ditemukan di jalan. Volume
digunakan untuk menentukan massa jenis suatu benda.

Rumus volume

Rumus volume digunakan untuk benda yang beraturan:

* Volume kubus = r3 (r adalah rusuk kubus)


* Volume balok = p.l.t (p adalah panjang, l adalah lebar dan t adalah tinggi)
* Volume prisma = La.t (La adalah luas alas dan t adalah tinggi)
* Volume limas = 1/3.La.t (La adalah luas alas dan t adalah tinggi)
* Volume silinder = π.r2.t (r adalah jari-jari dan t adalah tinggi)
* Volume kerucut = 1/3.π.r2.t (r adalah jari-jari dan t adalah tinggi)
* Volume bola = 4/3.π.r3

Untuk menentukan volume benda yang tidak beraturan bisa digunakan gelas ukur.

Satuan volume

Satuan SI volume adalah m3. Satuan lain yang banyak dipakai adalah liter (=dm3) dan ml.

1 m3 = 103 dm3 = 106 cm3

• Tekanan

Tekanan (p) adalah satuan fisika untuk menyatakan gaya (F) per satuan luas (A).

p = \frac{F}{A}

Satuan tekanan sering digunakan untuk mengukur kekuatan dari suatu cairan atau gas.Satuan
tekanan dapat dihubungkan dengan satuan volume (isi) dan suhu. Semakin tinggi tekanan di
dalam suatu tempat dengan isi yang sama, maka suhu akan semakin tinggi. Hal ini dapat
digunakan untuk menjelaskan mengapa suhu di pegunungan lebih rendah dari pada di dataran
Tugas 1 KIMDAS II - Hariadi

rendah, karena di dataran rendah tekanan lebih tinggi.

Rumus dari tekanan dapat juga digunakan untuk menerangkan mengapa pisau yang diasah
dan permukaannya menipis menjadi tajam. Semakin kecil luas permukaan, dengan gaya yang
sama akan dapatkan tekanan yang lebih tinggi. Tekanan udara dapat diukur dengan
menggunakan barometer.

2
Tekanan Hidrostatis

Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Tekanan ini terjadi karena
adanya berat air yang membuat cairan tersebut mengeluarkan tekanan. Tekanan sebuah cairan
bergantung pada kedalaman cairan di dalam sebuah ruang dan gravitasi juga menentukan
tekanan air tersebut.

Hubungan ini dirumuskan sebagai berikut: “P = ρgh” dimana ρ adalah masa jenis cairan, g
(10 m/s2) adalah gravitasi, dan h adalah kedalaman cairan.

Tekanan Udara

Atmosfer adalah lapisan yang melindungi bumi. Lapisan ini meluas hingga 1000 km ke atas
bumi dan memiliki massa 4.5 x 1018 kg. Massa atmosfir yang menekan permukaan inilah
yang disebut dengan tekanan atmosferik. Tekanan atmosferik di permukaan laut adalah 76
cmHg.

Aplikasi Tekanan

Tekanan diaplikasikan dalam beberapa hal dalam kehidupan, diantaranya:

* Pengukuran tekanan darah


* Pompa Hidrolik yang biasanya dipakai di bengkel-bengkel

Teori kinetik zat membicarakan sifat zat dipandang dari sudut momentum. Peninjauan teori
ini bukan pada kelakuan sebuah partikel, tetapi diutamakan pada sifat zat secara keseluruhan
sebagai hasil rata-rata kelakuan partikel-partikel zat tersebut.

Fakta bahwa volume gas berubah bila tekanannya berubah telah diamati sejak abad 17 oleh
Torricelli dan filsuf /saintis Perancis Blase Pascal (1623-1662). Boyle mengamati bahwa
dengan mengenakan tekanan dengan sejumlah volume tertentu merkuri, volume gas, yang
terjebak dalam tabung delas yang tertutup di salah satu ujungnya, akan berkurang. Dalam
percobaan ini, volume gas diukur pada tekanan lebih besar dari 1 atm.

Boyle membuat pompa vakum menggunakan teknik tercangih yang ada waktu itu, dan ia
mengamati bahwa gas pada tekanan di bawah 1 atm akan mengembang. Setelah ia melakukan
banyak percobaan, Boyle mengusulkan persamaan (6.1) untuk menggambarkan hubungan
antara volume V dan tekanan P gas. Hubungan ini disebut dengan hukum Boyle.

PV = k (suatu tetapan) (6.1)


Tugas 1 KIMDAS II - Hariadi

Penampilan grafis dari percobaan Boyle dapat dilakukan dengan dua cara. Bila P diplot
sebagai ordinat dan V sebagai absis, didapatkan hiperbola (Gambar 6.1(a)). Kedua bila V
diplot terhadap 1/P, akan didapatkan garis lurus (Gambar 6.1(b)).

3
(a) Plot hasil percobaan; tekanan vs. Volume
(b) Plot hasil percobaan; volume vs 1/tekanan. Catat bahwa kemiringan k tetap.

Volume dan temperatur

Setelah lebih dari satu abad penemuan Boyle ilmuwan mulai tertarik pada hubungan antara
volume dan temperatur gas. Mungkin karena balon termal menjadi topik pembicaraan di
kotakota waktu itu. Kimiawan Perancis Jacques Alexandre César Charles (1746-1823),
seorang navigator balon yang terkenal pada waktu itu, mengenali bahwa, pada tekanan tetap,
volume gas akan meningkat bila temperaturnya dinaikkan. Hubungan ini disebut dengan
hukum Charles, walaupun datanya sebenarnya tidak kuantitatif. Gay-Lussac lah yang
kemudian memplotkan volume gas terhadap temperatur dan mendapatkan garis lurus
(Gambar 6.2). Karena alasan ini hukum Charles sering dinamakan hukum Gay-Lussac.
Baik hukum Charles dan hukum Gay-Lussac kira-kira diikuti oleh semua gas selama tidak
terjadi pengembunan.

Tugas 1 KIMDAS II - Hariadi

Pembahasan menarik dapat dilakukan dengan hukum Charles. Dengan mengekstrapolasikan


plot volume gas terhadap temperatur, volumes menjadi nol pada temperatur tertentu. Menarik
bahwa temperatur saat volumenya menjadi nol sekiatar -273°C (nilai tepatnya adalah -273.2
°C) untuk semua gas. Ini mengindikasikan bahwa pada tekanan tetap, dua garis lurus yang
didapatkan dari pengeplotan volume V1 dan V2 dua gas 1 dan 2 terhadap temperatur akan
berpotongan di V = 0.

4
Fisikawan Inggris Lord Kelvin (William Thomson (1824-1907)) megusulkan pada
temperatur ini temperatur molekul gas menjadi setara dengan molekul tanpa gerakan dan
dengan demikian volumenya menjadi dapat diabaikan dibandingkan dengan volumenya pada
temperatur kamar, dan ia mengusulkan skala temperatur baru, skala temperatur Kelvin, yang
didefinisikan dengan persamaan berikut.

273,2 + °C = K (6.2)

Kini temperatur Kelvin K disebut dengan temperatur absolut, dan 0 K disebut dengan titik
nol absolut. Dengan menggunakan skala temperatur absolut, hukum Charles dapat
diungkapkan dengan persamaan sederhana

V = bT (K) (6.3)

dengan b adalah konstanta yang tidak bergantung jenis gas.

Menurut Kelvin, temperatur adalah ukuran gerakan molekular. Dari sudut pandang ini, nol
absolut khususnya menarik karena pada temperatur ini, gerakan molekular gas akan berhenti.
Nol absolut tidak pernah dicapai dengan percobaan. Temperatur terendah yang pernah
dicapai adalah sekitar 0,000001 K.

Avogadro menyatakan bahwa gas-gas bervolume sama, pada temperatur dan tekanan yang
sama, akan mengandung jumlah molekul yang sama (hukum Avogadro; Bab 1.2(b)). Hal ini
sama dengan menyatakan bahwa volume real gas apapun sangat kecil dibandingkan dengan
volume yang ditempatinya. Bila anggapan ini benar, volume gas sebanding dengan jumlah
molekul gas dalam ruang tersebut. Jadi, massa relatif, yakni massa molekul atau massa atom
gas, dengan mudah didapat.

B. HUBUNGAN ANTARA SUHU, VOLUME DAN TEKANAN GAS

Hukum Boyle, hukum Charles dan hukum Gay-Lussac baru menurunkan hubungan antara
suhu, volume dan tekanan gas secara terpisah. Bagaimanapun ketiga besaran ini memiliki
keterkaitan erat dan saling mempengaruhi. Karenanya, dengan berpedoman pada ketiga
hukum gas di atas, kita bisa menurunkan hubungan yang lebih umum antara suhu, volume
dan tekanan gas.Ketiga perbandingan ditulis dalam persamaan : Tugas 1 KIMDAS II - Hariadi

Jika perbandingan 1, perbandingan 2 dan perbandingan 3 digabung menjadi satu, maka akan
tampak seperti ini :

5
Persamaan ini menyatakan bahwa tekanan (P) dan volume (V) sebanding dengan suhu mutlak
(T). Sebaliknya, volume (V) berbanding terbalik dengan tekanan (P).

Perbandingan 4 bisa dioprek menjadi persamaan :

Keterangan :

P1 = tekanan awal (Pa atau N/m2)

P2 = tekanan akhir (Pa atau N/m2)

V1 = volume awal (m3)

V2 = volume akhir (m3)

T1 = suhu awal (K)

T2 = suhu akhir (K)

(Pa = pascal, N = Newton, m2 = meter kuadrat, m3 = meter kubik, K = Kelvin)

Hubungan antara Suhu (T) dan Volume (V)

Dalam pokok bahasan suhu dan kalor, kita mengenal besaran suhu alias temperatur (T). Suhu
alias temperatur merupakan ukuran panas atau dinginnya suatu benda… Selain suhu, kita
juga mengenal besaran volume (V). Suhu udara dan volume udara memiliki keterkaitan.
Volume udara bisa berubah apabila suhu udara berubah. Jika suhu udara meningkat, maka
volume udara bertambah (udara memuai)… Sebaliknya kalau suhu udara menurun, maka
volume udara akan berkurang (udara menyusut). Ingat lagi pokok bahasan pemuaian (materi
suhu dan kalor). Kita bisa mengatakan bahwa suhu udara berbanding lurus alias sebanding
dengan volume udara.
Tugas 1 KIMDAS II - Hariadi

Hubungan antara Tekanan (P) dan Suhu (T)

Selain suhu dan volume, ada juga besaran tekanan (P). Masih ingat pokok bahasan fluida
statis ? Dalam fluida statis, gurumuda sudah menjelaskan secara panjang pendek mengenai
tekanan (P), khususnya tekanan udara. Ingat ya, tekanan fluida (zat cair atau gas) selalu
bertambah terhadap kedalaman atau semakin berkurang terhadap ketinggian. Misalnya air
yang berada di dasar wadah memiliki tekanan yang lebih besar daripada air yang berada di
permukaan wadah. Jadi tekanan air di dasar lebih besar daripada di permukaan.

6
Biasanya udara di puncak gunung lebih dingin (suhu udara lebih rendah). Demikian juga
tempat-tempat yang letaknya di dataran tinggi (Bandung dkk). Sebaliknya tempat-tempat
yang lebih dekat dengan permukaan laut (jakarta, surabaya, semarang, makasar, yogya) lebih
panas. Berdasarkan kenyataan ini, kita bisa menyimpulkan bahwa suhu (T) dan tekanan (P)
memiliki hubungan. Semakin besar tekanan udara, semakin tinggi suhu udara tersebut (udara
makin panas). Sebaliknya, semakin kecil tekanan udara, semakin rendah suhu udara tersebut
(udara makin dingin). Dengan kata lain, tekanan udara berbanding lurus alias sebanding
dengan suhu udara.

Hubungan antara Tekanan (P) dan Volume (V)

Untuk membantu meninjau hubungan antara tekanan (P) dan volume (V), gurumuda ingin
mengajakmu berimajinasi sejenak. Amati gambar di bawah… Permukaan wadah yang
berwarna biru bisa digerakkan naik turun. Di dalam wadah ada udara. Volume udara dalam
wadah 1 (volume 1) lebih besar dari volume udara dalam wadah 2 (volume 2). Volume udara
dalam wadah 2 (volume 2) lebih besar dari volume udara dalam wadah 3 (volume 3). Jadi
volume 1 > volume 2 > volume 3.

Catatan :

Gambar ini disederhanakan menjadi 2 dimensi. Btw, anggap saja ini gambar 3 dimensi
(volume = panjang x lebar x tinggi).

C. HUKUM GAS IDEAL (dalam jumlah mol)

PV = nRT

Persamaan ini dikenal dengan julukan hukum gas ideal alias persamaan keadaan gas ideal.

Keterangan :

P = tekanan gas (N/m2)

V = volume gas (m3)

n = jumlah mol (mol)

R = konstanta gas universal (R = 8,315 J/mol.K)


Tugas 1 KIMDAS II - Hariadi

T = suhu mutlak gas (K)

Temperatur standar (T) = 0 oC = 273 K

Tekanan standar (P) = 1 atm = 1,013 x 105 N/m2 = 1,013 x 102 kPa = 101 kPa

7
Persamaan gas ideal

Esensi ketiga hukum gas di atas dirangkumkan di bawah ini. Menurut tiga hukum ini,
hubungan antara temperatur T, tekanan P dan volume V sejumlah n mol gas dengan terlihat.

Tiga hukum Gas

Hukum Boyle: V = a/P (pada T, n tetap)

Hukum Charles: V = b.T (pada P, n tetap)

Hukum Avogadro: V = c.n (pada T, P tetap)

Jadi, V sebanding dengan T dan n, dan berbanding terbalik pada P. Hubungan ini dapat
digabungkan menjadi satu persamaan:

V = RTn/P

atau

PV = nRT

R adalah tetapan baru. Persamaan di atas disebut dengan persamaan keadaan gas ideal atau
lebih sederhana persamaan gas ideal.

Nilai R bila n = 1 disebut dengan konstanta gas, yang merupakan satu dari konstanta
fundamental fisika. Nilai R beragam bergantung pada satuan yang digunakan. Dalam sistem
metrik, R = 8,2056 x10–2 dm3 atm mol-1 K-1. Kini, nilai R = 8,3145 J mol-1 K-1 lebih sering
digunakan.

Kalau sebelumnya Hukum gas ideal dinyatakan dalam jumlah mol (n), maka kali ini hukum
gas ideal dinyatakan dalam jumlah molekul (N). Sebelum menurunkan persamaannya,
terlebih dahulu baca pesan-pesan berikut ini…

Seperti yang telah gurumuda jelaskan sebelumnya, apabila kita menyatakan ukuran zat tidak
dalam bentuk massa (m), tapi dalam jumlah mol (n), maka konstanta gas universal (R)
berlaku untuk semua gas. Hal ini pertama kali ditemukan oleh alhamrum Amedeo Avogadro
(1776-1856), mantan ilmuwan Italia. Sekarang beliau sudah beristirahat di alam baka…
Almahrum Avogadro mengatakan bahwa ketika volume, tekanan dan suhu setiap gas
sama, maka setiap gas tersebut memiliki jumlah molekul yang sama. Kalimat yang
dicetak tebal ini dikenal dengan julukan hipotesa Avogadro (hipotesa = ramalan atau
Tugas 1 KIMDAS II - Hariadi

dugaan). Hipotesa almahrum Avogadro ini sesuai dengan kenyataan bahwa konstanta R sama
untuk semua gas. Berikut ini beberapa pembuktiannya :

Pertama, jika kita menyelesaikan soal menggunakan persamaan hukum gas ideal (PV =
nRT), kita akan menemukan bahwa ketika jumlah mol (n) sama, tekanan dan suhu juga sama,
maka volume semua gas akan bernilai sama, apabila kita menggunakan konstanta gas
universal (R = 8,315 J/mol.K). Karenanya dirimu jangan pake heran kalau pada STP, setiap
gas yang memiliki jumlah mol (n) yang sama akan memiliki volume yang sama. Volume 1

8
mol gas pada STP = 22,4 liter. Volume 2 mol gas = 44,8 liter. Volume 3 mol gas = 67,2 liter.
Dan seterusnya… ini berlaku untuk semua gas.

Kedua, jumlah molekul dalam 1 mol sama untuk semua gas. Jumlah molekul dalam 1 mol =
jumlah molekul per mol = bilangan avogadro (NA). Jadi bilangan Avogadro bernilai sama
untuk semua gas. Besarnya bilangan Avogadro diperoleh melalui pengukuran :

NA = 6,02 x 1023 molekul/mol = 6,02 x 1023 /mol

= 6,02 x 1026 molekul/kmol = 6,02 x 1026 /kmol

Untuk memperoleh jumlah total molekul (N), maka kita bisa mengalikan jumlah molekul per
mol (NA) dengan jumlah mol (n).

Kita oprek lagi persamaan Hukum Gas Ideal :

Ini adalah persamaan Hukum Gas Ideal dalam bentuk jumlah molekul.

Tugas 1 KIMDAS II - Hariadi

Keterangan :

P = Tekanan

V = Volume

N = Jumlah total molekul

9
k = Konstanta Boltzmann (k = 1,38 x 10-13 J/K)

T = Suhu

D. TEKANAN PARSIAL

Hukum tekanan parsial Dalton (1801)

Hukum Tekanan Parsial Dalton: Tekanan sebuah campuran gas adalah sama dengan jumlah
tekanan masing-masing gas penyusunnya.

Secara matematik, hal ini dapat direpresentasikan untuk n jenis gas, berlaku:

Pengamatan pertama mengenai perilaku campuran gas dalam sebuah wadah dilakukan oleh
Dalton, ia menyatakan bahwa tekanan total, Ptol, adalah jumlah tekanan parsial setiap
gas. Pernyataan ini selanjutnya disebut sebagai Hukum Dalton, hukum ini berlaku untuk gas
dalam keadaan ideal. Tekanan parsial setiap komponen dalam campuran gas ideal ialah
tekanan total dikalikan dengan fraksi mol komponen tersebut.

Tugas 1 KIMDAS II - Hariadi

10
Tekanan total dan parsial

Contoh :

Berapa tekanan total dalam wadah (container) yang mengandung:

• Metana dengan tekanan parsial 0.75 atm,


• Hidrogen dengan tekanan parsial 0.40 atm
• Propana dengan tekanan parsial 0.50 atm?

Ptot = Pmetana + Phidrogen + Ppropana

Ptot = 0.75 atm + 0.40 atm + 0.50 atm Ptot = 1.65 atm

E. EFUSI GAS MENURUT HUKUM GRAHAM

Hukum graham menyatakan bahwa laju efusi atau laju difusi gas berbanding terbalik dengan
akar kuadrat massa molarnya. Efusi adalah kerja yang dilakukan gas untuk melewati lubang-
lubang kecil pada wadahnya, seperti atom helium yang keluar melalui pori-pori kecil pada
balon yang kempes setelah beberapa hari. Difusi adalah kerja yang dilakukan gas untuk
melewati gas lain. Misalnya, jika isi sebotol amonia dituang di pojok sebuah ruangan, bau
amonia akan segera tersebar ke seluruh ruangan. Semakin berat molekul suatu gas, semakin
Tugas 1 KIMDAS II - Hariadi

lambat laju efusi atau difusinya.

Karena kedua gas mempunyai suhu yang sama , energi kinetik rata-ratanyapun sama :

Kalikan persamaan terakhir dengan 2 sehingga diperoleh :

Karena massa molekul sebanding dengan massa molarnya dan kecepatan rata-rata molekul
adalah ukuran laju efusi atau laju difusi, yang harus kita lakukan pada persamaan ini untuk
memperoleh hukum Graham adalah menempatkan akar kuadrat. (Akar kuadrat tidak serupa

11
dengan kecepatan rata-rata, tetapi merupakan suatu kuantitas yang disebut akar kuadrat
kecepatan rata-rata.

F. GAS NYATA

Gas nyata (real gas) bersifat menyimpang dari gas ideal, terutama pada tekanan tinggi dan
suhu rendah.
Teori Kinetika gas menjelaskan Postulat 1: massa gas dapat diabaikan jika dibandingkan
dengan volume bejana.
Pada tekanan tinggi, atau jika jumlah molekul banyak, volume gas harus diperhitungkan à
volume ideal sebetulnya lebih kecil dari volume real.

a Menurut Van Der Waals, koreksi volume tergantung dari n (junlah mol gas)

b = tetapan koreksi volume


Pada tekanan tinggi à rapatan gas tinggi à molekul2 sangat berdekatan à gaya antar molekul
harus diperhitungkan à karena ada gaya tarik menarik à tekanan yang sebenarnya lebih
rendah dari tekanan ideal.

Pengurangan tekanan karena kerapatan gas adalah:


1. Berbanding lurus dengan jml tabrakan dgn dinding atau dengan konsentrasi gas
2. Berbanding lurus dengan gaya tabrakan à berbanding lurus dengan konsentrasi gas
Aplikasi gas di dunia pertambangan
Teknologi Plasma dalam Dunia Teknik Kimia
Tugas 1 KIMDAS II - Hariadi

12
Pada tahun ajaran 2008-2009, tepatnya di semester ganjil ini, Program Studi Teknik Kimia
ITB membuka beberapa mata kuliah baru sebagai mata kuliah pilihan. Salah satu mata kuliah
baru yang mendapat peminat cukup banyak adalah mata kuliah Teknologi Plasma. Apa itu
Teknologi Plasma dan kaitannya dengan Teknik Kimia?

Sekilas Tentang Teknologi Plasma

Plasma dalam teknologi plasma dapat didefinisikan sebagai gas yang terionisasi, terdiri dari
partikel neutron, ion positif, ion negatif dan elektron yang merespon secara kuat medan
magnetik. Plasma juga dapat dikatakan sebagai atom yang kehilangan elektron karena
beberapa atau semua elektron di orbit atom terluar telah terpisah dari atom atau molekul.
Hasilnya adalah sebuah koleksi ion dan elektron yang tidak lagi terikat satu sama lain. Untuk
menghilangkan elektron dari atom dibutukakan suatu energi, energi tersebut berasal dari
panas, listrik ataupun cahaya. Partikel-partikel ini terionisasi (bermuatan) sehingga
terbentuklah plasma.

Berdasarkan temperaturnya, plasma dapat dikategorikan menjadi:

1. Plasma termal : Telektron ~ Tgas

Suhu elektron dan gas berada dalam keadaan kesetimbangan (quasi-equilibrium) akibat
pemanasan Joule (Joule heating).
Contoh: plasma matahari

2. Plasma non-termal: Telektron > Tgas


Tugas 1 KIMDAS II - Hariadi

Telektron ~ 1 eV (~ 10000 K); T ~ suhu ruang

Contoh: Aurora borealis

Teknologi plasma memiliki beberapa keunggulan diantaranya: plasma merupakan teknologi


yang ramah lingkungan, murah dan mudah, dan dapat digunakan berkali-kali. Terdapat
beberapa aplikasi plasma yang telah dikenal luas diantaranya teknologi plasma dalam AC,
teknologi plsma pada TV, teknologi plasma pada pengolahan sampah, dan teknologi plasma
sebagai cleaning technology.

13
Teknologi Plasma Sebagai Cleaning Technology

Cleaning Technology with Plasma

Aplikasi teknologi plasma sebagai cleaning technology merupakan salah satu aplikasi yang
erat kaitannya dengan Teknik Kimia. Sebagai mana kita ketahui, efek negatif dari
perkembangan industri adalah munculnya polusi yang menyebabkan kerusakan alam. Di
sinilah teknologi plasma dapat berperan sebagai salah satu teknologi untuk membersihkan
limbah yang dihasilkan oleh suatu industri. Aplikasi teknologi plasma dapat menghilangkan
polutan dalam limbah bahkan dapat menghasilkan produk yang memiliki nilai guna.
Sebagaimana digambarkan dalam gambar di atas.

Aplikasi Non-thermal Plasma untuk Mengatasi Gas Buangan NOx dan SOx

Gas buang yang mengandung NOx dan atau SOx, akan dikontakkan dengan plasma.
Akibatnya akan terbentuk radikal yang menyebabkan terjadinya reaksi kompleks yang
mengonversi NOx dan atau SOx menjadi produk tertentu. Mekanisme ini terjadi di dalam
reaktor plasma penghilangan NOx dan atau SOx. Salah satu contohnya adalah sebagai
berikut:
Tugas 1 KIMDAS II - Hariadi

14
Sistem kerja reaktor CRS dari contoh sistem reaktor penghilangan NO yang dikembangkan
oleh McMaster University (Matsuoka, dkk.)

Gas buang dimasukkan ke dalam reaktor. Kemudian dikontakkan dengan plasma yang akan
dibangkitkan pada bagian tube dan nozzle. Tube dan nozzle ini terletak pada channels. Ketika
terjadi kontak antara gas buang dengan plasma maka akan terbentuk radikal. Gas aditif
seperti ammonia (NH3) atau hidrokarbon seperti metana (CH4) perlu ditambahkan untuk turut
membangkitkan radikal sehingga menyebabkan reaksi pembentukan partikulat. Selain itu,
penambahan gas aditif juga disesuaikan dengan produk akhir yang diharapkan terbentuk.

Contoh Reaksi: (HO2, OH, H, adalah radikal yang teraktifkan oleh plasma)

HO2 + NO -> OH + NO2

OH + NO2-> NO3 + H

H + NH3 + NO3 -> (NH4)NO3

Setelah melewati channels kemudian ditangkap oleh pengendap elektrostatik. Beberapa


produk yang ditangkap dapat dimanfaatkan untuk pupuk seperti ammonium nitrat (NH4)NO3.

H. Contoh Soal + Jawaban

Contoh soal 1 :

Pada tekanan atmosfir (101 kPa), suhu gas karbon dioksida = 20 oC dan volumenya = 2 liter.
Apabila tekanan diubah menjadi 201 kPa dan suhu dinaikkan menjadi 40 oC, hitung volume
akhir gas karbon dioksida tersebut…

Panduan jawaban :

P1 = 101 kPa

P2 = 201 kPa

T1 = 20 oC + 273 K = 293 K

T2 = 40 oC + 273 K = 313 K

V1 = 2 liter
Tugas 1 KIMDAS II - Hariadi

V2 = ?

Tumbangkan soal :

15
Volume akhir gas karbon dioksida = 1,06 liter

Contoh soal 2 :

Tentukan volume 2 mol gas pada STP (anggap saja gas ini adalah gas ideal)

Panduan jawaban :

Tugas 1 KIMDAS II - Hariadi

Volume 2 mol gas pada STP (temperatur dan tekanan stadard) adalah 44,8 liter.

Contoh soal 3 :

Volume gas oksigen pada STP = 20 m3. Berapa massa gas oksigen ?

Panduan jawaban :

Volume 1 mol gas pada STP = 22,4 liter = 22,4 dm3 = 22,4 x 10-3 m3 (22,4 x 10-3 m3/mol)
16
Volume gas oksigen pada STP = 20 m3

Massa molekul oksigen = 32 gram/mol (massa 1 mol oksigen = 32 gram). Dengan demikian,
massa gas oksigen adalah :

Catatan :

Kadang massa molekul disebut sebagai massa molar. Massa molar = massa molekul

Contoh soal 4 :

Sebuah tangki berisi 4 liter gas oksigen (O2). Suhu gas oksigen tersebut = 20 oC dan tekanan
terukurnya = 20 x 105 N/m2. Tentukan massa gas oksigen tersebut (massa molekul oksigen =
32 kg/kmol = 32 gram/mol)

Panduan jawaban :

P = Patm + Pukur = (1 x 105 N/m2) + (20 x 105 N/m2) = 21 x 105 N/m2

T = 20 oC + 273 = 293 K

V = 4 liter = 4 dm3 = 4 x 10-3 m3

R = 8,315 J/mol.K = 8,315 Nm/mol.K

Massa molekul O2 = 32 gram/mol = 32 kg/kmol


Tugas 1 KIMDAS II - Hariadi

Massa O2 = ?

17
Massa gas oksigen = 110 gram = 0,11 kg

Latihan 1 Persamaan gas ideal

Sampel metana bermassa 0,06 g memiliki volume 950 cm3 pada temperatur 25°C. Tentukan
tekanan gas dalam Pa atau atm).

Jawab:

Karena massa molekul CH4 adalah 16,04,

jumlah zat n diberikan sebagai n = 0,60 g/16,04 g mol-1 = 3,74 x 10-2 mol.

Maka, P = nRT/V = (3,74 x10-2 mol)(8,314 J mol-1 K-1) (298 K)/ 950 x 10-6 m3)= 9,75 x 104 J
m-3 = 9,75 x 104 N m-2= 9,75 x 104 Pa = 0,962 atm

Latihan 2 Hukum tekanan parsial


Tugas 1 KIMDAS II - Hariadi

Sebuah wadah bervolume 3,0 dm3 mengandung karbon dioksida CO2 pada tekanan 200 kPa,
dansatu lagi wadah bervolume 1,0 dm3 mengandung N2 pada tekanan 300 kPa. Bila kedua
gas dipindahkan ke wadah 1,5 dm3. Hitung tekanan total campuran gas. Temperatur
dipertahankan tetap selama percobaan.

18
Jawab:

Tekanan parsial CO2 akan menjadi 400 kPa karena volume wadah baru 1/2 volume wadah
sementara tekanan N2 adalah 300 x (2/3) = 200 kPa karena volumenya kini hanya 2/3 volume
awalnya.

Maka tekanan totalnya 400 + 200 = 600 kPa.

Contoh Soal :

1. Berapakah kecepatan rata-rata dari partikel-partikel suatu gas dalam keadaan normal,
jika massa jenis gas 100 kg/m3 dan tekanannya 1,2.105 N/m2?

Jawab:

PV = 2/3 Ek
PV = 2/3 . 1/2 . m v2 = 1/3 m v2
v2 = (3PV)/m = (3 P)/(m/V) = 3P/r

v = Ö3P/r = Ö3.1,2.105/100 = 60 m/det

2. Suatu gas tekanannya 15 atm dan volumenya 25 cm3 memenuhi persamaan PV – RT.
Bila tekanan gas berubah 1/10 atm tiap menit secara isotermal. Hitunglah perubahan
volume gas tiap menit?

Jawab:

Persamaan PV = RT jelas untuk gas ideal dengan jumlah mol gas n = 1. Jadi kita ubah
persamaan tersebut menjadi:

P DV + V DP = R DT (cara differensial parsial)

15 . DV + 25. 1/10 = R . 0 ® AV = -25 /15.10 = -1/6 cm3/menit

Jadi perubahan volume gas tiap menit adalah 1/6 cm3,dimana tanda (-) menyatakan gas
menerima usaha dari luar (dari sekelilingnya).
Tugas 1 KIMDAS II - Hariadi

19

Anda mungkin juga menyukai