John Friedmann
Armen Mara.
Pendekatan Agropolitan Terhadap Strategi Kebutuhan Pokok
Dalam halaman-halaman berikut ini kami Mengajukan pedoman pedoman bagi
pendekatan teritorial terhadap strategi kebutuhan pokok. Akan menamakannya pendekatan
“agropolitan”. Latar yang kami pilih adalah masyarakat-masyarakat agraris yang
berpenduduk padat yang mempunyai ciri profil perkembangan sosial yang rendah, laju
pertambahan penduduk yang tinggi, realisasi berbasis kota yang baru dimulai , tingkat
ketergantungan eksternal yang tinggi, serta indeks indeks ketimpangan yang semakin
meningkat. Masyarakat masyarakat Seperti ini terutama dijumpai di Asia dan bagian-
bagian dari Afrika. Di luar latar geografis yang cocok untuk pembangunan agropolitan,
Bentuk-bentuk pembangunan berencana berbasis teritorial yang akan lebih cocok.
Kami mengusulkan bentuk agropolitan sebagai suatu pendekatan Terhadap
poembangunan segmen-segmen yangluas dari periferi dunian kawasan-kawasan yang
terbelakang dan tergantung dari segi ekonomi, yang selalu menjadi perhatian para
p[erencana regional. Disamping itu, pembahasan kami dimaksudkan untuk menembus
jalan buntu dalam kajian-kajian regional dewasa ini : dibutuhkan sebuah paradigm baru.
Pembaca tentu akan melihat sejumlah persaman antara versi pembangunan
agropolitan kami dengan pengalaman cina selama dua puluh tahun terakhir ini. Hal ini
bukan disengaja untuk mengangkat cintoh dari cina sebagai teladan universal, melainkan
sekedar mengangkan ciri-ciri structural yang sama yang dioproleh dari pemakaian asumsi-
asumsi kerja yang sama: misalnya bahwa tujuan tingkat pertama dari pembangunan
hendaknya diorganisasi menurut suatu basisi territorial; bahwa masalah –maslah produksi
dan distribusi hendaknya dipecahkan secara bersama-sama; dan bahwa basisi sumber daya
bagi pengmebangan tenaga-tenaga produksi harus terus menerus diperluas.
Kami akan membahasa unsur-unsur utama dari pendekatan agropolitan dalam empart
pokok yang meliputi (1) persyaratan dasat bagirealisasinya, (2)nkerangka kerja territorial,
(3) perluasan produksi dan (4) peranan Negara
Persyaratan Dasar
Armen Mara.
Penutupan territorial secara selektif , mengacu kepada suatu kebijaksanan swadaya pada
tingkat integrasi territorial yang relavan yaitu distrik, wilayah, dan Negara. Kondisi ini
langsung bertentangan dengan idiologi pasar bebas dan keuntungan komparatif serta
usaha-usaha perusahaan transnasional untuk ,engorganisasi perekonomian dunia yang
secara fungsional terpadu dibawah pengawasanya. Penutupan selektif merupakan cara
untuk keluar darifanatisme atas efisiensi pertumbuhan. Ia meruapakan perwujudan
keyakinan akan kemampuan rakyat untuk mengarahkan kekuatan-kekuatan evolusi mereka
sendri. Hal ini berarti tidak bersandar pada bantuan dan investasi dari luar melibatkan
massa dalam pembangunan, memulai suatu proses belajar sosial, menganekaragamkan
produksi, serta menghimpun sumber daya – sumber daya. Hal ini berarti belajar
mengatakan “kita” dan mengutamakan kepentingan teritorial.
Komunalisasi sumber daya tanah dan air merupakan syarat kedua bagi
pembangunan agropolitan. Dalam masyarakat – masyarakat agraris yang miskin, kekayaan
produktif terutama terdapat dalam bentuk tanah dan air. Komunalisasi kekayaan ini berarti
bahwa kekuasaaan untuk menentukan pemakaian utama dan pembagian tanah dan air
terletak pada komunitas teritorial bersangkutan. Dalam kebanyakan masyarakat petani, hal
ini merupakan praktek kuno, yang bekas – bekasnya dapat ditemukan hingga sekarang,
seperti dalam tradisi ejido dari pribumi Meksiko.
Komunalisasi dapat mengambil berbagai bentuk. Yang ditegaskan disini adalah
bahwa dalam hal kondisi – kondisi dasar bagi keberlangsungannya kepentingan komunitas
menjadi perioritas utama. Sementara individu - individu berusaha mencari hasil – hasil
jangka pendek, komunitas – komunitas teritorial harus menjamin kelangsungan hidup
kesejahteraan jangka panjang kelompok itu. Komunalisasi mengabsahkan perwujudan
kepentingan ini.
Dalam konteks strategi kebutuhan pokok, komunalisasi diperlukan. Hanya
komunitaslah yang dapat menjamin keputusan akan kebutuhan – kebutuhan pokok
anggotanya, dan untuk mengalokasi manfaat sebagaimana mestinya ia harus mempunyai
akses atau buah dari hasil kerjanya sendiri. Pengerahan sepenuhnya sumber daya yang ada,
yang terkandung dalam pembangunan agropolitan, hanya mungkin bila manfaat dari usaha
itu mengalir secara merata kepada setiap orang dalam komunitas. Bila manfaat diambil
terutama untuk pemakaian perorangan sehingga hasil – hasilnya dibagi secara tidak merata,
maka usaha awal sekalipun tidak akan ada, dan potensi produktif dari komunitas itu hanya
akan terwujud sebagian.
Syarat ketiga bagi pembangunan agropolitan adalah pemerataan akses atau basis
untuk akumulasi kekuasaan sosial. Kekuasaan sosial di sini diartikan sebagai sumber daya
Armen Mara.
yang mampu meningkatkan perasaan individu akan potensi. Bila akses atas pemakaian
kekuasaan sosial tidak merata, maka kekuatan kelompok yang sedikit untuk mendominasi
yang banyak menjadi semkain besar. Bila distribusinya lebih merata, maka landasan untuk
memasuki kerja sama yang berluas telah disiapkan.
Hubungan kerja sama yang bebas merupakan tempat persemaian yang baik untuk
kehidupan yang aktif. Hubungan ini membangkitkan energy-energi baru, menimbulkan
ide-ide baru dalam praktek, dan dapat mentranformasi tugas-tugas yang memberatkan
menjadi kerja yang menyenangkan.
Kekuasaan social merupakan sumberdaya yang tidak habis-habisnya,yang kapasitas
potensinya meningkat jika dipergunakan. Perkembangan jangka panjang umat manusia
didasarkan pada produk luarbiasa ini yang mengalir semakin lancar jika semakin sering
kita gunakan. Akan tetapi ia tersedia hanya bagi mereka yang mempunyai andil dalam
memproduksinya.
Terdapat banyak basis bagi akumulasi kekuasaan social. Basis ini meliputi :
Aset produktif dalam tanah, air dan peralatan
Sumber daya keuangan
Informais yang relefan
Pengetahuan dan keterampilan
Organisasi social dan politik
Pertanyaan berikut lebih sulit: Apa yang dimaksud dengan ungkapan “pemerataan
akses?” Dalam konteks ini, ungkapan itu berarti dalam komunitas-komunitas yang secara
teroterial terpadu, setiap orang mempunyai peluang yang sama untuk memperoleh akses
atas pemakaian sumber daya bersama bagi usaha-usaha produktif maupun adaptif.
Penekanan pada besarnya peluang ini memang disengaja. Walaupun sumberdaya
kekuasaan social dapat ditempatkan dalam jangkauan setiap orang, tidak setiap orang ingin
menggunakannya, atau memakainya untuk tujuan yang sama atau yang serupa. Pemerataan
hasil yang sempurna hanya dapat dilaksanakan hanya dengan mengambil ukuran
Draconian. Umat manusia memiliki sifat yang beraneka ragam, dan persamaan yang
mekanis bertentangan dengan hakekat dasar dari apa yang dimaksudkan sebagai
manusiawi.10
Kerangka kerja Teritorial
Distrik-distrik Agropolitan adalah satuan-satuan territorial terkecil yang mampu
menyediakan kebutuhan-kebutuhan pokok dari para penghuninya dengan henya sedikit
transfer sumber daya penting dari luar.11
Armen Mara.
Dengan mengingat kebutuhan akan pertemuan tatap muka dalam mengurus
masalah-masalah Agropolitan _ suatu bentuk kepengurusan yang menaruh perhatian pada
masalah-masalah produksi maupun distribusi, dan yang memperhatikan kriteria kepadatan
penduduk yang berjumlah paling sedikit 200 orang per kilometer persegi lahan yang
ditanami. Distrik – distrik agropolitan dapat disebut sebagai mempunyai jumlah penduduk
antara 15.000 dan 60.000. Dimasukkannya sebuah kota kecil ke dalam distrik itu akan
meningkatkan jumlahnya dengan tambahan sebesar 520.000 orang. Dengan menggunakan
angka-angka yang kasar, kami menduga distrik-distrik agropolitan mempunyai jumlah
penduduk 20.000 sampai 100.000.
Konsep distrik agropolitan ini hanya berlaku bagi daerah-daerah pedesaan . Di
kota-kota, Lingkungan agropolitan dapat dibatasi dalam batas-batas jumlah penduduk yang
secara keseluruhan hampir sama. Menurut prosedur ini, jelas banyak kota yang lebih kecil
akan masuk dalam distrik agropolitan pedesaan, sedangkan kota-kota berukuran menengah
akan menjadi distrik dengan sendirinya.
Perluasan Produksi
Kelima asas pembangunan territorial swadaya ini kini akan dibahas secara
terpisah.
Armen Mara.
industri sudah dikenal, dan sebaliknya). Dan kedua memperbesar tingkat produksi industri
dan kegiatan-kegiatan jasa di daerah-daerah pedesaan. perkotaan, hal ini akan berbentuk
membantu pertumbuhan Usaha tanaman pertanian dan peternakan kecil
Penganekaragaman kegiatan ekonomi daerah merupakan Suatu cara mengatasi
kontradiksi antara kota dan desa, Hal ini juga merupakan suatu cara untuk membuat
distrik-distrik dani kawasan-kawaag agropolitan lebih mampu menghadapi keadaan yang
tidak menguntungkan, lebih banyak akal dalam mengatasi kesulitan-kesulitan, dan juga —
karena lebih saling tergantung — berorieritasi lebih komunal.
Ganjaran bagi pelaksanaan tugas dalam proses produksi harus dinilai dalam suatu
perspektif sosial dan bukannya dalam perspektif pasar. Jika mata pencaharian cukup
terjamin, dan tenaga kerja tidak digunakan sepenuhnya, setiap sumbangan bagi produksi
merupakan suatu tambahan, betapapun kecilnya, bagi komunitas. Dalam perekonomian di
mana kelangsungan hidup masih merupakan masalah utama, segala sesuatu menyumbang
ke arah tujuan ini merupakan suatu keuntungan bagi masyarakat.20
Akan tetapi pengembangan sumber daya fisik yang maksimal tidak berarti, seperti
yang dilakukan dalam kapitalisme industri, bahkan sumber daya-sumber daya dapat
dieksploitasi dengan maksud untuk memperoleh hasil langsung yang maksimal bagi
individu-individu. Komunitas teritorial mempunyai perjalanan sejarah yang berkembang
terus bersama waktu. Generasi-generasi mendatang sama pentingnya dengan mereka yang
hidup sekarang. Satu-satunya perbedaan adalah ketidakpastian akan pengetahuan masa
depan (inovasi teknis, hal-hal yang baru). Karena alasan inilah, komunitas-komunitas yang
diorganisasi secara teritorial cenderung menilai masa depan lebih tinggi daripada
komunitas-komunitas yang terutama dipadukan berdasarkan fungsi. Hal ini berlaku juga
bagi komunitas-komunitas agropolitan, di mana pemakaian sumber daya harus dikelola
sampai akhir zaman.21
Armen Mara.
berbagai fasilitas sosial seperti sekolah, klinik , aula pertemuan, serta daerah-daerah
rekreasi.
Armen Mara.
sendiri. Ia tidak mengharapkan transfusi kekuatan dari negara-negara "pemberi dana"
luar negeri. Ia tidak mengharapkan transformasi-transformasi ajaib, maupun hasil tanpa
usaha. Dan karena itu ia mulai dengan pembangunan vang akan memenuhi kebutuhan-
kebutuhan pokok dan, dengan berbuat demikian, ia menciptakan kebutuhan-kebutuhan
baru.
Bila daerah pedesaan dilengkapi dengan prasarana dasar misalnya, bila sebuah jaringan
komunikasi dan pengangkutan internal yang akan menghubungkan distrik-distrik dan
kawasan-kawasan agropolitan satu sama lain dibangun langan persetujuan yang mereka
nikmati dewasa ini. Pendorong perekonomian akan berpaling pada dirinya sendiri,
menemukan energi dan asetnya yang tersembunyi, dan memodernisasi dirinya dari dalam
sesuai dengan kemajuan proses belajar yang "alamiah".
Industri manufaktur akan menempati tempat kedua urutan langkah-langkah yang logis.
Yang pertama adalah penggalakan terus-menerus produksi-produksi pertanian, yang
dimulai dengan peningkatan keseluruhan volume fisik bahan pangan dan serat-serat
dasar, secara wajar dengan peningkatan produktivitas lahan kota-kota besar akan
produktivitas produktivitas buruh.
Perkembangan industri akan dikaitkan urutan ini, dimulai dengan industri pengolahan
pertanian dan diteruskan dengan pembuatan perkakas dan perlengkapan yang berguna
bagi kehicupan sehari-hari kerja dan pendapatan, dalam suatu cara produksi yang
berkaitan dengan struktur masyarakat agropolitan yang sedang berkembang di mana
kontradiksi-kontradiksi dari kapitalisme industri kesenjangan antara kota dan desa,
produksi dan konsumsi, kerja dan ladang-ladang, industri-industri kecil akan menyediakan
sumber petani dan buruh. Karena terkenal di desa-desa, produksi dan konsumsi, kerja
dan Waktu luang — dipecahkan secara progresif.
Asas membiayai diri sendiri. Swadaya menyangkut beberapa bentuk pembiayaan sendiri.
Namun dikatakan bahwa orang-orang miskin yang terpaksa harus menyediakan sumber
daya dalam jumlah besar, tidak mampu menabung. Hukum yang dikemukakan Engels
digunakan untuk membuktikan hal ini, dengan memperlihatkan bahwa sebagian besar
pendapatan orang-orang miskin dikeluarkan untuk kebutuhan-kebutuhan pokok, terutama
pangan. Hal ini tentunya benar, dan tidak begitu mengejutkan. Akan tetapi bila mereka
diberi motivasi dengan tepat, orang-orang miskin sekalipun — yaitu, massa besar
Armen Mara.
penduduk dalam masyarakat agraris — mampu mempunyai investasi luar biasa dalam
rumah-rumah yang dibangun sendiri di seluruh dunia, atau pengiriman uang kembali ke
desa dalam jumlah yang cukup besar yang diperoleh sanak keluarga di kota, atau sejumlah
uang yang ditabung oleh orang-orang miskin untuk membiayai pendidikan anak-anak
mereka. Bila orang-orang miskin tidak menabung, hal ini biasanya dikarenakan salah satu
dari tiga alasan; karena mereka hidup dibawah ambang subsistensi; karena kewajiban-
kewajiban keluarga lebih mendesak; atau karena apa yang telah berhasil mereka sisihkan
diambil secara paksa dari mereka — misalnya, ketika pemerintah menggusur rumah-rumah
yang dibangun sendiri dibagian kota yang kumuh, tuan tanah menarik sewa yang
berlebihan, lintah darat menarik bayaran bunga yang sangat tinggi, atau syarat
perdagangan dengan kota diatur pemerintah dengan merugikan desa.
Karena itu aturan pertama dan dan yang paling utama adalah memantapkan
kondisi-kondisi yang akan menjamin usaha yang dihemat dari konsumsi sekarang demi
manfaat bagi diri sendiri dan keluarganya. Kaum tani tidak lebih altruistis dari orang-orang
lain. Namun mereka dapat memberi pengorbanan yang luar biasa apabila manfaat bagi
mereka, termasuk perbaikan dalam komunitas teritorial yang menghasilkan suatu manfaat
bersama, tampak jelas dan bersifat langsung.
Untuk menjamin agar usaha yang ditujukan komunitas menghasilkan manfaat bagi
massa, persyaratan dasar dari pembangunan agropolitan harus dipenuhi yaitu penutupan
teritorial secara terpilih mencegah pengalihan sumber daya keluar; komunalisasi kekayaan
mencegah diambilnya manfaat komunal untuk pribadi; dan pemerataan akses atas basis
kekuatan sosial mencegah akumulasi surplus sosial ditangan mereka yang aksesnya
diutamakan.
Syarat selanjutnya untuk pembiayaan diri sendiri adalah bahwa penggunaan sumber
daya-sumber daya local dalam barbagai kegiatan yang berlainan hendaknya sebanyak
mungkin diserahkan kepada keputusan lembaga-lembaga yang sesuai pada tingkat distrik
dan regional. Tidak hanya karena alokasi sumber daya dari pusat untuk manfaat local
merupakan suatu hal yang praktis tidak mungkin, melainkan juga doktrin demokratis
bahwa rakyat mempunyai hak untuk ikut mengambil bagian dalam keputusan-keputusan
yang melibatkan pemakaian kolektif sumber daya-sumber daya mereka sendiri harus di
hormati. Pada dasarnya rencana-rencana local,regional,dan nasional harus dikaitkan satu
sama lain. Akan tetapi, khususnya di tingkat distrik dan subdistrik, apa yang rakyat
inginkan, bukan apa yang negara inginkan, itulah yang harus menjadi bahan pembuatan
rencana mereka sendiri dan, tentu saja, untuk negosiasi yang luas. Perencanaan
Armen Mara.
agropolitan, seperti bentuk-bentuk perencanaan yang lain,membutuhkan keluwesan yang
besar.
Peningkatan proses belajar sosial. Proses belajar social terjadi bila lembaga-lembaga yang
terdiri dari agropolis memperlihatkan peningkatan kemampuan untuk menangani masalah-
masalah yang mereka hadapi. Tegasnya istilah ini bukanlah istilah deskriptif, yang
mengacu kepada prestasi kerja kelembagaan. Sebaliknya pendekatan belajar sosial dalam
pemecahan masalah menunjuk kepada praktek-praktek khusus yang akan
meningkatkannya.
Praktek penilaian kelompok dan otokritik merupakan suatu teknik yang sangat
bernilai. Demikian juga kampanye-kampanye yang tujuan utamanya adalah mendorong
proses belajar social. Kampanye-kampanye seperti itu hendaknya dilaksanakan secara
periodic dengan alat-alat yang lengkap berupa diskusi kelompok, observasi
lapangan,kegiatan percobaan dan lomba-lomba antardistrik. Topik-topik yang sesuai akan
meliputi praktek-praktek menyempurnakan irigasi, sanitasi lingkungan, kebudayaan orang
muda, produksi ternak kecil-kecilan, pembuatan keputusan oleh kelompok, pemasaran,
peralatan anak-anak balita, penanaman hutan, serta pengelolaan air. Pekerjaan pelaksanaan
hendaknya dilakukan oleh kader local,karena gagasannya bukanlah untuk mengajarkan
serangkaian keahlian yang abstrak, melainkan untuk merangsang praktek-praktek baru.
Dan untuk hal ini kader-kader desa setempat sangat diperlukan. Mereka akan menjadi mata
rantai untuk badan-badan pendukung dari pusat dan mendorong praktek-praktek inovatif
yang kan menimbulkan proses belajar yang efektif.
Peranan Negara
EKONOMI SETARA
Armen Mara.
Karena itu perlu dikemukakan bahwa pendekatan agropolitan tidak bertujuan
mencapai tingkat swasembada maksimum atau memperluas ekonomi nilai-nilai hingga
meniadakan sama sekali nilai-nilai dalam perdagangan atau menentang industrialisasi
berbasis perkotaan dengan segala cara. Dalam menekankan unsur-unsur yang telah
diabaikan atau diremehkan dalam doktrin tradisional itu, kami tidak bermaksud
mengemukakan bahwa merekalah unsur satu-satunya.
Selama industri dan bisnis berbadan hukum ada dan mereka tidak hanya akan terus
ada tetapi mungkin juga akan meluas perpindahan perpindahan orang-orang dari distrik
pedesaan ke kota juga akan terus berlangsung pendekatan agropolitan tidak dimaksudkan
untuk membekukan pola pemukiman ada. Tujuan satu-satunya adalah agar memungkinkan
suatu pembangunan yang disesuaikan dengan pemuasan kebutuhan manusia yang
mengalami perubahan berang-sur-angsur.
Armen Mara.
yang ditentukan. Sekali dimulai pembangunan agropolitan akan mengalami transformasi-
transformasi sejarahnya sendiri.***)
Armen Mara.