Anda di halaman 1dari 8

Nama : Suci Ardya Dara

Nim : P07131319025

Hari/tanggal : Sabtu/ 5 Desember 2020

Judul : Identifikasi Larva culex sp

Tujuan : Untuk dapat mengidentifikasi Larva culex sp

Spesimen : Larva

Alat/Bahan : 1. Mikroskop

2. Objek glass

3. Cover glass

4. Pipet tetes

5. Larva

Cara Kerja :

1. Sediakan larva nyamuk untuk diidentifikasi


2. Ambil larva nyamuk menggunakan pipet tetes
3. Letakkan larva tersebut diatas objek glass dan tutup menggunakan cover glass
4. Selanjutnya dilakukan pengamatan dibawah mikroskop
5. Amati bagian morfologi gigi sisi (combs) pada larva untuk dapat mengetahui jenis larva
tersebut.

Pembahasan :
Setelah kontak dengan air, telur akan menetas dalam waktu 2-3 hari. Pertumbuhan dan
perkembangan larva dipengaruhi oleh faktortemperature, tempat perindukan dan ada tidaknya
hewan predator. Pada kondisi optimum waktu yang dibutuhkan mulai dari penetasan sampai
dewasa kurang lebih 5 hari.
Kesimpulan :
Dari identifikasi yang telah dilakukan diketahui bahwa larva tersebut adalah jenis larva
culex sp.
Pengamatan :
Pembesaran 4x

Pembesaran 10x
Nama : Suci Ardya Dara

Nim : P07131319025

Hari/tanggal : Sabtu/ 5 Desember 2020

Judul : Identifikasi Pupa culex sp

Tujuan : Untuk dapat mengidentifikasi Pupa culex sp

Spesimen : Larva

Alat/Bahan : 1. Mikroskop

2. Objek glass

3. Cover glass

4. Pipet tetes

5. Pupa

Cara Kerja :

1. Sediakan pupa nyamuk untuk diidentifikasi


2. Siapkan objek glass dan cover glass bebas lemak
3. Ambil pupa nyamuk menggunakan pipet tetes
4. Letakkan pupa tersebut diatas objek glass dan tutup menggunakan cover glass
5. Selanjutnya dilakukan pengamatan dibawah mikroskop
6. Amati bagian caput pupa untuk dapat mengetahui jenis pupa tersebut.

Pembahasan :

Pupa merupakan stadium terakhir dari nyamuk yang berada di dalam air, pada stadium ini
tidak memerlukan makanan dan terjadi pembentukan syap hingga dapat terban, stadium
kepompong memakan waktu lebih kurang satu sampai dua hari. Pada fase ini nyamuk
membutuhkan 2-5 hari untuk menjadi nyamuk, dan selama fase ini pupa tidak akan makan
apapun dan akan eluar dari larva menjadi nyamuk yang dapat terbang dan keluar dari air.
Kesimpulan :
Dari identifikasi yang telah dilakukan diketahui bahwa pupa tersebut adalah jenis
pupa culex sp.
Pengamatan :
Nama : Suci Ardya Dara

Nim : P07131319025

Hari/tanggal : Sabtu/ 5 Desember 2020

Judul : Identifikasi Nyamuk culex sp

Tujuan : Untuk dapat mengidentifikasi Nyamuk culex sp

Spesimen : Nyamuk

Alat/Bahan : 1. Mikroskop stereo

2. Gabus

3. Jarum/Pin

4. Kertas segitiga

5. kuteks

6. Alkohol 70% atau 80%

7. Etel alkohol

Cara Kerja :

1. Nyamuk dibius dengan menggunakan eter alcohol


2. Tusuk ketas segitiga pada bagian tumpul dengan menggunakan jarum diatas gabus
3. Ambil kuteks oleskan pada kertas segitiga bagian runcing
4. Rekatkan nyamuk pada bagian thorax dengan posisi menyamping dan bagian kaki
menghadap keluar
5. Selanjutnya lakukan pengamatan dibawah mikroskop stereo.

Pembahasan :

Setelah muncul dari pupa nyamuk jantan dan betina akan kawin dan nyamuk betina yang
sudah dibuahi akan menghisap darah waktu 24-36 jam. Darah merupakan sumber protein yang
esensial untuk mematangkan telur. Perkembangan telur hingga dewasa memerlukan waktu
sekitar 10 sampai 12 hari.
Kesimpulan :
Dari identifikasi yang telah dilakukan diketahui bahwa nyamuk tersebut adalah jenis
culex sp.

Pengamatan :
Nama : Suci Ardya Dara

Nim : P07131319025

Hari/Tanggal : Sabtu/ 5 Desember 2020

Judul : Identifikasi Ctenocephalides felis (Pinjal Kucing)

Tujuan : Untuk dapat mengindentifikasi Ctenocephalides felis

Specimen : Pinjal Ctenocephalides felis

Alat/Bahan : 1. Mikroskop

2. Preparat awetan Pinjal Ctenocephalides felis

Cara Kerja :

1. Amati preparat dibawah mikroskop dengan pembesaran 4x dan 10x

Pembahasan :

Ctenocephalides felis adalah ekstoparasit yang menggunakan kucing sebagai bospes.


Morfologi dari Ctenocephalides felis memiliki ukuran tubuh kecil 1-2 mm, berwarna coklat tua
atau hitam, tubuh pipih tidak bersayap tetapi memiliki tiga pasang tungkai yang Panjang san
berkembang baik digunakan untuk lari dan melompat. Tungkai maupun tubuh tertutup oleh
rambut-rambut kasar atau rambut-rambut halus. Kepala memiliki lekuk yang berfungsi
menyimpan tiga segmen antena dan memiliki mata sederhana didepan antena. Bagian ventral
anterior kepala memiliki bagian yang dikenal sebagai gena. Gena memiliki duri berjajar seperti
sisir yang dinamakan sisir gena (genal ctenidium).

Kesimpulan :

Dari identifikasi yang telah dilakukan diketahui bahwa pinjal tersebut adalah jenis Pinjal
Ctenocephalides felis jantan, karena tidak ditemukan spermateka diantara segmen ke 6-8.
Pengamatan :

Anda mungkin juga menyukai