Anda di halaman 1dari 18

Armen Mara.

BAB XX. PEMBANGUNAN AGROPOLITAN:


SEBUAH PENDEKATAN TERITORIAL GUNA
PEMENUHAN KEBUTUHAN-KEBUTUHAN POKOK

John Friedmann

PENDEKATAN yang kami usulkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok


melalui pemanfaatan kemampuan teritorial berawal dengan lima asumsi. Pertama, sebagian
besar penduduk dunia hidup pada tingkat konsumsi material yang teramat rendah. Kedua,
sebagian besar penduduk dunia terlibat dalam produksi nilai pakai yang berada di luar
perekonomian moneter. Ketiga, setiap komunitas nasional yang secara teritorial terpadu
harus dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok anggotanya atau pada akhirnya akan
kehilangan klaim atas keabshannya. Keempat, peningkatan kemampuan teritorial yang
terkandung dalam pendekatan kebutuhan pokok dalam pembangunan tidak
mengesampingkan perlunya pemakaian kekuatan transnasional. Kelima, pendekatan
kebutuhan pokok dimaksudkan sebagai sebuah model umum bagi pembangunan yang
didalamnya produksi dan distribusi diperlakukan sebagai segi-segi dari proses yang sama
dalam pembangunan yang merata. Pendekatan ini tidak dimaksudkan sebagai alat untuk
menampung kemiskinan dalam suatu konteks perkembangan transnasional.
Kebutuhan pokok mengacu pada keseluruhan tuntutan timbal balik dalam sebuah
masyarakat yang secara teritorial terpadu. Dalam masyarakat semacam ini, setiap orang
dianggap sebagai produsen dan konsumen sekaligus. Kebutuhan tertentu bersifat pokok
bila pemuasannya dianggap sebagai hal yang hakiki bagi ekstensi manusia yang
bermartabat.3 Karena itu kebuhan pokok itu mencerminkan sebuah hak: setiap anggota
mempunyai tuntuan yang sah bagi pemuasan kebutuhan-kebutuhan itu oleh komunitasnya.
Akan tetapi pemakaian hak ini menandung suatu tuntutan timbal balik. Komunitas dapat
meminta sumbangan yang bermanfaat dari kerja setiap anggota. 
Kebutuhan pokok, dalam pengertian kelangsungan hidup, lebih lanjut dapat dianggap
sebagai suatu variabel yang merupakan subhimpunan dari kategori yang lebih umum
berupa kebutuhan manusia. Dapat dibedakan lagi dua jenis kebutuhan, yaitu kebutuhan
sosial dan kebutuhan individual. Kebutuhan sosial adalah kebutuhan dari kelompok
(kebutuhan ini dianggap menentukan bagi kelangsungan hidup dan kesejahteraan
kelompok itu). Transportasi, misalnya, merupakan suatu kebutuhan semacam itu dan
karena itu memerlukan alokasi sumber daya. Demikian juga dengan perguruan tinggi
meskipun tidak setiap orang dapat masuk ke sana. Perguruan tinggi belum merupakan
suatu kebutuhan untuk kelangsungan hidup. Akhirnya, kebutuhan individual adalah
kebutuhan-kebutuhan di mana kelompok tidak mempunyai tanggung jawab khusus.
Armen Mara.
Kebutuhan ini menjadi perhatian masing-masing orang, seperti pilihan teman, perjalanan,
atau selera makan dan pakaian. Dalam batas-batas tertentu, dengan maksud untuk
melindungi kepentingan yang lebih luas dari kelompok, kebutuhan individual merupakan
ungkapan dari kecenderungan atau preferensi pribadi, dan kelompok tidak turut campur
menangani hal-hal itu.
Pembedaan-pembedaan ini diambil dari pengalaman sejarah dengan alokasi sumber
daya du Kibbutz, pemukiman kolektif Yahudi.5 Perjalanan sejarah dalam evolusi
kebutuhan manusia di sana dapat diterangkan secara singkat sebagai berikut. Pada masa
awal gerakan itu, hampir semua kebutuhan anggota Kibbutz merupakan kebutuhan untuk
kelangsungan hidup, maka secara kolektif mereka puas. Tatkala gerakan Kibbutz
berkembang menjadi lebih makmur, sebuah kategori kebutuhan sosialn ditambahkan, yang
meluas secara lebih cepat dibandingkan dengan kebutuhan-kebutuhan sosial adalah
kebutuhan-kebutuhan yang pemuasannya dibatasi oleh aturan-aturan dan prosedur-
prosedur tertentu, dengan mencerminkan preferensi komunal. Setiap anggota harus
memintanya kepada Kibbutz. Akan tetapi ketika gerakan ini menjadi lebih makmur lagi,
kebutuhan-kebutuhan individual mulai muncul dan mengajukan tuntutan mereka sendiri
atas sumber daya komunitas. Karena itu uang belanja diberikan dengan Pembayaran upah
dalam bentuk uang kepada anggota, yang tidak perlu diberikan rekening . Dalam tahun-
tahun terakhir ini, kebutuhan-kebutuhan individu telah meningkat secara lebih cepat jika
dibandingkan dengan kebutuhan sosial maupun kebutuhan pokok,Dan demikian juga
dengan dengan perekonomian uang di Kibbutz  itu. Apakah kecenderungan ini akan
dibiarkan berlanjut tanpa dibendung merupakan masalah utama perdebatan ideologis.  
Dari kecenderungan ini jelas terpusatkan kebutuhan pokok pokok merupakan tujuan
satu-satunya pembangunan nasional jangka panjang . Ia hanya merupakan sasaran pertama
dalam masyarakat dimana mayoritas masyarakat berada di bawah tingkat kemiskinan yang
mutlak . Dalam pengertian yang komprehensif,pembangunan dapat dianggap sebagai suatu
proses individuasi . Tatkala kebutuhan pokok terpenuhi,kebutuhan sosial muncil, Dan
ketika kebutuhan-kebutuhan ini pada gayanya tersebut akan maka kebutuhan-kebutuhan
individual menjadi relatif lebih penting.
Kebutuhan pokok tidak boleh dilewatkan oleh para perencana. tujuan perencanaan
adalah untuk menciptakan kondisi-kondisi dalam Dunia nyata yang akan memperkaya
umat manusia “kaya dengan kebutuhan” hal ini membutuhkan pembangunan kekuatan-
kekuatan produksi secara terus-menerus dan lebih khusus lagi pembangunan basis-basis
kekayaan komunal yaitu tanah dan air kesehatan yang baik pengetahuan dan keterampilan.

Armen Mara.
Pendekatan Agropolitan Terhadap Strategi Kebutuhan Pokok 
Dalam halaman-halaman berikut ini kami Mengajukan pedoman pedoman bagi
pendekatan teritorial terhadap strategi kebutuhan pokok. Akan menamakannya pendekatan
“agropolitan”. Latar yang kami pilih adalah masyarakat-masyarakat agraris yang
berpenduduk padat yang mempunyai ciri profil perkembangan sosial yang rendah, laju
pertambahan penduduk yang tinggi, realisasi berbasis kota yang baru dimulai , tingkat
ketergantungan eksternal yang tinggi, serta indeks indeks ketimpangan yang semakin
meningkat. Masyarakat masyarakat Seperti ini terutama dijumpai di Asia dan  bagian-
bagian dari Afrika. Di luar latar geografis yang cocok untuk pembangunan agropolitan,
Bentuk-bentuk pembangunan berencana berbasis teritorial yang akan lebih cocok.
Kami mengusulkan bentuk agropolitan sebagai suatu pendekatan Terhadap
poembangunan segmen-segmen yangluas dari periferi dunian kawasan-kawasan yang
terbelakang dan tergantung dari segi ekonomi, yang selalu menjadi perhatian para
p[erencana regional. Disamping itu, pembahasan kami dimaksudkan untuk menembus
jalan buntu dalam kajian-kajian regional dewasa ini : dibutuhkan sebuah paradigm baru.
Pembaca tentu akan melihat sejumlah persaman antara versi pembangunan
agropolitan kami dengan pengalaman cina selama dua puluh tahun terakhir ini. Hal ini
bukan disengaja untuk mengangkat cintoh dari cina sebagai teladan universal, melainkan
sekedar mengangkan ciri-ciri structural yang sama yang dioproleh dari pemakaian asumsi-
asumsi kerja yang sama: misalnya bahwa tujuan tingkat pertama dari pembangunan
hendaknya diorganisasi menurut suatu basisi territorial; bahwa masalah –maslah produksi
dan distribusi hendaknya dipecahkan secara bersama-sama; dan bahwa basisi sumber daya
bagi pengmebangan tenaga-tenaga produksi harus terus menerus diperluas.
Kami akan membahasa unsur-unsur utama dari pendekatan agropolitan dalam empart
pokok yang meliputi (1) persyaratan dasat bagirealisasinya, (2)nkerangka kerja territorial,
(3) perluasan produksi dan (4) peranan Negara

Persyaratan Dasar

Tiga syarat yang harus dipenuhi untuk keberhasilanpembangunan agropolitan adalah


(1) penutupan territorial secara selektif (2) komunalisasi sumber daya tanah dan air; dan
(3) pemeratan atas basis untuk akumulasi kekuatan social. Ini merupakan persyaratan-
persyaratan yang sulit untuk dipenuhi. Namunyanpa persyaratan ini, yang dapat dicapai
hanyalah kemajuan yang terbatas.

Armen Mara.
Penutupan territorial secara selektif , mengacu kepada suatu kebijaksanan swadaya pada
tingkat integrasi territorial yang relavan yaitu distrik, wilayah, dan Negara. Kondisi ini
langsung bertentangan dengan idiologi pasar bebas dan keuntungan komparatif serta
usaha-usaha perusahaan transnasional untuk ,engorganisasi perekonomian dunia yang
secara fungsional terpadu dibawah pengawasanya. Penutupan selektif merupakan cara
untuk keluar darifanatisme atas efisiensi pertumbuhan. Ia meruapakan perwujudan
keyakinan akan kemampuan rakyat untuk mengarahkan kekuatan-kekuatan evolusi mereka
sendri. Hal ini berarti tidak bersandar pada bantuan dan investasi dari luar melibatkan
massa dalam pembangunan, memulai suatu proses belajar sosial, menganekaragamkan
produksi, serta menghimpun sumber daya – sumber daya. Hal ini berarti belajar
mengatakan “kita” dan mengutamakan kepentingan teritorial.
Komunalisasi sumber daya tanah dan air merupakan syarat kedua bagi
pembangunan agropolitan. Dalam masyarakat – masyarakat agraris yang miskin, kekayaan
produktif terutama terdapat dalam bentuk tanah dan air. Komunalisasi kekayaan ini berarti
bahwa kekuasaaan untuk menentukan pemakaian utama dan pembagian tanah dan air
terletak pada komunitas teritorial bersangkutan. Dalam kebanyakan masyarakat petani, hal
ini merupakan praktek kuno, yang bekas – bekasnya dapat ditemukan hingga sekarang,
seperti dalam tradisi ejido dari pribumi Meksiko.
Komunalisasi dapat mengambil berbagai bentuk. Yang ditegaskan disini adalah
bahwa dalam hal kondisi – kondisi dasar bagi keberlangsungannya kepentingan komunitas
menjadi perioritas utama. Sementara individu - individu berusaha mencari hasil – hasil
jangka pendek, komunitas – komunitas teritorial harus menjamin kelangsungan hidup
kesejahteraan jangka panjang kelompok itu. Komunalisasi mengabsahkan perwujudan
kepentingan ini.
Dalam konteks strategi kebutuhan pokok, komunalisasi diperlukan. Hanya
komunitaslah yang dapat menjamin keputusan akan kebutuhan – kebutuhan pokok
anggotanya, dan untuk mengalokasi manfaat sebagaimana mestinya ia harus mempunyai
akses atau buah dari hasil kerjanya sendiri. Pengerahan sepenuhnya sumber daya yang ada,
yang terkandung dalam pembangunan agropolitan, hanya mungkin bila manfaat dari usaha
itu mengalir secara merata kepada setiap orang dalam komunitas. Bila manfaat diambil
terutama untuk pemakaian perorangan sehingga hasil – hasilnya dibagi secara tidak merata,
maka usaha awal sekalipun tidak akan ada, dan potensi produktif dari komunitas itu hanya
akan terwujud sebagian.
Syarat ketiga bagi pembangunan agropolitan adalah pemerataan akses atau basis
untuk akumulasi kekuasaan sosial. Kekuasaan sosial di sini diartikan sebagai sumber daya

Armen Mara.
yang mampu meningkatkan perasaan individu akan potensi. Bila akses atas pemakaian
kekuasaan sosial tidak merata, maka kekuatan kelompok yang sedikit untuk mendominasi
yang banyak menjadi semkain besar. Bila distribusinya lebih merata, maka landasan untuk
memasuki kerja sama yang berluas telah disiapkan.
Hubungan kerja sama yang bebas merupakan tempat persemaian yang baik untuk
kehidupan yang aktif. Hubungan ini membangkitkan energy-energi baru, menimbulkan
ide-ide baru dalam praktek, dan dapat mentranformasi tugas-tugas yang memberatkan
menjadi kerja yang menyenangkan.
Kekuasaan social merupakan sumberdaya yang tidak habis-habisnya,yang kapasitas
potensinya meningkat jika dipergunakan. Perkembangan jangka panjang umat manusia
didasarkan pada produk luarbiasa ini yang mengalir semakin lancar jika semakin sering
kita gunakan. Akan tetapi ia tersedia hanya bagi mereka yang mempunyai andil dalam
memproduksinya.
Terdapat banyak basis bagi akumulasi kekuasaan social. Basis ini meliputi :
Aset produktif dalam tanah, air dan peralatan
Sumber daya keuangan
Informais yang relefan
Pengetahuan dan keterampilan
Organisasi social dan politik
Pertanyaan berikut lebih sulit: Apa yang dimaksud dengan ungkapan “pemerataan
akses?” Dalam konteks ini, ungkapan itu berarti dalam komunitas-komunitas yang secara
teroterial terpadu, setiap orang mempunyai peluang yang sama untuk memperoleh akses
atas pemakaian sumber daya bersama bagi usaha-usaha produktif maupun adaptif.
Penekanan pada besarnya peluang ini memang disengaja. Walaupun sumberdaya
kekuasaan social dapat ditempatkan dalam jangkauan setiap orang, tidak setiap orang ingin
menggunakannya, atau memakainya untuk tujuan yang sama atau yang serupa. Pemerataan
hasil yang sempurna hanya dapat dilaksanakan hanya dengan mengambil ukuran
Draconian. Umat manusia memiliki sifat yang beraneka ragam, dan persamaan yang
mekanis bertentangan dengan hakekat dasar dari apa yang dimaksudkan sebagai
manusiawi.10
Kerangka kerja Teritorial
Distrik-distrik Agropolitan adalah satuan-satuan territorial terkecil yang mampu
menyediakan kebutuhan-kebutuhan pokok dari para penghuninya dengan henya sedikit
transfer sumber daya penting dari luar.11

Armen Mara.
Dengan mengingat kebutuhan akan pertemuan tatap muka dalam mengurus
masalah-masalah Agropolitan _ suatu bentuk kepengurusan yang menaruh perhatian pada
masalah-masalah produksi maupun distribusi, dan yang memperhatikan kriteria kepadatan
penduduk yang berjumlah paling sedikit 200 orang per kilometer persegi lahan yang
ditanami. Distrik – distrik agropolitan dapat disebut sebagai mempunyai jumlah penduduk
antara 15.000 dan 60.000. Dimasukkannya sebuah kota kecil ke dalam distrik itu akan
meningkatkan jumlahnya dengan tambahan sebesar 520.000 orang. Dengan menggunakan
angka-angka yang kasar, kami menduga distrik-distrik agropolitan mempunyai jumlah
penduduk 20.000 sampai 100.000.
Konsep distrik agropolitan ini hanya berlaku bagi daerah-daerah pedesaan . Di
kota-kota, Lingkungan agropolitan dapat dibatasi dalam batas-batas jumlah penduduk yang
secara keseluruhan hampir sama. Menurut prosedur ini, jelas banyak kota yang lebih kecil
akan masuk dalam distrik agropolitan pedesaan, sedangkan kota-kota berukuran menengah
akan menjadi distrik dengan sendirinya.

Perluasan Produksi

Penerapan asas teritorial pada masalah-masalah organisasi ekonomi berarti


memperkuat perekonomian territorial pada seluruh tingkat yg relevan , terutama , distrik
agropolitan dan tingkat yang langsung berada di atasnya, yaitu kawasan (region). Dan
memperkuat perekonomian territorial berarti mendorong swadaya dalam pengelolaan
ekonomi. Dari sini dapat ditarik sejumlah asas yang korelatif :

- Pembangunan hendaknya bertujuan menganekaragaman perekonomian territorial


- Pembangunan hendaknya ditujukan pada pengembangan sumber daya fisik yang
maksimum sesuai dengan asas-asas pelestarian
- Pembangunan hendaknya mendorong perluasan pasar kawasan dan antarkawasan
(dalam negeri )
- Pembangunan hendaknya didasarkan sebanyak mungkin pada asas membiayai diri
sendiri
- Pembangunan hendaknya meningkatkan proses belajar sosial.

Kelima asas pembangunan territorial swadaya ini kini akan dibahas secara
terpisah.

Penganekaragaman perekonomian territorial. Dalam masyarakat yang terutama bersifat


agraris, peanekaragaman mempunyai dua kemungkinan makna. Pertama
penganekaragaman produksi pertanian (misalnya tanaman pangan di mana tanaman

Armen Mara.
industri sudah dikenal, dan sebaliknya). Dan kedua memperbesar tingkat produksi industri
dan kegiatan-kegiatan jasa di daerah-daerah pedesaan. perkotaan, hal ini akan berbentuk
membantu pertumbuhan Usaha tanaman pertanian dan peternakan kecil
Penganekaragaman kegiatan ekonomi daerah merupakan Suatu cara mengatasi
kontradiksi antara kota dan desa, Hal ini juga merupakan suatu cara untuk membuat
distrik-distrik dani kawasan-kawaag agropolitan lebih mampu menghadapi keadaan yang
tidak menguntungkan, lebih banyak akal dalam mengatasi kesulitan-kesulitan, dan juga —
karena lebih saling tergantung — berorieritasi lebih komunal.

Michael Goldberg berpendapat bahwa satuan-satuan terkecil dalam sebuah sistem


yang berstruktur hirarkis cenderung menjadi sa tuan-satuan yang paling spesialis, paling
sedikit dapat beradaptasi serta pahng mudah dapat diganti. Meskipun bahasanya dipinjam
Dari ekologi, Profesor Goldberg berbicara mengenai suatu usaha atau perusahaan kecil
dalam suatu Perekonomian kapitalis. Usaha ini, memang, dapat diganti. Tetapi sebuah
distrik agropolitan dengan puluhan ribu penduduknya tidak dapat digantikan.Ia harus
hidup. Dan jika ia ingin terus hidup, ia harus menganekaragamkan ekonominya. la harus
lebih menyerupai satuan "yang lebih tinggi” yang dikemukakan Profesor Goldberg di mana
kemampuan menyesuaikan diri membantu kelenturannya terhadap perubahap-perubahan
lingkungan Akan tetapi dalam menekankan kelenturan itu, Protesor Goldberg tidak
menyebut bahwa sistem-sistem manusia yang paling mampu menyesuaikan diri adalah
juga yang paling cenderung memperlihatkan kreativitas yang tinggi dalam pemecahan
masalah. Dengan demikian polivalensi struktur ekonomi mungkin berhubungan timbal
balik dengan adanya inovasi, proses belajar sosial dan perkembangan.

Penganekaragaman di distrik-distrik agropolitan pedesaan akan, paling tidak,


membutuhkan enerji listrik, komunikasi radio atau telepon, penyediaan air yang teratur,
saluran pembuangan air, serta pengangkutan ke daerah-daerah lain.

Akan tetapi, dapatkah diasumsikan bahwa kegiatan-kegiatan non pertanian dapat


dilakukan secara efisien di daerah-daerah pedesaan?. Pengalaman di Cina maupun di
kawasan-kawasan industri maju dan pasca-industri di Eropa Barat dan Amerika Serikat
telah memperlihatkan bahwa jawaban terhadap pertanyaan ini adalah positip. Konsentrasi-
konsentrasi industri di perkotaan dibentuk melalui perkembangan sejarah Mereka tidak
mesti merupakan lokasi yang paling murah. Bagi banyak industri, terutama yang
berorientasi ke pasar Massal, keterampilan buruh yang umum, dan bahan-bahan mentah
pertanian perkotaan, hal ini akan berbentuk membantu pertumbuhan Usaha tanaman
pertanian dan peternakan kecil
Armen Mara.
Penganekaragaman kegiatan ekonomi daerah merupakan Suatu cara mengatasi
kontradiksi antara kota dan desa, Hal ini juga merupakan suatu cara untuk membuat
distrik-distrik dani kawasan-kawaag agropolitan lebih mampu menghadapi keadaan yang
tidak menguntungkan, lebih banyak akal dalam mengatasi kesulitan-kesulitan, dan juga —
karena lebih saling tergantung — berorieritasi lebih komunal.

Michael Goldberg berpendapat bahwa satuan-satuan terkecil dalam sebuah sistem


yang berstruktur hirarkis cenderung menjadi sa tuan-satuan yang paling spesialis, paling
sedikit dapat beradaptasi serta pahng mudah dapat diganti. Meskipun bahasanya dipinjam
Dari ekologi, Profesor Goldberg berbicara mengenai suatu usaha atau perusahaan kecil
dalam suatu Perekonomian kapitalis. Usaha ini, memang, dapat diganti. Tetapi sebuah
distrik agropolitan dengan puluhan ribu penduduknya tidak dapat digantikan.Ia harus
hidup. Dan jika ia ingin terus hidup, ia harus menganekaragamkan ekonominya. la harus
lebih menyerupai satuan "yang lebih tinggi” yang dikemukakan Profesor Goldberg di mana
kemampuan menyesuaikan diri membantu kelenturannya terhadap perubahap-perubahan
lingkungan Akan tetapi dalam menekankan kelenturan itu, Protesor Goldberg tidak
menyebut bahwa sistem-sistem manusia yang paling mampu menyesuaikan diri adalah
juga yang paling cenderung memperlihatkan kreativitas yang tinggi dalam pemecahan
masalah. Dengan demikian polivalensi struktur ekonomi mungkin berhubungan timbal
balik dengan adanya inovasi, proses belajar sosial dan perkembangan.

Penganekaragaman di distrik-distrik agropolitan pedesaan akan, paling tidak,


membutuhkan enerji listrik, komunikasi radio atau telepon, penyediaan air yang teratur,
saluran pembuangan air, serta pengangkutan ke daerah-daerah lain.

Akan tetapi, dapatkah diasumsikan bahwa kegiatan-kegiatan non pertanian dapat


dilakukan secara efisien di daerah-daerah pedesaan?. Pengalaman di Cina maupun di
kawasan-kawasan industri maju dan pasca-industri di Eropa Barat dan Amerika Serikat
telah memperlihatkan bahwa jawaban terhadap pertanyaan ini adalah positip. Konsentrasi-
konsentrasi industri di perkotaan dibentuk melalui perkembangan sejarah Mereka tidak
mesti merupakan lokasi yang paling murah. Bagi banyak industri, terutama yang
berorientasi ke pasar Massal, keterampilan buruh yang umum, dan bahan-bahan mentah
pertanian, lokasi-lokasi yang terdesentralisasi mungkin sama murahnya atau bahkan lebih.
Hal yang sama dapat juga dikemukakan mengenai jasa pelayanan yang membuat hidup
lebih menyenangkan, yang sebaiknya terletak dalam jangkauan para calon rekanan dengan
berjalan kaki atau bersepeda. Pertimbangan-pertimbangan ini menunjukkan bahwa
eksistensi economies of scale (dan karena itu economies of concentration) telah
Armen Mara.
dikemukakan secara berlebih-lebihan. Tingkat terendah dari suatu perekonomian yang
nyata mungkin dapat diintegrasikan secara efisiensi pada suatu skala pejalan kaki atau
sepeda, yakni pada skala distrik agropolitan.19

Pembangunan fisik maksimal yang dihambat oleh kebutuhan akan pelestarian.


Kebutuhan untuk mengembangkan kualitas fisik kehidupan kiranya jelas dan perlu. Tetapi
perkembangan fisik sulit dicapai, oleh karena apa yang perlu dikerjakan seringkali tidak
dihargai oleh para ahli ekonomi pasar.

Ganjaran bagi pelaksanaan tugas dalam proses produksi harus dinilai dalam suatu
perspektif sosial dan bukannya dalam perspektif pasar. Jika mata pencaharian cukup
terjamin, dan tenaga kerja tidak digunakan sepenuhnya, setiap sumbangan bagi produksi
merupakan suatu tambahan, betapapun kecilnya, bagi komunitas. Dalam perekonomian di
mana kelangsungan hidup masih merupakan masalah utama, segala sesuatu menyumbang
ke arah tujuan ini merupakan suatu keuntungan bagi masyarakat.20

Akan tetapi pengembangan sumber daya fisik yang maksimal tidak berarti, seperti
yang dilakukan dalam kapitalisme industri, bahkan sumber daya-sumber daya dapat
dieksploitasi dengan maksud untuk memperoleh hasil langsung yang maksimal bagi
individu-individu. Komunitas teritorial mempunyai perjalanan sejarah yang berkembang
terus bersama waktu. Generasi-generasi mendatang sama pentingnya dengan mereka yang
hidup sekarang. Satu-satunya perbedaan adalah ketidakpastian akan pengetahuan masa
depan (inovasi teknis, hal-hal yang baru). Karena alasan inilah, komunitas-komunitas yang
diorganisasi secara teritorial cenderung menilai masa depan lebih tinggi daripada
komunitas-komunitas yang terutama dipadukan berdasarkan fungsi. Hal ini berlaku juga
bagi komunitas-komunitas agropolitan, di mana pemakaian sumber daya harus dikelola
sampai akhir zaman.21

Diterapkannya asas ini menimbulkan pertanyaan penting mengenai produksi nilai-


nilai yang kami bahas sebelumnya dalam bab ini. Dalam hampir semua distrik agropolitan,
akan ada waktu yang tidak terpakai paling tidak untuk sebagian dalam setahun. Sejauh
pekerjaan- itu dapat dikerahkan untuk memproduksi nilai pakai bagi komunitas, sebagai
populasi bagi suatu jaminan atas kebutuhan pokok, basis produksi dari komunitas dapat
diperluas. Hal ini dapat dianngap sebagai bentuk klasik akumulasi primitif. Tujuan utama
awalnya di daerah-daerah pedesaan pedesaan pengelolaan pengelolaan tanah dan air
(pengawasan anti erosi, pengendalian banjir dan proyek irigasi, rencana pemanfaatan
tanah), pengembangan sumber daya enerji lokal, perbaikan kutan, dan pembangunan

Armen Mara.
berbagai fasilitas sosial seperti sekolah, klinik , aula pertemuan, serta daerah-daerah
rekreasi.

Perluasan pasar kawasan dan antarkawasan (dalam negeri). Dalam doktrin


pembangunan tidak merata yang umum bekerja, satu-satunya jalan untuk Perluas pasar-
pasar dalam negeri adalah dengan urutan pengang- berikut ini:
Permintaan luar negeri → ekspor hasil manufaktur → perlusan lapangan kerja sekunder
dan permintaan tersier → permintaan yang meningkat akan hasil-hasil pertanian →
Permintaan yang meningkat akan hasil manufaktur dalam negeri → peningkatan produksi
dan lapangan kerja di dalam negeri.
Dalam urutan ini, segala sesuatu berjalan jalannya secara" alamiah ". Satu-satunya
kekurangan dalam jalur ini adalah bahwa urutan ini salah. Pasar massal Dalam negeri
diciptakan bukan oleh permintaan luar negeri akan produk-produk dari tenaga kerja murah,
melainkan oleh produktivitas massa melalui pembangunan agropolitan! Industri baru yang
ditujukannya untuk produksi barang-barang upah (wage goods) termasuk peralatan yang
diguni sehari-hari Jenis barang seperti ini sedikit dan teknologi untuk menghasilkannya
dengan mudah. Barang-barang upah dapat dihasilkan dalam perusahaan-perusahaan kecil
yang terbesar di berbagai distrik agropolitan. Dengan cara ini, rakyat memperoleh
pengalaman dengan menciptakan dan membuat barang-barang. Mereka belajar mengenai
mesin-mesin dan praktek-praktek bisnis yang umum.
Untuk mendukung produksi barang-barang upah sebagai industri rumah tangga, produksi
massal dengan teknologi maju harus menjadi benar-benar dibatasi. Pesawat jet tidak
mungkin ditandingi oleh pesawat tidak bermesin!
Keberhasilan produksi barang-barang upah dalam industri rumah tangga pada akhirnya
akan menciptakan permintaan atas mesin dan perlengkapan transpor yang sederhana. Hal
ini, juga, dapat di produksi di dalam negeri. Karena itu urutan barunya akan tampak
Seperti ini:

Produktivitas pertanian yang meningkat + penganekaragaman industri dalam lokasi-lokasi


yang terdesentralisasi (terutama produksi barang-barang upah) → bertambahnya mata
pencaharian buruh yang permintaan permintaan mesin dan perlengkap sebuah →
transpor sederhana inovasi teknologi dan produk-bertam- bah kuatnya kapasitas ekspor
hasil-hasil manufaktur dalam negeri ke luar negeri.

Pembangunan agropolitan Membangun kekuatannya dari dalam, berdasarkan pada


sumber dayanya sendiri, keterampilannya sendiri. penemuan serta proses belajarnya

Armen Mara.
sendiri. Ia tidak mengharapkan transfusi kekuatan dari negara-negara "pemberi dana"
luar negeri. Ia tidak mengharapkan transformasi-transformasi ajaib, maupun hasil tanpa
usaha. Dan karena itu ia mulai dengan pembangunan vang akan memenuhi kebutuhan-
kebutuhan pokok dan, dengan berbuat demikian, ia menciptakan kebutuhan-kebutuhan
baru.

Bila daerah pedesaan dilengkapi dengan prasarana dasar misalnya, bila sebuah jaringan
komunikasi dan pengangkutan internal yang akan menghubungkan distrik-distrik dan
kawasan-kawasan agropolitan satu sama lain dibangun langan persetujuan yang mereka
nikmati dewasa ini. Pendorong perekonomian akan berpaling pada dirinya sendiri,
menemukan energi dan asetnya yang tersembunyi, dan memodernisasi dirinya dari dalam
sesuai dengan kemajuan proses belajar yang "alamiah".

Industri manufaktur akan menempati tempat kedua urutan langkah-langkah yang logis.
Yang pertama adalah penggalakan terus-menerus produksi-produksi pertanian, yang
dimulai dengan peningkatan keseluruhan volume fisik bahan pangan dan serat-serat
dasar, secara wajar dengan peningkatan produktivitas lahan kota-kota besar akan
produktivitas produktivitas buruh.

Perkembangan industri akan dikaitkan urutan ini, dimulai dengan industri pengolahan
pertanian dan diteruskan dengan pembuatan perkakas dan perlengkapan yang berguna
bagi kehicupan sehari-hari kerja dan pendapatan, dalam suatu cara produksi yang
berkaitan dengan struktur masyarakat agropolitan yang sedang berkembang di mana
kontradiksi-kontradiksi dari kapitalisme industri kesenjangan antara kota dan desa,
produksi dan konsumsi, kerja dan ladang-ladang, industri-industri kecil akan menyediakan
sumber petani dan buruh. Karena terkenal di desa-desa, produksi dan konsumsi, kerja
dan Waktu luang — dipecahkan secara progresif.

Asas membiayai diri sendiri. Swadaya menyangkut beberapa bentuk pembiayaan sendiri.
Namun dikatakan bahwa orang-orang miskin yang terpaksa harus menyediakan sumber
daya dalam jumlah besar, tidak mampu menabung. Hukum yang dikemukakan Engels
digunakan untuk membuktikan hal ini, dengan memperlihatkan bahwa sebagian besar
pendapatan orang-orang miskin dikeluarkan untuk kebutuhan-kebutuhan pokok, terutama
pangan. Hal ini tentunya benar, dan tidak begitu mengejutkan. Akan tetapi bila mereka
diberi motivasi dengan tepat, orang-orang miskin sekalipun — yaitu, massa besar

Armen Mara.
penduduk dalam masyarakat agraris — mampu mempunyai investasi luar biasa dalam
rumah-rumah yang dibangun sendiri di seluruh dunia, atau pengiriman uang kembali ke
desa dalam jumlah yang cukup besar yang diperoleh sanak keluarga di kota, atau sejumlah
uang yang ditabung oleh orang-orang miskin untuk membiayai pendidikan anak-anak
mereka. Bila orang-orang miskin tidak menabung, hal ini biasanya dikarenakan salah satu
dari tiga alasan; karena mereka hidup dibawah ambang subsistensi; karena kewajiban-
kewajiban keluarga lebih mendesak; atau karena apa yang telah berhasil mereka sisihkan
diambil secara paksa dari mereka — misalnya, ketika pemerintah menggusur rumah-rumah
yang dibangun sendiri dibagian kota yang kumuh, tuan tanah menarik sewa yang
berlebihan, lintah darat menarik bayaran bunga yang sangat tinggi, atau syarat
perdagangan dengan kota diatur pemerintah dengan merugikan desa.

Karena itu aturan pertama dan dan yang paling utama adalah memantapkan
kondisi-kondisi yang akan menjamin usaha yang dihemat dari konsumsi sekarang demi
manfaat bagi diri sendiri dan keluarganya. Kaum tani tidak lebih altruistis dari orang-orang
lain. Namun mereka dapat memberi pengorbanan yang luar biasa apabila manfaat bagi
mereka, termasuk perbaikan dalam komunitas teritorial yang menghasilkan suatu manfaat
bersama, tampak jelas dan bersifat langsung.

Untuk menjamin agar usaha yang ditujukan komunitas menghasilkan manfaat bagi
massa, persyaratan dasar dari pembangunan agropolitan harus dipenuhi yaitu penutupan
teritorial secara terpilih mencegah pengalihan sumber daya keluar; komunalisasi kekayaan
mencegah diambilnya manfaat komunal untuk pribadi; dan pemerataan akses atas basis
kekuatan sosial mencegah akumulasi surplus sosial ditangan mereka yang aksesnya
diutamakan.

Syarat selanjutnya untuk pembiayaan diri sendiri adalah bahwa penggunaan sumber
daya-sumber daya local dalam barbagai kegiatan yang berlainan hendaknya sebanyak
mungkin diserahkan kepada keputusan lembaga-lembaga yang sesuai pada tingkat distrik
dan regional. Tidak hanya karena alokasi sumber daya dari pusat untuk manfaat local
merupakan suatu hal yang praktis tidak mungkin, melainkan juga doktrin demokratis
bahwa rakyat mempunyai hak untuk ikut mengambil bagian dalam keputusan-keputusan
yang melibatkan pemakaian kolektif sumber daya-sumber daya mereka sendiri harus di
hormati. Pada dasarnya rencana-rencana local,regional,dan nasional harus dikaitkan satu
sama lain. Akan tetapi, khususnya di tingkat distrik dan subdistrik, apa yang rakyat
inginkan, bukan apa yang negara inginkan, itulah yang harus menjadi bahan pembuatan
rencana mereka sendiri dan, tentu saja, untuk negosiasi yang luas. Perencanaan
Armen Mara.
agropolitan, seperti bentuk-bentuk perencanaan yang lain,membutuhkan keluwesan yang
besar.

Peningkatan proses belajar sosial. Proses belajar social terjadi bila lembaga-lembaga yang
terdiri dari agropolis memperlihatkan peningkatan kemampuan untuk menangani masalah-
masalah yang mereka hadapi. Tegasnya istilah ini bukanlah istilah deskriptif, yang
mengacu kepada prestasi kerja kelembagaan. Sebaliknya pendekatan belajar sosial dalam
pemecahan masalah menunjuk kepada praktek-praktek khusus yang akan
meningkatkannya.

Praktek penilaian kelompok dan otokritik merupakan suatu teknik yang sangat
bernilai. Demikian juga kampanye-kampanye yang tujuan utamanya adalah mendorong
proses belajar social. Kampanye-kampanye seperti itu hendaknya dilaksanakan secara
periodic dengan alat-alat yang lengkap berupa diskusi kelompok, observasi
lapangan,kegiatan percobaan dan lomba-lomba antardistrik. Topik-topik yang sesuai akan
meliputi praktek-praktek menyempurnakan irigasi, sanitasi lingkungan, kebudayaan orang
muda, produksi ternak kecil-kecilan, pembuatan keputusan oleh kelompok, pemasaran,
peralatan anak-anak balita, penanaman hutan, serta pengelolaan air. Pekerjaan pelaksanaan
hendaknya dilakukan oleh kader local,karena gagasannya bukanlah untuk mengajarkan
serangkaian keahlian yang abstrak, melainkan untuk merangsang praktek-praktek baru.
Dan untuk hal ini kader-kader desa setempat sangat diperlukan. Mereka akan menjadi mata
rantai untuk badan-badan pendukung dari pusat dan mendorong praktek-praktek inovatif
yang kan menimbulkan proses belajar yang efektif.

Perhatian hendaknya juga diberikan kepada rancangan saluran-saluran bagi pertukaran


informasi yang rutin di antara distrik-distrik agropolitan itu sendiri. Tentu saja, sejumlah
pertukaran informasi akan terjadi secara spontan ketika hubungan-hubungan fungsional
yang terbatas berkembang di antara distrik-distrik dan kawasan-kawasan, tetapi langkah-
langkah khusus untuk meningkatkan pertukaran informasi mengenai pengalaman-
pengalaman lokal yang relevan akan membuat proses evolusi ini lebih efektif. Petugas
dapat ditempatkan pada setiap distrik untuk mengembangkan jaringan-jaringan informasi
dan untuk membantu proses belajar antardistrik. Sebagai contoh, kunjungan-kunjungan
secara teratur ke distrik-distrik tetangga dapat dilakukan untuk mengamati teknis-teknis
pemeliharaan ternak, hasil-hasil keturunan hibrida baru, teknologi, biokonversi, produksi
energy surya, metode-metode penyimpanan padi-padian yang lebih baik, dan sebagainya.
Peresmian suatu sekolah baru, atau penyelesaian proyek irigasi atau proyek listrik tenaga
air ukuran kecil dapat merupakan alasan untuk perayaan yang meliputi kawasan, dengan
Armen Mara.
demikian mendramatisasi peristiwa itu dan merangsang usaha peniruannya. Tujuan dari
semua kegiatan ini adalah memperbaiki praktek yang sesungguhnya dan mengajarkan
prinsip umum bahwa pembangunan tidak “diimpor” melainkan dihasilkan melalui usaha-
usaha sendiri.

Peranan Negara

Setiap distrik agropolitan merupakan satuan pemerintahan sendiri yang


wewenangnya terhadap kegiatan-kegiatan produksi dan kegiatan-kegiatan produksi dan
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan tempat tinggal dibatasi hanya oleh kebutuhan-
kebutuhan bersama dari komunitas yang lebih luas dimana mereka merupakan bagiannya.
Pembatasan terhadap otonomi ini diimbangi oleh persyaratan bahwa tingkat perkembangan
kekuatan-kekuatan produksi di semua distrik harus kurang lebih sama.

Swadaya menuntut pembiayaan sendiri, dan pembiayaaan sendiri menghendaki


swapraja. Otonomi politik distrik-distrik agropolitan merupakan suatu asas yang mendasar
dan dapat diselenggarankan melalui permusyawaratan, yang delegasinya diutus oleh
satuan-satuan komponen fungsional dan teritorial, yang beturut-turut mewakili
kepentingan-kepentingan produksi dan tempat tinggal. Tenaga perencanaan dan teknis
yang lain hendaknya dilibatkan dalam permusyawaratan dan teknis yang lain hendaknya
dilibatkan dalam permusyawaratan supaya semua pengetahuan formal sedapat mungkin
dimasukkan dalam keputusan-keputusan mereka.

Akan tetapi meskipun otonom, distrik-distrik agropolitan bukan satuan-satuan yang


berdaulat. Mereka merupakan bagian-bagian dari sebuah sistem territorial yang lebih
besar-negara-yang pada gilirannya dikaitkan ke dalam sistem perekonomian dunia yang
mencakup semuanya.

Dalam formasi-formasi sosial yang diorganisasi berdasarkan asas –asas


agropolitan, peranan negara sekaligus bersifat melindungi (protective), membangun
(developmental), membantu (facilitative), mengatur (regulatory), dan membagi secara
merata (redistributive). Peranan melindungi dilakukan dengan jalan mengamankan batas-
batas territorial dari kekuatan-kekuatan luar dan memelihara perdamaian antara satuan-
satuan yang membentuk negara. Peranan membangun dilakukan melalui pengkoordinasian
kebijaksanaan-kebijaksanaan nasional demi perubahan maupun pertumbuhan structural,
dan dengan mengerjakan proyek-proyek yang mempunyai manfaat bersama yang
melampaui kemampuan distrik-distrik agropolitan. Peranan membantu mengandung
Armen Mara.
pengertian bahwa melalui sumber daya-sumber dayanya sendiri, ia tetap siap untuk
mendukung distrik-distrik (dan kawasan-kawasan) agropolitan dalam mewujudkan proyek-
proyek mereka sendiri. Peranan mengatur dilakukan dengan memelihara keseimbangan-
keseimbangan yang kritis dalam sistem hubungan sosial yang akan memungkinkan
terjadinya perubahan maupun pertumbuhan tanpa gangguan yang berlebih-lebihan
terhadap sistem itu sebagai suatu kesatuan menyeluruh. Dan peranan membagi secara
merata mengandung pengertian bahwa negara mengambil sumber daya-sumber daya yang
berlebihan dari distrik-distrik yang kaya untuk memungkinkan pengembangan kembali di
daerah-daerah yang kurang memperoleh keuntungan.

Dalam masyarakat agropolitan, negara pusat merupakan sebuah negara yang


kuat. Meningkatnya kekuatan di tingkat distrik dan regional mensyaratkan suatu
pertumbuhan kekuasan dipusat. Akibatnya sistem pemerintahan agropolitan bukan tidak
mempunyai sumber-sumber konfliknya sendiri. Konflik-konflik akan timbul diantara
satuan-satuan territorial (distrik-distrik dan kawasan-kawasan), masing-masing dengan
kepentingan khususnya untuk mempertahankan diri, dan akan selalu ada perbedaan-
perbedaan dalam sudut pandang local dan atau pribadi. Akan tetapi pemerintahan
agropolitan tidak dimaksudkan untuk mengubah konflik-konflik menjadi suatu keselarasan
yang lebih besar; pemerintahan ini akan menyediakan suatu forum yang absah untuk
mengutarakan konflik-konflik dan mencari cara-cara yang sesuai untuk
menyelesaikannya.

EKONOMI SETARA

Penjelasan sebelumnya mengenai pendekatan agropolitan terhadap pembangunan


merupakan suatu usaha untuk menyiapkan persyaratan bagi suatu kehidupan yang lebih
baik bagi bermilyar-milyar petani dan pekerja-pekerja perkotaan di daerah pinggiran
perekonomian dunia. Pendekatan ini berusaha memecahkan secara serentak masalah-
masalah produksi dan distribusi dengan memindahkan sejumlah besar kegiatan kegiatan
pembangunan ke tempat dimana rakyat berada, suatu pendekatan yang menekankan
pembangunan dari dalam di mana energi energi manusia disalurkan dalam hubungan
hubungan kerjasama yang bebas. Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan pokok
pembangunan ini juga merupakan suatu pembangunan yang sejalan dengan perkembangan
umum dari kekuatan kekuatan produksi, memungkinkan tumbuhnya kebutuhan kebutuhan
individual secara berangsur-angsur.

Armen Mara.
Karena itu perlu dikemukakan bahwa pendekatan agropolitan tidak bertujuan
mencapai tingkat swasembada maksimum atau memperluas ekonomi nilai-nilai hingga
meniadakan sama sekali nilai-nilai dalam perdagangan atau menentang industrialisasi
berbasis perkotaan dengan segala cara. Dalam menekankan unsur-unsur yang telah
diabaikan atau diremehkan dalam doktrin tradisional itu, kami tidak bermaksud
mengemukakan bahwa merekalah unsur satu-satunya.

Demikian pula ditekankannya penutupan teritorial secara selektif tidaklah berarti


suatu isolasi yang ketat dari perekonomian dunia. Perekonomian dunia hidup, dan jika
diharapkan agar pemanduan nya lebih lanjut menurut garis-garis fungsional berhasil, maka
perekonomian berbadan hukum yang berbasis perkotaan harus dibatasi pada suatu dunia
yang non kompetitif dan jika mungkin saling melengkapi. Industri berbadan hukum tidak
kompetitif jika ia menghasilkan komoditi komoditi yang berbeda dari industri-industri
agropolitan yang terdesentralisasi. Industri ini bersifat melengkapi bila mengembangkan
mata rantai rantai ke hulu dan hilir dengan beribu-ribu industri kecil di lokasi-lokasi
agropolitan.

Selama industri dan bisnis berbadan hukum ada dan mereka tidak hanya akan terus
ada tetapi mungkin juga akan meluas perpindahan perpindahan orang-orang dari distrik
pedesaan ke kota juga akan terus berlangsung pendekatan agropolitan tidak dimaksudkan
untuk membekukan pola pemukiman ada. Tujuan satu-satunya adalah agar memungkinkan
suatu pembangunan yang disesuaikan dengan pemuasan kebutuhan manusia yang
mengalami perubahan berang-sur-angsur.

Sejalan dengan peredaran waktu, kota-kota yang diorganisasi menganut asas-asas


agropolita akan berkembang, dengan memperluas jangkauan mereka ke daerah-daerah
yang luas sekali. Bukannya menghancurkan kehidupan perdesaan, mereka justru
menyerapnya dan, dalam rangka menyerapnya, ia mengubahnya. Dan meskipun
perekonomian moneter akan meluas secara relatif jika dibandingkan dengan perekonomian
nilai pakai, produksi nilai pakai, paling tidak untuk suatu saat, akan terus memberi
sumbangan yang penting bagi pembangunan nasional. Pendekatan agropolitan merupakan
suatu bentuk pembangunan yang dinamis. Kecuali untuk beberapa asas desannya.
Pendekatan ini tidak mengikuti formula manapun tetapi mengikuti logika evolusinya
sendiri dalam kancah yang khusus. Berawal dengan penekanan pada kebutuhan-kebutuhan
pokok penghidupan yang berkecukupan tujuan akhirnya adalah membantu pemuasan
kebutuhan-kebutuhan sosial dan individu yang muncul. Hanya kondisi-kondisi awal saja

Armen Mara.
yang ditentukan. Sekali dimulai pembangunan agropolitan akan mengalami transformasi-
transformasi sejarahnya sendiri.***)

Armen Mara.

Anda mungkin juga menyukai