Anda di halaman 1dari 3

CONTOH KASUS

Dua produsen sirup merek DJAYA AROMA dan merek VARIA MANIS telah lama
bersaing di pasaran. Persaingan ini semakin meningkat mendekati bulan Ramadhan dan Idul
Fitri. PT DJAYA AGUNG (produsen merek DJAYA AROMA) menguasai 25% pangsa sirup di
Jabodetabek, sedangkan PT VARIA SIROPEN (prudusen merek VARIA MANIS) menguasai
15%. Sisanya dikuasai oleh berbagai macam merek sirup dari perusahaan yang berbeda, yang
masing-masing tidak lebih dari 5%.
Para pemilik dari masing-masing perusahaan produsen sirup tersebut adalah pengurus klub
motor gede di Kabupaten Bogor, sehingga secara kebetulan mereka bertemu pada saat klub
mengadakan rapat pengurus. Pertemuan terjadi pada tanggal 12 Maret 2021, menghasilkan
beberapa kesepakatan: PT DJAYA AGUNG dalam satu minggu ke depan akan mengeluarkan
varian sirup rasa pandan wangi; sedangkan PT VARIA SIROPEN yang sebenarnya juga ingin
mengeluarkan varian sirup rasa yang sama, kali ini akan menundanya tetapi membatalkannya
dengan varian rasa vanilla orange. Sebaliknya, PT DJAYA AGUNG juga tidak akan
mengeluarkan varian rasa vanilla orange sampai ada kesepakatan baru.
Pada tanggal 25 April 2021, produsen PT DJAYA AGUNG sengaja diajak bertemu oleh
empat produsen sirup lain, yaitu pemegang merek JOKONUT, MAMA MOMO, PADA SUKA,
dan SETIA RASA yang semuanya menguasai 20%. Keempat produsen ini mengajak PT DJAYA
AGUNG untuk menaikkan harga sirup rasa pandan wangi, sama-sama sebanyak 10% dari harga
sekarang. Mereka menyatakan, kenaikan harga ini wajar menjelang Ramadhan. Jika PT DJAYA
AGUNG tidak ikut menaikkan harga, sirup konsumen mereka pasti akan beralih ke PT VARIA
SIROPEN.
Kesepakatan tersebut akhirnya terjadi, tetapi beberapa minggu kemudian bocor dan akhirnya
diketahui oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Pada saat diperiksa oleh KPPU,
mereka semua mengatakan tidak ada yang salah dalam kesepakatan itu, karena penguasaan pasar
mereka tidak berada dalam posisi dominan. PT VARIA SIROPEN yang merasa tidak diajak dalam
kesepakatan tadi, lalu memutuskan untuk mengeluarkan produk dengan varian rasa pandan
wangi. Sebab, menurut riset varian ini memang paling banyak dicari konsumen. Produk PT
VARIA SIROPEN yang baru beredar di pasaran pada tanggal 1 Mei 2021 . Karena mengeluarkan
hasil, PT VARIA SIROPEN lalu mengeluarkan strategi marketing yang baru. PT VARIA
SIROPEN mengajak toko-toko retail (dalam hal ini Indoretail dan Alfaretail) di Jabodetabek untuk
menampilkan produk PT VARIA SIROPEN di rak-rak di bagian depan toko yang langsung
menarik perhatian pengunjung, sedangkan produk selain PT VARIA SIROPEN disisihkan di rak
yang lebih tersembunyi di pojok toko. Sebagai ketidakseimbangannya, apabila total penjualan
sirup PT VARIA SIROPEN (segala varian) di atas 100 botol dalam satu bulan (berlaku
kelipatannya), maka toko-toko retail itu akan mendapat pembagian keuntungan 20%. Pada
tanggal 27 Juli 2021 , produsen PT VARIA SIROPEN dilaporkan oleh PT DJAYA AGUNG ke
KPPU dan sampai sekarang kasusnya masih dalam pemeriksaan.
Pada tanggal 15 Agustus 2021, saham-saham dari produsen sirup merek JOKONUT dibeli
oleh importir gula, yaitu PT Gulamu Nusantara. Selama ini PT Gulamu Nusantara inilah yang
mensuplai kebutuhan gula rafinasi untuk berbagai industri makanan, termasuk ke pabrik-pabrik
sirup di Jabodetabek. Sejak Agustus 2021 hingga akhir Oktober 2021, terjadi kelangkaan gula
karena Pemerintah membatasi izin impor gula. Hal ini memanfaatkan banyak produsen sirup,
kecuali produsen JOKONUT. Kuat dugaan bahwa produsen JOKONUT tidak kesulitan mendapat
suplai gula karena PT Gulamu Nusantara memang memberi prioritas pada JOKONUT daripada
kepada produsen-produsen sirup lain.

Berdasarkan fenomena tersebut di atas Anda diandaikan sebagai seorang Lawyer dari PT
DJAYA AGUNG diminta melakukan penalaran hukum dengan membuat suatu LEGAL OPINION
guna mencermati kasus tersebut. Hasil Legal Opinion anda nantinya akan digunakan sebagai
bahan pertimbangan dari PT DJAYA AGUNG untuk melaporkan PT VARIA SIROPEN ke KPPU.
Untuk itu, buatkan pendapat hukum tersebut selengkap mungkin, dengan langkah-langkah sebagai
berikut!

A. Identifikasi Fakta Hukum


1. Identifikasi fakta hukum dan bukan fakta hukum.
2. Fakta hukum menjadi dasar/objek analisis kasus.
B. Identifikasi Masalah Hukum (Legal Issue)
1. Identifikasi seluruh permasalahan hukum.
2. Permasalahan hukum diklasifikasi untuk memberikan fokus dan arah analisis hukum.
3. Masalah atau isu hukum dirumuskan secara tepat.
C. Inventarisasi Aturan sebagai Dasar Hukum Analisis
1. Mengumpulkan aturan-aturan yang diterapkan untuk analisis dan pemecahan masalah
hukum.
2. Jika ada pertentangan atau ketidaksesuaian antara aturan yang ada, tentukan aturan yang
berlaku berdasarkan prinsip-prinsip hukum.
E. Buat Analisis Hukum
1. Permasalahan dianalisis dengan menggunakan dan mengacu fakta hukum dan aturan yang
telah diidentifikasi.
2. Analisa juga dilengkapi dengan pendapat dan putusan-putusan pengadilan untuk
memahami makna dari setiap aturan.
3. Setiap kemungkinan jawaban harus dibahas dan dianalisis argumentasi yang paling kuat.
F. Buat Kesimpulan
1. Menarik kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan.
2. Kesimpulan harus menjawab pertanyaan permasalahan hukum, bertentangan atau tidak,
diperbolehkan atau tidak, berdasar hukum atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai