Anda di halaman 1dari 4

KANTOR ADVOKAT DAN PENASEHAT HUKUM

JIMMY & PATNERS


Jl. WR. Supratman No.101, Kota Langsa - Aceh
No Telp. 0822 7697 0463 E-Mail : Officejimmy&patners@gmail,com

LEGAL OPINION
No. JM-01/ADV/LO/XII/2021

Duduk Perkara

PT Indojaya berencana untuk melaporkan PT Makmur Jaya (sesama produsen


minuman dalam kemasan) ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) atas
tindakan PT Makmur Jaya yang telah melancarkan strategi marketing dengan
mengajak toko-toko retail (Indoretail dan Alfaretail) di Kota Langsa agar menaruh
produk Makmur Jaya di rak-rak di bagian depan toko yang langsung menarik
perhatian pengunjung, sedangkan produk selain dari PT Makmur Jaya disisihkan di
rak yang lebih tersembunyi di pojok toko. Sebagal Imbalannya, apabila total
penjualan minuman dalam kemasan (segala varian rasa) atas 100 botol dalam satu
bulan (berlaku kelipatannya), maka toko retall itu akan mendapat pembagian
keuntungan 20%.

Sebagal tambahan Informasi, PT IndoJaya dan PT Makmur Jaya pada tanggal 2


Februari 2021 pernah membuat kesepakatan bahwa PT Indojaya dalam satu minggu
ke depan akan mengeluarkan varian minuman rasa pandan wangl; sedangkan PT
Makmur Jaya yang sebenarnya juga ingin mengeluarkan varian sirup rasa yang
sama, pada saat itu menunda dulu, tetapi menggantikannya dengan varian rasa
vanila orange. Sebaliknya, PT Indojaya Juga tidak akan mengeluarkan varian rasa
vanila orange sampai ada kesepakatan baru. Pada tanggal 1 April 2019, PT Makmur
Jaya secara sepihak (tanpa kesepakatan dengan PT Indojaya) mengeluarkan varian
pandan wangi. Diduga hal ini karena PT Indoaya bersama-sama dengan produsen
minuman lainnya membuat kesepakatan menaikkan harga minuman pandan wangi
secara bersama-sama sebanyak 10% dari harga sebelumnya.

Atas duduk perkara tersebut, PT indojaya meminta Legal Opinion (LO) dari kami
mengenal rencana pelaporan tindakan PT Makmur Jaya sejak tanggal 1 April 2021
ke pihak KPPU
Dasar Hukum

Terkait dengan duduk perkara di atas, kami mencatat sejumlah peraturan di dalam
UndangUndang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoll dan
Persaingan Usaha TidakSehat, yakni Pasal 19 dan 24 UU No. 5 Tahun 1999

Pendapat Hukum

Tindakan PT Makmur Jaya yang melancarkan strategi marketing seperti disebutkan


di atas telah memenuhi unsur-unsur Pasal 19 UU No. 5 Tahun 1999. Pasal Ini
melarang pelaku usaha (dalam hal ini PT Makmur Jaya) untuk melakukan satu
kegiatan (dalam hal ini melancarkan strategi marketing dengan menaruh produk PT
Makmur Jaya di rak-rak bagian depan toko dan menyisihkan produk lain di rak yang
lebih tersembunyi di pojok toko) balk sendiri maupun bersama pelaku usaha lain
(dalam hal ini toko-toko retail Indoretall dan Alfaretall di wilayah Kota Langsa (pasar
bersangkutan yang sama dengan PT Indojaya), yang dapat mengakibatkan
terjadinya praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat.

Kegiatan sendiri maupun bersama sebagaimana dimaksud Pasal 19 ini, bentuknya


ada dua kemungkinan. Hal ini diatur dalam huruf a dan huruf b Pasal 19.

Pertama, menolak dan/atau menghalangi pelaku usaha tertentu untuk melakukan


kegiatan usaha yang sama pada pasar bersangkutan. Tampaknya, kemungkinan
pertama ini tidak sesuai untuk dikenakan pada kasus Ini. Alasannya adalah karena
PT Indojaya sudah berada di pasar bersangkutan. Kegiatan yang dilarang di dalam
Pasal 19 huruf a belaku untuk pemain baru yang mengalami hambatan untuk masuk
(entrybarrier). Selain PT Indojaya bukanlah pemain baru, juga strategi marketing PT
Makmur Jaya tidak menghalangi produk PT Indojaya masuk ke pasar bersangkutan.

Kedua, mematikan usaha pesaingnya (pesaing PT Makmur Jaya, dalam hal ini
termasuk PT Indojaya) di pasar bersangkutan (di Kota Langsa) sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya praktik monopoll dan/atau persaingan usaha tidak sehat.
Ketentuan huruf b ini dengan jelas telah dilanggar oleh PT Makmur Jaya karena ia
telah mematikan usaha pesaing yang sudah ada di pasar bersangkutan. Kegiatan
“mematikan” Ini dilakukan dengan cara menghambat pemasaran produk PT Indojaya
dan produsen lain. Strategi marketing seperti ini pernah diputuskan sebagai
pelanggaran oleh KPPU, antara lain dalam putusan perkara Nomor 06/KPPU-
L/2004. Dalam kasus tersebut, Pasal 19 ikut dinyatakan sebagai ketentuan yang
dilanggar.

Selain Pasal 19, kami mengidentifikasi Pasal 24 UU No. 5 Tahun 1999 juga telah
dilanggar oleh PT Makmur Jaya. Pasal ini menyatakan bahwa pelaku usaha (dalam
hal ini PT Makmur Jaya) dilarang bersekongkol Dengan pihak lain (dalam hal ini
toko-toko indoretail dan Alfaretail di Kota langsa) Untuk menghambat produksi
dan/atau pemasaran barang dan/atau jasa pelaku usahaPesaingnya (dalam hal
menyingkirkan produk selain PT Makmur Jaya dari rak-rak depan toko-toko tersebut)
dengan maksud agar barang dan/atau jasa yagn ditawarkan atau dipasok di pasar
bersangkutan menjadi berkurang baik dari jumlah, kualitas, maupun ketepatan waktu
yang dipersyaratkan. Dengan strategi marketing PT Makmur Jaya, jelas-jelas telah
berpotensi menyebabkan omzet pemasaran PT Indojaya berkurang. Data tentang
pengurangan omzet ini tidak kami peroleh, tetapi sebaiknya disiapkan oleh PT
Indojaya untuk dokumen apabila kasus ini akan diproses di KPPU. Hal ini juga
karena Pasal 19 dan 20 bersifat ruleofreason dalam arti perlu ada akibat yang harus
dibuktikan.

Kami mencatat kemungkinan ada saja pasal-pasal lain di UU No. 5 Tahun 1999
yang dilanggar, seperti Pasal 15. Namun, kami berpendapat pasal ini tidak tepat
karena perjanjian PT Makmur Jaya dengan pihak lain (toko-toko retail itu) tidak
dalam rangka memuat persyaratan untuk hanya memasok produk PT Makmur Jaya
atau menolak memasok produk di luar PT Makmur Jaya. Produk PT Indojaya dan
produk produsen lain tetap dibiarkannya terpasok di toko-toko tersebut, namun
strategi marketingnya yang membuat ada perbedaan. Pembedaan ini merupakan
indikasi dari persaingan usaha tidak sehat.

Terlepas dari itu semua, kami ingin memberikan informasi tambahan dalam Legal
Opinion (LO) ini di luar yang dimintakan kepada kami untuk kasus pasca-tanggal 1
April 2021. Kami cermati bahwa PT Indojaya dan PT Makmur Jaya pernah terikat
kesepakatan pada tanggal 2 Februari 2021. Kami beranggapan kesepakatan ini
mengandung problematika hukum karena berpotensi melanggar Pasal 11 UU No. 5
Tahun 1999. Pasal ini mengatur tentang larangan kartel. Jika DEF melaporkan
kasus strategi marketing ini ke KPPU, harus diantisipasi apabia KPPU menelusuri
permasalahannya sampai ke perjanjian tanggal 2 Februari 2021.
Kesimpulan

Kami menyimpulkan bahwa terdapat cukup alasan dan dasar hukum untuk
melaporkan kegiatan yang dilakukan oleh PT Makmur Jaya sehubungan dengan
strategi marketing yang dijalankannya ke KPPU. Selain terdapat dasar hukum di
dalam Pasal 19 dan 24 UU No. 5 Tahun 1999, juga ada preseden kasus serupa
yang telah diputuskan dan dihukum pelakunya oleh KPPU.

Namun, kami tidak menyarankan hal ini dilakukan. Kecuali PT Indojaya juga siap
dengan konsekuensi lain, mengingat adanya kemungkinan kasus ini akan merembet
ke fakta-fakta yang terjadi sebelum tanggal 1 April 2021, yaitu PT Indojaya pernah
membuat kesepakatan mengatur produksi dan pemasaran produk dengan PT
Makmur Jaya.

Kami menyarankan agar PT Indojaya dapat melakukan tindakan persuasif dengan


meminta PT Makmur Jaya menghentikan strategi marketing tesebut, sebelum
menempuh jalur hukum melaporkan kasus ini ke KPPU sebagai tindakan
ultimumremedium.

Terima kasih.

Advokat,

Kelompok 2 (PERDATA)

1. Azhimi 180101109
2. Ridha Salsabila 180101087
3. Cut Riska Ainy 180101114 ANDRUW JIMMY S.H.,M.H.
4. Nur Madayana 180101003
5. Siti Nurlita 180101028
6. Reza Syahnafi 180101026
7. Windi Aulia 180101013
8. Wasiman 180101097

Anda mungkin juga menyukai